Anda di halaman 1dari 32

STANDAR

PELAYANAN
REHABILITASI
Drg. Atik Farihah
DASAR HUKUM
• UU No.35/2009 tentang Narkotika
• Pasal 70 (a dan d) mengenai tugas dan wewenang BNN untuk menyusun dan melaksanakan
kebijakan nasional mengenai P4GN, serta meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi
medis dan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat.
• PERPRES No.23/2010 tentang BNN
• Pasal 22 (a) Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakan teknis P4GN di
bidang rehabilitasi, (b) Penyusunan dan perumusan norma, standar, kriteria, dan prosedur di
bidang rehabilitasi berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji
keberhasilannya...(e) Pelaksanaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
sosial...(f) Pembinaan teknis rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, dan rehabilitasi berbasis
komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji keberhasilannya...
PERATURAN TERKAIT STANDAR
PENYELENGGARAAN REHABILITASI
• NSPK terkait rehabilitasi medis yang telah dikeluarkan oleh Kemenkes
adalah :
• Kepmenkes No. 422 / 2010 tentang Standar Layanan Terapi &Rehabilitasi Gangguan
Penggunaan Napza
• Permenkes No. 2415 / 2011 tentang Rehabilitasi Medis Gangguan Penggunaan Napza
• Permenkes No. 50 / 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Wajib Lapor dan
Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
PENERAPAN NSPK REHABILITASI DI
WILAYAH
• Pemberlakuan otonomi daerah membuat kewenangan urusan kesehatan maupun sosial
bersifat desentralistik, sehingga kementerian pusat tidak serta merta dapat turun langsung
membenahi persoalan yang ada, sangat tergantung pada alokasi anggaran dan ketersediaan
sumber daya yang ada di provinsi / kabupaten / kota.
• Pembatasan wewenang pemerintah daerah sebagaimana tercakup dalam Lampiran UU
23/2014 huruf F bahwa rehabilitasi sosial bekas korban penyalahgunaan Napza adalah
wewenang dari pemerintah pusat, bukan wewenang pemerintah provinsi / kabupaten / kota.
• Dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota memiliki kewenangan hanya terkait penerbitan izin
rumah sakit kelas B atau C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat provinsi / kabupaten/ kota,
tidak secara spesifik mengelola layanan rehabilitasi medis narkoba.
Kondisi Lembaga Rehab yg Dikelola Masy.
• Masalah jaminan keamanan dan kualitas layanan tetap harus diperhatikan,
sebagaimana yang berlaku bagi lembaga rehab milik pemerintah.
• Pendekatan yang digunakan oleh berbagai lembaga rehab yang dikelola
masyarakat tersebut sangat bervariasi, mulai dari pendekatan spiritual,
keagamaan, tradisional hingga kelompok bantu diri (self-help group) dan belum
seluruhnya terbukti berpengaruh dalam merubah perilaku ketergantungan
seseorang pada narkoba.
Kondisi Lembaga Rehab yg Dikelola Masy.(2)

• Penyelenggaraan layanan rehabilitasi narkoba pada lembaga rehabilitasi yang dikelola


masyarakat masih didominasi oleh pelaksanaan yang belum memenuhi standar.
• Dampak pemberian layanan rehabilitasi narkoba bagi klien pecandu narkoba pada
lembaga rehabilitasi yang dikelola masyarakat belum terukur, sehingga efektivitas
layanan rehabilitasi pada lembaga rehabilitasi belum diketahui secara sistematis.
• Urusan kesehatan dan sosial merupakan otonomi daerah, sehingga NSPK yang
diterbitkan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial memerlukan dukungan
berbagai cara untuk dapat diimplementasikan secara baik dan benar.
Prinsip Penyelenggaraan Rehabilitasi yang
Efektif (WHO-UNODC, 2008)
1. Ketersediaan akses layanan yang terjangkau;
2. Melakukan skrining, asesmen, diagnosis dan rencana terapi;
3. Menyediakan informasi tentang layanan yang berbasis bukti;
4. Memenuhi layanan rehabilitasi yang berdasar hak asasi manusia dan
bermartabat;
5. Menyediakan layanan yang berorientasi kepada kelompok khusus;
Prinsip Penyelenggaraan Rehabilitasi yang
Efektif (WHO-UNODC, 2008)
6. Penyelenggaraan terapi dan rehabilitasi harus berkoordinasi dengan
Criminal Justice System;
7. Mengikutsertakan partisipasi masyarakat dan berorientasi kepada pasien;
8. Melaksanakan Clinical Governance dalam layanan rehabilitasi; dan
9. Membangun sistem rehabilitasi dengan menyusun kebijakan, rencana
strategi dan koordinasi dalam penyelenggaraan layanan.
KOMPONEN REHABILITASI
KOMPREHENSIF (NIDA,2012)
Perawatan
anak
Keluarga Vokasional

INTERNAL
(WAJIB)
Terapi INTERNAL/JEJA
Perumahan& Proses Penerimaan RING Kesehata
perilaku&konselin n Jiwa
transportasi Awal/Asesmen
g
Monitoring Farmakoterapi
Rencana Terapi
Penggunaan Zat
Kelompok
Manajemen klinis Perawatan Bantu diri Kesehata
Bantuan & kasus Berkelanjutan n
keuangan

Pendidika
n
Hukum
HIV/AID
S
KOMPONEN DASAR TERAPI dan REHAB.

• Komponen yang harus dilaksanakan oleh setiap penyedia layanan secara


internal adalah:
• Proses penerimaan awal dan asesmen (intake processing & assessment) dilakukan untuk
mendapatkan data dari penyalah guna atau pecandu napza secara menyeluruh.
Asesmen merupakan proses yang berkesinambungan selama klien menjalani terapi.
• Perencanaan terapi atau intervensi (treatment plan) disusun berdasarkan hasil asesmen
dan dievaluasi secara berkala sesuai dengan perkembangan klien.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(2)
• Komponen yang harus dilaksanakan oleh setiap penyedia layanan secara internal
adalah:
• Terapi dan konseling perilaku (behavioural therapy and counseling) merupakan suatu intervensi
yang dapat diberikan oleh semua layanan, sebagai salah satu perangkat memotivasi orang
untuk berpartisipasi di dalam proses terapi rehabilitasi, menawarkan strategi mengatasi
rasa nagih, mengajarkan cara pencegahan kambuh. Intervensi ini juga dapat membantu
memperbaiki pola komunikasi, hubungan keterampilan pola asuh, maupun dinamika
keluarga.
• Monitoring penggunaan zat (substance use monitoring) secara berkala, dengan menggunakan
pendekatan metodologi yang berbasis bukti.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(3)
• Komponen yang harus dilaksanakan oleh setiap penyedia layanan secara
internal adalah:
• Manajemen klinis dan kasus (clinical and case management) dilaksanakan agar setiap klien
mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya secara berkesinambungan dan
menyeluruh.
• Perawatan bekelanjutan (continuing care) direncanakan pada individu agar dapat menjaga
kepulihan, memperbaiki keberfungsian sosial serta meningkatkan kualitas
kesehatannya.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(4)
• Komponen layanan inti yang dapat diselenggarakan oleh penyedia layanan
secara internal maupun berjejaring adalah:
• Farmakoterapi (pharmacotherapy) adalah pemberian obat-obatan yang bersifat
simtomatis baik untuk proses detoksifikasi maupun untuk mengatasi gejala fisik/ psikis
yang bersifat akut. Farmakoterapi juga dapat bersifat rumatan, khususnya untuk mereka
yang mengalami komorbiditas fisik maupun psikis ataupun mereka yang mengalami
ketergantungan zat tertentu.
• Kelompok bantu diri atau dukungan sebaya (self-help/peer support group) perlu disediakan
untuk meningkatkan dukungan proses pemulihan oleh sesama.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(5)
• Komponen layanan lain yang berada diluar komponen inti merupakan komponen penguat
proses terapi dan rehabilitasi yang penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara internal
maupun berjejaring.
• Layanan Medis: sebagian pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan napza mungkin saja
mengalami masalah fisik yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut. Masalah fisik yang
dimaksud di antaranya rasa nyeri kronis, Tuberkulosis, Hepatitis, Diare kronis, dan lain sebagainya yang
mungkin dapat mengganggu proses pemulihan.
• Layanan Kesehatan Mental: sebanyak 50% dari pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan
napza setidaknya mengalami satu masalah/gangguan kejiwaan (UNODC, 2010. New challenges, strategies
and programmes in demand reduction). Masalah/gangguan kejiwaan yang tidak diatasi dapat memperburuk
luaran terapi dan rehabilitasi. Oleh karenanya, penanganan kesehatan mental merupakan layanan kunci
bagi mereka yang membutuhkan.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(6)
• Komponen layanan lain yang berada diluar komponen inti merupakan komponen penguat proses terapi dan
rehabilitasi yang penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara internal maupun berjejaring.
• Layanan Pendidikan: perlunya mengakomodir kebutuhan klien dibidang pendidikan terutama bagi pecandu,
penyalah guna dan korban penyalahgunaan napza usia sekolah sehingga kebutuhan mereka dibidang
pendidikan tidak terabaikan disamping mereka menjalankan proses terapi dan rehabiltasi. Layanan ini juga
dapat bersifat formal maupun informal disesuaikan dengan kebutuhan klien dan kemampuan penyelenggara
layanan rehabilitasi.
• Layanan HIV/AIDS: salah satu penyakit penyerta yang mungkin dapat terjadi pada pecandu, penyalah guna
dan korban penyalahgunaan napza yaitu HIV-AIDS. Layanan HIV-AIDS dimaksud dapat berupa layanan
VCT, diagnosa penanganan penyakit penyerta lainnya (TBC, Hepatitis C), pengobatan ARV, kesehatan
reproduksi, dan Infeksi menular seksual. Layanan ini dapat diselenggarakan di lembaga rehabilitasi itu sendiri
dan atau berjejaring dengan layanan kesehatan yang ada di wilayah setempat. Melalui layanan ini diharapkan
pecandu, penyalah guna dan korban penyalahgunaan napza yang mengikuti program terapi dan rehabilitasi
disamping masalah ketergantungan terhadap napza teratasi juga masalah kesehatan dapat lebih awal tertangani
sehingga tidak menimbulkan permasalahan kesehatan yang lebih fatal.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(7)
• Komponen layanan lain yang berada diluar komponen inti merupakan komponen penguat proses
terapi dan rehabilitasi yang penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara internal maupun
berjejaring.
• Layanan Keluarga: keluarga merupakan salah satu sistem pendukung utama pemulihan pecandu, penyalah
guna dan korban penyalahgunaan napza. Keterlibatan keluarga dalam mendukung proses terapi dan
rehabilitasi merupakan hal yang sangat penting agar pecandu, penyalah guna dan korban penyalahgunaan
napza dapat menjalankan proses pemulihannya dengan baik. Terbatasnya pengetahuan dan pemahaman
keluarga dibidang adiksi akan menjadi penghambat dalam proses pemulihan pecandu, penyalah guna dan
korban penyalahgunaan napza yang sedang dan telah menjalani rehabilitasi. Intervensi yang diberikan dapat
berupa layanan edukasi bagi keluarga, kelompok dukungan keluarga, hingga konseling keluarga.
• Layanan Bantuan Hukum: dapat diberikan bagi para pecandu, penyalah guna atau korban penyalahgunaan
napza yang berhadapan dengan hukum untuk dapat memperoleh haknya atas terapi dan rehabilitasi napza
seperti dijelaskan di Pasal 14 ayat (3) point D Konvensi hak Sipil dan Politik, “Dalam penentuan tindak pidana
yang ditentukan padanya, setiap orang berhak atas jaminan untuk mendapatkan bantuan hukum demi kepentingan keadilan
dan tanpa membayar jika ia tidak mempunyai dana yang cukup untuk membayarnya”.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(8)
• Komponen layanan lain yang berada diluar komponen inti merupakan komponen penguat
proses terapi dan rehabilitasi yang penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara internal
maupun berjejaring.
• Layanan Bantuan Keuangan: sangat diperlukan bagi para pecandu, penyalah guna atau korban
penyalahgunaan napza dikarenakan kondisi kecanduan seringkali mengakibatkan permasalahan finansial.
Bantuan finansial dapat berupa bantuan biaya terapi dan rehabilitasi, maupun biaya kesehatan dasar dan
rujukan yang dapat disediakan oleh pemerintah/swasta dalam bentuk asuransi. Selain itu bantuan
finansial juga dapat berupa bantuan modal usaha yang disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku.
• Layanan Perumahan Dan Transportasi: layanan perumahan merupakan salah satu layanan kunci
bagi pecandu, penyalah guna atau korban penyalahgunaan napza yang berasal dari kalangan tuna wisma
atau mereka yang hidup di garis kemiskinan. Begitu juga dengan bantuan transportasi baik transportasi
publik maupun transportasi khusus yang disediakan penyedia layanan untuk memudahkan akses
pecandu, penyalah guna dan korban penyalahgunaan napza terhadap program terapi dan rehabilitasi.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(9)
• Komponen layanan lain yang berada diluar komponen inti merupakan komponen penguat proses
terapi dan rehabilitasi yang penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara internal maupun
berjejaring.
• Layanan Perawatan Anak: layanan ini sangat dibutuhkan bagi pecandu, penyalah guna dan korban penyalah
gunaan napza yang memiliki anak dan tidak memiliki sistem pendukung perawatan anak ketika mereka harus
mengakses program terapi dan rehabilitasi. Layanan ini juga dapat mengurangi risiko anak terpapar perilaku
penyalahgunaan napza. Fasilitas dalam layanan perawatan anak dapat berupa adanya tenaga pendidik yang
kompeten, ruangan yang kondusif untuk interaksi antara orang tua dan anak, serta pemenuhan kebutuhan
anak selama orang tua mengikuti program terapi dan rehabilitasi.
• Layanan Vokasional: banyak pecandu, penyalah guna dan korban penyalah gunaan napza tidak memiliki
keterampilan sebagai penunjang hidup mandiri. Salah satu yang dapat dilakukan adalah kegiatan vokasional.
Kegiatan ini biasanya diselenggarakan dalam bentuk musik, kerajinan tangan, dan keterampilan lainnya,
disesuaikan dengan minat dan bakat dari tiap pecandu, penyalah guna dan korban penyalah gunaan napza yang
ada dalam lembaga rehabilitasi serta kearifan lokal.
KOMPONEN DASAR
TERAPI dan REHAB.(10)
• Komponen Rehabilitasi Komprehensif, ada satu layanan penguat lain yang tidak kalah
penting, yaitu:
• Layanan Penjangkauan: sekalipun tidak termasuk dalam komponen dasar dan komponen penguat
pemulihan, penjangkauan adalah salah satu strategi yang efektif dalam memperbaiki aksesibilitas layanan
terapi dan rehabilitasi serta layanan kesehatan, terutama bagi pecandu, penyalahguna dan korban
penyalahgunaan napza yang tidak mudah mengakses layanan, ataupun tidak tergerak untuk mengakses
program secara aktif (UNODC, 2015). Kegiatan penjangkauan bersifat dinamis (mobile), menawarkan
edukasi pengurangan praktik perilaku berisiko langsung di lapangan (tempat dimana pecandu,
penyalahguna atau korban penyalahgunaan napza biasa berkumpul), hingga memotivasi mereka untuk
mengakses layanan terapi dan rehabilitasi bagi mereka yang membutuhkan. UNODC (2008) dan WHO
(2004) mendokumentasi efektivitas kegiatan penjangkauan dalam menurunkan angka penularan HIV di
kalangan pengguna napza dengan cara suntik (penasun).
Aspek yang Harus Dimiliki Oleh
Penyelenggaraan Rehabilitasi Medis dan Sosial
3. Pendekatan
1 2 Kelompok 3
Status kelembagaan Struktur Organisasi- psikoedukasi
Program Layanan
- pertemuan
pagi
- evaluasi 4. Bimbingan Rohani
harian
- family
4 5 support 6
Sumber Daya Sarana dan Pencatatan dan
Manusia Prasarana Pelaporan

Untuk rehabilitasi sosial,


dilengkapi dengan keamanan
dan kesehatan
Status Kelembagaan
• Aspek legalitas kelembagaan :
• Akte Notaris
• Ijin operasional dari Kemenkes atau Dinas terkait
• Penetapan fasilitas medis sebagai rehabilitasi medis :
• fasilitasi rehabilitasi medis dapat menyelenggarakan kegiatan rehabilitasi medis jika
memenuhi satu dari dua syarat berikut ini:
• Telah memberikan pelayanan rehabilitasi medis sebelumnya
• mempunyai tenaga kesehatan yang sekurang-kurangnya terdiri dari dokter dan perawat yang
pernah menerima pelatihan di bidang gangguan pengunaan NAPZA yang tercatat di Kementerian
Kesehatan
Struktur Organisasi
• Pola hubungan, peran dan tanggung jawab pengurus
• Lembaga memiliki struktur organisasi yang saling mendukung demi tercapainya tujuan yang diharapkan
yang terdiri dari:
• Pemilik
• Pimpinan lembaga
• Bidang administrasi lembaga
• Bidang teknis rehabilitasi medis
• Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit
• Setiap struktur memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda untuk menjamin terselenggaranya
program rehabilitasi medis.
Program Layanan
MINIMAL(dilakukan PILIHAN(dilakukan
oleh lbg) sendiri/rujukan

1. Asesmen 1. Gawat Darurat


2. Detoksifikasi 2. Rehabilitasi Rawat Inap
3. Rawat Jalan dengan 3. Rawat Jalan Rumatan
Terapi Simtomatik 4. Penatalaksanaan Dual
Diagnosis
4. Tes Urine
Program Layanan Minimal
• Asesmen
• Wawancara
• Observasi
• Pemeriksaan klinis
• Awal, selama, setelah proses rehab
• Tim dg PJ dokter dan tenaga kesehatan laiin yg sdh terlatih
• Hasil asesmen bersifat rahasia
• Dasar rencana terapi medis
Program Layanan Minimal (2)
• Pelayanan Detoksifikasi
• Proses atau tindakan medis untuk membantu klien dalam mengatasi gejala putus zat
• Untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan fisik dan atau psikis akibat dikurangi atau
dihentikan penggunaan zatnya.
Program Layanan Minimal (3)
• Pelayanan Rawat Jalan dengan Terapi Simtomatik
• terapi terkait kondisi fisik/ psikis dan intervensi psikososial untuk mecapai dan
mempertahankan kondisi pulih dari gangguan penggunaan zat
• untuk membantu klien memepertahankan kondisi bebas zat (abstinensia) dan
memulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
• Pelayanan Minimal: Terapi simptomatik, Konseling adiksi/ konseling individu,
Motivational Interviewing (MET), Pencegahan Kekambuhan, Rujukan Pelayanan
spesialistik bila perlu
Program Layanan Minimal (4)
• Pelayanan Tes Urine
• Untuk menunjang penegakan diagnosis, membantu menentukan terapi selanjutnya,
membantu memonitor kemajuan klien dalam fase penyembuhan.
• Penatalaksanaan dan pengelolaan pelayanan tes urin harus disertai dengan wawancara
dan pemeriksan klinis yang dapat memperkuat hasil pemeriksaan tersebut.
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
MINIMAL
• Dokter
• Perawat
• Administrasi
PILIHAN
• Psikiater
• Psikolog/ S.Psi
• Peksos/ S.Kesmas/ konselor/ As. Konselor
• Anallis Lab
• Apoteker
Sumber Daya Manusia (SDM)
• Kompetensi :
• Pelatihan Penatalaksanaan Gangguan Penggunaan Zat (termasuk konseling dasar)
• Pelatihan Asesmen
• Kompetensi petugas kesehatan harus diperbaharui setiap 5 tahun oleh organisasi profesi
REHABILITASI MEDIS
SARANA DAN PRASARANA

PERALATAN MEDIS:
Stetoskop, Tensimeter, Termometer
sensor, Timbangan, dll
REHABILITASI
MEDIS

PERALATAN NON MEDIS:


Meja, Kursi, Komputer, Printer
Ordner, Lemari arsip, ATK, dll
Pencatatan dan Pelaporan
• sebagai alat untuk memantau pelayanan rehabilitasi, baik bagi kepentingan klien maupun
petugas rehabilitasi dan sebagai bahan masukan bagi pihak perencana dan penyusun
kebijakan.
• Komponen yg termasuk dlm pencatatan&pelaporan :
• Data klien (terperinci)
• Pencatatan perkembangan klien (terperinci)
• Program kerja
• Laporan kegiatan
• Laporan keuangan
• Evaluasi kepuasan klien secara berkala
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai