Anda di halaman 1dari 17

PERHITUNGAN DOSIS OBAT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menghitung dosis sesuai dengan rumus dasar, menghitung konversi dosis
berdasarkan umur, berat badan dan luas permukaan tubuh serta dosis untu sediaan infuse i.v

URAIAN MATERI

Kemampuan untuk menghitung dosis obat dengan tepat merupakan aspek penting daripemberian
obat kepada pasien. Dosis yang diresepkan mungkin tidak sama dengan dosis yang tersedia sehingga
perawat harus menghitung dosis yang sebanding berdasarkan dosis yang tersedia. Dalam menentukan
dosis yang tepat dari obat tertentu untuk pasien, perawat harus mempertimbangkan jenis kelamin, berat
badan, usia dan kondisi fisik pasien dan juga obat-obat lain yang tengah digunakan pasien.

SISTEM PENGUKURAN

Sedikitnya terdapat tiga sistem berbeda yang saat ini digunakan dalam persiapan dan pemberian obat
: sistem metrik, sistem apotek, sistem rumah tangga.

Beberapa Konversi Antar Sistem Pengukuran Yang Umum digunakan

Satuan Metrik Sistem Apotek Sistem Rumah Tangga

PENGUKURAN ZAT PADAT

1 kg 2,2 pon (lb)

454 g 1,0 pon (lb)

1 mg = 1000 mcg

PENGUKURAN ZAT CAIR

53
1 liter = 1000 ml = 1000 cc 32 ons

500 ml = 500 cc 16 ons

30 ml = 30 cc 1 fl oz 1 ons

1 sendok teh (tsp) 60 tetes (gtt)

5 ml = 5 cc 1 sendok teh (tsp)

15 ml =15 cc 1 sendok makan (tbs)

30 ml = 30 cc 2 sendok makan (tbs)

PERHITUNGAN DOSIS

Seringkali, dosis yang tersedia dari suatu bentuk sediaan obat tidak sesuai dengan dosis
permintaan pada resep, sehingga diperlukan perhitungan untuk menyesuaikan jumlah obat yang
diberikan sesuai dengan permintaan resep. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung dosis yang
diinginkan sesuai dengan resep dengan dibandingkan dengan dosis yang tersedia sesuai dengan bentuk
sediaan, yaitu:

D
xV=A
H

D = dosis yang diinginkan (seperti yang tercantum dalam resep obat)


H = dosis yang tersedia
V = satuan obat yang tersedia
A = Jumlah sediaan (dosis) yang diberikan kepada pasien

Obat Oral
Contoh soal :
 Sediaan Kapsul
Berapa tablet digoksin diperlukan untuk mendapat dosis 0,125 mg? 1 tablet mengandung 62,5
mcg digoxin.
Jawab:
D = dosis yang diinginkan  0,125mg = (0,125 x 1000)mcg = 125 mcg
H = dosis sediaan yang tersedia  62,5 mcg
V = bentuk sediaan  1 tab

125 𝑚𝑐𝑔
𝑥 1 𝑡𝑎𝑏 = 2 𝑡𝑎𝑏
62,5 𝑚𝑐𝑔
Maka jumlah tablet yang diberikan kepada pasien sebanyak 2 tab.
 Sediaan Sirup

54
Berikan 375 mg ampisilin setiap kali minum jika dosis ampisilin adalah 250 mg/5 ml
Jawab :
D = dosis yang diinginkan  375 mg
H = dosis yang tersedia  250 mg
V = bentuk sediaan yang tersedia 5 ml

375 mg
x 5 ml = 7,5 ml
250 mg
Obat Parenteral
Obat parenteral adalah obat yang diberikan kepada pasien melalui injeksi
Contoh soal
 Injeksi
Pasien di instruksikan diberi 75 mg pethidin. Tersedia ampul berisi 100 mg dalam 2 ml. Berapa
ml kah yang disuntikkan?
Jawab :
D = dosis yang diinginkan  75 mg
H = dosis yang tersedia  100 mg
75 𝑚𝑔
V = bentuk sediaan yang tersedia  2 ml maka 100 𝑚𝑔
𝑥 2 𝑚𝑙 = 1.5 𝑚𝑙
 Cairan Intravena
Larutan intravena digunakan untuk memberikan cairan, elektrolit, vitamin, nutrien dan obat yang
diresepkan secara langsung ke dalam aliran darah. Laju tetesan adalah jumlah tetes cairan
intravena yang diterima pasien dalam waktu satu menit. Rumus yang digunakan adalah:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛


= 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ )
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠


= 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 ℎ𝑎𝑏𝑖𝑠 (𝑗𝑎𝑚)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

Sebagian besar sistem pemberian i.v memilik kontrol standar yang disebut mikrodrip yang setiap
mililiter yang dihantarkan dalam 60 tetes  atau faktor tetes 60 tetes/ml  biasa digunakan
pada anak-anak.
Selain mikrodrip, terdapat pula sistem makrodrip yang faktor tetesnya menghantarkan 20
tetes/ml atau 15 tetes/ml bergantung merek slang.

Contoh :
1. Seorang pasien dewasa dipasang Infus set Makro diperlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol)
dalam 1 jam atau mendapat advis dari dokter 1000ml/1jam, maka tetesan per menit adalah:

Jawab :

55
Jumlah Cairan  1000 ml
Faktor tetesan  20 tetes/ml
Jumlah jam  1 jam

1000 𝑚𝑙 𝑥 20 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑙
= 333 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
1 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2. Pasien mendapat 50 ml antibiotik selama 30 menit. Set IV yang digunakan adalah 60 tetes/ml,
maka hitung seberapa cepat pemberian tersebut....

Jawab :
Jumlah cairan  50 ml
Faktor tetes  60 tetes/ml
Jumlah jam  0,5 jam

50 𝑚𝑙 𝑥 60 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑙
= 100 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,5 𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

3. Dokter meresepkan obat heparin 7500 unit s.c yang tersedia heparin 10.000 unit/ml. Hitung
berapa ml yang sediaan heparin yang perlu diberikan ?
Jawab :
7500 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑥 𝑚𝑙 = 0,75 𝑚𝑙
10000 𝑢𝑛𝑖𝑡

PERTIMBANGAN PEDIATRIK

Untuk sebagian besar obat, anak-anak memerlukan dosis yang berbeda dengan orang dewasa. Dosis
obat standar yang tercantum pada kertas informasi obat dan berbagai referensi lain adalah dosis paling
efektif untuk pria dewasa, kecuali terdapat keterangan tambahan dimana dosis anak-anak tercantum
dalam bentuk x mg/ KgBB. Jika tidak terdapat keterangan dosis tambahan bagi anak-anak, maka
diperlukan perhitungan konversi lebih lanjut yang berdasar pada usia, berat badan atau luas permukaan
tubuh. Metode yang digunakan untuk menentukan dosis pediatrik, yaitu :

Aturan Fried, dipakai pada anak berusia dibawah 1 tahun. Aturan ini mengasumsikan bahwa dosis
dewasa cocok untuk anak-anak yang berusia 12,5 tahun atau 150 bulan. Maka rumus yang digunakan
adalah :

𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑏𝑎𝑦𝑖 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)


𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑢𝑠𝑖𝑎 < 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
150

Aturan Young, dipakai untuk anak-anak dibawah usia 8 tahun, menyatakan :

𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)


𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑢𝑠𝑖𝑎 < 8 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘(𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) + 12

56
Aturan Dilling, dipakai untuk anak-anak diatas usia 8 tahun, menyatakan :

𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)


𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑢𝑠𝑖𝑎 > 8 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
20

Aturan Clark, menggunakan berat badan anak untuk menghitung dosis yang tepat dan mengasumsikan
bahwa dosis dewasa ditentukan berdasarakan berat 150 lb (pon). Rumus tersebut menyatakan :

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑝𝑜𝑛)


𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘
150 𝑝𝑜𝑛

Selain dalam pon, rumus berdasarkan berat badan, dapat pula berbentuk Kg. Diasumsikan berat badan
orang dewasa dalah 70 kg, maka rumus yang digunakan adalah :

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑘𝑔)


𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐴𝑛𝑎𝑘
70 𝑘𝑔

Aturan Luas Permukaan Tubuh, berdasarkan luas permukaan tubuh anak. Biasa digunakan pada
pemberian obat-obat untuk anak penderita kanker sebab dibandingkan dengan rumus pediatrik lainnya,
rumus menggunakan aturan luas permukaan tubuh lebih akurat.

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (𝑐𝑚) 𝑥 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)


Luas Permukaan tubuh (BSA) = ( 3600 )

𝐵𝑆𝐴
𝑥 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑛𝑎𝑘
1,73

Pada beberapa obat, pabrik obat sudah mempunyai dosis tersendiri bagi anak-anak biasanya tertulis
dalam bentuk mg/Kg BB, sehingga dosis bagi anak-anak mudah untuk didapatkan.

Contoh :

Dokter meresepkan Sefaklor 50 mg, q.i.d pada anak dengan Berat anak 7 kg. Dosis obat anak : 20 – 40
mg/kg/hari dalam dosis terbagi empat. Sediaan sefaklor yang tersedia adalah 125 mg/ 5 ml

Pertanyaan :
1. Apakah resep yang diresepkan aman?
2. Berapa ml obat yg harus diberikan?

Parameter obat:
Minimal : 20 x 7 = 140 mg / hari
Maksimal 40 x 7 = 280 mg /hari
Perintah dosis : 50 x 4 = 200 mg/hari

Resep aman diberikan


Obat yang diberikan:

57
50 𝑚𝑔
125 𝑚𝑔
𝑥 5 𝑚𝑙 = 2 𝑚𝑙 diberikan tiap 6 jam (4 x sehari)

Pasien Tn. X dengan Berat Badan 65 Kg, mendapatkan instruksi pemberian dopamine dari dokter
sebanyak 6 mcg/KgBB/menit menggunakan infus pump. Sediaan 400 mg dopamine dalam 250 ml.
Berapakah kecepatan infus perjamnya?

Jawab :

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 400 𝑚𝑔


𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟 = 250 𝑚𝑙 = 1,6 𝑚𝑔/𝑚𝑙= 1600 mcg/ml

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑔𝐵𝐵 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚


𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑜𝑏𝑎𝑡
= 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑓𝑢𝑠 (ml/jam)

6 𝑚𝑐𝑔 𝑥 65 𝑘𝑔𝐵𝐵 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚


= 15 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚
1600 𝑚𝑐𝑔/𝑚𝑙

TES FORMATIF
1. Digoksin 0,125 mg diprogramkan untuk pasien yang mengalami kesulitan menelan. Pada
botoldigoksin eliksir tertulis 0,5 mg/2 ml. Berapa banyak yang akan anda berikan kepada
pasien?
2. Tertulis pada resep obat : clindamicin 200 mg p.o q.i.d. Sediaan clindamicin kapsul yang tersedia
300 mg. Berapa banyak kapsul yang perlu disediakan jika clindamicin akan diberikan selama 3
hari?
3. Hitung dosis Parasetamol untuk anak 5 bulan dengan berat badan 8 kg, jika diketahui dosis
paracetamol untuk orang dewasa adalah 500 mg per sekali pakai.
4. Hitung dosis Gliseril guaiakolat (GG) atau guaifenesin untuk anak 4 tahun dengan berat badan
15 kg, jika diketahui dosis paracetamol untuk orang dewasa adalah 100 mg per sekali pakai. Jika
dokter meresepkan pemberian GG sehari 3x setiap 8 jam dengan lama pemberian selama 3 hari,
maka berapa banyak tablet GG yang perlu diberikan untuk pemberian selama 3 hari?
5. Seorang dokter meresepkan antibiotik cefadroxil kepada an. Ati yang berusia 10 tahun. Dosis
dewasa cefadroxil adalah 500 mg dengan interval pemberian 12 jam. Sediaan yang tersedia 125
mg/5 ml dalam sediaan sirup 60 ml. Berapa ml obat yang harus diberikan dalam 1 x minum.
Jika resep tertulis harus dihabiskan, maka setelah berapa hari obat tersebut harus diberikan?
6. Dokter meresep kan 1000 ml 0,9% normal saline melalui intravena selama 8 jam. Faktor tetesan
15 tetes/ml. Berapa banyak tetes per menit yang anda dibutuhkan?
7. Dosis benadryl untuk orang dewasa biasanya adalah 50 mg. Berapa dosis aman yang harus
diberikan kepada anak dengan berat badan 35 kg?
8. Seorang anak mendapat resep metotrexat. Dosis dewasa metotrexat adalah 5 mg. Berat badan
anak tersebut 35 mg dengan tinggi badan 100 cm. Berapakah dosis yang dapat diberikan

58
kepada pasien anak tersebut?jika sediaan yang tersediat 2,5 mg, berapa banyak banyak tablet
yang harus diberikan?
9. Pada program tertulis 700 mg ampisillin p.o. Obat tersebut tersedia dalam bentuk cair 1 g/3,5
ml. Berapa banyak ml cairan yang harus diberikan?
10. Pada program obat tertulis 1000 ml salin normal harus diberikan dalam 10 jam. Faktor tetes set
i.v yang digunakan adalah 15 tetes/ml. Berapa kecepatan aliran i.v yang harus diberikan?
11. Rata-rata dosis dewasa untuk meperidin adalah 75 mg. Berapakah usia yang tepat bagi bayi
usia 10 bulan
12. Aminofilin tersedia dalam bentuk larutan 500 mg/2,5 ml. Berapa banyak yang harus diberikan
jika pada program obat tertulis 100 mg aminofillin i.v?
13. Orderan pemberian Amiodarone dengan dosis 0.5 mg/menit. Obat yang ada 450 mg
Amiodarone diencerkan dalam 250 ml labu infus. Berapa kecepatan Infus(ml/jam)?
14. Pasien mendapatkan Nitroglycerine dengan dosis 12 mcg/menit. Obat yang tersedia 50 mg
diencerkan dalam 250 ml cairan. Berapa kecepatan infus (ml/menit)?
15. Pasien mendapatkan Dobutamine drip intravena. Kecepatan infus 30 ml/jam. Labu infus (labu
drip intravena) mengandung 500 mg dobutamine dalam 250 ml cairan . Dengan berat badan
65 Kg. Berapa banyak mcg/Kg/menit obat yang diterima pasien?
16. Pasien mendapatkan diltiazem dengan orderan 2mg/jam. obat yang tersedia 125 mg
diencerkan dalam 500 ml cairan. berapa kecepatan infus (ml/jam)?
17. Pasien mendapatkan vasopressin dengan oderan 0.2 unit/menit. Obat yang tersedia 200 unit
vasopressin diencerkan dalam 500 ml cairan. berapa kecepatan infus (ml/jam)?

59
ILMU RESEP
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu untuk memahami proses interaksi obat antara obat dengan obat dan obat dengan
makanan

URAIAN MATERI

Resep didefinisikan sebagai permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
dengan peratuan perundangan yang berlaku. Resep yang benar adalah ditulis secara jelas, dapat dibaca,
lengkap dan memenuhi peraturan perundangan serta kaidah yang berlaku. Penulisan resep bertujuan
untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi sekaligus meminimalkan
kesalahan dalam pemberian obat.

Inscriptio

1. Identitas
Dokter Nama, nomor surat ijin praktek, alamat praktek dan rumah dokter penulis
resep serta dapat dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam praktek.
Biasanya sudah tercetak dalam blanko resep.
2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep

Invocatio

1. Ditulis dengan symbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam


blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep,
60 diperlukan penulisan R/ lagi.
Signatura

1. Aturan pemakaian obat yang tertulis yaitu tanda cara pakai, regimen dosis
pemberian, rute dan interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan
penggunaan obat dan keberhasilan terapi.
2. Aturan pakai ditandai dengan S atau Signa

Subscriptio

1. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan perundang-undangan
hal ini berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.

Pro

1. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan perundang-undangan
hal ini berguna sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.
2. Identitas pasien di belakang kata Pro: Nama pasien umur alamat lengkap. Bila
penderita seorang anak harus ditulis umurnya. Bila resep untuk orang dewasa
tercantum Tuan/Nyonya/Bapak/Ibu diikuti nama penderita dan umurnya
3. Untuk hewan harus tercantum jenis hewan, nama serta alamat pemiliknya untuk
resep dokter hewan

Tanda tanda pada resep :


1. Bila dokter ingin resepnya dibuat dan dilayani segera, tanda segera atau peringatan dapat
ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep, yaitu:
 Cito = segera
 Urgent = penting
 Statim = penting sekali
 PIM (Periculum in mora) = berbahaya bila ditunda,
 Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan Cito!.
2. Tanda resep dapat diulang
Bila dokter menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di
sebelah kanan atas dengan tulisan iter (Iteratie) dan berapa kalau oleh diulang.
 Misal, iter 1 x, artinya resep dapat dilayani 2 x.

61
 Bila iter 2 x, artinya resep dapat dilayani 1 + 2 = 3 x
 Hal ini tidak berlaku untuk resep narkotika, harus resep baru.

3. Tanda Ne iteratie (N.I) = tidak dapat diulang


Bila dokter menghendaki agar resepnya tidak diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah
atas blanko resep Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-
obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang telah ditetapkan oleh pemerintah/
Menkes Republik Indonesia.
4. Tanda dosis sengaja dilampaui
Tanda seru diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja memberi obat dosis
maksimum dilampaui.
5. Resep yang mengandung narkotik
Resep yang mengadung narkotik tidak boleh ada
 iterasi yang artinya dapat diulang;
 tidak boleh ada m.i. (mi hipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri;
 tidak boleh ada u.c. (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya diketahui
 Resep dengan obat narkotik harus disimpan terpisah dengan resep obat lainnya.

62
Singkatan Bahasa Latin yang sering ditulis dalam resep :

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


Singkatan untuk aturan
pakai terlihat pada
bagian signatura atau
yang diawali dengan
S Signa Tandai signa
a.c. ante coenam Sebelum makan
d.c. durante coenam Pada waktu makan
p.c. post coenam Setelah makan
a.p. ante prandium Sebelum sarapan pagi
a.h. alternis horis Selang satu jam
abs.febr absente febre Bila tidak demam
h.v. hora vespertina Malam hari
N Nocte Malam hari
h.s. hora somni Waktu tidur
h.m. hora matutina Pagi hari
Kadang juga tertulis
dengan variasi in.d
misal t.in.d (ter in die),
namun maksudnya
s.d.d. semel de die Sekali sehari masih sama.
b.d.d. bis de die Dua kali sehari
t.d.d. ter de dir Tiga kali sehari
q.d.d quarter de dir Empat kali sehari
Biasanya digunakan
untuk obat yang
digunakan bila perlu
saja, contoh analgetik,
p.r.n Pro renata Bila perlu anticemas
s.o.s si opus sit Bila perlu
Biasanya dokter
menulis resep untuk
u.p usus propius Untuk dipakai sendiri dipakai sendiri
Cara pakai sudah
u.c usus cognitus diketahui
Untuk obat-obat yang
perlu aplikasi khusus
oleh dokter contoh
i.m.m In manus medici Berikan kepada dokter sediaan fletcher
gtt. Guttae Tetes
Sendok makan (15ml)
C atau cochl Cochlear Kadang tertulis C.besar
C.p cochlear parvum Sendok bubur (8ml)
Sendok teh Karena ukuran sendok
C.th cochlear theae Ukuran 5 ml, namun yang ada di rumah

64
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
Farmakope Belanda pasien bervariasi
menulis 3 ml. (sendok makan 5-7 ml,
sendok teh hanya 2-3
ml) maka untuk
meminimalisir
kesalahan akan lebih
baik jika pada etiket
dituliskan langsung
berapa ml tiap kali
pemakaian.
C.orig Cochlear original Sendok dari pabrik
C. kecil Sendok 5 ml

Aturan Peracikan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


Aturan peracikan atau
pembuatan terlihat
pada bagian yang
m.f misce fac Campur dan buatlah diawali dengan m.f.
Hati-hati, ad berbeda
dengan aa. Jika ad maka
ditambahkan bahan
tersebut sampai
volume/bobot total
sesuai dengan yang
tercantum dalam resep.
Jadi angka yang tertulis
adalah hasil akhir.
Namun jika tertulis aa
maka tambahkan bahan
tersebut sesuai yang
tercantum dalam resep.
Jadi angka yang tertulis
adalah jumlah bahan
yang ditambahkan.
Jika tertulis aa ad, maka
perlu dihitung dahulu
selisih bobot/volume
antara sediaan akhir
yang ingin dibuat
dengan bobot/volume
bahan yang ada.
Selisih bobot/volume
a.a. Ana Masing-masing tersebut lalu dibagi

65
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
dengan bahan yang
terkena perintah ini,
sehingga hasil akhir
sediaan tetap sama
dengan yang tertulis
dalam resep
Masing-masing sama
aa p.aeq. ana partes aequales banyak
a.d. Ad sampai
Berbeda lagi dengan aa
dan ad. Kalo adde
berarti tinggal
ditambahkan bahan
sesuai yang tertulis
Add Adde Tambahkan dalam resep.
Contoh pada
pembuatan pulveres
maka bahan pengisi
dapat diberi perintah ini
agar hasil akhir pulveres
dapat didekatkan ke
ad.libit. ad libitum Sesukanya 250mg atau 500mg.
q.s quantum satis Secukupnya Lihat komen atas
Jika ada dtd maka
penimbangan dilakukan
dengan mengalikan
masing masing bahan
dengan jumlah sediaan
yang dibuat, sehingga
bobot setiap bahan
dalam tiap sediaan akhir
akan sesuai dengan
yang tertulis di resep.
Jika tanpa dtd maka
penimbangan dilakukan
sesuai yang tertulis
dalam resep.
Oleh karena itu dosis
obat yang
menggunakan dtd akan
lebih besar daripada
Berikan dalam dosis yang tidak
d.t.d da tales doses demikian menggunakan dtd.
Ingat yang dimaksud
setengah adalah jumlah
d.i.d da in dimidio Berikan setengahnya sediaannya, bukan

66
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
dosisnya.
Contoh di resep tertulis
10 kapsul, maka dibuat
5 kapsul saja, bukan
dibuat 10 kapsul
dengan dosis
setengahnya.
Jika ada aturan ini maka
resep harus
Cito Cito Segera didahulukan.
p.i.m periculum in mora Berbahaya jika ditunda
Divide in partes Bagilah dalam bagian-
div.in.part.aeq. aequales bagian yang sama
Jika bahan dalam resep
tidak tertulis satuannya,
maka diasumsikan
adalah dalam gram.
Hati-hati penulisan
gram cukup g saja, jika
gr maka akan menjadi
G Gramma Gram grain.
Gr Grain Kurang lebih 65 mg
Berikan dengan
resepnya
d.c.f da cum formula

Lokasi penggunaan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


a.d. auris dextrae Telinga kanan
a.l. auris laevae Telinga kiri
Jika kedua mata maka
dapat ditulis dengan
o.d.s (oculo dextro et
i.o.d in oculo dextro Pada mata kanan sinistro)
i.o.s In oculo sinistro Pada mata kiri
us. ext. Kadang tertulis ad.us.ext
u.e. usus externum Untuk pemakaian luar (ad usum externum)
Pemakaian sebagai obat
ext.ut. externe untendum luar
Lihat topik etiket, untuk
membedakan etiket
obat luar dengan obat
us.int. usus internum Untuk pemakaian dalam dalam.

67
Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan
loc.dol locus dolens Tempat yang nyeri
Ke dalam pembuluh
i.v intra vena darah
i.m Intra muscular Ke dalam jaringan otot
p.o per oral Melalui mulut
s.c sub cutan Di bawah kulit
Oris Oris Mulut
Fl Flesh Botol

Bentuk sediaan

Singkatan Kepanjangan Arti Keterangan


ampl. Ampula Ampul
aurist. Auristillae Obat tetes telinga
bol. Boli Pil besar
caps. Capsule Kapsul
Bedanya gargarisma
untuk kumur di mulut
dan tenggorokan,
namun collutio cukup di
collut. Collutio Obat cuci mulut mulut saja.
garg. Gargarisma Obat kumur
crem. Cremor Krim
emuls. Emulsum Emulsi
pulv. Pulveres Serbuk terbagi
narist. Naristillae Obat tetes hidung
oculent. Oculentum Salep mata
past.dentifr. pasta dentrificia Pasta gigi
pil. Pilula Pil
pot. Potio Obat minum
pulv. Pulvis Serbuk
pulv.adsp. pulvis adspersorius Serbuk tabur
sol. Solutio Larutan
Tingtur
tinc. Tinctura

68
Analisa Resep
1. Sebuah Resep yang diantaranya Harus
Mencantumkan Nama Dokter dan Alamat
Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas Resep
ini.
2. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada
beberapa obat dalam satu R/.
3. Terdapat obat racikan dalam resep disamping
4. Obat yang terdapat didalam R/ yang pertama
terdiri dari :
 CTM,
 Efedrin,
 Aminophyline,
 Laktas Calsium,
 Glyceril guaicolate.
 Jumlah Miligram (mg) atau Tablet (tab)
disamping obat, adalah jumlah obat yang
dibutuhkan.
5. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara
Pembuatan dengan kata-kata seperti ini : ” m.f.
pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini adalah
singkatan dalam Bahasa Latin yakni “Misce Fac
Pulveres Da Tales Dosis Numero XC, Da In
Capsule”.
 m.f= Misce Fac = Buatlah
 pulv = Pulvis = Serbuk
 dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
 No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
 da in caps = Da In Capsule = Buat dalam
bentuk Kapsul
6. Masih di R/ yang pertama, tertulis “S. 3 dd caps
I”. Ini dapat diartikan : Signa Ter De Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3 Kali Sehari Satu Kapsul.
7. Pada R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg tab No VL”. Artinya : Obat Salbutamol 2mg
Berbentuk Tablet Sebanyak 45 Tablet. Setelah itu tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah
Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya”
8. Pada R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Serupa dengan R/ yang kedua, Obat
Interhistin diminta sejumlah 30 tablet. Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1″,
artinya Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.
9. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa latinnya : “OBH Sirup Flesh Uno”.
Artinya : “OBH Sirup sebanyak 1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd C I”. Bahasa

69
Latinnya : “Signa Ter De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum OBH Sirup 3 Kali Sehari Satu Sendok
Makan”.
10. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya, bahwa Nama Pasien, Umur dan
Alamat. Jangan terima jika resep bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi Petugas
Apotek).
11. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang menjalani Rawat Inap di RSAL
Mintohardjo.

Etiket Obat
Etiket adalah kertas atau label yang berisi keterangan cara pemakain obat. Ada dua jenis etiket yaitu
etiket untuk obat dalam (warna putih) dan etiket obat luar (warna biru). Ketika obat tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui kerongkongan lalu masuk ke saluran cerma maka ia termasuk obat dalam. Tapi, jika
obat tersebut tidak melewati kerongkongan maka obat tergolong obat luar.

TES FORMATIF

dr. Anissatulaila.,Sp.A
Jl. Pemuda No. 10
Telp. (0536) 3224567
Perhatikan gambar resep disamping

R/ Stimuno syrup 60 ml Pertanyaan


S 2 dd 1 cth ac 1. Analisa kelengkapan resep (4 point)?
2. Jelaskan indikasi masing-masing
Parasetamol syrup 120 mg obat ?
S.p.r.n 1 cth pc 3. Berapa hari obat R/ 1 habis?
4. Jelaskan aturan pakai pada R/ 2 ?
Vicks Vaporub cream 10 gr 5. Warna etiket pada R/3 adalah ?
S. u. e

Pro : an Hanna
Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Beruk Lucu

70

Anda mungkin juga menyukai