Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Seksual Sebagai Kebutuhan Dasar Manusia

1. Pengertian Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia memiliki kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu

mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama.

Perbedaannya pada pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Kebutuhan

dasar manusia memiliki banyak kategori atau jenis. Salah satunya

adalah kebutuhan fisiolgis (seperti oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi

dan lain-lain) sebagai kebutuhan yang paling mendasar dalam

jasmaniah (Walyani, 2015).

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali

manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada

hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama.

Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk

keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan

pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008).

2. Unsur Kebutuhan Dasar Manusia

Teori Hierarki yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,

yaitu (Asmadi, 2008):

12
Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
13

1) Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada

manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan

pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi

BAB/BAK, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh,

serta seksual.

2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi

perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik,

meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan lain-lain.

Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau

pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi

kejiwaan seseorang.

3) Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,

memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan,

dan kekeluargaan.

4) Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain

serta pengakuan dari orang lain.

5) Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi, yang

berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau

lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Manusia

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pemenuhan

kebutuhan dasar pada manusia adalah sebagai berikut : (Walyani, 2015)

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Penyakit

Adanya penyakit yang terdapat dalam tubuh seseorang dapat

menyebabkan perubahan pemenuhan kebutuhan, baik secara

fisiologis maupun psikologis, hal ini disebabkan beberapa organ

tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan yang lebih besar dari

biasanya.

2) Hubungan yang berarti

Keluarga merupakan sistem pendukung dalam diri seseorang.

Hubungan yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan

dasar karena adanya rasa saling percaya, merasakan kesenangan

hidup, tidak ada rasa curiga antara yang satu dengan yang lain, dan

lain-lain.

3) Konsep diri

Konsep diri manusia juga memiliki peran dalam pemenuhan

kebutuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan

keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat dapat

menghasilkan perasaan dan kekuatan positif dalam diri seseorang.

Orang yang beranggapan positif terhadap dirinya sendiri akan akan

mudahberubah, mudah mengenali kebutuhannya, dan

mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga mudah memenuhi

kebutuhan dasarnya.

4) Tahap perkembangan

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
15

Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia akan mengalami

perkembangan. Berbagai fungsi organ tubuh akan mengalami

proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda pada setiap tahap

perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki

pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula, baik kebutuhan biologis,

psikologis, sosial maupun spiritual.

5) Struktur keluarga

Struktur keluarga dapat mempengaruhi cara seseorang

memuaskan kebutuhannya. Sebagai contoh seorang ibu mungkin

akan mendahulukan kebutuhan bayinya dibandingkan

kebutuhannya sendiri.

4. Kebutuhan Seksual

Teori Hierarki yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan,

kebutuhan akan rasa cinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan

aktualisasi diri (Asmadi, 2008). Dari kelima kebutuhan mendasar

tersebut memiliki keterikatan satu dengan yang lainnya sehingga semua

kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi dengan semestinya, salah satu

kebutuhan dasar atau kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan

paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen

dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi

BAB/BAK, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh,

serta seksual. Seksual menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
terpenuhi dan apabila kebutuhan seksual ini tidak terpenuhi semestinya

maka akan terjadi suatu penyimpangan seksual. Kebutuhan seks bagi

manusia sudah ada sejak lahir.

Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan

kebutuhan ; makan, minum, mandi, bak/bab. Aktivitas-aktivitas rutin

ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup. Dan itulah yang disebut

dengan kebutuhan seksualitas. Kebutuhan seksual adalah kebutuhan

dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara

pribadi yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi

sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut.

Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntut adanya

pemenuhan yang dalam hal penyalurannya manusia mengeksprsikan

dorongan seksual ke dalam bentuk perilaku seksual yang sangat

bervariasi.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Seksualitas

1) Pertimbangan Perkembangan

a. Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek

psikososial, emosional dan biologik kehidupan uang

selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu

b. Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase

konsepsi

2) Kebiasaan hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
17

a. Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan

utama untuk dapat mencapai kepuasan seksual

b. Trauma atau stres dapat mempengaruhi kemampuan

individu untuk melakuakn kegiatan atau fungsi kehidupan

sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi ekspresi

seksualitasnya, termasuk penyakit.

c. Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan

hidup yang positif berkontribusi pada kehidupan sosial yang

membahagiakan.

3) Peran dan Hubungan

a. Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya

sangat mempengaruhi kualitas hubungan seksualnya

b. Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang

memfasilitasi rasa nyaman seseorang terhadap seksualitas

dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang dicintai

dan dipercayainya

c. Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali

ditentukan oleh dengan siapa individu tersebut berhubungan

seksual.

4) Konsep Diri

a. Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai

dampak langsung terhadap seksualnya.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5) Budaya, Nilai dan Keyakinan

a. Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat tentang

seksualitas dapat mempengaruhi individu

b. Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang

identitas dan eprilaku seksual

c. Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara

stimulasi seksual dan hal lain terkait dengan kegiatan

seksual.

6) Agama

a. Pandangan agama tertentu yang diajarkan, ternyata

berpengaruh terhadap ekspresi seksualitas seseorang

b. Berbagi bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan,

dianggap tidak wajar

c. Konsep tentang keperawatan dapat diartikan sebagai

kesucian dan kegiatan seksual dianggap dosa, untuk agama

tertentu.

B. Seksualitas Wanita

1. Pengertian Seksualitas

Dalam kehidupan sehari-hari, kata seks secara harfiah berarti jenis

kelamin. Pengertian seks kerap hanya mengacu pada aktivitas biologis

yang berhubungan dengan alat kelamin (genetalia), meski sebenarnya

seks sebagai keadaan anatomi dan biologis, sebenarnya hanyalah

pengertian sempit dari yang dimaksud dengan seksualitas. Seksualitas

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
19

yakni keseluruhan kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan

sikap seseorang yang berkaitan dengan perilaku serta orientasi

seksualnya (Gunawan dalam Soekatno, 2008).

Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas

adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi

seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme,

kenikmatan, kemesraan dan reproduksi.

2. Kebutuhan Seksualitas Wanita

Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan

seorang wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan

memumaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting

dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan (Irwan, 2012).

Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi

perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,

memerhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan

timbal balik antar dua individu tersebut.

Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda :

a. Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka

dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut

kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti

sentuhan, pelukan ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat

gerak tubuh, cara berpakaian, dan pengolahan kata, termasuk

pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, dan emosi.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan

fisiologi pada laki-laki dan perempuan, hubungan fisik antar

individu atau aktivitas seksual genital.

3. Perbedaan Kebutuhan Seksualitas Wanita dan Laki-laki

Seksualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus

dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan

seksual yang mencakup hubungan seksual atau perilaku seksual dari

dorongan seksual. Dorongan seksual merujuk pada motivasi seksual

yang biasanya berfokus pada keinginan beraktivitas seksual dan

keinginan merasakan kenikmatan seksual. Individu yang memiliki

dorongan seksual tinggi akan lebih sering memilki keinginan untuk

melakukan hubungan seksual (Baumeister, 2001:264). Dorongan

seksual ada pada setiap diri individu. Namun ada perbedaan dorongan

seksual dilihat dari perspektif gender. Laki-laki dan perempuan

memiliki dorongan seksual lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini

dibuktikan dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Baumeister

(2001) dimana dorongan seksual laki-laki lebih besar daripada

perempuan yang tercermin dari pikiran tentang seks, frekuensi

melakukan hubungan seksual, fantasi seksual, keinginan untuk praktek

seksual. Selain laki-laki lebih mendominasi tentang dorongan seksual

daripada perempuan, laki-laki juga lebih rajin dalam melakukan

aktivitas seksual (Baumeister, 2001). Laki-laki lebih rajin melakukan

aktivitas seksual daripada wanita, baik di awal hubungan, pertengahan,

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
21

ataupun setelah bertahun-tahun menjalani hubungan. Maka dapat

disimpulkan jika narapidana laki-laki lebih aktif dalam aktivitas seksual

daripada narapidana perempuan.

Namun wanita pada hakikatnya tetap membutuhkan aktivitas

seksual, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan fisiologisnya. Salah satu

kajian mengenai sikap dan pandangan kaum wanita tentang pentingnya

fungsi seksual yang cukup menarik untuk diulas adalah survei yang

diprakarsai oleh Bayer Healthcare yang dilakukan di 12 negara pada

April hingga Mei 2006. Negara-negara tersebut adalah : Brasil, Prancis,

Jerman, Italia, Meksiko, Polandia, Saudi Arabia, Afrika Selatan,

Spanyol, Turki, Inggris, dan Venezuela. Jumlah responden di setiap

negara tersebut paling sedikit 1000 wanita berusia di atas 18, sehinggan

jumlah keseluruhan responden 12.065 orang. Hasilnya, 8996 responden

(75%) wanita mengakui bahwa kegiatan seksual adalah sesuatu yang

penting atau sangat penting bagi mereka. Ketika kepada mereka (8996

responden) yang mengaku seksual sebagai sesuatu yang penting itu

ditanyakan apa alasan mereka berpendapat bahwa seksual pentinh,

maka respons yang muncul adalah sebagai berikut. Enam dari sepuluh

(58%) wanita mengaku seksual penting untuk memperkuat dan

menuingkatkan kualitas hubungan dengan pasangan. Selanjutnya,

hampir separuh (47%) responden merasa bahwa seksual berkaitan

dengan kebanggaan diri, masing-masing 29% merasa memiliki daya

tarik dan 18% merasa lebih percaya diri. Juga, tidak kurang dati 47%

responden berpandangan bahwa seksual berkontribusi positif buat fisik

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mereka. Masing-masing 25% merasa mendapat kepuasan fisik dan 22%

merasa seksual membuat dirinya lebih sehat (Bayer, 2006).

Selanjutnya, terhadap pertanyaan apa pentingnya kepuasan seksual

bagi diri mereka, 85% responden mengaku bahwa kepuasan seksual

merupakan sesuatu yang sangat kepuasan seksual tidak terlalu berarti

bagi mereka (Bayer, 2006). Berdasarkan data-data diatas dijelaskan

bahwa kaum wanita menempatkan kepuasan seksual sebagai sesuatu

yang penting bagi hidup mereka. Dengan demikian kaum wanita

menyadari bahwa kualitas fungsi sesksualnya sebagai bagian tak

terpisahkan dari kualitas hidupnya, khususnya dalam bidang kesehatan

jiwa dan raga (rohani dan jasmani). Artinya, kualitas fisik dan

psikologis seorang wanita tidak bisa disebut baik bila fungsi seksualnya

terganggu (Sutyarso, 2011).

C. Perilaku Seksual

1. Pengertian Perilaku Seksual

Menurut Sarwono (2011) perilaku seksual adalah segala tingkah

laku yang didorong oleh oleh hasrat seksual baik yang dilakukan

sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk

tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik

sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek

seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri

sendiri.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
23

Perilaku seksual adalah cara seseorang mengekspresikan hubungan

seksualnya. Perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya,

interpretasi agama, adat tradisi, dan kebiasaan masyarakat. Karena itu

perilaku seksual merupakan kontruksi sesual, tidak bersifat kodrati, dan

tentu saja dapat dipelajari. Disinilah perbedaan mendasar antara

orientasi seksual dan perilaku seksual. Sayangnya tidak banyak orang

yang mau memahami perbedaan kedua istilah ini secara arif.

Akibatnya, tidak sedikit yang menemui keduanya secara rancu dan

salah kaprah (Husein Muhammad, 2011).

2. Aspek-Aspek Perilaku Seksual

Aspek-aspek dalam perilaku seksualmenurut (Ratnawati, 2014)

antara lain :

a) Aspek biologis

Aspek ini respon fisiologis terhadap stimulus, seks,

reproduksi, pubertas, perubahan fisik karena danya kehamilan

serta pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya.

b) Aspek Psikologi

Seks merupakan proses belajar yang terjadi pada diri

indivdu untuk mengekspresikan dorongan seksual melalui

perasaan, sikap dan pemikiran entang seksualitas.

c) Aspek Sosial

Aspek ini meliputi pengaruh budaya, hubungan

interpersonal dan semua hal tentang seks yang berhubungan

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dengan kebiasaan yang dipelajari individu dalam lingkungan

sosial.

d) Aspek Moral

Yang termasuk dalam aspek moral adalah menjawab

pertanyaan tentang benar atau salah, harus atau tidak harus

serta boleh atau tidak boleh suatu perilaku seseorang.

3. Bentuk – Bentuk Perilaku Seksual

Berdasarkan Duvall & Miller (dalam Khairunisa, 2013)

mengatakan bahwa bentuk perilaku seksual mengalami peningkatan

secara bertahap. Bentuk-bentuk perilaku seksual meliputi:

a. Berpegangan Tangan

Berpegangan tangan tidak terlalu menimbulkan rangsangan seks

yang kuat. Namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba

aktivitas seksual lainnya.

b. Ciuman Kering

Ciuman kering adalah aktivitas seksual berupa sentuhan pipi

dengan bibir. Dampaknya adalah dapat menimbulkan imajinasi atau

fantasi yang disertai dengan meningkatnya keinginan untuk

melakukan aktivitas seksual lain.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
25

c. Ciuman Basah

Ciuman basah adalah aktivitas seksual yang berupa sentuhan

bibir. Ciuman basah dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat

mengakibatkan dorongan seksual yang tak terkendali.

d. Berpelukan

Berpelukan dapat menimbulkan perasaan tegang, aman dan

nyaman disertai dengan rangsangan seksual terutama bila mengenai

daerah sensitif.

e. Berfantasi dan Berimajinasi

Berfantasi atau berimajinasi adalah salah satu bentuk

membayangkan aktivitas seksual yang bertujuan untuk

menimbulkan perasaan erotisme.

f. Meraba

Meraba merupakan aktivitas meraba bagian – bagian sensitif

rangsangan seksual, seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis

dan lain-lain. Aktivitas meraba dapat melemahkan kontrol diri

sehingga dapat berlanjut ke aktivitas seksual lainnya seperti petting

atau senggama.

g. Masturbasi

Masturbasi adalah suatu usaha merangsang bagian tubuh sendiri

dengan tujuan mencapai kepuasan seksual. Pada laki-laki biasanya

merangsang alat genital, sedang pada perempuan lebih beragam

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
biasanya dengan merangsang alat genital, payudara atau tubuh yang

lainnya.

h. Petting

Istilah petting secara tradisional digunakan untuk

menggambarkan usaha merangsang bagian tubuh tertentu yang

saling dilakukan oleh pasangan, namun tidak sampai pada

hubungan seksual. Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah

ciuman bibir, rangsangan payudara, rangsangan alat genital manual.

i. Oral seks

Oral seks adalah masuknya penis ke mulut yang kemudian

memberikan rangsangan sehingga mencapai orgasme.

D. Narapidana Wanita

1. Pengertian Narapidana

Narapidana adalah orang yang sedang menjalani pidana penjara.

Pengertian narapidana menurut kamus Bahasa Indonesia adalah orang

hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena melakukan

tindak pidana). Menurut UU Nomor 12 Tahun 1995 (dalam Lubis, dkk,

2014) tentang pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang

menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Menurut (Harsono, 2014), mengatakan bahwa narapidana adalah

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
27

seseorang yang dijatuhkan vonis bersalah oleh hakim dan harus

menjalani hukuman.

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1995 tentang Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang

menajalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

Menurut Pasal 1 Ayat (6) Undang0Undang Nomor 12 Tahun 1995

(dalam Soraya, 2013) tentang Pemasyarakatan, terpidana adalah

seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pelaku yang melakukan perbuatan kejahatan atas dasar keyakinan

diri sendiri atau karena terdorong oleh kondisi personal atau sosial

tidak akan merasa takut akan ancaman pidana (Moerings, 2012). Pelaku

kejahatan yang ditindak oleh pihak berwajib akan mendapatkan sanksi

dan binaan di lembaga pemasyarakatan setempat. Lembaga

pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan

narapidana dan anak didik pemasyarakatan (Simon R. & Sunaryo,

2011).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindak Pidana

Sebagai salah satu perbuatan yang menyimpang dari norma

pergaulan hidup manusia, kejahatan (tindak pidana) merupakan

masalah sosial, yaitu masalah ditengah-tengah masyarakat, dimana

pelaku dan korbannya adalah anggota masyarakat juga. Banyak faktor

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
yang menjadi alasan kejahatan muncul. Dapat di tinjau, seperti faktor

secara sosiologis, biologis seseorang dan psikologis.

Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan,

perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis dan sosial-

psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma

susila dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah

tercakup dalam Undan-Undang maupun yang belum tercantum dalam

Undang-Undang) (Kartono, 2003). Secara sosiologis, suatu kejahatan

muncul memang dari benih-benih yang kecil, seperti ucapan, tindakan,

akan tetapi dampak yang ditimbulkan dapat meresahkan masyarakat,

merusak tatanan norma-norma sosial, bahkan melanggar hukum.

Selain itu secara biologis, Lombrosso menyatakan doktrin atavisme

menurutnya membuktikan adanya sifat hewani yang diturunkan oleh

nenek moyang manusia. Gen ini muncul sewaktu-waktu dari

turunannya yang memunculkan sifat jahat pada manusia modern

(Santoso dan Zulfa, 2013).

Secara psikologis, sebenarnya para penjahat sama-sama memiliki

pola berpikir yang abnormal yang membawa mereka memutuskan

untuk melakukan kejahatan. Keduanya berpendapat bahwa para

penjahat adalah orang yang “marah”, yang merasa sense superioritas,

menyangka tidak bertanggung jawab atas tindakan yang mereka ambil,

dan mempunyai harga diri yang sangat melambung. Tiap seseorang

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
29

merasa ada satu serangan terhadap harga dirinya, seseorang akan

memberi reaksi yang sangat kuat, sering berupa kekerasan.

3. Pengertian Wanita

Wanita, disebut juga juga perempuan, puteri, istri, ataupun ibu

adalah sejenis makhluk dari bangsa manusia yang halus kulitnya, lemah

sendi tulangnya dan agak berlainan bentuk dari susunan bentuk tubuh

laki-laki. Tuhan menjadikan Wanita agar berlainan bentuk susunan

badannya dan agak berlainan pula kekuatan, dan akal fikirannnya

dibandingkan dengan lelaki. Perbedaan itu mengandung kepentingan

dan hikmah yang tidak dapat disangkal oleh pria maupun wanita.

Secara terminologi, wanita adalah kata yang umum digunakan

untuk menggambarkan perempuan dewasa. Secara etimologi wanita

berdasarkan asal bahasanya tidak mengacu pada wanita yang ditata atau

diatur oleh lelaki. Arti wanita sama dengan perempuan yaitu bangsa

manusia yang halus kulitnya, lemah sendi tulangnya dan berlainan

bentuk dari dari susunan bentuk tubuh lelaki (Sarwono, 2012).

E. Kebutuhan Seksualitas Narapidana

1. Hak Narapidana

Kehidupan komunitas terpidana tak begitu saja direnggut seluruh

hak-haknya. Mereka juga mendapatkan kebebasan dalam batas. Hak-

hak terpidana selama dipidana menurut UU N0.12 tahun 1994, pasal 14

terdapat 13 hak narapidana atau warga binaan, yaitu :

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1) Melakukan ibadah sesuai dengan atau kepercayaannya

2) Mendapat perawatan (baik perawatan rohani maupun perawatan

jasmani)

3) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran

4) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak

5) Menyampaikan keluhan

6) Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media masa

lainnya yang tidak dilarang

7) Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan

8) Menerima kunjungan keluarga

9) Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi)

10) Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi

keluarga

11) Mendapatkan kebebasan bersyarat

12) Mendapatkan cuti menjelang bebas

13) Mendapatkan hak-hak lain sesuai denga peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dari hak-hak setiap Narapidana yang disebutkan dalam UU

Nomor.12 tahun 1994, pasal 14, tidak terlihat hak seksual bagi

narapidana. Sedangkan hak seksual merupakan salah satu indikator

kesehatan seksual, sesuai dengan pemaparan (Hardani. S, 2012),

terdapat 8 indikator kesehatan seksual yang buruk di suatu populasi,

yaitu :

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
31

1) Kehamilan yang tidak direncanakan

2) Menigkatnya insiden infeksi menular seksual (HIV dan Hepatitis B)

3) Meningkatnya kasus infeksi saluran reproduksi

4) Gangguan fungsi seksual akibat kondisi biologis dan psikologis

5) Relasi kuasa yang tidak seimbang dan ketidaksetaraan gender pada

sub populasi masyarakat tertentu

6) Tidak terpenuhinya hak seksual dan reproduksi

7) Kekerasan emosional/fisik antara pasangan seksual di dalam rumah

tangga

8) Pelecehan maupun kekerasan seksual

2. Kebutuhan Seksualitas Narapidana

Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tak dapat

terelakan. Sehingga tak jarang fenomena penyimpangan penyaluran

kebutuhan biologis tahanan atau narapidana merajalela. Menurut

Listyanti (2009) yang dikutip dari Hendri 2010, hasil penelitian dari

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Departemen Hukum

dan HAM menyebutkan penyimpangan perilaku seksual napi

bervariasi. Fakta tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan di

Lapas Klas IIA Mataram, Provinsi NTB kepada warga binaan

pemasyarakatan laki-laki dan perempuan. Hasilnya, sebanyak 78% napi

sering berhalusinasi atau berfantasi, 57% napi melakukan masturbasi

dan 52% napi melakukan aktivitas biologis dengan melanggar

ketentuan.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
F. Peran Perawat

1. Pengertian Peran Perawat

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu

sistem (Indrawati, 2009 ). Peran perawat menurut Hidayat (2000)

merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari

luar profesi keperawatan yang konstan.

Sedangkan menurut Ali (2001), peran perawat adalah tingkah laku

yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain (dalam hal ini

adalah perawat) untuk berproses dalam sistem sebagi berikut :

a. Pemberian asuhan keperawatan

b. Pembela pasien

c. Pendidikan tenaga keperawatan dan masyarakat

d. Koordinator dalam pelayanan pasien

e. Kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain

sejawat

f. Konsultan/nasihat pada tenaga kerja dan pasien

g. Pembaharu sistem, metodologi, da sikap

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
33

2. Peran-peran Perawat

Menurut weiss (1987) yang dikutip oleh Stuart & Sundeen dalam

Principles and Practice of Psychiatric Nursing Care (1995), peran

perawat adalah sebagai attitude therapy, yakni :

a. Mengobservasi perubahan, baik kecil atau menetap yang terjadi

pada pasien

b. Mendemonstrasikan penerimaan

c. Respek

d. Memahami pasien

e. Mempromosikan ketertiban dan berpartisipasi dalam interaksi

Sedangkan menurut Yosep (2007), bahwa perawat harus

mempunyai asuhan kompeten khusus, kompeten tersebut meliputi :

a. Pengakajian biopsikososial yang peka terhadap budaya

b. Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk pasien dan

keluarga

c. Peran serta dalam pengelolaan khusus : mengorganisasikan,

mengkaji, negoisasi, koordinasi, pelayanan bagi individu dan

keluarga.

d. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga,

kelompok, untuk menggunakan sumber daya yang tersedia di

komunitas kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, telnologi

dan sistem sosial yang tepat.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi

pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling

f. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah

spikologis dan penyakit jiwa dan masalah fisik.

g. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang

mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga, staf, dan pembuat

kebijakan.

Menurut Orem (2001), perawatan merupakan fokus khusus pada

manusia yang membedakan keperawatan dari pelayanan masyarakat

lainnya. Dari sudut pandang ini, peran perawat untuk memampukan

individu dalam mengembangkan dan melatih kemampuan pemenuhan

kebutuhan mereka agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar

mereka sebagaimana mestinya.

3. Prison Nurse

Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan

pembinaan terhadap orang-orang yang dijatuhi hukuman penjara atau

kurungan berdasarkan keputusan pengadilan. Umumnya para

narapidana menjalani hukuman karena suatu tindakan yang melanggar

hukum. Meskipun demikian kondisinya, mereka tetaplah manusia yang

membutuhkan pelayanan kesehatan kaitannya dengan kondisi fisik

maupun psikologisnya. Perawat sebagai profesi yang berorientasi pada

manusia mempunyai andil dalam memberikan pelayanan kesehatan di

Lembaga Pemasyarakatan yang biasa disebut dengan “Correctional

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
35

Setting” dimana perawat memberikan pelayanan secara menyeluruh

yang diberikan pada suatu komunitas yang terisolasi, tertutup dari

masyarakat, yang mempunyai aturan dan kehidupan dengan

karakteristik yang dibentuk oleh penghuninya dan perawat harus

mengatur lingkungan tersebut agar pelayanan kesehatan dapat

terpenuhi.

Pelayanan kesehatan ini perlu diberikan kepada narapidana karena

banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di Lapas seperti kesehatan

mental yaitu gangguan jiwa dan kesehatan fisik seperti HIV akibat

resiko tinggi karena penggunaan obat-obatan, hingga penyimpangan

seksual yang tak jarang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan akibat dari

terganggunya pemenuhan kebutuhan seksual secara normal.

G. Lembaga Pemasyarakatan

1. Pengertian

Lembaga Pemasyarakatan atau LAPAS adalah Lembaga Negara

yang mempunyai kewenangan dan kewajiban bertanggungjawab

dalam menangani kehidupan narapidanan untuk dapat membina,

merawat dan memanusiakan narapidana yang bertujuan agar

narapidana setelah keluar dari LAPAS dapat diterima kembali oleh

masyarakat dan menjadi manusia yang mempunyai keahlian baru serta

kepribadian baru yang taat hukum ( Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 12

Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan), dan menyadarkan bahwa kita

di negara Indonesia yang segala perbuatan dari tindakan kita dapat di

pertanggungjawabkan dihadapan hukum dan diselesaikan secara

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
hukum. Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis

di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan

Hak Asasi Manusia (Departemen Kehakiman).

2. Tujuan Lembaga Pemasyarakatan

Tujuan dari sistem pemasyarakatan sebagimana ditentukan dalam

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 tentang Pemasyarakatan adalah

untuk membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi :

1) Seutuhnya

2) Menyadari kesalahan

3) Memperbaiki diri

4) Tidak mengulangi tindak pidana

5) Dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat

6) Dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan

7) Dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan

bertanggung jawab.

Dalam proses pemidanaan, lembaga pemasyarakatan/LAPAS yang

mendapat porsi besar pemidanaan, setelah melalui proses persidangan

di pengadilan. Pada awalnya tujuan pemidanaan adalah penjeraan,

membuat pelaku tindak pidan jera untuk melakukan tindak pidana lagi.

Tujuan itu kemudian berkembang menjadi perlindungan hukum. Baik

kepada masyarakat (pihak yang dirugikan) maupun kepada pelaku

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
37

tindak pidana (pihak yang merugikan). Berangkat dari upaya

perlindungan hukum, maka pelaku tindak pidana dalam menjanai

pidananya juga mendapat perlakuan yang manusiawi, mendapat

jaminan hukum yang memadai.

3. Fungsi Lembaga Pemasyarakatan

Fungsi dari sistem Lembaga Pemasyarakatan adalah untuk

menyiapkan warga binaan pemasyarakatan agar dapat berintegrasi

secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat dipulihkan kembali

fitrahnya sebagai manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta,

dengan pribadinya, dengan sesamanya dan lingkungannya. Peran

Lembaga Pemasyarakatan memudahkan pengintegrasian dan

penyesuaian diri dengan kehidupan masyarakat, tujuannya agar

mereka dapat merasakan bahwa sebagai pribadi dan Warga Negara

Indonesia yang mampu berbuat sesuatu untuk kepentingan bangsa dan

negara seperti pribadi dan Warga Indinesia lainnya serta meraka

mampu menciptakan opini dan citra masyarakat yang baik. Lembaga

pemasyarakatan juga berfungsi sebagai tempat sarana dan prasarana

dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana yang sedang dalam

proses restorasi hukum yang tujuannya adalah untuk mengembalikan

narapidana kepada masyarakat sebagai pribadi yang utuh dan siap

membaur kembali ke dalam kehidupan bermasyarakat serta taat

hukum.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
H. Kerangka Teori Penelitian

Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang sangat

dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan ini menyangkut fisiologis dan

psikologis yang mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan

seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan seksualitas

merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan seksualitas

suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan

kegiatan hubungan fisik seksual.

Narapidana pada dasarnya adalah manusia, tidak berbeda dengan

manusia yang bukan narapidana. Manusia selama hidupnya memiliki

banyak kebutuhan dan tidak mungkin dipenuhi semua terutama dalam

bidang kebutuhan primer, tetapi mungkin dapat dicapai sebagian dari

keseluruhannya. Keberadaan manusia di dalam Lembaga Pemasyarakatan

(LAPAS) , kondisinya sangat jauh berbeda keadaan di masyarakat bebas.

Berbagai keterbatasan dialami narapidana sebagai penghuni LAPAS.

Dalam memenuhi kebutuhan ang diperlukan narapidana salah satunya

dalah kebutuhan seksual, khususnya bagi yang telah berkeluarga

merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan dalam mencapai

keseimbangan mental. Tetapi, karena narapidana terpisah dengan

pasangannya dalam waktu tertentu, mengakibatkan tidak dapat

disalurkannya kebutuhan seksual secara wajar dan normal. Apabila, tidak

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
39

terpenuhinya kebutuhan seksual tersebut, dapat menimbulkan upaya

pemenuhan seksual dengan cara menyimpang.

Dalam model Maslow, jika seorang individu telah memenuhi

kebutuhan dasarnya, maka selanjutnya ia akan termotivasi untuk memnuhi

kebutuhan-kebutuhan di tingkat selanjutnya. Salah satu kebutuhan yang

termasuk dalam kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan seksual. Kebutuhan

seksual adala salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Individu

yang tidak bisa mengungkapkan kebutuhan seksual mereka tidak jarang

akan berakhir dengan hal yang tidak baik seperti penyimpangan seksual

dimana individu akan memiliki perasaan tertarik dengan individu berjenis

kelamin sama (Ammar, et al. 2014). Dari pernyataan tersebut terlihat

bahwa kebutuhan fisiologis haruslah dipenuhi, namun kebutuhan akan

seksualitas pada para narapidana sepertinya masih sulit di penuhi dalam

penjara, karena dalam peraturan perundang-undangan sendiri kurang

menyediakan aturan yang menangani kebutuhan seksualitas ini, sehingga

tidak jarang muncul banyaknya permasalahan akibat terbatasnya dan

kurangnya pemenuhan kebutuhan seksualitas.

Penjara pada dasarnya telah merampas kebebasan narapidana. Hal ini

bisa memerlukan konsekuensi yang serius, terutama terhadap efek psiko-

sosial yang sering diamati selama dan atau setelah masa hukuman penjara.

Dimensi kehidupan akan kebutuhan seksual juga bisa saja hilang dan

praktek akan pemenuhan kebutuhan seksualitas ini sangat dilarang keras

dalam penjara. Namun saat ini, masih sangat sedikit studi seksualitas dalam

lingkungan penjara, seperti kita ketahui belum ada studi yang serius

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
membahas mengenai kebutuhan seksualitas dalam penjara. Hal ini masih

dianggap tabu dalam konteks sosial budaya kita (Ammar, Et al, 2014).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat laporan pertama pada

perilaku seksual di penjara, serta bertujuan untuk menjelaskan pemenuhan

kebutuhan fisiologis, terutama kebutuhan akan seksual pada para

narapidana sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia.

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
41

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan dasar manusia :


pemenuhan kebutuhan dasar
Kebutuhan fisiologis
manusia :
Kebutuhan rasa aman
1. Penyakit Kasih sayang
2. Hubungan yang berarti Harga diri
Aktualisasi diri
3. Konsep diri
4. Tahap perkembangan
5. Struktur keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kebutuhan seksualitas :

1. Pertimbangan Gambaran pemenuhan kebutuhan seksualitas


Perkembangan
2. Kebiasaan hidup sehat dan
Kondisi kesehatan
3. Peran dan Hubungan
4. Konsep Diri
5. Budaya, Nilai dan
Keyakinan
6. Agama
Narapidana Wanita

Dampak Seksualitas Bagi Wanita

Dampak kualitas Fisik


Dampak Kualitas Psikologis

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi Walyani (2015), Asmadi (2008), Sutyarso (2011), Irwan
(2012), dan Listyanti (2009)

Studi Tentang Kebutuhan..., Fikri Kurnia H, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai