Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

DENGAN GANGGUAN RASA AMAN & NYAMAN


DI RSUD KOTA BOGOR

Dosen Pembimbing:
Ns. Bambang Suryadi, M.Kes

Disusun Oleh:
Septianti Eka Putri
18210100064

FAKULTAS KESEHATAN PRODI PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Jl. Harapan No.5 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610

Telp. (021) 78889496, 78894045 Fax. (021) 78894045


Laporan Pendahuluan

A. Definisi
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari
unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk biologis, manusia
tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya,
mulai dari lahir, tumbuh kembang, hingga meninggal. Sebagai makhluk psikologis,
manusia mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan,
dan kemampuan berpikir serta kecerdasan. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup
bersama orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup,
mudah dipengaruhi kebudayaan, serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan
harapan dan norma yang ada. Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan,
pandangan hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
(Kasiati & Rosmalawati, 2016)
Jadi maksudnya di sini adalah bila kita memandang manusia, kita harus melihatnya
secara utuh menyeluruh tidak boleh di penggal-penggal. Misalnya apabila seseorang
sedang dirawat karena sakit, sebagai makhluk holistik, dia akan mengalami beberapa
gangguan, selain gangguan fisik/biologis, secara bersamaan dia juga mengalami
gangguan psikologis, sosial dan spiritual, oleh karena itu sebagai seorang perawat, dalam
memberikan asuhan keperawatan harus memperlakukan manusia/klien secara
holistik/menyeluruh tidak terpisah-pisah, misalnya kalau klien dirawat karena kanker
payudara, yang diperhatikan bukan hanya payudaranya (fisik/biologis) saja tetapi secara
utuh bagaimana psikologis, sosial dan spiritualnya. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan Maslow dalam memahami manusia
secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia adalah individu yang
terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan yang muncul tidak bisa
dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian tentang motivasi harus
menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia. Keempat, teori motivasi tidak
dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar. Kelima, keinginan yang mutlak dan
fundamental manusia adalah tidak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Keenam,
keinginan yang muncul dan disadari, seringkali merupakan pencetus dari tujuan lain
yang tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus mengasumsikan bahwa motivasi adalah
konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih ada beberapa konsep dasar lainnya.
(Muazaroh & Subaidi, 2017)
Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang kuat dalam
penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara menyeluruh.
Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat manusia
sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang menyeluruh
dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain. Maslow membagi hierarki
kebutuhan dalam lima tingkat dasar kebutuhan yaitu:
1. Kebutuhan fisik (Physiological needs)
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi kebutuhan
manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen, makanan, air dan
sebagainya. Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang begitu
memilukan. Salah satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu, Maslow
menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
2. Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa aman,
bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut, kekacauan dan
sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia supaya
menjadi lebih baik.
3. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Jadi, Kebutuhan
akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya, Maslow menegaskan,
kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai kebutuhan fisik. Kebutuhan akan
cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup, manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
4. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs)
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia untuk
bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan
ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini
dianggap kuat, mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki keahlian tertentu
menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya lebih pada
sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise tertentu
(penghormatan atau penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini akan memiliki
dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah
kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini berdampak
pada kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan persepsi, dan motivasi
untuk selalu tumbuh dan berkembang.
B. Anatomi Fisiologi
Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang secara literature diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam
(internal) dan luar (eksternal) dari struktur tubuh dan hubungan fisiknya dengan bagian
tubuh yang lainnya, dengan cara menguraikan tubuh (manusia) menjadi bagian yang
lebih kecil kebagian yang paling kecil, dengan cara memotong atau mengiris tubuh
(manusia) kemudian dipelajari, dan diamati menggunakan mikroskop.
Kata fisiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana
suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu
dari cabang biologi yang mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dsn kimiawinya untuk
mendukung kehidupan.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik
secara teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi
yang spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik”. (Safrida, 2018)
C. Proses Kebutuhan Manusia Sesuai Kasus
1. Pengertian Kenyamanan
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik
secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu,
2015)
Kenyamanan menurut dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
b. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya
c. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman dengan
situasi sosialnya.
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman
Rasa nyaman merupakan merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan
seharusnya dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri seorang
yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.
3. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman dan
sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosialnya
(Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015).
Menurut (Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015) gangguan rasa
nyaman mempunyai batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan
pola tidur, gatal, gejala distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks,
kurang puas dengan keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang senang dengan
situasi, merasa hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut.
Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual,
lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor
mengeluh mual (SDKI, 2016).
D. Pathway

Kelainan metab.
Defisiensi iodium kongenital Penghambat sintesa hormon
oleh zat kimia oleh obat

Struma nodusa non


toksik

Pembedahan Luka insisi (diskontinuitas Tumbuh di jaringan


jaringan) tyroid
disfagia
Terdapat General Pintu masuk
Mediator kimia
luka jahitan anastesi kuman
bradikulin, histamine Sulit menelan

Kuman
Depresi Perangsangan ujung Intake nutrisi
mudah masuk
estetika sistem syaraf perifer berkurang
pernafasan
Gangguan Resiko infeksi Subtansia gelatinosa Gangguan nutrisi
citra tubuh Penekanan kurang dari
medula oblongata Thalamus korte kebutuhan tubuh
serebri

Penurunan reflek
Nyeri di
batuk
persepsiakan

Akumulasi
Gangguan raya
sputum
nyaman (nyeri)

Resiko bersihan
jalan nafas tidak
efektif
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
1. Hambatan hormon oleh zat kimia
2. Paparan radiasi. Paparan radiasi dari lingkungan atau riwayat terapi radiasi pada
kepala, leher, dada (khususnya selama masa kanak-kanak)
3. Kekurangan yodium: penyakit tiroid dapat menyebabkan munculnya tonjolan
4. Kelainan metabolic kongenital yang menghambat hormon tiroid
F. Manifestasi klinis
Menurut (Tarwoto, 2012) beberapa manifestasi dari struma sebagai berikut:
1. Adanya pembesaran kelenjar tiroid
2. Pembesaran kelenjar limfe
3. Nyeri tekan pada kelenjar tiroid
4. Kesulitan menelan
5. Kesulitan bernafas
6. Kesulitan dalam bicara
7. Gangguan bodi image
G. Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit dibuktikan dengan
mengeluh tidak nyaman
2. Risiko infeksi dibuktikan dengan peningkatan paparan organisme pathogen
lingkungan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengpbatan (pembedahan)
dibuktikan mengungkapkan kecacatan tubuh
H. Intervensi Keperawatan

Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi TTD


Keperawatan

Gangguan rasa Status Kenyamanan Manajemen Nyeri


Kriteria Hasil Kaji Target Observasi
nyaman berhubungan
Kesejahteraan 2 4 - Identifikasi skala nyeri
dengan gejala fisik Terapeutik
- Fasilitasi istirahat dan tidur
penyakit dibuktikan 2 4
Pola tidur Edukasi
dengan mengeluh - Ajarkan memonitor nyeri secara mandiri
Tingkat Nyeri - Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
tidak nyaman
Kriteria Hasil Kaji Target Kolaborasi
Keluhan nyeri 3 4 - Kolaborasi pemberian analgetik

Meringis 3 4

Risiko infeksi
berhubungan Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi
Kriteria Hasil Kaji Target Observasi
dengan
Nyeri 3 2 - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
peningkatan Terapeutik
Bengkak 3 2 - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
paparan
lingkungan pasien
organisme Edukasi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan dengan benar
patogen
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
lingkungan Status Nutrisi Kolaborasi
Kriteria Hasil Kaji Target - Kolaborasi pemberian imunisasi
Porsi makanan 2 3
yang dihabiskan

Kekuatan otot 2 3
menelan

Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh


Kriteria Hasil Kaji Target Observasi
Verbalisasi 3 1 - Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
perubahan gaya berubah
Gangguan
hidup Terapeutik
citra tubuh - Diskusikan perubahan tubuh yang berubah
Fokus pada 3 1 Edukasi
berhubungan
bagian tubuh - Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
dengan efek
tindakan/pen
gobatan
(pembedahan
Identitas Diri
) dibuktikan Kriteria Hasil Kaji Target
dengan Hubungan yang 2 4
efektif
mengungkap
Penampilan 2 4
kan
peran efektif
kecacatan
tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Kasiati, & Rosmalawati, N. D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Keliat, B. A., Windarwati, D., Pawirowiyono, A., & Subu, A. (2015). Nanda International
Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Muazaroh, S., & Subaidi. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Pemikiran Abraham
Maslow (Tinjauan Maqasid Syariah). 18-33.
Safrida, D. (2018). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Aceh: Syiah Kuala University Press.
SDKI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta: PPNI.
Tarwoto. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans
Info Medikal.

Anda mungkin juga menyukai