Anda di halaman 1dari 25

Pemenuhan kebutuhan dasar manusia

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PKDM


Dosen pengampu : Ns. Ilham Suryana S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.MB

Di susun oleh:
1. Annisa Salsabila Azzahra
2. Nauval Hisyam Ramdani
3. Lukman Hakim
4. Novia Fitri Ramdani
5. Nining Winingsih
6. Aditya Permana
7. Kiki Rahmawati
8. Yani Oktaviani
9. Syahrul Latief
10. Fawaz Fuady
11. Fauzan Nur Bahri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES HORIZON KARAWANG
2022

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur di panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Kebutuhan Dasar Manusia” dengan lancer
Saya sangat menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna yang
disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca mahasiswa/i
Stikes Horizon Karawang

Karawang

8 September 2022

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa
setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).

Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dapat


digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan.Beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih mendasar daripada
kebutuhan lainnya.Oleh karana itu beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum
kebutuhan lainnya.

Dalam mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia tersebut dapat digunakan


untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia dalam mengaplikasikan
ilmu keperawatan di dunia kesehatan.walaupun setiap orang mempunyai sifat
tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia
yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan
dan posisi pada rentang sehat-sakit.

Adapun kebutuhan adalah sesuatu yang harus tercukupi bagi makhluk hidup untuk
melangsungkan hidupnya sebagai tujuan untuk bertahan hidup. Kebutuhan manusia
wajib di penuhi. Namun tak selamanya yang kita inginkan itu adalah kebutuhan
namun hanya berupa nafsu dan keegoisan diri kita dan hanya sebagai kepuasan diri
kita atas apa yang kita dapatkan dan kita peroleh. Kebutuhan bukan hanya orang-orang
yang sedang dalam keadaan normal. Namun, kebutuhan juga ada pada orang yang
sedang sakit serta pemenuhan kebutuhan pada orang sakit berbeda dengan pemenuhan
kebutuhan pada orang yang tidak dalam keadaan sakit (sehat).

4
B, TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
Tujuan Umum
1. Prinsip Kebutuhan Dasar Manusia
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar
Manusia
3. Teori Kebutuhan Dasar Abraham Maslow
4. Teori Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
5. Teori Kebutuhan Dasar Jean Watson
6. Teori Kebutuhan Dasar Ida Jean Orlando

C, Manfaat
Hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan mahasiswa/mahasiswi
khususnya di STIKES Horizon Karawang

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Manusia akan berupaya keras untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, yang telah disesuaikan dengan prioritas yang ada. Dua prinsip
kebutuhan manusia, yaitu homeostatis dan homeodinamika.
1. Homoeostatis
Homeostatis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialami. Proses homeostatis terjadi apabila tubuh
mengalami stress hingga tubuh secara alimiah akan melakukan mekanisme untuk
mempertahankan keseimbangannya. Homeostatis juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses
pemeliharaan keseimbangan dan adaptasi yang terus menerus dengan kondisi lingkungan
disekitarnya. Secara umum, homeostatis dibagi menjadi dua, yaitu homeostatis fisiologis dan
homeostatis psikologis.
Homeostatis psikologis dalam tubuh manusia dikendalikan oleh system endokrin dan
system otonom. Homestatis fisiologis terdiri atas empat cara, antara lain :
a. Pengaturan diri (self regulation), yaitu suatu proses pengaturan organ tubuh secara
otonomis. Pengaturan diri secara otomatis terjadi pada individu yang sehat.
b. Kompensasi, yaitu proses reaksi tubuh terhadap kondisi abnormal yang terjadi. Salah
satu contoh kompensasi adalah tubuh gemetar sebagai upaya mempertahankan
keseimbangan suhu tubhu di lingkungan yang dingin.
c. Umpan balik negatif, merupakan proses yang terjadi ketika tubuh berada dalam
kondisi abnormal, yaitu tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan
balik terhadap penyimpanan yang terjadi. Misalnya, tubuh kan memberi respon
pandangan berkunang kunang ketika seseorang mengalami anemia.
d. Umpan balik positif, untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis, misalnya
denyut jantung akan meningkat jika seseorang mengalami hipoksia sebagai upaya
untuk meningkatkan peredaran darah dan oksigen ke sel tubuh.
Homeostatis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan
mental individu. Proses ini diperoleh melalui pengalamn hidup dan interaksi dengan individu
lain serta dipengaruhi oleh norma dan kebutuhan masyarakat. Misalnya, individu akan tertawa
ketika merasa senang dan menangis ketika merasa sedih.
2. Homeodinamika
Homoeodinamika merupakan pertukaran energi secara terus menerus antara mnausia
dengan lingkungan di sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan
penyesuaian dengan lingkungan disekitarnya, namun juga terus berinteraksi dengan
lingkungan agar dapat mempertahankan diri. Berikut merupakan prinsip dalam
homeodinamika :

6
a. Integritas, yaitu prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan
yang tidak dapat di pisahkan. Sepanjang hayat manusia, interaksi antara manusia
dengan lingkungan yang slaing memengaruhi akan selalu terjadi.
b. Resonansi, yaitu proses kehidupan selalu berirama dan frekuensinya bervariasi karena
manusia memiliki pengalam beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar.
c. Helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia
berlangsung secara perlahan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia


Beberapa factor yang memengaruhi kebuthan dasar manusia, antara lain:
1.Penyakit
Penyakit menyebabkan individu mengalami perubahan pemenuhan kebutuhan dasar
baik secara fisiologis maupun psikologis karna beberapa organ tubuh memiliki
kebutuhan yang lebih besar dari pada biasanya
2.Hubungan Keluarga (sikilogis)
Hubungan yang baik antar-individu akan meingkatkan kebutuhan dasar manusia
karna adanya perasaan saling percaya, Kesenangan hidup, atau tidak ada kecurigaan.
Induvidu yang dapat membina hubungan keluarga yang baik akan dapat memenuhi
kebutuhan dassarnya dengan baik.
3.Konsep Diri
Konsep diri individu memiliki pengaruh yang besar dalam memenuhi kebutuhan
dasar. Konsep diri yang positif akan menghasilkan pribadi yang sehat, sedangkan
konsep diri yang negative akan menghasilkan individu yang sakit baik secara
fisiologis maupun psikologis. Dengan demikian, individu yang memliliki konsep diri
positif akan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik.
4.Tahap Perkembangan
Usia akan memengaruhi kebutuhan dasar manusia karna setiap tahap perkembangan
individu akan memiliki kebutuhan dasar yang berbeda.

7
C. Teori Kebutuhan Dasar Manusia

1.Abraham Harold Maslow


Abraham Harold maslow membagi kebutuhan dasar manusia menjadi lima, antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan akan makanan, minuman,
tempat tinggal, seksual.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
bahaya atau kekerasan. Kebutuhan akan rasa aman muncul setelah individu dapat
memenuhi kebutuhan fisiologis.
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (love/belonging needs), muncul setelah
kebutuhan fisiologis dan rasa aman relatife terpenuhi. Kebutuhan untuk dicintai dan
disayangi meliputi kebutuhan untuk berafiliasi, membina persahabatan, memberi dan
menerima kasih sayang kepada dan dari individu lain dalam kehidupan social
masyarakat.
4. Kebutuhan akan harga diri (self-esteem needs), yaitu kebutuhan akan penghargaan
untuk penghormatan diri, status, perhatian hingga penerimaan dari individu lain.
Kebutuhan ini muncul setelah ketiga kebutuhan sebelumnya terpenuhi. Maslow
berpendapat bahwa kebutuhan ini jarang dapat terpenuhi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), merupakan kebutuhan terakhir
yang muncul setelah ke empat kebutuhan lainnya terpenuhi. Kebutuhan ini dapet
mendorong seseorang meningkatkan kemampuan kerjanya.

Tingkat Kebutuhan Maslow

Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar


yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat
kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow memberi hipotesis bahwa setelah
individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan
kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar
tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.
Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni
motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth
motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia
karena berbagai kekurangan yang ada.Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas
kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakan
pembawaan dari setiap manusia.

8
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan dasar manusia memiliki tingkatan, seperti
piramid, dengan anak tangga kebutuhan. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari tingkat
terendah dan secara bertahap naik ketingkat kebutuhan brikutnya secara berurutan.

• Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan
ujuntuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan
kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk
mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah
mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya
sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya
mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang
dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa,
bau, temperatur ataupun tekstur makanan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama,
kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau
minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada
titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja
menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi
sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah
hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi
dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang
lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi
sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa

9
mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-
carinya lagi.

• Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety/Security Needs)

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang


disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan
rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan
kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut,
cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Serta kebutuhan secara psikis yang mengancam
kondisi kejiwaan seperti tidak diejek, tidak direndahkan, tidak stres, dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa
terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-
ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.

Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-
anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan sangat
terancam. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas
secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang
tidak diharapkannya.

• Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang (Social Needs)

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini
meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga
komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan
antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak
cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang
memang penting bagi dirinya.Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa
hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara
dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu
pihak merasa takut pada kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga
mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan
meramalkannya.

• Kebutuhan Akan Penghargaan (Esteem Needs)

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk
mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.[1] Maslow
menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan
penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah
adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran,
kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan
yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi,
prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan

10
untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan
tertinggi yang ditemukan Maslow.

• Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri (Self-actualization Needs)

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain] Pada tahap ini, seseorang
mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri
langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-
an, ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga
bisa mencapai aktualisasi diri.

11
2.Virginia Henderson (1997)
A. Definisi
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit
atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan,
atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka
mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955;
Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya
adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang
dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja
pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan
kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat
membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi
mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan;
ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
B. Konsep Utama
Konsep utama dalam teori Virginia Henderson mencakup manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :
o Bernapas secara normal
o Makan dan minum dengan cukup.
o Membuang kotoran tubuh.
o Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
o Tidur dan istirahat.
12
o Memilih pakaian yang sesuai.
o Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
o Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
o Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
o Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
o Beribadah sesuai dengan keyakinan.
o Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
o Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
o Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.

2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan
sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

13
C. Hubungan Perawat Pasien dan Dokter menurut Virginia Hendereson
• Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :

Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.


Perawat sebagai helper (penolong).
Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-apa yang
pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena
berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan. Selama kondisi pemulihan
(convalescence), perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali
kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif.
• Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana
perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan
dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.

D. Aplikasi Teori Virginia Henderson dalam Proses Keperawatan


Tujuan Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu
klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien
merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual
keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan
membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian
dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.

14
3. Jean Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :

• Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
• Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
• Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
• Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar manusia yang
saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia sebenarnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.

1. Konsep Caring
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses,
fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi
seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-
hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain,
pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.

15
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu
stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang
lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah
“clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara
perkembangan teorinya (Watson, 2004).

2. Asumsi Dasar Science of Caring


Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carativeyang
menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana
mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang
untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di
tentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih “healthgenic” (menyehatkan)
daripada curing (pengobatan). praktek asuhan keperawatan terintegrasi
antara pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk meningkatkan kesehatan dan membantu individu yang sakit.
ilmu caring melengkapi curing.
7. Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.Dalam penilaian Watson,
penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa
perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai.
Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive
antara perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol,
lebih berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.

3.Paradigma Keperawatan Menurut Jean Watson


Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)


Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain dalam
memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh, mau
mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum,
manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu

16
manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang
sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik
(tentang konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang
kehidupannya.

2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

1. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
3. Tidak adanya penyakit.
4. Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
5. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
6. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.Asuhan keperawatan telah ada dalam
masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care
terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata
sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang
saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke
generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping
yang unik terhadap lingkungan.

4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu
asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat
perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian

17
teori, praktek, dan riset keperawatan.Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas
perawatan, antara lain:

1. Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
5. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil
keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental,
fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

4. Faktor Carative Teori Jean Watson


Struktur ilmu caring dibangun dari 20 faktor carative, yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.


2. Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan padanilai-nilai
kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain diatas
kepentingan pribadi (altruistik)
3. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
4. Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu memberi tahu
individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi, relaksasi atau kekuatan
penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)
5. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.
6. Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi dan
oranglain serta bersikap lebih otentik.
7. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
8. Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan secara
jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara
positif).
9. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.
10. Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.
11. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan
keputusan.
12. Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
13. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal
18
14. Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
15. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual.
16. Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu mengembangkan
persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi
masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan
pribadi kepada klien.
17. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
18. Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan
integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking)
ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
19. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
20. Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian serta
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk menghadapi
kehidupan dan kematian.

19
4, Orlando

A.Definisi
Pengertian Teori Orlando Menurut Orlando, keperawatan bersifat unik dan independent
karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pasien yang harus dibantu, nyata atau
potensial serta pada situasi langsung. Teori Orlando berfokus pada pasien sebagai individu,
artinya masing masing orang berada pada situasi yang berbeda. Orlando mendefinisikan
kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana bila disuplai, dikurangi, atau
menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan
tercukupi/wellbeing. Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama
yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan,
disiplin proses keperawatan serta kemajuan (Meleis & Dean, 2013).

Fungsi keperawatan profesional adalah mencari tahu dan memenuhi kebutuhan


mendesak pasien untuk bantuan. Menurut Orlando, menyusui responsif terhadap individu
yang menderita, atau yang mengantisipasi rasa tidak berdaya. Ini berfokus pada proses
perawatan dalam pengalaman langsung, dan berkaitan dengan memberikan bantuan langsung
kepada pasien dalam pengaturan apa pun yang mereka temukan untuk tujuan menghindari,
mengurangi, mengurangi, atau menyembuhkan rasa ketidakberdayaan pada pasien. Teori
Disiplin Proses Keperawatan memberi label tujuan keperawatan untuk menyediakan bantuan
yang dibutuhkan pasien karena kebutuhannya harus dipenuhi. Artinya, jika pasien memiliki
kebutuhan mendesak untuk bantuan, dan perawat menemukan dan memenuhi kebutuhan itu,
tujuan keperawatan telah tercapai. Reaksi langsungnya adalah respons internal. Pasien
merasakan objek dengan panca indranya. Persepsi ini merangsang pikiran otomatis, dan setiap
pikiran merangsang perasaan otomatis, menyebabkan pasien bertindak. Ketiga item ini adalah
tanggapan langsung pasien. Tanggapan langsung mencerminkan bagaimana perawat
mengalami partisipasinya dalam hubungan perawat-pasien. Menyajikan perilaku adalah
situasi bermasalah pasien. Melalui perilaku yang ditunjukkan, perawat menemukan kebutuhan
mendesak pasien akan bantuan. Untuk melakukan ini, perawat harus terlebih dahulu
mengenali situasi sebagai bermasalah. Terlepas dari bagaimana perilaku penyajian muncul,
20
itu mungkin merupakan teriakan minta tolong dari pasien. Perilaku penyajian pasien, yang
dianggap stimulus, menyebabkan respons internal otomatis pada perawat, yang pada
gilirannya menyebabkan respons pada pasien. Disiplin proses keperawatan adalah
penyelidikan kebutuhan pasien. Pengamatan apa pun yang dibagikan dan dieksplorasi dengan
pasien akan segera berguna dalam memastikan dan memenuhi kebutuhannya, atau
mengetahui bahwa ia tidak memiliki kebutuhan pada saat itu. Perawat tidak dapat
mengasumsikan bahwa setiap aspek dari reaksinya terhadap pasien benar, membantu, atau
sesuai sampai dia memeriksa keabsahannya dengan menjelajahinya dengan pasien. Perawat
memulai eksplorasi ini untuk menentukan bagaimana pasien dipengaruhi oleh apa yang dia
katakan dan lakukan. Reaksi otomatis tidak efektif karena tindakan perawat ditentukan untuk
13 alasan lain selain makna perilaku pasien atau kebutuhan mendesak pasien akan bantuan.
Ketika perawat tidak mengeksplorasi reaksi pasien dengan dia, dapat dipastikan bahwa
komunikasi yang efektif antara perawat dan pasien berhenti. Peningkatan adalah resolusi
untuk situasi pasien. Dalam resolusi, tindakan perawat tidak dievaluasi. Sebaliknya, hasil dari
tindakannya dievaluasi untuk menentukan apakah tindakannya berfungsi untuk membantu
pasien mengomunikasikan kebutuhannya akan bantuan dan bagaimana hal itu dipenuhi.
Dalam setiap kontak, perawat mengulangi proses belajar bagaimana dia dapat membantu
pasien. Individualitas perawat sendiri, seperti halnya pasien, membutuhkan melalui ini setiap
kali perawat dipanggil untuk memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkannya
Konsep Interaksi Perawat dan Pasien Berdasarkan Teory Orlando Merupakan interaksi
atau komunikasi yang memainkan peran penting dalam disiplin profesional seperti
keperawatan. Biasanya, membangun interaksi yang efektif dengan pasien merupakan aspek
penting dari asuhan keperawatan. Perawat, melalui kemampuan komunikasi, dapat mengenali
kebutuhan perawatan kesehatan pasien, karena pola interaksi yang bermakna dengan pasien
memungkinkan perawat bercita cita untuk meningkatkan pengetahuan menyeluruh tentang
pasien individual dan karakteristik pribadi mereka. hubungan perawat-pasien yang positif
mencakup beragam perilaku dalam beberapa domain praktik keperawatan dan ini merupakan
faktor penting dalam asuhan keperawatan berkualitas tinggi. Serta , meningkatkan peran
interaksi perawat menyebabkan mereka memiliki pendapat positif tentang pekerjaan dan
pasien mereka. Interaksi perawat-pasien sangat diperlukan untuk menigkatkan pengetahuan
keperawatan professional, adapun aspek interaksi perawat pasien yang meliputi pengaturan
organisasi yang mendukung mempengaruhi ketrlibatan emosional perawat dengan pasien,
melakukan penelitian untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memungkinkan perawat dalam
berinteraksi secara efektif dengan pasien, serta menyimpulkan serangkaian strategi berbasis
klinik untuk memperbaiki hubungan perawat-pasien di luar kemampun berinteraksi secara
konvensional (Fakhr-Movahedi et al., 2016)
Interaksi antara pasien dan perawat sangat penting dalam pengalaman mereka dalam
menerima atau memberikan perawatan. Keterampilan komunikasi dalam interaksi ditetapkan
dengan mantap sebagai syarat untuk mengembangkan hubungan perawat-pasien dengan
kualitas terapeutik. Pembentukan hubungan perawat-pasien terapeutik dianggap penting untuk
kualitas perawatan di semua pengaturan pemberian perawatan kesehatan. Selain itu, interaksi
antara pasien dan perawat terkait dengan kepuasan pasien dan keberhasilan penyediaan
layanan kesehatan, terutama dalam hal konsultasi pimpinan perawat seperti yang terjadi di
masyarakat (Shattell M., 2008).

21
Interaksi pasien-perawat sangat penting karena ini adalah tentang penyajian kebutuhan
oleh pasien dan respon dengan hati-hati oleh perawat. Ini melibatkan banyak proses
keterlibatan yang memanfaatkan makna dan pemahaman individu dan sebagai sebuah
perjumpaan, dapat digambarkan sebagai pengalaman sosial dengan makna sosial dan
pemahaman yang diperlukan yang dibawa ke sana. Lebih jauh lagi, interaksi sangat penting
bagi perkembangan hubungan perawat-pasien yang dari perspektif pasien, sangat penting
dalam pengalaman mereka menjadi pasien. Dalam literatur, interaksi pasien-perawat paling
sering dikaitkan dengan konteks pemberian asuhan spesifik, seperti perawatan di rumah sakit
atau perawatan paliatif (Chatwin J, 2008)
Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai
pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu:

1. Fungsi dari keperawatan yang professional


2. Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses keperawatan.
3. Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat
4. Disiplin dari proses keperawatan
5. Improfisasi dalam melakukan proses keperawatan

Perbandingan Orlando merupakan perawat pertama yang mengembangkan teorinya


berdasarkan keadaan nyata dari hubungan antara perawat dan pasien. Orlando mencatat
bahwa lebih dari 2000 kontak antara perawat dan pasien dalam mengembangkan teorinya
yang didasarkan atas data dari hubungan tersebut. Orlando menggunakan metode kualitatif
untuk menganalisa data yang diperolehnya atau metodologi riset lapangan dalam
pengumpulan data penelitiannya.

B.Asumsi Pokok Teori Orlando


Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding
(1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan
elebotasi mengenai pandangan
Orlando mengenai:

1.Asusmsi mengenai Keperawatan


a.Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain.
b.Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang berbeda
(hasil).
c.Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang
professional.

2.Asumsi mengenai Pasien


a.Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik.
b.Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan
c.Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran.
d.Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna.
e.Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal)

22
3.Asumsi mengenai Perawat
a.Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik.
b.Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien
c.Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien.
d.Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab
keperawatannya
e.Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri
mereka masing-masing

4.Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat


a.Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis
b.Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama
dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat.

C.Pokok Utama dari Teori Orlando


Teori Orlando menggambarkan mengenai fungsi dari keperawatan secara professional
sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pasien akan pertolongan. Fungsi ini akan
terpenuhi Ketika seorang perawat dapat mencari tahu dan menemukan apa saja kebutuhan
yang diperlukan dari seorang pasien. Teori Orlando difokuskan pada bagaimana menciptakan
kemajuan pada tindakan dari seorangpasien. Kemajuan dari seorang pasien dapat dilihat dari
tingkah laku dan tindakan yang dapat diamati oleh seorang perawat. Persepsi seorang
perawat terhadap tingkah laku dari pasiennya dapat menghasilkan suatu pemikiran
yang dapat mempengaruhi perawat untuk mengembangkan kemampuannya. Orlando
mengidentifikasi dan mendefiniskan beberapa elemen dari reaksi langsung
seorang perawat sebagai berikut:
1.Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya.
2.Pemikiran spontan mengenai persepsi yang berasal dari pemikiran seorang individu
3.Stimulasi perasaan dari hasil pemikiran dimana dapat mengerakkan seseorang dari hasil
persepsi, pemikiran dan perasaanya.
F.Penerapan dalam Dunia Keperawatan
Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah sakit umum dan rumah
sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat Kesehatan Mental dan bagian
klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa negara. Teori Orlando juga diterapkan di
praktek keperawatan milik pribadi Dunia Pendidikan Teori proses keperawatan Orlando
merupakan kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung.
Pelatihan dari penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses
keperawatanya dan meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori
Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidang keperawatan
dan diaplikasikan pada beberapa pengaturan prtoses penelitian.
Beberapa peneliti yang mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu
(1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor (1991),

23
Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori Orlando Disiplin Ilmu
Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada murid dari sekolah keperawatan
sehingga dapat diimplementasikan padabeberapa keadaan kondisi pada saat praktek
keperawatan. Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan
beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride’s (2002) yang mengembangkanya pada proses
perawatan dalam aspek penyakit bipolar.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-
teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Abraham Maslow, Virginia Henderson, Jean Watson, Ida Jean
Orlando yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk
menjalankan praktik keperawatan.

25

Anda mungkin juga menyukai