Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SIYASAH HARBIYAH DAN SIYASAH DAULIYAH

“Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Fiqih Siyasah”

Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Sesilia Hajriani (1910102017)
2. Dewinta Agustin (1910102055)

Kelas : Hukum Ekonomi Syariah IV A

Dosen Pembimbing:
Dr. Faizin, M.Ag

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Siyasah Harbiyah dan Siyasah Dauliyah”.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Sungai Penuh , Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian Siyasah Dauliyah ..........................................................................3
B. Dasar-dasar Siyasah Dauliyah .................................................................... 3
C. Hubungan Internasional Siyasah Dauliyah.................................................. 8
D. Siyasah Harbiyah ....................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan akhlak. Kemuliaan
akhlak ini haruslah tercermin dalam berbagai segi kehidupan untuk
mewujudkan bahwa manusia adalah makhluk yang beradab dan memiliki
aturan yang berbeda dengan makhluk lain. Oleh sebab itu, dalam islam diatur
pula hubungan antara sesama manusia khususnya atau dalam lingkup paling
besar hubungan antar negara. Sebagaimana diketahui bahwa syarat
terbentuknya suatu negara diataranya adalah ada suatu wilayah,
penduduk/masyarakat dan ada pemerintahan yang berdaulat. Berbedanya
wilayah dan penduduk yang mendiami, membuat perbedaan karakter suatu
negara, sehingga adanya suatu pembagian-pembagian mengenai negara. Tidak
hanya itu, kemajemukan penduduk suatu negara membuat adanya suatu
perbedaan yang dilihat dari berbagai faktor. Dalam islam, perbedaan penduduk
ini bisa dilihat dari agama yang dianutnya maupun wilayah tempat ia
berdomisili. Akibat dari suatu pembedan ini, berbeda pula hak maupun
kewajiban yang diterima. 1

B. Rumusan masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini dirumuskan sebagai berikut
1. Apa Yang Di Maksud Dengan Siyasah Harbiyah?
2. Apa Yang Di Maksud Dengan Siyasah Dauliyah?
3. Apa Saja Dasar-Dasar Siyasah Dauliyah ?

C. Tujuan

1
Latif Muafiroh, dkk, Siyasah (Politik Islam),
http://khoerulmuarif.blogspot.com/2018/01/siyasah-politik-islam.html, di akses pada tanggal 07
juni 2021, pukul 23:15 wib

1
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari
dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah ini. Adapun
tujuan penulisan makalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Siyasah Harbiyah
2. Untuk mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Siyasah Dauliyah
3. Untuk mengetahui Apa Saja Dasar-Dasar Siyasah Dauliyah

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari makalah ini diharapkan untuk
dapat digunakan sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan tentang Siyasah Dauliyah Dan Siyasah Harbiyah.
2. Memberikan pengetahuan Dasa-Dasar Siyasah Dauliyah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Siyasah Dauliyah


Dauliyah bermakna tentang daulat, kerajaan, kekuasaan, wewenang.
Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan Kepala Negara
untuk mengatur negara dalam hal hubungan Internasional, masalah territorial,
nasionalitas, ektradisi, tahanan, pengasingan tawanan politik, pengusiran
warga negara asing. Selain itu, juga mengurusi masalah kaum dzimmi,
perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan kaum dzimmi, hudud
dan qishash. Atau dapat dikatakan yang mengatur hubungan antar Negara
tersebut (Politik Hukum Internasional). 2
B. Dasar-dasar Siyasah Dauliyah
Dasar-dasar yang dijadikan landasan para ulama dalam siyāsah dauliyah
dan kemudian dijadikan ukuran apakah siyāsah dauliyah berjalan sesuai
dengan semangat Islam adalah berikut ini:
1. Kesatuan umat manusia
Walaupun manusia berbeda-beda suku, bangsa, warna kulit, tanah air
bahkan bereda agama, akan tetapi merupakan satu kesatuan manusia
karena sama-sama mahluk Allah yang menghuni bumi dengan harapan
yang sama untuk memiliki hidup yang bahagia dan damai. Untuk itu,
maka segaa macam perbedaan di antara manusia harus disikapi dengan
pikiran yang positif demi saling memberikan kelebihan masing-masing
dan saling menutupi kekurangan masing-masing. 3
Firman Allah Q.S Al-Hujuraat ayat 13 disebutkan:

2
Apippudin Mu'adz, Fiqih Siyasah Dauliyah,
https://sarjanahukumasli.blogspot.com/2018/05/fiqih-siyasah-dauliyah.html, di akses pada tanggal
07 juni 2021, pukul 22:56 wib
3
H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah: Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-Rambu Syariah,
hlm. 122.
3
‫ٰى‬
‫نث‬ُْ‫َّا‬
‫ٍ و‬ ‫َر‬‫َك‬
‫ْ ذ‬ ‫ْ م‬
‫ِن‬ ‫ُم‬ ‫ْن‬
‫ٰك‬ ‫َق‬
‫َل‬‫ِنا خ‬ َّ‫َّاسُ ا‬ ‫َا الن‬ ‫يه‬َُّ
‫يا‬ٰٓ
ٰ
َّ
‫ِن‬‫ۚ ا‬ ‫ْا‬‫ُو‬
‫َف‬‫َار‬ ‫َع‬ ِ َ
‫لت‬ ‫ۤىل‬‫ا‬ ‫َب‬
َِٕ ‫َّق‬
‫با و‬ ًْ
‫ُو‬‫ْ شُع‬‫ُم‬
‫ٰك‬ َْ
‫لن‬‫َع‬ ‫َج‬‫و‬
ٌ
‫ْر‬ ‫َب‬
‫ِي‬ ‫ٌ خ‬‫ْم‬ ‫َل‬
‫ِي‬ ‫َّ اه‬
‫ّٰللَ ع‬ ‫ْ ا‬
‫ِن‬ ُۗ
‫م‬ ‫ٰىك‬‫تق‬َْ ‫د اه‬
‫ّٰللِ ا‬ َْ ‫ْ ع‬
‫ِن‬ ‫ُم‬‫مك‬‫ْر‬
ََ ‫َك‬‫ا‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.4
Dalam Islam juga dikenal ukhuwah Islamiyah, persaudaraan tidak
hanya dengan orang Islam saja, akan tetapi dengan sesama manusia
meskipun berbeda keyakinan dan agama yang dilandasi dengan nilai-nilai
keIslaman, seperti ada saling mengingatkan, saling menghormati, dan
saling menghargai. Dengan adanya persatuan umat manusia maka akan
memperkokoh ukhuwah Islamiyah. 5 Dengan adanya ukhuwah Islamiyah
maka tidak mejadikan perbedaan suku, bangsa, agama sebuah penghalang
bagi manusia untuk tetap bersaudara. Ukhuwah isalmiyah terdapat
bermacammacam, diantaranya
1) ukhuwah ubudiyah, yaitu kesemahlukan atau kestundukan kepada
Allah SWT.
2) ukhuwah insaniyah (basyariyah) artinya semua umat manusia
bersaudara, sebab berasal dari Adam dan Hawa.
3) ukhuwah wataniyah wa an-nasab yaitu praudaraan dalam keturunan
dan kebangsaan.
4) ukhuwah fii din al-Islam, yang terakhir ini maksudnya adalah
persaudaraan sesama umat muslim. 6
2. Al-‘Adalah (keadilan)

4
Tim Penterjemah al-Qur‟an Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya (Surakarta: Media Insani
Publishing, t.t) hlm. 517.
5
Hamidah, “Al-Uhkuwah al-Ijtima‟iyah wa al-Insaniyah; Kajian Terhadap Pluralisme Agama Dan
Kerjasama Kemanusiaan”, Intizar, Volume. 21, nomor. 2, 2015, hlm. 324. jurnal.radenfatah.ac.id
6
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 358
4
Dalam hal ini, hidup berdampingan dengan damai akan terlaksana
apabila didasarkan kepada keadilan baik itu di antara manusia ataupun di
antara berbagai negara. Oleh sebab itu, dalam ajaran Islam wajib
menegakkan keadilan baik itu pada diri sendiri, keluarga, baik terhadap
musuhpun mewajibkan untuk bertindak adil. 7
Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur‟an suarat AlMaidah ayat 8:
‫َ ِه‬
ِ‫ّٰلل‬ ‫ْن‬
‫ِي‬ ‫َو‬
‫َّام‬ ‫ْا ق‬ ُْ
‫نو‬ ‫ُو‬‫ْا ك‬‫ُو‬‫من‬ َٰ
‫َ ا‬ ِْ
‫ين‬ ‫الذ‬ َّ ‫َا‬ َُّ
‫يه‬ ‫يا‬ٰٓ
ٰ
َٰٓ
‫ٰى‬
‫ل‬ ‫ٍ ع‬‫ْم‬ ‫َو‬‫ُ ق‬‫ٰن‬ ‫ْ شَن‬
‫َا‬ ‫ُم‬‫َّك‬
‫من‬ َِ‫ْر‬
‫يج‬َ ‫َل‬ََ ‫ِ و‬ِۖ
‫ِسْط‬ ْ ‫ء ب‬
‫ِالق‬ َۤ ََ
‫دا‬ ‫شُه‬
‫ٰى‬
ِۖ ‫ْو‬
‫َّق‬
‫ِلت‬‫ُ ل‬ ‫ْر‬
‫َب‬ ‫َق‬
‫َ ا‬ ‫ۗ ه‬
‫ُو‬ ‫ْا‬‫ِلو‬ ُ‫ْد‬‫ِع‬‫ۗ ا‬‫ْا‬ ‫ِلو‬ُ‫ْد‬
‫تع‬ ََّ
َ ‫َل‬ ‫ا‬
َ
‫ْن‬‫ُو‬
‫َل‬‫ْم‬ َ ‫َا‬
‫تع‬ ‫ِم‬‫ٌۢ ب‬ٌ
‫ْر‬ ‫َب‬
‫ِي‬ ‫َّ اه‬
‫ّٰللَ خ‬ ‫ِن‬ ‫ُوا اه‬
‫ّٰللَ ا‬
ۗ َّ َ
‫اتق‬ ‫و‬
“Wahai orang-orang yang beriman! jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan.”8
3. Al- Musawah (persamaan)
Artinya manusia memiliki hak kemanusiaan yang sama. Demi
terwujudnya keadilan maka manusia harus sama di depan hukum. Segala
macam kerjasama internasional akan sulit dilaksanakan apabila tidak di
dalam kesederajatan antar negara dan antar bangsa. Demikian yang
dilakukan oleh para sahabat yang membebaskan para budak adalah untuk
mewujudkan persamaan kemanusiaan sebab yang membedakan manusia
dengan manusia lainnya adalah ketakwaannya. 9 Sebagaimana kaidah fikih
berikut:

7
H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah:, hlm. 124
8
Tim Penterjemah al-Qur‟an Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, hlm. 108.
9
H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah, hlm. 124.
5
“Bagi mereka ada hak seperti hak-hak yang ada pada kita dan terhadap
mereka diebani kewajiban seperti beban kewajiban terhadap kita.”10
4. Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
Manusia tidak boleh merendahkan manusia lain dan suatu kaum tidak
boleh menghina kaum lainnya. Bagaimanapun kehormatan suatu kaum
dan komunitas dapat berujung menjaadi kehormatan bagi negara itu
sendiri. Kerjasama interasional tidak dapat dikembangkan apabila tidak
berlandskan saling menghormati.11
Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Hujurat ayat11:
‫ْم‬
ٍ ‫َو‬‫ْ ق‬ ‫ٌ م‬
‫ِن‬ ‫ْم‬‫َو‬
‫ْ ق‬ ‫يسْخَر‬ َ ‫ْا‬
َ ‫َل‬ ‫ُو‬
‫من‬َٰ
‫َ ا‬‫ين‬ِْ َّ ‫َا‬
‫الذ‬ َُّ
‫يه‬ ‫يا‬ ٰٓ
ٰ
ْ‫ِن‬‫ء م‬ ‫ِسَا‬
ٌۤ ََ
‫َل ن‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬‫ْه‬‫ِن‬‫ًا م‬‫ْر‬‫َي‬
‫ْا خ‬ ‫نو‬ُْ
‫ُو‬‫يك‬َّ ‫ن‬َْ‫ٰى ا‬ ٰٓ‫َس‬
‫ع‬
‫ْا‬ُٰٓ
‫و‬ ‫ِز‬ ْ‫ت‬
‫لم‬ ََ
َ ‫َل‬ ۚ
‫َّ و‬
‫ُن‬‫ْه‬‫ِن‬‫ًا م‬ ‫ْر‬ ‫َّ خ‬
‫َي‬ ‫ُن‬ َّ ‫ن‬
‫يك‬ َْ
‫ٰى ا‬ ٰٓ‫َس‬
‫ء ع‬ ‫ِسَا‬
ٍۤ ‫ن‬
ُ ِ َ‫ْس‬
‫اَلسْم‬ ‫ِئ‬ ‫َاب‬
‫ِۗ ب‬ ‫ِاَلَْلق‬
ْ ‫ْا ب‬ ‫ُو‬
‫بز‬َ‫َا‬‫تن‬ ََ
َ ‫َل‬‫ْ و‬ ‫ُم‬‫ُسَك‬
‫نف‬ َْ‫ا‬
َ‫ِٕك‬ ۤ ُ
ٰ
‫ولى‬ ‫َا‬
‫ْ ف‬‫ُب‬ َ ْ
‫يت‬ ‫ْ َّلم‬‫من‬ََ ۚ َ
‫انِ و‬ ‫يم‬ ْ ‫د‬
ِْ
‫اَل‬ َْ‫بع‬َ ُ ‫ْق‬‫ُسُو‬
‫الف‬ ْ
َ
‫ْن‬‫ُو‬‫ِم‬‫هل‬‫ُ الظ‬ ‫ُم‬ ‫ه‬
Wahai orang-orang yang beriman! janganlah suatu kaum mengolo-olok
kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih
baik dari mereka (yang diolok-olok). Dan jangan pula perempuan
(mengolok-olokkan)perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa
tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.12
5. Tasamuh (Toleransi)
Toleransi di sini tidak berarti harus menyerah terhadap kejahatan
ataupun memberi peluang kepada kejahatan. Allah telah memerintahkan

10
H.A. Dzajuli, Kaidah-kaidah Fiqih; Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-masalah Yang Praktis (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 153.
11
H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah, hlm.126
12
Tim Penterjemah al-Qur‟an Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, hlm. 516.
6
untuk menolak permusuhan dan menciptakan tindakan yang lebih baik
yang kemudian akan menimbulkan persahabatan, bahkan dapat
menetralisir ketegangan. Pemaaf merupakan sifat yang terpuji. Pemaaf
yang baik adalah pemaaf yang disertai harga diri yang wajar, bukan
pemaaf dalam arti menyerah dan merendahkan diri terhadap kejahatan.13
Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Fusilat ayat 34:

ْ‫ِي‬ َّ ‫ْ ب‬
‫ِالت‬ ‫َع‬ ‫ُ ا‬
ِْ
‫دف‬ َۗ
‫ة‬ ََ
‫َل السَّيِئ‬ ‫ُ و‬
‫َة‬ ‫َسَن‬ ْ ‫ِى‬
‫الح‬ ‫َو‬ َ ‫َل‬
‫تسْت‬ ََ‫و‬
ٌ
‫َة‬ ََ
‫داو‬‫ه ع‬َٗ
‫ْن‬‫بي‬‫َكَ و‬
ََ ‫ْن‬
‫بي‬َ ْ‫ِي‬ َّ ‫َا‬
‫الذ‬ ‫ِذ‬‫َا‬
‫ُ ف‬ ‫ْسَن‬‫َح‬
‫ِيَ ا‬ ‫ه‬
ٌ
‫ْم‬ ‫َم‬
‫ِي‬ ‫َل‬
‫ِيٌّ ح‬ ‫ه و‬ٗ‫ن‬ََّ
‫َا‬‫ك‬
Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada permusuhan
antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.14
6. Kerjasama kemanusiaan
Kerjasama kemanusiaan ini merupakan realisasi dari dasar-dasar yang
dikemukakan sebelumnya. Kerjasama yang dimaksud disini adalah
kerjasama di setiap hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Kerjasama ini diperlukan, sebab ada saling ketergantungan baik antara
individu maupun antar negara didunia.
7. Kebebasan, Kemerdekaan/ Al-Huriyah
Kebebaasan disini bukanlah kebebasan yang mutlak, akan tetapi
kebebasan yang bertanggung jawab terhadap Allah, terhadap keselamatan
daan kemaslahatan hidup manusia di dunia, kebebasan tersebut
diantaranya,
a. kebebasan berpikir, yang akan mendorong manusia supaya terbebas
dari keraguan dan taqlid.
b. kebebasan beragama.

13
H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah, hlm. 128.
14
Tim Penterjemah al-Qur‟an Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahnya, hlm. 480.
7
c. kebebasan menyatakan pendapat, dalam hal ini adalah berkaitan
dengan al-akhlak al-karimah dann kemaslahatan umum dalam rangka
amar maruf nahi munkar adalah wajib.
d. kebebasan menuntut ilmu.
e. kebebasan memiliki harta.15
8. Perilaku Moral yang baik (Al-Akhlak al-Karimah)
Dasar terakhir ini merupakan dasar moral dalam hubungan antar
manusia maupun antar bangsa di dunia. Selain itu juga prinsip ini
diterapkan terhadap seluruh mahluk Allah di muka bumi. Memilki prilaku
moral yang baik dalam hal ini dapat tercermin dengan timbulnya
kepedulian terhadap orang-orang yang lemah termasuk di dalamnya
bangsa yang lemah dan miskin serta mau menepati janji. 16
C. Hubungan Internasional Siyasah Dauliyah
1. Hubungan-hubungan Internasional Diwaktu Damai.
Damai adalah asas hubungan Internasional. Selain kewajiban suatu
negara terhadap negara lain, yakni tentang menghormati hak-hak negara
lain yang bertetangga dengan negara yang ditempati dan mengadakan
perjanjian-perjanjian Internasional.
Menurut Abdul Wahab Khalaf bahwa hukum asal hubungan
Internasional ada dua pendapat, pendapat yang pertama mengacu pada
ayat-ayat perang (al-Baqarah:216, an-Nisa`:74, al-Anfal:65, at-
Taubah:29), dan sabda Nabi: saya diperintahkan untuk memeragi manusia
sampai merreka mengucapkan syahadat, melaksanakan sholat, dan
mengeluarkan zakat. Kesimpulan dari kelompok pertama adalah inti
hukum asal dalam hubungan internasional adalah perang.
Pendapat yang ke dua adalah sebaliknya bahwa hukum asal dalam
hubungan internasional adalah adalah damai. Alasannya perang itu
diperkenankan karena ada sebabnya, yaitu menolak kedzaliman,
menghindari fitnah dalam rangka mempertahankan diri sebagaimana

15
A. Djazuli, Fiqih Siyasah, hlm. 129.
16
H.A. Djazuli, Fikih Siyasahi, hlm. 122-130.
8
dijelaskan dalam al-Quran. Adapun hadits nabi di atas menurut kelompok
ini, berlaku bagi orang atau kelompok yang merasuki atau memerangi
islam untuk menolak kdzaliman mereka. Selain itu, pemaksaan di dalam
memeluk agama pun tidak diperkanankan.17
2. Hubungan-hubungan Internasional Diwaktu Perang Sebab terjadinya
perang:
a. Mempertahankan Diri Dari kitab-kitab sejarah tarikh, cara Nabi
Mohammad saw menhimpun kekuatan dan mempertahankan negeri
madinah dari serangan-serangan musuhnya orang kafir kuraisy. Dalam
perang badar, bukan Nabi yang menyerang akan tetapi musuh nabi
yang menyerang ka Madinah. Adapan waktu fathu Makkah, rasulullah
datang ke Makkah bukan sebagai perang atau penakluk, meainkan
sebagai pemberi amnesti umum disertai tetap menghormati harga diri
tokoh-tokoh mekkah, seperti Abu Sofyan yang pada waktu itu masih
kafir.
b. Dalam Rangka Dakwah Perang juga bisa terjadi di dalam rangka
menjamin jalannya dakwah. Artinya, dakwah kepada kebenaran dan
keadilan serta pada prinsip-prinsip yang mulia tidak boleh dihalangi
dan ditindas oleh penguasa manapun. Telah dijelaskan bahwa Islam
tidak menghendaki pemaksaan beragama. Apabila penguasa
memaksakan agamanya dan menindas kepada orang-orang muslim,
penguasa-penguasa itu dikualifikasikan kepada penguasa yang dzalim.
Prilaku seperti itulah yang dipertontonkan oleh penguasa Persia dan
Romawi pada waktu itu yaitu tidak memberikan kebebasan kapada
rakyatnya untuk memeluk agama yang diyakininya.18
c. Etika dan Aturan Perang di dalam Siyasah Dauliyah
1) Dilarang membunuh anak.
2) Dilarang membunuh wanita yang tidak berperang.

17
Prof. H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah, hlm. 133-141
18
Muhammad Iqbal. Fiqih Siyasah kontektualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta, Gaya Media
Pratama,2007, hlm 256
9
3) Dilarang membunuh orang tua yang tidak ikut perang.
4) Tidak memotong dan merusak tanaman, sawah dan ladang.
5) Tidak membunuh binatang ternak
6) Tidak menghancurkan tempat ibadah.
7) Dilarang mencincang mayat musuh.
8) Dilarang membunuh pendeta dan pekerja.
9) Bersikap sabar, berani dan ikhlas.
10) Tidak melampaui batas.
D. Siyasah Harbiyah
Secara Kamus Harbiyah adalah perang, keadaan darurat atau genting.
Sedangkan makna Siyasah Harbiyah adalah wewenang atau kekuasaan serta
peraturan pemerintah dalam keadaan perang atau darurat. Dalam kajian Fiqh
Siyasahnya, Siyasah Harbiyah adalah pemerintah atau kepala negara
mengatur dan mengurusi hal-hal dan masalah yang berkaitan dengan perang,
kaidah perang, mobilisasi umum, hak dan jaminan keamanan perang,
perlakuan tawanan perang, harta rampasan perang, dan masalah perdamaian.
Konsekuensi dari asas bahwa hubungan Internasional dalam Islam adalah
perdamaian saling membantu dalam kebaikan, maka:
1. Perang tidak dilakukan kecuali dalam keadaan darurat. Sesuai dengan
persyaratan darurat hanya di lakukan seperlunya.
2. Orang yang tidak ikut berperang tidak boleh diperlakukan sebagai musuh.
3. Segera menghentikan perang apabila salah satu pihak cenderung kepada
damai.
4. Memperlakukan tawanan perang dengan cara manusiawi.
Berdasarkan bagian-bagian Siyasah yang di kemukakan di atas, apabila
sebuah negara telah memutuskan peraturan undang-undang yang berdampak
pada kesejahteraan masyarakatnya, dapat mengatur keuangan negara dengan
benar, menciptakan atau menjaga hubungan internasional dengan baik, serta

10
mengindari negara tersebut dari keadaan perang maka bisa dikatakan negara
tersebut sudah merealisasikan Politik Islam. 19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dauliyah bermakna tentang daulat, kerajaan, kekuasaan, wewenang.
Sedangkan Siyasah Dauliyah bermakna sebagai kekuasaan Kepala Negara
untuk mengatur negara dalam hal hubungan Internasional, masalah territorial,
nasionalitas, ektradisi, tahanan, pengasingan tawanan politik, pengusiran
warga negara asing. Selain itu, juga mengurusi masalah kaum dzimmi,
perbedaan agama, akad timbal balik dan sepihak dengan kaum dzimmi, hudud
dan qishash. Atau dapat dikatakan yang mengatur hubungan antar Negara
tersebut (Politik Hukum Internasional)
Dasar-dasar yang dijadikan landasan para ulama dalam siyāsah dauliyah
dan kemudian dijadikan ukuran apakah siyāsah dauliyah berjalan sesuai
dengan semangat Islam adalah berikut ini:
1. Kesatuan umat manusia
2. Al-‘Adalah (keadilan)

19
Latif Muafiroh, dkk, Siyasah (Politik Islam),
http://khoerulmuarif.blogspot.com/2018/01/siyasah-politik-islam.html, di akses pada tanggal 07
juni 2021, pukul 23:15 wib

11
3. Al- Musawah (persamaan)
4. Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
5. Tasamuh (Toleransi)
6. Kerjasama kemanusiaan
7. Kebebasan, Kemerdekaan/ Al-Huriyah
8. Perilaku Moral yang baik (Al-Akhlak al-Karimah)
Dalam kajian Fiqh Siyasahnya, Siyasah Harbiyah adalah pemerintah atau
kepala negara mengatur dan mengurusi hal-hal dan masalah yang berkaitan
dengan perang, kaidah perang, mobilisasi umum, hak dan jaminan keamanan
perang, perlakuan tawanan perang, harta rampasan perang, dan masalah
perdamaian
B. Saran

Setelah membaca dan menganalisis lebih jauh, maka kami hanya dapat
memberikan saran kepada pembaca agar lebih memberikan perhatiannya
untuk mempelajari Siyasah Harbiyah dan Siyasah Dauliyah. Karena dengan
mempelajari ini akan memudahkan kita dalam pembelajaran pada mata kuliah
Fiqih Siyasah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Apippudin Mu'adz, Fiqih Siyasah Dauliyah,


https://sarjanahukumasli.blogspot.com/2018/05/fiqih-siyasah-
dauliyah.html, di akses pada tanggal 07 juni 2021, pukul 22:56 wib
Dzajuli, H.A. .Kaidah-kaidah Fiqih; Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam
Menyelesaikan Masalah-masalah Yang Praktis. Jakarta: Kencana, 2006.
Dzajuli, H.A. Fiqh Siyāsah : Implementasi Kemaslahatan Umat dalam
RambuRambu Syariah. Jakarta: Kencana, 2007.
Hamidah, “Al-Uhkuwah al-Ijtima‟iyah wa al-Insaniyah; Kajian Terhadap
Pluralisme Agama Dan Kerjasama Kemanusiaan”, Intizar, Volume.
21,nomor. 2, 2015. jurnal.radenfatah.ac.id
Latif Muafiroh, dkk, Siyasah (Politik Islam),
http://khoerulmuarif.blogspot.com/2018/01/siyasah-politik-islam.html, di
akses pada tanggal 07 juni 2021, pukul 23:15 wib
Muhammad Iqbal. Fiqih Siyasah kontektualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta,
Gaya Media Pratama,2007, hlm 256
13
M. Qurais Shihab, Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan, 1992.

14

Anda mungkin juga menyukai