Anda di halaman 1dari 23

SEKSUALITAS PADA LANSIA

Di susun untuk memenuhi tugas Discovery Learning Keperawatan Gerontik

Disusun oleh kelompok 3 dan 4 :


Nurul Aini 131611123063 Zita Triwika 131611123071
Riska Windi Dwi L 131611123064 Ramona Irfan Kadji 131611123072
Arum Rakhmawati 131611123065 Yoga Trilintang P. 131611123073
Nurul Dwi Ismayanti 131611123066 Yoga Hadi Narendra 131611123074
Amalia Azmi 131611123067 Bayu Triantoro 131611123075
Wiwin Nur Indah C 131611123068 Clara Agustina 131611123076
Ferdyan Nur Mahendra 131611123069 Yhunika N. Mastiyas 131611123077
Antonia Andasari 131611123078
DEFINISI
Lansia
Kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas (Hardiwinoto &
Setiabudhi, 1999)

SEKSUALITAS
Kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang
berhubungan dengan alat reproduksi (Sunaryo dkk, 2016)
The Archieve of sexual behaviour
report among 80-102 year olds :
30% of females and 63% of males have intercourse
10% of females and 29% of males have intercourse often
71% of females and 88% of males have fantasized in the past
year
40% of females and 72% of males masturbate
14% of females are married and 25% have regular sex
partner
29% of males are married and 53% have regular sex partner

(Bretschneider and McCoy, 1988)


Anatomi sistem reproduksi
Fase Seksual (Kaplan, 1997)

Pasca
Desire Arousal Orgasmic
Orgasmic
Perubahan Fisiologis akibat proses
menua menurut Kaplan (1997)
Fase tanggapan seksual Pada wanita lansia Pada pria lansia
Fase orgasmik (fase muskular) Tanggapan orgasmik mungkin Kemampuan mengontrol
kurang intens disertai sedikit ejakulasi membaik;
kontraksi; kekuatan kontraksi otot
kemampuan untuk dirasakan berkurang;
mendapatkan orgasme multipel jumlah kontraksi menurun;
berkurang dengan makin volume ejakulat menurun.
lanjutnya usia.

Fase pasca orgasmik Mungkin terdapat periode Periode refrakter memanjang


refrakter, dimana pembangkitan secara fisiologis, dimana
gairah secara segera lebih sukar. ereksi dan orgasme berikutnya
lebih sukar terjadi.
Perubahan Fisiologis akibat proses
menua menurut Kaplan (1997)
Fase tanggapan
Pada wanita lansia Pada pria lansia
seksual
Fase desire dipengaruhi oleh : Interval untuk meningkaatkan hasrat
penyakit baik dirinya sendiri atau melakukan kontak seksual
pasangan, meningkat;
masalah hubungan antar keduanya, Hasrat sangat dipengaruhi oleh :
harapan kultural dan hal-hal tentang penyakit; kecemasan akan
harga diri kemampuan seks dan masalah
hubungan antara pasangan.
Mulai usia 55 th testosteron menurun
bertahap yang mempengaruhi libido.
Fase arousal Pembesaran payudara berkurang, Membutuhkan waktu lebih lama
(pembangkitan) semburat panas di kulit menurun; untuk ereksi;
elastisitas dinding vagina menurun; ereksi kurang begitu kuat;
iritasi uretra dan kandung kemih testosteron menurun;
meningkat; produksi sperma menurun bertahap
otot-otot yang menegang pada fase ini mulai usia 40 th;
menurun.
Apa yang mempengaruhi masalah
seksual ?
National Institute of Aging :
Arthritis.
Nyeri Kronis
Demensia
Diabetes
Penyakit Jantung
Inkontinensia Urine
Stroke
Depresi
Masalah Seksual Pada Lansia Pria
1. Disfungsi Ereksi (Impotensi)
Ketidakmampuan secara konsisten untuk mencapai dan atau
mempertahankan ereksi sedemikian rupa sehingga mencapai
aktivitas seksual yang memuaskan. (Vinik, 1998).
a. DE organik, sebagai akibat gangguan akibat gangguan endokrin,
neurogenik, vaskuler (aterosklerosis atau fibrosis)
b. DE psikogenik, DE jenis ini yang berpotensi
reversibel potensial biasanya yang disebabkan oleh kecemasan,
depresi, rasa bersalah, masalah perkawinan atau juga akibat dari
rasa takut akan gagal dalam hubungan seksual.
Masalah Seksual Pada Lansia Pria
2. Andropause
Perubahan akibat proses menua pada sistem reproduksi pria
yang di dalamnya termasuk perubahan pada jaringan testis,
produksi sperma dan fungsi ereksi
Pada Lansia Wanita
1. KLIMAKTERIUM
2. MENOPAUSE
3. SENIUM
1. Klimakterium
Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Berlangsung 6 tahun sebelum
menopouse dan berakhir 6-7 tahun setelah menopouse
Tanda-tanda Klimakterium :
- Menstruasi tidak lancar atau tidak teratur
- Haid banyak ataupun sangat sedikit

- Sakit kepala terus menerus

- Berkeringat

- Neuralgia
2. Menopause
Definisi : berhentinya haid yang terjadi
karena tidak lagi menghasilkan esterogen
yang cukup.
Akibat dari kadar hormon esterogen, progesteron dan hormon ovarium yang
berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang
menurun pada wanita pasca menopause (Hacker & Moore, 2001).
Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon
estrogenpenipisan pada dinding vaginaepitel vagina menjadi
atrofi dan tidak adanya darah kapilerpermukaan vagina
menjadi pucat.
Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh
berkurangpermukaannya menjadi licinsering sekali wanita
mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama)malas
berhubungan seksual.
Perubahan dalam gairah seksual; berkurangnya cairan
vagina, akan timbul rasa sakit kalau terjadi hubungan
badan.
Gejala psikologis yang menonjol ketika menopause
adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup,
kesepian, tidak sabar, cemas, depresi, dan merasa
kehilangan daya tarik fisik dan seksual, sehingga dia takut
ditinggalkan suaminya (Purwoastuti, 2008).
3. Senium
Senium yaitu masa sesudah pasca menopause. Ditandai
dengan telah tercapainya keseimbangan baru dalam
kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.
Penatalaksanaan Masalah Seksual
pada Lansia
Manajemen yang dilakukan tenaga kesehatan untuk mengatasi
gangguan seksual pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Anamnesa Riwayat Seks
Gunakan bahasa yang saling menguntungkan dan
memuaskan
Gunakan pertanyaan campuran antara terbuka dan tertutup
Mendapatkan gambaran yang akurat tentang apa yang
sebenarnya salah
Uraikan dengan panjang lebar permasaIahanya
Dapatkan latar belakang medis mencakup daftar lengkap
tentang obat-obatan yang dikonsumsi oieh pasien
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan pasangannya.
Anamnesis harus rinci, meliputi awitan, jenis maupun
intensitas gangguan yang dirasakan. Juga anamnese tentang
gangguan sistemik maupun organik yang dirasakan.
Pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK LABORATORIUM
Pemeriksaan testis : Mengukur kadar
konsistensi, ukuran, testosteron bebas dalam
Dicari kemungkinan darah
terdapat ginekomasti, Menghitung indeks
distribusi rambut androgen bebas ( free
Peneriksaan colok dubur : androgen index, FAI ) =
BPH / kanker prostat Total testosterone x 100/
SHBG
2. Pengobatan yang diberikan mencakup :
Konseling Psikoseksual
Terapi Hormon
Pria Lansia: Penggunaan suplemen testosteron untuk menyembuhkan
Viropause/andropause pada pria (pemanasan dan ejakulasi).
Wanita lansia: Terapi pengganti hormon (HRT) dengan pemberian
estrogen pada klimakterium
Penyembuhan dengan obat-obatan
Penempatan intra-uretral prostaglandin menghentikan perdarahan
Calcitonin, calcitriol, calcium osteoporosis
DAFTAR PUSTAKA
National Institute of Agisng (2013), www.nia.nih.gov
Kessel, Belinda. British Geriatric Society Journal. Age and Ageing.
British : 2001 ; 30: 121 124
A. Palha, M. Esteves, J. Azevedo. Sexuality of Elderly. 2009
Watson, Roger. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC 2003

Anda mungkin juga menyukai