Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KMB II

AMPUTASI

Disusun Oleh :

Hery Dinata PO.62.20.1.18.055

Reguler XXI B
1. Uraikan indikasi dan alasannya dari indikasi penggunaaan metode ABJ
Weight bearing (WB) Toleransi. WB Partially. WB Toe Touch. Non WB ?

A. Penggunaan metode weight bearing adalah untuk membantu klien dalam berjalan
menggunakan 2 kruk(alat bantu jalan) indikasi dari penggunaan metode ini jika klien
mengalami gangguan fraktur atau patah tulang/setelah operasi dan tidak kuat untuk
berjalan menggunakan satu kaki. Pada cara penggunaan WB Toleransi gunakan 3
jari untuk memberi jarak pada kruk dengan bawah bahu untuk menopang 2 kruk
yang digunakan menggunakan otot lengan klien, lalu melangkah kedepan dengan
jarak 25cm stengah langkah kaki secara perlahan dengan menggunakan 2 kruk kiri
kanan tadi diikuti dengan kaki yang sehat.
B. (WB Partially) Sama seperti metode wb toleransi tetapi hanya menggunakan 1 kruk
abj (alat bantu jalan) indikasi : klien dengan kelemahan pada sebagian kaki setelah
operasi. Penggunaannya yaitu Dua tangan atau dua tongkat beserta satu tungkai
lemah maju serentak lalu Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh
bertumpu pada kedua tangan atau tongkat serta sebagian bertumpu pada kaki yang
lema. Penggunaan metode ini untuk melatih otot tangan dan kaki klien selagi masa
penyembuhan
C. WB Toe touch metode ini sama seperti yang dijelaskan diatas tetapi penggunaan
metode ini klien sudah sebagian bisa berjalan tetapi menahan dengan sentuhan jari
kaki ujung untuk menghindari rasa nyeri pada tungkai dan kaki yang cedera dengan
diikuti 2 kruk abj untuk menopang klien berjalan.
D. Non weight Bearing
a. Dua tangan atau dua tungkai yang sakit maju serentak, posisi tungkai  yang
lemah diangkat bergantung kearah depan
b. Tungkai yang sehat melangkah maju dengan berat tubuh bertumpu pada kedua
tangan atau tongkat(abj alat bantu jalan).
2. Kapan seorang pasien dianjurkan menggunakan ABJ L Cane. Chruch, dan
Walker.
Alat bantu bantiu jalan yaitu alat yang digunakan untuk membantu klien supaya
dapat berjalan dan bergerak (Sueatun dkk 2008). Alat bantu jalan merupakan sebuah
alat yang dipergunakan untuk memudahkan klien dalam berjalan agar terhindar dari
resiko cidera dan juga penurunan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan
pasien adalah alat bantujalan yang digunakan pada penderita/pasien yang mengalami
penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan
keseimbangan ( Kozier barbar dkk, 2009)

 Chruch yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang diciftakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan
berjalan. Kruk harus diukur panjang yang susuai, dan pengukuran kruk meliputi
tiga area. Tinggi klien, jarak anatara bantakan kruj dan aksila dan sudut fleksi
siku, pengukuran dilakukan dengan satu dari dua metoda berikut: klien berada
pada posisi supine atau berdiri. Pada posisi terlentang ujung kruk berada 15 cm
disamping tumit klien.

Dianjurkan pasien mengunakan Chruch

1. Pasien dengan fraktur ekstermitas bawah

1. Pasien dengan pots op amputasi ekstermitas bawah


2. Pasien dengan kelemahan kaki/pots stroke

Fungsi Chruch

1. Sebagai alat bantu berjalan


2. Mengatur atau memberikan keseimbangan watu berjalan
3. Membantu menyokong sebagian berat badan klien

Tujuan Chruch

1. Membantu mempertahankan keseimbangan


2. Menghindari resiko saat jatuh
3. Mengurangi dampak negative imobilisasi 
 Walker adalah alat bantu yang sangat mudah dipindahkan setinggi pinggang
terbuat dari pipa logam. Walker memounyai empat penyangga dan kaki yang
kokoh. Pasien memegang pemegang tangan pada batang dibagian atas
melangkah, memindahkan walker lebih lanjut dan melangkah lagi. Walker
dotunjukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan yang bisa
diberikan oleh tongkat. Walker mempuanyai emppat kaki dengan ujung dilapisi
karet dan pegangan tangan yang dilapisi plastik. Walker dtandar membutuhkan
kekuatan pardilapasi, karet sial pada kedua tangan dan pergelangan. tangan.

Ekstensor siku yang kuat dan depressor bahu yang kuat pula, selain itu klien
juga harus mampu menahan setengan berat badan pada kedua tungkai. Walker
dengan roda atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak bergerak,
namun walker jenis ini kurang stabil disbanding dengan walker jemis standar.
Beberapa jenis walker berroda mempunyai tempat duduk pada bagian belakang
sehingga klien dapat duduk untuk beristirahat diinginkan perawat mungkin harus
menyesuakan tinggi walker sehingga penyangantangan berada dibawah
pinggang klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat
menyebabkaan klien membungkuk. Sementara yang terlalu tinggi dapat
membuat klien tidak dapat meluruskan lengannya.

Digunakan untuk pasien yang terdapat patah tulang kaki dan pasien yang
masih lemah., menggunaan walker bermamfaat untuk memberi rasa aman pada
pasien, membantu mempercepat pengembalian kebugaran secara menjaga
pasien saat melakukan latihan berjalan.

Walker merupakan alat bantu jalan yang memiliki dua ganggan sebagian
tempat pegangan serta empat kaki sebagian penumpu. Biasanya walker terbuat
dari logam atau alummunium sehingga ringan dan cocok untuk lansia.

Digunakkan

1. Hemiparasi
2. Pasien dengan kelemahan kaki/potsnstroke
3. Obesitas

Kontra indikasi

1. Penderita dalam kedaan betres


2. Penderita dengan post Op

Tujuan

1. Membantu mempertahankan keseimbngan


2. Menghindari resiko pada saat berjalan
3. Menghindari dampak negative imobilisasi

Anda mungkin juga menyukai