Anda di halaman 1dari 49

z

Cara pemberian
obat dan
perhitungan dosis
z
Jenis Obat Berdasarkan Bentuk dan Cara Konsumsi

 Obat Pil atau Tablet

 Obat Sirup

 Obat Serbuk

 Obat Menggunakan Alat (Syringe Pump atau Infus)


z
Cara Menghitung Dosis Obat Tablet atau Pil

 Jenis obat ada bermacam-macam, salah satunya adalah obat


tablet, pil atau kaplet.

 Obat ini merupakan bubuk yang dipadatkan yang terdiri dari


satu atau lebih jenis obat dalam bentuk lonjong, bulat atau
lempengan yang diberikan hanya melalui oral (mulut) dan
sublingual (bawah lidah).

 Cara mengkonsumsinya adalah langsung ditelan tanpa harus


dikunyah.
z

 Rumus yang sering digunakan dalam menghitung dosis obat


kaplet atau pil atau tablet cukup mudah yaitu
z

 Sediaan obat adalah jumlah total kandungan dalam satu


tablet, pil, kaplet, vial, atau ampul.

 Contoh:
Dokter meminta memberikan paracetamol tablet 250 mg, satu
kaplet obat memiliki sediaan 500mg.
 Jawab:
z 250 mg / 500 mg = 1/2 tablet

 Contoh:
Dokter meminta memberikan order resep “

 R/ luminal tablet 5 mg,

 M.f. pulvus no. X.

 S. 3 dd 1

 Jawab:
Dalam hal ini dokter ingin agar kita membagi satu obat tablet luminal
5 mg menjadi sepuluh bagian. order sederhana dari resep diatas
adalah luminal tablet 0,5 mg, sedangkan sediaan obat adalah 5 mg.

 Kita dapat menhitung dosis obat tablet diatas dengan menggunakan


rumus:
order dokter/ sediaan obat
5 mg/10 = 0,5 mg
z  Berat obat adalah bobot obat per satu kaplet/pil/
kapsul dalam satuan berat (mg (miligram) atau g
(gram)) tanpa mempertimbangkan jumlah sediaan
obat.

 Jumlah/ Banyak sediaan adalah banyaknya sediaan


obat yang diminta oleh dokter.

 Pertama kita harus menimbang berat satu pil


tersebut, misal berat obat luminal 5 mg adalah 1 g.

 Berat obat / jumlah sediaan obat

 1 g/ 10 = 0,1 g atau 100 mg.

 Dengan demikian 100 mg luminal tablet mengandung


sediaan 0,5 mg luminal.
z
Menghitung Dosis Obat Sirup
z

 Contoh soal

 Soal 1

 Dokter membuat resep yaitu sanmol sirup 150 mg prn.

 Sediaan obat sanmol sirup ialah 300 mg tiap 5 ml.

 Berapakah dosis yang akan diberikan ?

 Diketahui             : Order dokter 150 mg


 : Sediaan obat 300 mg, : Pelarut 5 ml
 Ditanya                z : Berapa ml yang akan diberikan ?
 Jawab :
 150 / 300 x 5 = 2,5 ml
 Jadi dosis yang diberikan ialah 2,5 ml yang mengandung 150 mg sanmol forte

 Soal 2

 Metronidazole injeksi 3dd x 250 mg sediaan obat metronidazole injeksi pada setiap 100 ml ialah 500 mg.
Berapakah dosis yang akan diberikan ?
 Diketahui             : Order dokter 250 mg
 : Sediaan obat 500 mg
 : Pelarut 100 ml
 Ditanya                 : Berapa ml yang akan diberikan ?

 Jawab : 250/500 x 100 = 50 ml

 Jadi setiap 50 ml mengandung metronidazole 250 mg


z
Menghitung Dosis Obat Serbuk

 Obat serbuk ialah satu atau kumpulan berbagai macam obat


yang diproses dalam bentuk bubuk/serbuk yang hanya
diberikan melalui intravena dan harus dilarutkan dengan air.

 contoh obat serbuk ini yaitu antibiotik seperti cefotaxim,


cefriaxone dan lain-lain.

 Untuk menghitung dosis obat serbuk diperlukan kreatifitas


dalam menentukan pelarutnya, walaupun pada umumnya obat
serbuk ini dilarutkan dengan 10 cc aquabides.
z

 Contoh soal

 Dokter meresepkan Cefotaxim injeksi 3 dd 330 mg intravena dengan sediaan obat 1000
mg cefotaxim. Berapakah yang harus diberikan ?

 Diketahui             : Order dokter 330 mg

 : Sediaan obat 1000 mg

 : Pelarut 10 cc

 Jawab :

 330/1000 x 10 = 3,3 cc

 Dalam jumlah 3,3 cc akan sulit kita berikan untuk pasien maka jumlah pelarut kita ubah
menjadi 9 cc agar mempermudah pemberian obat, yaitu

 330/1000 x 9 = 3 cc
z
Cara Menghitung Dosis Obat Menggunakan Alat

 Terakhir adalah obat yang penggunaannya menggunakan alat.


Obat ini biasanya dibutuhkan untuk diberikan melalui intravena
dalam jangka waktu yang lama sehingga menyesuaikannya
dengan menggunakan alat baik syringe pump maupun infuse
pump.

 Adapun beberapa obat tersebut yaitu heparin (inviclot),


dobutamin, dopamin, lasix (furosmide), cordaron (amiodaron),
dan lain-lain.
z
Rumus menghitung dosis obat yang
menggunakan alat
z

 Contoh

 Dokter meresepkan 1000 IU/jam, sediaan


obat setiap 1 ml heparin ialah 5000 IU.
Jumlah pelarut ialah 100 cc.
 Jawab :

 1000 IU/60 menit x 60 mgtt/cc x 100 cc/5000


IU
 16.66 x 60 x 0,02 = 20 cc/jam
z
Catatan;

 Dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan menggunakan alat, perlu
diperhatikan kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat.

 Misal: Order dokter 0,05 mikrogram tetapi sediaan obat ialah 200 mg. Maka kita
harus mengubah 200 mg menjadi 200.000 mcg

 Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menghitung obat adalah waktu pemberian.

 Misalnya: Dobutamin 0,1 mcg/kg BB/jam, maka kita harus mengubah jam 60 menit.
Namun Jika order dokter 0,01 /kg BB/ menit, maka menit adalah 1 menit.
z
Contoh

 Dokter meresepkan dobutamin 0,1 mcg/kg BB/menit, sediaan


dopamin ialah 200 mg. Sedangkan berat badan pasien yaitu 60
kg. Dilarutkan dalam 50 cc

 Jawab :

 0,1 mcg/1 menit x 60 mgtt/cc x 60 kg x 50 cc/200.000 mcg

 6 x 60 x 0,00025 = 0,09 ml
z

 1. Obat Ampicillin 1 vial berisi 1000 mg/1 g obat kering


diencerkan/dioplos dengan 4 cc pelarut/air steril, hal ini berarti
bahwa :

 a. Kita harus menghitung dulu berapa 1 cc jika diencerkan ke


dalam 4 cc
z

 Jawabanya...

 Ingat mg=cc,

 ( jadi satuan tak perlu disamakan langsung aja ga pake rumit


cukup pake simple)

 1000 mg/4 cc = 250 mg ...................................... (1)

 jadi 1 cc  obat yang telah diencerkan mengandung 250 mg obat


z

 b. dokter memberikan petunjuk dosis pemberiannya 3 x 1 grm


atau 3 x 1 ampulJika sudah seperti itu, tinggal memberikan
semuanya.
z
3 X 500 mg??

 Dilihat lagi ...

 1 ampul ada 1000 mg à dalam soal dibutuhkan 500mg.

 Hasilnya..

 500 mg/250 mg (1cc yang telah diencerkan 4cc) = 2 cc ................................. (2)

 Jadi pakenya spuit 3 cc ya.... karena dalam sekali pemberian diberikan 2cc
z

 2. Obat Penicillin-G Procain (PP) 1 vial berisi 3 g (3.000.000 units) obat


kering diencerkan/dioplos dengan 10 cc pelarut/air steril

 a. Penicillin-G Procain setiap 1 cc obat mengandung 300.000 unit

 Jadi... jika dioplos 10 cc menjadi(3.000.000 unit/10 cc =300.000 unit)


z

 Bila menggunakan spuit 5 cc (1 cc = 5 strip)

 berarti tiap 1 strip = 60.000 unit(300.000 unit/5 strip)................................. (1)


z

 b. Bila pasien mendapatkan dosis 2 x 900.000 unit, berapa unit


yang harus diambil?

 900.000 unit/300.000 (hasil enceren 1 cc penicillin-G Procain)


unit = 3 cc diberikan 2 kali dalam sehari diberikan dengan
interval/jarak pemberian setiap 12 jam (24 jam/2 = 12 jam)
secara IM
z

 Bila pasien mendapatkan dosis 1.000.000


units (1 g) berarti obat diencerkan dengan 9
cc pelarut sehingga lebih mudah
pembagiannya. (3.000.000 units/9 cc,
sehingga setiap 3 cc berisi 1.000.000 units)
z

B. Rumus Menghitung Syringe Pump


z

 Pasien Ny. P (48 tahun) memiliki BB= 80 kg, dengan diagnosa


shock hipovolemik membutuhkan terapi dobutamin 12,5 mikro
gr/kg/mnt. Berapa dosis yang diberikan jika 1 ampul dopamin
mengandung 250 mg dan diencerkan 50 cc dalam hitungan
menitnya

 Dijawab pertahap
z

 a. ampul adalah 250 mg maka diubah dulu sama menjadi


sesuai kebutuhan yaitu diubah ke mikro gram

 250 mg= 250.000 mikro gram .................. (1)

 Jika dioplos 50 cc, berapa 1 cc nya??

 =250.000/50= 5.000 mikro gram/cc .................. (2)


z

 b. Rumus dosis syringe pump!

 Dosis x BB x jam (mnt)

 Dari soal di satuan ada 12,5 mikro gr/kg/mnt.

 Untuk menit 1 jam= 60 menit

 = 12,5 x 80 x 60 .................................................... (3)

 = 60.000 mikro/jam
z

 c. Jadi kecepatan yang diberikan

 =60.000/5.000= 12 ................................................
(4) 
z

 2. Berikan vasokontriksi (non adrenalin)


dengan dosis 0,1 mikro gram/kgBB/mnt pada
bapak Agus (56 tahun) dengan diagnosa
Infark Miokard Akut dengan BB=60 kg.
Berapa dosis yang harus diberikan yang 1
ampul vasokontriksi mengandung 4mg/1cc
jika diencerkan 40 cc?
z

 a.   1 ampul mengandung 4 mg, dalam soal mikro gram


jadi diubah
 4mg= 4000 mikro gram per 1 ccnya ....................  (1)

 Diencerkan 40 cc jadi 4000/40= 100 .................... (2)


z

 b. Dosis syringe pump

 Dosis x BB x jam (mnt)

 =0,1 x 60 x 60 = 360 ................................ (3)


z

 c. Jadi kecepatan yang diberikan

 360/100= 3.6 cc.................................... (4)


z

 Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan


infus
 • gtt= makro tetes
• mgtt= mikro tetes
• jumlah tetesan = banyaknya tetesan dalam satu
menit
z
Rumus Tetap Tetesan Infus
 • 1 gtt     = 3 mgtt
• 1 cc      = 20 gtt
• 1 cc      = 60 mgtt
• 1 kolf   = 1 labu = 500 cc
• 1 cc      = 1 mL
• mggt/menit = cc/jam
• konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
• konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
• 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
• 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3
z
z
Faktor tetes rumus dewasa
 Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20
Faktor Tetes anak : 60

 Contoh soal
Seorang pasien datang ke rumah sakit dan membutuhkan 500 ml
RL cair. Bagaimana infus diperlukan jika kebutuhan cairan pasien
harus dicapai dalam 100 menit?

 Mengingat:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes = 20 tetes
z
z

 Dengan demikian, pasien ini memerlukan infus untuk


menghabiskan 100 hingga 500 ml cairan dalam 100 menit
menggunakan infus set Terumo.

 Anak-anak (drip mikro)


Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7
kg membutuhkan infus set dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc
z
Penurunan rumus anak
Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam)
untuk pasien anak:
z
Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita
hanya tinggal merubah rumus dan menggunakan angka
angka yang ada.
z
Contoh Soal

Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/ menit= 21 tetes/menit


maka tetesan per detiknya adalah ?

 Jawaban : 1 menit= 60 detik, Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60


detik maka hitungan perdetiknya adalah : 60/21= 2,857 ( kalian
bulatkan menjadi 3 ) jadi artinya dalam waktu 3 detik itu ada 1 tetes
Mudah kan ?

 Untuk lebih mudah nya saya membuatkan patokan yang sudah di


hitung, jadi rekan-rekan hanya tinggal mengingatnya saja,
z

 Untuk yang makro


• 20 tetes/menit=1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis= 500 cc/60=
8,3 =8 jam (bulatkan )
• 15 tetes/menit= 11 jam
• 10 tetes permenit=17 jam artinya dalam waktu 1 jam=30 cc
• 5 tetes permenit= 33 jam
• 60 tetes/menit= 3 jam
• 40 tetes/menit= 4 jam
• 30 tetes/ menit= 6 jam
z

 Untuk yang mikro


Silahkan di hitung sendiri saja yah sesuai rumus.
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang harus
habis sebagai berikut :

 • 1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.


• 2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam, sehingga 24 jam
habis 2 kolf.
• 3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam, sehingga 24 jam habis
3 kolf.
• 4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam, sehingga 24 jam habis
4 kolf.
• 5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4.5 jam, sehingga 24 jam
habis 5 kolf.
z

 Cara Menghitung Tetesan Infus 

 Menurut Purohito, cara menghitung tetesan infus per menit


(TPM) secara sederhana adalah:
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Mikro) Lamanya infus (jam)
z

 Contoh soal :
Berapa tetes per menit (TPM) jika cairan yang dimasukkan 500 ml dan habis dalam
waktu 8 jam?

 Jawab :
a. Bila faktor tetesan makro.
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = 500 ml
(Makro) 8 jam x 3
Tetes Per Menit = 500
(Makro) 24
Tetes Per Menit = 20
(Makro)
Jadi, cairan tersebut harus diberikan 20 TPM.
z

 b. Faktor tetesan mikro.


Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Mikro) Lamanya infus (jam)
Tetes Per Menit = 500 ml
(Mikro) 8 jam
Tetes Per Menit = 60
(Mikro)
Jadi, cairan tersebut harus diberikan 60 TPM.
z

 Kegagalan Pemberian Cairan Per Infus


Biasanya cara menghitung tetesan infus yang salah bisa
mengakibatkan kegagalan dalam pemberian terapi cairan per infus.
Kegagalan lain yang dapat terjadi dalam pemberian cairan infus adalah:

 Jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah balik (vena).

 Jarum infus dan vena terjepit karena posisi tempat masuknya jarum
dalam kondisi menekuk.

 Pipa penghubung udara tidak berfungsi.

 Pipa infus terjepit atau terlipat.

Anda mungkin juga menyukai