Disusun Oleh:
A. Definisi
Manusia sebagai makhluk holistik merupakan makhluk yang utuh atau paduan dari
unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Sebagai makhluk biologis, manusia
tersusun atas sistem organ tubuh yang digunakan untuk mempertahankan hidupnya, mulai
dari lahir, tumbuh kembang, hingga meninggal. Sebagai makhluk psikologis, manusia
mempunyai struktur kepribadian, tingkah laku sebagai manifestasi kejiwaan, dan
kemampuan berpikir serta kecerdasan. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu hidup
bersama orang lain, saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup,
mudah dipengaruhi kebudayaan, serta dituntut untuk bertingkah laku sesuai dengan
harapan dan norma yang ada. Sebagai makhluk spiritual, manusia memiliki keyakinan,
pandangan hidup, dan dorongan hidup yang sejalan dengan keyakinan yang dianutnya.
(Kasiati & Rosmalawati, 2016)
Jadi maksudnya di sini adalah bila kita memandang manusia, kita harus melihatnya
secara utuh menyeluruh tidak boleh di penggal-penggal. Misalnya apabila seseorang
sedang dirawat karena sakit, sebagai makhluk holistik, dia akan mengalami beberapa
gangguan, selain gangguan fisik/biologis, secara bersamaan dia juga mengalami
gangguan psikologis, sosial dan spiritual, oleh karena itu sebagai seorang perawat, dalam
memberikan asuhan keperawatan harus memperlakukan manusia/klien secara
holistik/menyeluruh tidak terpisah-pisah, misalnya kalau klien dirawat karena kanker
payudara, yang diperhatikan bukan hanya payudaranya (fisik/biologis) saja tetapi secara
utuh bagaimana psikologis, sosial dan spiritualnya. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
Ada tujuh belas konsep dasar yang digunakan Maslow dalam memahami manusia
secara menyeluruh di antaranya adalah: Pertama, manusia adalah individu yang
terintegrasi penuh. Kedua, karakteristik dorongan atau kebutuhan yang muncul tidak bisa
dilokasikan pada satu jenis kebutuhan tertentu. Ketiga, kajian tentang motivasi harus
menjadi bagian dari studi tentang puncak tujuan manusia. Keempat, teori motivasi tidak
dapat mengabaikan tentang kehidupan bawah sadar. Kelima, keinginan yang mutlak dan
fundamental manusia adalah tidak jauh dari kehidupan sehari-harinya. Keenam,
keinginan yang muncul dan disadari, seringkali merupakan pencetus dari tujuan lain yang
tersembunyi. Ketujuh, teori motivasi harus mengasumsikan bahwa motivasi adalah
konstan dan tidak pernah berakhir, dan masih ada beberapa konsep dasar lainnya.
(Muazaroh & Subaidi, 2017)
Teori motivasi Maslow ini berguna untuk memberikan argumen yang kuat dalam
penggunaan struktur kebutuhan sebagai penggerak motivasi manusia secara menyeluruh.
Inilah yang menjadi ciri khas pemikiran Maslow sebelum ada filsafat manusia
sebelumnya. Yaitu tentang kebutuhan manusia. Struktur teori Maslow yang menyeluruh
dibangun atas landasan hierarki kebutuhan yang lain. Maslow membagi hierarki
kebutuhan dalam lima tingkat dasar kebutuhan yaitu:
1. Kebutuhan fisik (Physiological needs)
Kebutuhan fisik adalah yang paling mendasar dan paling mendominasi kebutuhan
manusia. kebutuhan ini lebih bersifat biologis seperti oksigen, makanan, air dan
sebagainya. Pemikiran Maslow akan kebutuhan fisik ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi pasca Perang Dunia II. Saat itu, manusia berada dalam kondisi yang begitu
memilukan. Salah satunya adalah dilandanya kelaparan. Oleh karena itu, Maslow
menganggap kebutuhan fisik adalah yang utama melebihi apapun.
2. Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan cenderung mencari rasa aman,
bisa berupa kebutuhan akan perlindungan, kebebasan dari rasa takut, kekacauan dan
sebagainya. Kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan hidup manusia supaya
menjadi lebih baik.
3. Kebutuhan akan kepemilikan dan cinta (The belongingness and love Needs)
Setelah kebutuhan fisik dan rasa aman terpenuhi, manusia akan cenderung mencari
cinta orang lain supaya bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Jadi, Kebutuhan
akan cinta tidak sama dengan kebutuhan akan seks. Sebaliknya, Maslow menegaskan,
kebutuhan akan seks justru dikategorikan sebagai kebutuhan fisik. Kebutuhan akan
cinta ini menguatkan bahwa dalam hidup, manusia tidak bisa terlepas dari sesama.
4. Kebutuhan untuk dihargai (The esteem Needs)
Setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, maka sudah menjadi naluri manusia untuk
bisa dihargai oleh sesama bahkan masyarakat. Maslow mengklasifikasikan kebutuhan
ini menjadi dua bagian yaitu, Pertama lebih mengarah pada harga diri. Kebutuhan ini
dianggap kuat, mampu mencapai sesuatu yang memadai, memiliki keahlian tertentu
menghadapi dunia, bebas dan mandiri. Sedangkan kebutuhan yang lainnya lebih pada
sebuah penghargaan. Yaitu keinginan untuk memiliki reputasi dan pretise tertentu
(penghormatan atau penghargaan dari orang lain). Kebutuhan ini akan memiliki
dampak secara psikologis berupa rasa percaya diri, bernilai, kuat dan sebagainya.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan inilah yang menjadi puncak tertinggi pencapaian manusia setalah
kebutuhan-kebutuhan di atas terpenuhi. Pencapaian aktualisasi diri ini berdampak pada
kondisi psikologi yang meninggi pula seperti perubahan persepsi, dan motivasi untuk
selalu tumbuh dan berkembang.
B. Anatomi Fisiologi
Kata anatomi berasal dari bahasa yunani yang secara literature diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam
(internal) dan luar (eksternal) dari struktur tubuh dan hubungan fisiknya dengan bagian
tubuh yang lainnya, dengan cara menguraikan tubuh (manusia) menjadi bagian yang
lebih kecil kebagian yang paling kecil, dengan cara memotong atau mengiris tubuh
(manusia) kemudian dipelajari, dan diamati menggunakan mikroskop.
Kata fisiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana
suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Fisiologi atau ilmu faal adalah salah satu
dari cabang biologi yang mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dsn kimiawinya untuk
mendukung kehidupan.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik
secara teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi
yang spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik”. (Safrida, 2018)
C. Proses Kebutuhan Manusia Sesuai Kasus
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zar terlarut. Kemudian elektrolit
itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam
rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari homeostasis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagau cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dan air tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
D. Pathway
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia
Gangguan perfusi
Gastrointestinal Hipoksia SSP
jaringan
Intoleransi
Konstipasi Resiko infeksi
Anoreksia, mual aktivitas
Ketidakseimbangan Defisit
nutrisi kurang dari perawatan diri
kebutuhan tubuh
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
1. Kurang asupan gizi
2. Gangguan pencernaan
3. Jenis kelamin
4. Menstruasi berat
5. Kehamilan
6. Penyakit kronis
7. Trauma (luka)
8. Riwayat keluarga
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang timbul pada anemia menurut (Nurarif & Kusuma, 2015):
1. Lemas dan cepat lelah.
2. Sakit kepala dan pusing.
3. Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.
4. Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
5. Detak jantung tidak teratur.
6. Napas pendek.
7. Nyeri dada.
8. Dingin di tangan dan kaki
Manifestasi klinis yang sering muncul:
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktifitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah berkonsentrasi
7. Mudah lelah
8. Conjungtiva pucat
9. Gelisah
G. Diagnosa Keperawatan Yang Berhubungan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
inadekuat intake makanan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan proses penyakit anak
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar dengan informasi.
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh sekunder menurun
(penurunan Hb), prosedur invasif
H. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Kode: 00204 Domain II Kesehatan Fisiologi Domain II Fisiologis Kompleks
Ketidakefektifan perfusi Kelas E: Jantung Paru Kelas N: Manajemen Perfusi Jaringan
jaringan perifer. Kode 0407 Perfusi Jaringan: Perifer
Kode 4180 Manajemen Hipovolemi
Definisi: Definisi: Definisi:
Penurunan sirkulasi darah ke Kecukupan aliran darah melalui Ekspansi dari volume cairan
perifer yang dapat pembuluh kecil diujung kaki dan intravaskuler pada pasien yang cairannya
menggangggu kesehatan. tangan untuk mempertahankan fungsi berkurang
jaringan.
Batasan karakteristik: 1. Timbang berat badan diwaktu
- Bruit femoral Setelah dilakukan asuhan yang sama
- Edema keperawatan selama ….. perfusi 2. Monitor status homeodinamik
- Indeks ankle-brakhial jaringan perifer adekuat dengan meliputi nadi dan tekanan
<0,90 kriteria hasil: darah
- Kelambatan 1. Pengisian kapiler ekstremitas 3. Monitor adanya tanda-
penyembuhan luka 2. Muka tidak pucat tanda dehidrasi
perifer 3. Capilary Refill Time <2 detik 4. Monitor asupan dan pengeluaran
- Klaudikasi intermiten 5. Monitor adanya hipotensi
- Penurunan nadi perifer ortostatis dan pusing saat berdiri
- Perubahan fungsi 6. Monitor adanya sumber-
motorik sumber kehilangan cairan
- Perubahan karakteristik (perdarahan, muntah, diare,
kulit keringat yang berlebihan, dan
- Perubanan tekanan takipnea)
7. Monitor adanya data laboratorium
terkait dengan kehilangan darah
(misalnya hemoglobin, hematokrit)
darah di ekstremitas 8. Dukung asupan cairan oral
- Tidak ada nadi perifer 9. Jaga kepatenan akses IV
- Waktu pengisian 10. Berikan produk darah
kapiler > 3 detik yang diresepkan dokkter
- Warna kulit pucat saat 11. Bantu pasien dengan ambulasi
elevasi pada kasus hipotensi postural
12. Instruksikan pada
pasien/keluarga untuk mencatat
intake dan output dengan tepat
13. Instruksikan pada
pasien/keluarga tindakan-
tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi hipovolemia.