Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ FAKTOR KEBUTUHAN SEKSUAL”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan ”.

DOSEN PENGAMPU:
drg. GA Sri Puja Warnis W, M. Kes

DISUSUN OLEH:

1. Mona Vadia Putri Anjani


2. Auliya Tri Utari
3. Dela Safitri Nurdwintan
4. M. Fathoni Hakim
5. Haerunnisah
6. Cahaya Virda Islamiyah
7. Annisyah Faturahman
8. Anggi Rahmawaati

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A. 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugerah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul “ Faktor Kebutuhan Seksual”.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata
kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga para penulis.
Dalam penulisan laporan ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis.Kami harapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Lombok Timur , 16 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Definisi .................................................................................................................. 3
B. Kebutuhan Seksual .................................................................................................. 3
C. Faktor Yang Mempengaruhi Seksual ....................................................................... 4
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia (KDM) merupakan kebutuhan yanng sangat dibutuhkan
oleh manusia. Kebutuhan ini menyangkut fisiologi dan psikologis yang mempertahankan
kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan
dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.
Seks pada hakekatnya merupakan dorongan naluri alamiah tentang kepuasan syahwat.
Tetapi banyak kalangan yang secara ringkas mengatakan bahwa seks itu adalah istilah
lain dari Jenis kelamin yang membedakan antara pria dan wanita. Jika kedua jenis seks
ini bersatu, maka disebut perilaku seks. Sedangkan perilaku seks dapat diartikan sebagai
suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim.
Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara
lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta
seksual.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan
perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman
terhadap tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll.
Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru
atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan
menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.
4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari
orang lain.

1
5. Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki
Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan
serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui kebutuhan seksual
b. Untuk memenuhi salah satu tugas pernaikan mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
II
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi kebutuha seksual
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mmempengaruhi kebutuhan seksualitas
c. Untuk mengetahui perkembangan seksual
d. Untuk mnegetahui perilaku seksual
e. Untuk mnegetahui tahapan respon seksual
f. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah sekual
g. Untuk mengetahui tindakan perawat terhadap kebutuhan seksual

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Istilah “seks” secara etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” kemudian
diturunkan menjadi bahasa Perancis Kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa
Inggris pertengahan yang bisa dilacak pada periode 1150-1500 M. “Seks” secara leksikal
bisa berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective), maupun kata kerja
transitif (verb of transitive).
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.
Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda :
1. Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana
mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan
yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk
pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
2. Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki
dan perempuan, hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).
B. Kebutuhan Seksual
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin
diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dalam
Bherm, 1996).
Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan dorongan seksual, bagi mereka
yang sudah matang fungsi biologisnya. Kebutuhan akan seks bagi manusia sudah ada sejak lahir.
Seks tergolong dalam kebutuhan primer – yang sama dengan kebutuhan: makan, minum,
mandi, berpakaian, tidur, bangun, bekerja, buang air besar, atau buang air kecil. Aktiviats-
aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup. Orang bisa berpuasa tetapi dalam
batas waktu tertentu. Dan itulah yang disebut dengan kebutuhan seks. Kebutuhan seksual
adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi

3
yang saling menghargai memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal
balik antara kedua individu tersebut ( Alimut , 2006).

C. Factor -factor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas


1. Pertimbangan Perkembangan
a. Proses perkembangan manusia mempengaruhi aspek psikososial, emosional dan
biologik kehidupan yang selanjutnya akan mempengaruhi seksualitas individu
b. Hanya aspek seksualitas yang telah dibedakan sejak fase konsepsi
2. Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan
a. Tubuh, jiwa dan emosi yang sehat merupakan persyaratan utama untuk dapat
mencapai kepuasan seksual
b. Trauma atau stress dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan
kegiatan atau fungsi kehidupan sehari-hari yang tentunya juga mempengaruhi
ekspresi seksualitasnya, termasuk penyakit
c. Kebiasaan tidur, istirahat, gizi yang adekuat dan pandangan hidup yang positif
mengkontribusi pada kehidupan seksual yang membahagiakan
3. Peran dan Hubungan
a. Kualitas hubungan seseorang dengan pasangan hidupnya sangat mempengaruhi
kualitas hubungan seksualnya
b. Cinta dan rasa percaya merupakan kunci utama yang memfasilitasi rasa nyaman
seseorang terhadap seksualitas dan hubungan seksualnya dengan seseorang yang
dicintai dan dipercayainya
c. Pengalaman dalam berhubungan seksual seringkali ditentukan oleg dengan siapa
individu tersebut berhubungan seksual
4. Konsep Diri
Pandangan individu terhadap dirinya sendiri mempunyai dampak langsung terhadap
seksualitas
5. Budaya, Nilai dan Keyakinan
a. Faktor budaya, termasuk pandangan masyarakat tentang seksualitas dapat
mempengaruhi individu

4
b. Tiap budaya mempunyai norma-norma tertentu tentang identitas dan perilaku
seksual
c. Budaya turut menentukan lama hubungan seksual, cara stimulasi seksual dan hal
lain terkait dengan kegiatan seksual
6. Agama
a. Pandangan agama tertenmtu yang diajarkan, ternyata berpengaruh terhadap
ekspresi seksualitas seseorang
b. Berbagai bentuk ekspresi seksual yang diluar kebiasaan, dianggap tidak wajar
c. Konsep tentang keperawanan dapat diartikan sebagai kesucian dan kegiatan
seksual dianggap dosa, untuk agama tertentu
7. Etik
a. Seksualitas yang sehat menurut Taylor, Lilis & Le Mone (1997) tergantung pada
terbebasnya individu dari rasa berssalah dan ansietas
b. Apa yang diyakini salah oleh seseorang, bisa saja wajar bagi orang lain

8. Usia
Perkembangan seksual
1. Masa prenatal dan bayi.
Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang.
Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan, seperti adanya ereksi
penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini terjadi
ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut Sigmund Freud,
tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :
a. Tahap Oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan atau kenikmatan
dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara.
Anak memiliki ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta dilindungi
untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang di peroleh pada masa ini adalah
masalah menyapih dan makan.
b. Tahap Anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada
saat pengeluaran feses. Anak mulai menunjukan keakuannya, sikapnya sangat

5
narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egois. Anak juga mulai mempelajari
struktur tubuhnya. Pada tahap ini anak sudah dapat di latih dalam hal kebersihan.
2. Masa Kanak-kanak
Masa ini di bagi dalam usia prasekolah, dan sekolah. Perkembangan seksual pada
masa ini di awali secara biologis atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual
pada masa ini adalah:
a. Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun. Kepuasan anak terletak pada
rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa
erogennya. Anak juga mulai menyukai lain jenis. Anak laki-laki cenderung lebih
suka sama ibunya dari pada ayahnya, sebaliknya anak perempuan lebih suka
ayahnya. Anak mulai dapat mengidentifikasi jenis kelamin dirinya, apakah laki-
laki atau perempuan, belajar melalui interaksi dengan figur orang tua, serta mulai
mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.
b. Tahap Laten, terjadi pada umur 5-12 tahun. Kepuasan anak mulai terintegrasi,
mereka memasuki masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial,
seperti suka berhubungan dengan kelompoknya atau teman sebaya, dorongan
libido mulai berbeda. Pada masa sekolah ini, anak sudah banyak bertanya tentang
hal seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi.
3. Masa Pubertas / Remaja
Pada masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan akan
terjadi kematangan secara psikososial. Terjadinya perubahan secara psikologis ini
ditandai dengan adanya perubahan dalam citra tubuh (body image) , perhatian yang
cukup besar terhadap fungsi tubuh, pembelajaran tentang perilaku, kondisi sosial,
dan perubahan lain, seperti perubahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otot,
bulu di pubis, buah dada atau mentruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh Freud
sebagai tahap genital ini terjadi pada umur 12 - 18 tahun. Kepuasan anak pada tahap
ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap
lawan jenis.

4. Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur.

6
Pada tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder
mencapai puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada masa pertengahan umur
terjadi perubahan hormonal; pada wanita di tandai dengan penurunan estrogen,
pengecilan payudara dan jaringan vagina, penurunan cairan vagina, selanjutnya akan
terjadi penurunan reaksi ereksi; pada pria di tandai dengan penurunan ukuran penis
serta penurunan semen. Dari perkembangan psikososial, sudah mulai terjadi
hubungan intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan memiliki anak, sehingga
terjadi perubahan peran.
5. Masa Dewasa Tua
Sejak mencapai usia pra dewasa atau usia dewasa muda, khususnya pada pria
sudah terjadi penurunan produksi hormon testosteron. (Master and Jhonson,1966,
Kinsey dkk, 1948 ; dalam Marsetio dan Tjokronegoro, 1991). Pada usia 60 tahun
tenaga seseorang biasanya hanya tinggal 50% dari kekuatan masa remajanya, pada
usia ini pula kegiatan seks lelaki mengalami paling banyak kemunduran. Produksi air
mani menurun, kesuburan berkurang, namun nafsu seks tetap ada. Sedangkan pada
wanita jika sudah memasuki usia 45-50 tahun indung telurnya mulai kehabisan telur
untuk dikeluarkan dan juga terjadi penurunan produksi hormon seks, akan tetapi
dorongan seksual pada wanita tidak dipengaruhi hal tersebut (Oswari,1997). Masters
dan Jhonson, (1966) dalam paat dalam Marsetio dan Tjokronegoro, (1991)
menyimpulkan bahwa kamampuan seksual wanita dapat bertahan sampai tua sesudah
60 tahun, bahkan sampai 80 tahun

8. Pendidikan
Pendidikan merupakan fenomena insani atau gejala kemanusiaan yang
mendasar dan juga mempunyai sifat konstruktif atau membangun dalam hidup
manusia (Driyarkara dalam Tanlain dkk 1992). Pendidikan berlangsung dalam suatu
proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan akhir yaitu individu yang dewasa
(Tanlain, dkk, 1992), dimana kematangan intelektual sesorang akan mempengaruhi
wawasan dan cara pikir seseorang baik tindakan maupun dalam cara pengambilan
keputusan.Termasuk keputusan dalam melakukan hubungan seksual.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.

B. Saran
Kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Untuk
memenuhi kebutuhan seksual dengan baik, maka tindakan sebagai perawat/ tenaga
kesehatan tentunya :
1. Mengajarkan pola seksualitas yang sehat
2. Mengajarkan pendidikan seks pada usia remaja, dewasa, dan usia lanjut.
3. Menciptakan hubungan teurapetik dalam mendiskusikan masalah seks
4. Memperkenalkan alat-alat bantu pemenuhan dalam kebutuhan seks
5. Melaksananakan rujukan masalah seksualitas
6. Menerima konseling maslaah seksual

8
DAFTAR PUSTAKA

Ebook: Kusnanto tentang Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan. Penerbit: Buku
kedokteran EGC.

Ebook: Nursalam dan Ferry Efendi tentang Pendidikan dalam Keperawatan. Penerbit:
Salemba Medika.

Blog Kapevi Hatake tentang Askep Kebutuhan Seksual


(http://macrofag.blogspot.co.id/2013/02/askep-kebutuhan-seksual_19.html diakses tanggal 4
Maret 2016).

Blog Aswan si Arseven tentang makalah pemenuhan kebutuhan seksual


(http://pemenuhankebutuhanseksual.blogspot.co.id/2012/05/makalah-pemenuhan-kebutuhan-
seksual.html diakses tanggal 4 Maret 2016).

Nurse blog tentang pemenuhan kebutuhan seksual


(https://atinurse.wordpress.com/2013/11/09/pemenuhan-kebutuhan-seksualitas/ diakses tanggal 4
Maret 2016).

Anda mungkin juga menyukai