Anda di halaman 1dari 12

Penawaran Dalam Islam

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah :

Ilmu Ekonomi Mikro Syariah

Dosen pengampu:

Dr. Habriyanto, M.E.I

Disusun oleh : kelompok 4


1.Fauzi yudiyanto(501190291)
2.Ayu Amelia(501190287)
3.Risa evrilia(501190309)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Penawaran Dalam Islam ini dengan tepat waktu.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah
satu materi dalam mata kuliah Ilmu Ekonomi Mikro Syariah. Makalah ini disusun bertujuan
untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya dalam bidang
ekonomi mikro.

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Dr. Habriyanto, M.E.I selaku Dosen mata kuliah Ilmu Ekonomi Mikro
Syariah dan terima kasih kepada teman – teman yang membantu penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Jambi, 10 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang...........................................................................................................1
B.Rumusan masalah......................................................................................................1
C.Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penawaran dalam islam....................................................................2
B. Hubungan penawaran dengan fungsi produksi....................................................2
C. Biaya Total dan Biaya Marginal.........................................................................4
D. Surplus produksi................................................................................................5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Teori mikro ekonomi selalu didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai suatu bidang
studi dalam ilmu ekonomi yang menerangkan tentang kegiatan dalam bagian-bagian kecil
dari keseluruhan perekonomian, salah satunya teori penawaran.

Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga
selama periode waktu tertentu Penawaran (Supply). Teori penawaran yaitu teori yang
menerangkan sifat penjual dalam menawarkan Barang yang akan dijual. Gerakan sepanjang
dan pergeseran kurva penawaran Perubahan di dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku
sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Satu aspek penting yang memberikan suatu
perbedaan dalam pespektif ini kemungkinan besar berasal dari landasan filosofi dan moralitas
yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam Penawaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga
bahan baku serta harapan dan spekulasi. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga sesuatu jumlah barang dan jumlah barang
tersebut yang ditawarkan pada penjual.

Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana penerapan hukum penawaran yang
menyatakan makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit
jumlah barang tersebut ditawarkan, bagaimana tingkah laku penjual dalam menyediakan atau
menawarkan barang-barang yang diperlukan masyarakat di pasar, dan apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhinya menurut tinjauan umum dan Islami, dan juga perbedaan antara teori
penawaran dalam ekonomi konvensional dan Islam

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian, hukum dan teori penawarn islam?


2. Bagaimana kurva penawaran islam?
3. Bagaimana biaya total dan biaya marginal?
4. Bagaimana Surplus Produsen ?

C.    Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian, hukum dan teori penawarn islam
2. Untuk menjelaskan kurva penawaran islam
3. Untuk mengetahui biaya total dan biaya marginal
4. Untuk mengetahui surplus produsen
.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Penawaran Dalam Islam

Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi adalah banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga
selama periode waktu tertentu. Jadi Penawaran dapat didefinisikan yaitu banyaknya barang
yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada
tingkat harga tertentu.[1]
Penawaran barang dan jasa didefinisikan sebagai: kualitas barang atau jasa yang
orang berbagai tersedia untuk menjualnya pada berbagai tingkat harga dalam suatu periode
waktu tertentu
Perhatikan bahwa perbedaan definisi penawaran dengan definisi permintaan hanya
terletak pada satu kata. Jika permintaan menggunakan kata membeli, maka penawaran
menggunakan kata menjual. Seperti juga dalam permintaan, analisis penawaran
mengasumsikan suatu periode waktu tertentu, dan faktor-faktor penentu penawaran selain
harga barang tersebut dianggap tidak berubah atau konstan (ceteris paribus).

B. Hubungan Penawaran Dengan Fungsi Produksi


Hubungan jumlah barang yang ditawarkan (singkatnya:jumlah penawaran atau quality
supplied) dengan harga barang adalah hubungan searah. Jika harga barang tinggi, maka akan
lebih banyak orang melihat potensi mendapatkan keuntungan dengan menjual barang yang
diproduksi atau dimilikinya, sehingga jumlah penawaran barang tersebutpun tinggi.
Sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah penawaranpun akan turun. Lebih sedikit orang
yang dapat memperoleh keuntungan dari harga yang rendah akan menunda penjualan,
akibatnya jumlah penawaran dipasarpun berkurang
Hubungan antara jumlah penawaran barang atau jasa dengan harga barang atau jasa
itu sendiri dinyatakan dalam Hukum Penawaran yang bunyinya: semakin tinggi harga suatu
barang, semakin besar jumlah penawaran barang tersebut, semakin rendah harga suatu barang
maka semakin rendah pula jumlah penawaran barang tersebut.[2]

2
Membahas teori penawaran Islam , kita harus kembali kepada sejarah penciptaan
manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi
sedemikian rupa sampai suatu saat segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia
pertama diciptakan dan diturunkan kemuka bumi. Apa makna dari kisah tersebut? Tidak lain
dan tidak bukan maknanya adalah bahwa Allah swt telah rnempersiapkan bumi ini untuk
kepentingan manusia. Lihatlah Surah lbrahim ayat 32-34 berikut:
‫هللاُ الّذي خلق السَّموات واألرض وأنزل من السماء ماء فأخرج بِ ِه من الثمرات‬
)٣٢(‫رزقالك ْم وسخر لك ُم الفلك لتجري في البحر بأمره وسخر لكم األنها َر‬
Artinya:
32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki
untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.

)٣٣( ‫وسخر لكم الشمس والقمر دائبين وسخر لكم الليل والنهار‬
Artinya: 
33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

( ‫وءاتاكم من كل ما سألتموه وإن تعد وانعمة هللا التحصو ها إن إلنسان لطلوم كفار‬
)٣٤
Artinya:
34.Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).

Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia
larangan yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi.
Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan betapa Allah sangat membenci
mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat
luas akan tetapi dalam kaitannya dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan
panduan moral. Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam
memanfaatkan alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi
gundul dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor,
menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.

3
Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu
saja berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila suatu
proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus
dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan penawaran akan berkurang.
Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.  Dinegara barat, hal tersebut dilakukan
dengan mengenakan pajak polusi atau dikenal dengan istilah pigouvian Tax yang tujuanya
agar perusahaan memperhitungkan biaya eksternal yang timbul akibat kegiatan produksinya
sehingga mempengaruhi keputusan produksi sehingga mempengaruhi keputusan produksi
dan penjualanya.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran

Penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :


a) Harga barang itu sendiri
b) Harga barang-barang lain
c) Biaya produksi
d) Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut
e) Tingkat teknologi yang digunakan
f) Spekulasi
g) Jumlah produsen di pasar

2.  Faktor-faktor Penawaran dalam Islam

Dalam khasanah pemikiran ekonomi islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai
kekuatan penting di dalam pasar, Ibnu Taimiyah, misalnya mengistilahkan penawaran ini
sebagai ketersediaan barang di pasar. Dalam pandangannya, penawaran dapat berasal dari
impor dan diproduksi lokal kegiatan ini dilakukan oleh produsen maupun penjual.
a.   Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat
keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang
diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah
produksinya.

b.   Keuntungan
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal
yang pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain,
keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashlahah lebih besar lagi
untuk mencapai falah.
Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan
aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan transaksi
riba. Mafsadah, gharar dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative
externalities) sebagai akibat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya
memperhatikan keuntungan semata.

4
Adapun konsep penawaran merupakan bentuk perilaku ekonomi yang sangat penting
dalam teori ekonomi, baik makro maupun mikro. Konsep ini juga dapat menjelaskan
hubungannya dengan perilaku produsen dalam penetapan harga yang didahului dengan
perhitungan biaya produksinya.
Bila hukum penawaran ditetapkan dengan mengasumsikan faktor-faktor yang
mempengaruhi determinasi harga terhadap penawaran dianggap tetap (ceteris paribus),
sedangkan bila penawaran yang menentukan harga maka disebut teori penawaran (tanpa
asumsi ceteris paribus). Maka, diperlukan konsensus yang baru terkait tanggung jawab sosial
dan lingkungan yang perlu untuk diperhitungkan di dalam penawaran terkait
aspek mafsadah, gharar dan maisir.

C. Biaya Total (Total Cost) dan Biaya Marginal (Marginal Cost)

Fungsi total cost menunjukkan, untuk setiap kombinasi input dan untuk setiap tingkat
output, minimum total cost yang muncul adalah TC=TC(r,w,q). Meskipun fungsi total cost
menggambarkan secara menyeluruh biaya yang harus dikeluarkan, namun akan lebih
memudahkan dalam kaitanya dengan kurva permintaan, bila analisis biaya dilakukan pada
biaya per unit. Ada 2 konsep biaya per unit yang dikenal.

a.  Average Cost
Fungsi average total cost atau average cost adalah biaya per unit atau dihitung dengan
rumus total cost dibagi dengan jumlah output yang dihasilkan. Secara matematis ditulis:
ATC = ATC (r,w,q) = TC (r,w,q) / q
Average Cost
Ada 3 pengukuran biaya rata-rata yang dihasilkan dari biaya
total :
 Average fixed cost (AFC) adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah
output/produk.
 Average variable cost (AVC) adalah biaya variabel total dibagi dengan jumlah
output/produk.
 Average total cost (ATC) adalah biaya tetap plus biaya variabel total dibagi dengan
jumlah output/produk.

ATC = AFC + AVC.

b.       Marginal Cost (MC)
Fungsi marginal cost adalah tambahan biaya yang muncul untuk setiap tambahan
output. Secara matematis ditulis :
MC = MC (r,w,q) = δTC (r,w,q)/ δq
Marginal cost (MC) adalah penambahan total biaya akibat bertambahnya input sebesar satu
unit.

5
Pada karakter produksi yang bersifat increasing marginal returns, marginal cost akan
menurun seiring peningkatan produk. Sebaliknya, pada karakter produksi yang
bersifat diminishing marginal returns, marginal cost meningkat seiring penambahan produk.
Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi, dan fungsi marginal
cost diturunkan dari fungsi total cost. Begitu pula dengan fungsi average cost diturunkan dari
Hubungan khusus antara MC dan AVC maupun ATC. Ketika AVC turun, MC pasti
lebih rendah daripada AVC. Sebaliknya saat AVC is rising, MC pasti berada di
atas AVC. AVC=MC atau berpotongan di titik minimum AVC, MC equals AVC.

D.  Surplus Produsen (Producer Suplus)

Surplus Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang


produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk  ditawarkan
produsen (Producer Surplus) adalah area berbentuk segitiga ungu di bawah tingkat harga dan
di atas kurva penawaran, karena itu adalah jumlah minimum produsen dapat menghasilkan.

Surplus produsen umumnya mengalir melalui pemilik faktor-faktor produksi. Dalam


persaingan sempurna, tidak ada surplus produsen timbul untuk perusahaan individual. Ini
adalah sama dengan mengatakan bahwa keuntungan ekonomi didorong menjadi nol. Bisnis
dunia nyata umumnya memiliki atau mengontrol beberapa masukan mereka, yang berarti
bahwa mereka menerima surplus produsen karena mereka, ini dikenal sebagai keuntungan
normal, dan merupakan komponen biaya peluang perusahaan. Jika faktor-faktor pasar
persaingan sempurna juga, maka surplus produsen pada akhirnya berakhir sebagai sewa
ekonomi kepada pemilik input langka seperti tanah.

Dalam beberapa aliran heterodoks ekonomi, surplus ekonomi menunjukkan total


pendapatan yang berasal dari kelas penguasa yang langka kepemilikan faktor-faktor produksi
yang baik diinvestasikan kembali.  Dalam ekonomi Marxis, istilah surplus mungkin juga
merujuk kepada nilai lebih, produk surplus dan surplus buruh.

Jenis–Jenis Kelompok Produsen (Perusahaan).

Kelompok produsen dapat dibagi dalam tiga kelompok sehubungan dengan kemampuan
menjualnya, yaitu:

 Penjual Supermarginal
Penjual supermarginal adalah penjual yang berani menjual produknya di bawah harga
pasar. Produsen ini menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam pemasarannya yaitu
memproduksi barang sebanyak-banyaknya kemudian menjualnya dengan harga yang
semurah-murahnya tapi tetap masih peroleh keuntungan.

6
 Penjual Marginal
Penjual marginal adalah produsen yang menjual produknya sama dengan harga pasar.
Biasanya produsen ini hanya menjual produknya di tempat-tempat yang tawar-menawar tidak
diberlakukan, sehingga mereka menyiasatinya dengan memberi label harga produknya.

 Penjual Submarginal
Penjual submarginal adalah kelompok penjual yang hanya menjual produknya di atas
harga pasar. Produsen kelompok ini menganggap bahwa produknya sangat eksklusif, unik,
produsennya sangat ternama dan terkenal atau sejenisnya.

            Analisis surplus produsen sebanarnya hanya ditujukan pada kelompok produsen yang
submarginal dan supermarginal, karena dua kelompok ini yang mungkin dapatkan surplus
dari pembelian dan atau penjualan produknya.

Selisih antara total revenue dengan total variable cost disebut producer surplus atau
quasi rent. Pruducer surplus dapat dihitung dengan 2 cara.
Cara Pertama
Secara sistematis, total revenue adalah hasil kali P*Q*. Sedangkan total variable cost
adalah hasil kali AVC dengan Q*. Selisih antara keduanya digambarkan dengan segi empat
yang diarsir yaitu kali antara (P*-AVC) dengan Q*. Inilah yang disebut Produer Surplus.
Secara matematis ditulis :
Producer surplus         = TR – TVC
                                       (P x Q) – (AVC x Q)
                                      (P – AVC) x Q

Cara lain untuk menghitung producer surplus sebagai berikut. Perhatikanlah bahwa
variable cost untuk memproduksi 1 unit output sama dengan marginal cost pada jumlah
output 1 unit. Variable cost untuk memproduksi 2 unit output sama dengan marginal cost
pada jumlah output 1 unit ditambah marginal cost pada jumlah 2 unit dan seterusnya.
Sehingga VC(Q) = MC (1) + MC (2) + ... + MC (Q).
Secara grafis total variable cost ini digambarkan dengan daerah yang tidak diarsir
yang berada dibawah kurva MC. Sedangan total revenue adalah hasil kali P dengan Q.
Sehingga producer surplus degambarkan dengan daerah yang diarsir yaitu yang dibawah P
dan diatas kurva MC.[6]

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi adalah jumlah banyaknya barang atau jasa


yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat
harga selama periode waktu tertentu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang itu sendiri,
biaya produksi dan jumlah produsen di pasar dan lain sebagainya. Sedangkan factor
penawaran dalam islam adalah mashlahah dan keuntungan. Dimana, Pengaruh mashlahah
terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada tingkat keimanan dari
produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin
meningkat maka produsen muslim akan memperbanyak jumlah produksinya. Sedangkan
keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal yang
pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain,
keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh mashlahah lebih besar lagi
untuk mencapai falah.

Dalam ekonomi islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan
aktivitasekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan transaksi
riba. Mafsadah, gharar dan maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative
externalities) sebagai akibat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya
memperhatikan keuntungan semata.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://ernandablog.blogspot.com/2018/10/materi-teori-penawaran-dalam-islam.html
https://siswahyuningsih.wordpress.com/hubungan-permintaan-penawaran-dan-struktur-pasar/
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011
Ir.Adiwarman A. Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P. , Ekonomi Mikro Islam, Jakarta : PT
RajaGrafindo, 2012
http://mikroislamkelompok3.blogspot.com/2013/07/teori-penawaran-islam.html
http://juraganmakalah.blogspot.com/2013/04/teori-penawaran-islami.html
http://www.bayupratama.com/2013/11/teori-penawaran-islami-syariah.html
http://www.academia.edu/7341952/Teori_Penawaran_Islami

Anda mungkin juga menyukai