KEPERAWATAN DASAR II
ASUHAN KEPERAWATAN SEKSUALITAS
Disusun Oleh :
Kelompok 4
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunianya
sehingga penyusun dapat meyelesaikan makalah ini dengan judul “Seksualitas.”
Terimakasih juga kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Dasar II, Ibuk Ns.
Reni Trevia, M.Kep, dimana yang telah membantu penyusun dengan memberikan pengarahan
yang tepat untuk bisa menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan ini tepat waktu. Makalah ini
merupakan hasil dari beberapa sumber yang ditemui dari buku dan jurnal. Setelah membaca
makalah ini penyusun berharap agar pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi
bacaan yang menarik untuk di bahas.
Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis merasa masih banyak kekurangan.
Untuk itu penyusun membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, demi
mencapai kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang terkait dalam pemberian
bantuan kepada kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Seksualitas di definisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari
lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia
sebagai mahluk seksual. Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih
luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual.
Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia,
dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait
dengan keseimbangan seks dan seksualitas. Elemen-elemen tersebut termasuk elemen
biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciriseks sekundernya
dipandang dari aspek biologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan
masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dankegiatan seksualitas yang dilakukan
individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembangan psikososial laki-laki
dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya
antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial. Termasuk tahapan perkembangan
psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan seksualitas yang sehat berhubungan dengan fungsi
dan proses sistem reproduksi. Seksualitas dalam hal ini berkaitan erat dengan anatomi dan
fungsional alat reproduksi atau alat kelamin manusia dan dampaknya bagi kehidupan fisik
dan biologis manusia.
1.3 Tujuan
a. Umum
Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Seksualitas pada manusia.
b. Khusus
1. Untuk mengidentifikasi konsep kebutuhan seksualitas.
2. Untuk mengidentifikasi pengkajian kebutuhan seksualitas.
3. Untuk mengidentifikasi diagnosa kebutuhan seksualitas.
4. Untuk mengidentifikasi Intervensi kebutuhan seksualitas.
5. Untuk mengidentifikasi Implementasi kebutuhan seksualitas.
6. Untuk mengidentifikasi Evaluasi kebutuhan seksualitas.
1.4 Manfaat
1. Bagi IPTEK
Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan teknologi
untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan pengembangan ilmu keperawatan yang terkait
dengan masalah-masalah kebutuhan seksualitas.
2. Bagi Institusi
Bagi dunia pendidikan keperawatan khususnya Prodi S1 STIKes YPAK Padang untuk
pengembangan ilmu dan teori keperawatan.
3. Bagi Peneliti
Mengetahui kebutuhan seksual, dan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut dalam mengembangkan profesi keperawatan di masa mendatang tentang kebutuhan
seksualitas pada manusia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh
sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Dari segala macam
kebutuhan adapun kebutuhan yang paling mendasar yang harus di penuhi oleh setiap
individu, adapun 5 kebutuhan mendasar itu yakni :
a. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs),
b. Kebutuhan Seks (Sex Needs),
c. Kebutuhan Ekonomi (Economical Needs),
d. Kebutuhan Rohani (Spritual Needs),
e. Kebutuhan Inovasi (Innovation Needs)
Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya
sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan semestinya, salah satu
kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksual karena kebutuhan seksual
merupakan yang harus benar - benar terpenuhi dan apabila kebutuhan seksual ini tidak
terpenuhi semestinya maka akan terjadi suatu penyimpangan seksual.
Menurut Any Muryati : Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan
seksual atau adanya kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai
perilaku. Contohnya berfantasi, berpegangan tangan, berciuman, berpelukkan, berhubungan
intim.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku seksual
adalah segala bentuk tingkah laku yang dapat menimbulkan rangsangan dengan tujuan
mencari kenikmatan atau kepuasan seksual..
1. Pengkajian
Pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk hubungan yang
baik dengan pasien atau dengan orang terdekat pasien (perawat telah merasa nyaman
untuk membicarakannya)
Kategori :
Riwayat Seksual
Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (Impotent, orgasmic
dysfunction, dll)
Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
seksual (Jantung, DM, dll)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual, antara lain ;
a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan,
Ketakutan tentang kehamilan
Efek anti hipertensi
Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan
b. Disfungsi seksual
Penyakit kronis
Nyeri
Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
c. Gangguan citra tubuh
Efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
Disfungsi seksual
Perubahan pasca persalinan
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnose keperawatn yang lain misalnya :
4. Implementasi keperawatan
Promosi kesehatan seksual – penyuluhan/pendidikan kesehatan
Perawat :
Keterampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan waktu yang mendukung
privasi dan kenyamanan klien
Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan factor yang
berhubungan dengan pendidikan tentang Seksual
Klien usia subur serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki
pasangan seks lebih dari Satu
Rujukan mungkin di perlukan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai,
perawat seharusnya mengeksplorasi alas an-alasan tujuan tersebut tidak
tercapai
Pengungkapan klien atau pasangan. Klien dapat diminta mengungkapkan
kekhawatiran dan menunjukan factor risiko, isyarat perilaku seperti kontak
mata, atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatan
Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau
menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin
diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Dari segala
macam kebutuhan adapun kebutuhan yang paling mendasar yang harus di penuhi oleh setiap
individu.
Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau adanya
kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Pada dasarnya
seksualitas tidak terbatas hanya di tempat tidur atau bagian tubuh saja, tetapi merupakan
ekspresi kepribadian, perasaan fisik dan simbolik tentang kemesraan, menghargai dan saling
memperhatikan secara timbal balik. Pada kondisi dimana kesehatannya mengalami
gangguan, seseorang kemungkinan besar akan mengalami gangguan pemenuhan kemenuhan
kebutuhan seksualitasnya, yang dapat ditampilkan melalui berbagai perilaku seksual.
3.2 Saran
Alimul H, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsepdan Proses
Keperawatan Jakarta: Salemba Medik