Di susun oleh:
1. Annisa Salsabila Azzahra
2. Nauval Hisyam Ramdani
3. Lukman Hakim
4. Novia Fitri Ramdani
5. Nining Winingsih
6. Aditya Permana
7. Kiki Rahmawati
8. Yani Oktaviani
9. Syahrul Latief
10. Fawaz Fuady
11. Fauzan Nur Bahri
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur di panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
“Kebutuhan Dasar Manusia” dengan lancer
Saya sangat menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna yang
disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga Makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca mahasiswa/i
Stikes Horizon Karawang
Karawang
8 September 2022
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.Kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki. Kebutuhan menyatakan bahwa
setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).
Adapun kebutuhan adalah sesuatu yang harus tercukupi bagi makhluk hidup untuk
melangsungkan hidupnya sebagai tujuan untuk bertahan hidup. Kebutuhan manusia
wajib di penuhi. Namun tak selamanya yang kita inginkan itu adalah kebutuhan
namun hanya berupa nafsu dan keegoisan diri kita dan hanya sebagai kepuasan diri
kita atas apa yang kita dapatkan dan kita peroleh. Kebutuhan bukan hanya orang-orang
yang sedang dalam keadaan normal. Namun, kebutuhan juga ada pada orang yang
sedang sakit serta pemenuhan kebutuhan pada orang sakit berbeda dengan pemenuhan
kebutuhan pada orang yang tidak dalam keadaan sakit (sehat).
4
B, TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
Tujuan Umum
1. Prinsip Kebutuhan Dasar Manusia
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar
Manusia
3. Teori Kebutuhan Dasar Abraham Maslow
4. Teori Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
5. Teori Kebutuhan Dasar Jean Watson
6. Teori Kebutuhan Dasar Ida Jean Orlando
C, Manfaat
Hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi pengetahuan mahasiswa/mahasiswi
khususnya di STIKES Horizon Karawang
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Manusia akan berupaya keras untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, yang telah disesuaikan dengan prioritas yang ada. Dua prinsip
kebutuhan manusia, yaitu homeostatis dan homeodinamika.
1. Homoeostatis
Homeostatis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialami. Proses homeostatis terjadi apabila tubuh
mengalami stress hingga tubuh secara alimiah akan melakukan mekanisme untuk
mempertahankan keseimbangannya. Homeostatis juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses
pemeliharaan keseimbangan dan adaptasi yang terus menerus dengan kondisi lingkungan
disekitarnya. Secara umum, homeostatis dibagi menjadi dua, yaitu homeostatis fisiologis dan
homeostatis psikologis.
Homeostatis psikologis dalam tubuh manusia dikendalikan oleh system endokrin dan
system otonom. Homestatis fisiologis terdiri atas empat cara, antara lain :
a. Pengaturan diri (self regulation), yaitu suatu proses pengaturan organ tubuh secara
otonomis. Pengaturan diri secara otomatis terjadi pada individu yang sehat.
b. Kompensasi, yaitu proses reaksi tubuh terhadap kondisi abnormal yang terjadi. Salah
satu contoh kompensasi adalah tubuh gemetar sebagai upaya mempertahankan
keseimbangan suhu tubhu di lingkungan yang dingin.
c. Umpan balik negatif, merupakan proses yang terjadi ketika tubuh berada dalam
kondisi abnormal, yaitu tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan
balik terhadap penyimpanan yang terjadi. Misalnya, tubuh kan memberi respon
pandangan berkunang kunang ketika seseorang mengalami anemia.
d. Umpan balik positif, untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis, misalnya
denyut jantung akan meningkat jika seseorang mengalami hipoksia sebagai upaya
untuk meningkatkan peredaran darah dan oksigen ke sel tubuh.
Homeostatis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan
mental individu. Proses ini diperoleh melalui pengalamn hidup dan interaksi dengan individu
lain serta dipengaruhi oleh norma dan kebutuhan masyarakat. Misalnya, individu akan tertawa
ketika merasa senang dan menangis ketika merasa sedih.
2. Homeodinamika
Homoeodinamika merupakan pertukaran energi secara terus menerus antara mnausia
dengan lingkungan di sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan
penyesuaian dengan lingkungan disekitarnya, namun juga terus berinteraksi dengan
lingkungan agar dapat mempertahankan diri. Berikut merupakan prinsip dalam
homeodinamika :
6
a. Integritas, yaitu prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan
yang tidak dapat di pisahkan. Sepanjang hayat manusia, interaksi antara manusia
dengan lingkungan yang slaing memengaruhi akan selalu terjadi.
b. Resonansi, yaitu proses kehidupan selalu berirama dan frekuensinya bervariasi karena
manusia memiliki pengalam beradaptasi dengan lingkungan alam sekitar.
c. Helicy, yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia
berlangsung secara perlahan.
7
C. Teori Kebutuhan Dasar Manusia
8
Maslow berpendapat bahwa kebutuhan dasar manusia memiliki tingkatan, seperti
piramid, dengan anak tangga kebutuhan. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari tingkat
terendah dan secara bertahap naik ketingkat kebutuhan brikutnya secara berurutan.
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan
ujuntuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan
kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk
mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua
kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah
mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya
sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya
mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang
dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa,
bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama,
kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau
minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada
titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja
menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi
sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah
hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi
dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang
lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi
sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa
9
mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-
carinya lagi.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-
anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan sangat
terancam. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas
secara berlebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang
tidak diharapkannya.
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini
meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga
komunitas sosialnya. Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan
memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan
antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan
cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak
cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang
memang penting bagi dirinya.Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa
hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara
dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu
pihak merasa takut pada kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga
mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang
menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan
meramalkannya.
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk
mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.[1] Maslow
menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan
penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah
adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran,
kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan
yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi,
prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan
10
untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan
tertinggi yang ditemukan Maslow.
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan
untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain] Pada tahap ini, seseorang
mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri
langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-
an, ia menyadari bahwa banyak anak muda memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga
bisa mencapai aktualisasi diri.
11
2.Virginia Henderson (1997)
A. Definisi
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit
atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan,
atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka
mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955;
Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya
adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang
dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja
pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan
kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat
membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi
mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan;
ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
B. Konsep Utama
Konsep utama dalam teori Virginia Henderson mencakup manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen
yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :
o Bernapas secara normal
o Makan dan minum dengan cukup.
o Membuang kotoran tubuh.
o Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
o Tidur dan istirahat.
12
o Memilih pakaian yang sesuai.
o Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
o Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
o Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
o Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
o Beribadah sesuai dengan keyakinan.
o Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
o Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
o Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan
sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,
kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi
sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
13
C. Hubungan Perawat Pasien dan Dokter menurut Virginia Hendereson
• Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
14
3. Jean Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :
• Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan
cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
• Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan
istirahat, kebutuhan seksual.
• Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
• Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan
aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meninggalkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori
Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar manusia yang
saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari
empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna dan memiliki berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia sebenarnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual.
1. Konsep Caring
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap proses,
fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science lainnya, meliputi
seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-
hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari individu, pada orang lain,
pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-
klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan.
15
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu
stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang
lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah
“clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan ara
perkembangan teorinya (Watson, 2004).
16
manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang
sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik
(tentang konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang
kehidupannya.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
1. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
2. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan lingkungannya.
3. Tidak adanya penyakit.
4. Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
5. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
6. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang dirasakan
dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya
berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.Asuhan keperawatan telah ada dalam
masyarakat, karena setiap masyarakat biasanya mempunyai seseorang yang care
terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata
sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang
saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke
generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping
yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih pada promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari dua area, yaitu: masalah penanganan stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu
asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat
perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian
17
teori, praktek, dan riset keperawatan.Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas
perawatan, antara lain:
19
4, Orlando
A.Definisi
Pengertian Teori Orlando Menurut Orlando, keperawatan bersifat unik dan independent
karena berhubungan langsung dengan kebutuhan pasien yang harus dibantu, nyata atau
potensial serta pada situasi langsung. Teori Orlando berfokus pada pasien sebagai individu,
artinya masing masing orang berada pada situasi yang berbeda. Orlando mendefinisikan
kebutuhan sebagai permintaan/kebutuhan pasien dimana bila disuplai, dikurangi, atau
menurunkan distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan
tercukupi/wellbeing. Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama
yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan,
disiplin proses keperawatan serta kemajuan (Meleis & Dean, 2013).
21
Interaksi pasien-perawat sangat penting karena ini adalah tentang penyajian kebutuhan
oleh pasien dan respon dengan hati-hati oleh perawat. Ini melibatkan banyak proses
keterlibatan yang memanfaatkan makna dan pemahaman individu dan sebagai sebuah
perjumpaan, dapat digambarkan sebagai pengalaman sosial dengan makna sosial dan
pemahaman yang diperlukan yang dibawa ke sana. Lebih jauh lagi, interaksi sangat penting
bagi perkembangan hubungan perawat-pasien yang dari perspektif pasien, sangat penting
dalam pengalaman mereka menjadi pasien. Dalam literatur, interaksi pasien-perawat paling
sering dikaitkan dengan konteks pemberian asuhan spesifik, seperti perawatan di rumah sakit
atau perawatan paliatif (Chatwin J, 2008)
Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai
pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu:
22
3.Asumsi mengenai Perawat
a.Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik.
b.Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien
c.Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien.
d.Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab
keperawatannya
e.Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri
mereka masing-masing
23
Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori Orlando Disiplin Ilmu
Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada murid dari sekolah keperawatan
sehingga dapat diimplementasikan padabeberapa keadaan kondisi pada saat praktek
keperawatan. Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan
beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride’s (2002) yang mengembangkanya pada proses
perawatan dalam aspek penyakit bipolar.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-
teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Abraham Maslow, Virginia Henderson, Jean Watson, Ida Jean
Orlando yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk
menjalankan praktik keperawatan.
25