Anda di halaman 1dari 17

Kebutuhan

Dasar
Seksualitas
kelompok
-5
Anggota Kelompok
Dilvi vadilah
amanda Livia
Ananda
Fina Febrianti
Satria Arif
Mufianto
Kebutuhan seksualitas
kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia
berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang
saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga
terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu
tersebu.Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan
sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang
telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya
dilakukan oleh pasangan suami istri..
lanjutan
.perlu dipahami seks dan seksualitas itu berbeda,Seksualitas
adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut
kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti
sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti
isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata,
termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.sedangkan
Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan
fisiologi pada laki-laki dan perempuan, hubungan fisik antar
individu (aktivitas seksual genital).
Tinjauan Seksual
dari beberapa aspek
Makna seksual dapat di tinjau dari berbagai aspek , di antaranya
: 1.Membicarakan seksual masih tabu.
2.Pengekspresiannya masih secara tertutup.
3.Hanya dikaitkan dengan masalah hubungan antar lawan jenis.
4.Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan
holistik,semua aspek saling berinteraksi.
5.Aspek biologis.
6.Aspek
Psikologis
Fungsi Seksual
1. Seksual yang Sehat Meliputi :
·Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
·Bersikap positif terhadap seksual.
·Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang
seksualitas.
·Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran .
Pembahasan lanjutan
2. Karakteristik Kesehatan Seks :
·Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan
meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan
seksual.
·Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan
diri terhadap penampilan pribadi
·Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua
individu yang mempunyai tujuan
·Mendapatkan keturunan (reproduksi)
·Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
asuhan keperawatan
. Pengkajian Keperawatan
·Riwayat seksual
Ø Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS,
infertility, kontrasepsi.
Ø Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem
(impoten, orgasmic dysfuntion, dll)
Ø Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang
akan mempengaruhi fungsi seksual (peny.jantung,
DM, dll)
·Pengkajian seksual mencakup :
lanjutan
Ø Riwayat Kesehatan seksual
Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan
apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
Ø Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara
mengajukan pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan
isyarat
·Pengkajian fisik
Ø Inspeksi dan palpasi
Ø Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik
misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang
tdk normal dari genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi
urinaria, dll.
·Identifikasi klien yang berisiko
Ø Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
lanjutan juga
Ø Adanya ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma,
kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
·Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
·Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir,
skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
·Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual;
kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan
ekspresi seksual
·Ggn aktifitas fisik sementara maupun permanen ;
kehilangan pasangan
·Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan
religi
diagnosa
ü Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan
pasangan
1.Disfungsi seksual b.d
ü Cedera medulla
spinalis ü Penyakit
kronis
ü Nyeri
ü Ansietas mengenai
penempatan di rumah
perawatan atau panti
2. Gangguan citra
tubuh b.d
ü Efek masektomi atau kolostomi yang baru
masih lanjutan
3.. Gangguan harga diri
b.d ü Cedera medulla
spinalis ü Penyakit kronis
ü Nyeri
ü Ansietas mengenai
penempatan di rumah
perawatan atau panti

Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang


lain misalnya :
Ø Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan
seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual
Ø Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina atau efek pembedahan
genital Ø Cemas b.d kehilangan fungsi seksual
. Perencanaan
Keperaw atan.
Tujuan yg akan dicapai terhadap masalah seksual yg dialami
klien, mencakup :
v Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan
kesehatan seksual
v Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan
seksual v Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS
v Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
v Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi
seksual v Memperbaiki konsep seksual diri
. Implementasi
v Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan
kesehatan. v Perawat : keterampilan komunikasi yg baik,
lingkungan&waktu yg mendukung privasi dan kenyamanan klien.
v Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor yang
berhubungan pendidikan tentang perkembangan normal pada
anak usia todler, kontrasepsi pd klien usia subur, serta pendidikan
ttg PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu.
v Rujukan mungkin diperlukan
. Evaluasi Keperawatan
Ø Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika
tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan
tujuan tersebut tidak tercapai --- Pengungkapan klien atau
pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan kekuatiran, dan
menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata,
atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.
Ø Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah
harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Ø Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif penting
Kesimpulan
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan
dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling
menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal
balik antara dua individu tersebut. Pada saat
ini perilaku seksual telah beranjak dari posisi
nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain,
jika sebelumnya seks searah dengan kaidah
moral, sekarang seks telah merambah ke
segala penjuru kehidupan sebagai gaya hidup
yang nihil moralitas.
Saran
Perawat sebagai role model maka :
1. Sikap, prasangka terhadap seksual akan dapat
dibaca oleh klien, melalui cara perawat bertindak,
berbicara,
menghindar, dan pada waktu berbicara.
2. Tingkat pengetahuan perawat tentang
seksualitas, menghambat / meningkatkan
diskusi.
3.Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ
reproduksi, respon seksual, ekspresi seksual dapat
membantu pengkajian yang efektif.
4. Perawat harus merasa nyaman dengan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai