Anda di halaman 1dari 10

Inflasi Stabilitas Nilai Uang Domestik

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah :

Ilmu Ekonomi Makro Syariah

Dosen Pengampu :

Marzoon

Disusun oleh : Kelompok 6

1.Risa Evrilia (501190309)


2.Nur Ayunatasya (501190314)

3. Riski Melyana (501190292)

PRODI EKONOMI SYAIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERISTAS ISLAM NEGRI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia -Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah bahasa Indonesia
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar
besar nya kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini
khususnya kepada dosen kami yang memberikan tugas dan petunjuk kepada kami ,sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini .

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................2


DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang ......................................................................................................................4
2.Rumusan masalah.................................................................................................................4
3.Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1.Sejarah Inflasi.......................................................................................................................5
2.Teori Inflasi Konvensional..................................................................................................6
3.Teori Inflasi Islam................................................................................................................7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...........................................................................................................................9
2. Daftar pustaka……………………………………………………………………………10
3

BAB I

PENDAHULUAN
1.  Latar belakang
              Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas, mengingat
dampaknya paling luas terhadap perekonomian secara keseluruhan. Sejak tahun 1940-an,
permasalahan seputar inflasi telah berkembang dan menggantikan posisi tekanan pengangguran
yang pada dekade sebelumnya merupakan permasalahan besar yang dihadapi oleh hampir semua
negara. Inflasi, kecuali akan berpengaruh pada tingkat bunga, menimbulkan ketidakpastian
mengenai keadaan ekonomi dimasa depan, pada akhirnya juga akan menyebabkan terjadinya
kehancuran perekonomian.

              Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga barang/komoditas dan jasa secara terus menerus
dalam suatu perekonomian untuk suatu periode tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai
fenomena moneter karena terjadinya inflasi menyebabkan penurunan nilai unit perhitungan
moneter (nilai uang) terhadap suatu komoditas. Tingkat harga merupakan opportunity cost bagi
masyarakat dalam memengang aset finansial. Semakin tinggi perubahan tingkat harga yang
berlaku, menyebabkan semakin tinggi juga opportunity cost untuk memengang aset finansial,
artinya masyarakat akan merasa beruntung jika memegang aset dalam bentuk riil dibandingkan
aset finansial. Dalam keadaan ini, hukum permintaan dan penawaran tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, sehingga akan berakibat pada harga barang yang justru akan naik lebih
cepat.

              Sedangkan jika kita lihat dalam perspektif islam, inflasi tidak pernah tersurat secara
eksplisit dalam al-quran  maupun hadits. Inflasi yang merupakan permasalahan modern, timbul
karena beberapa sebab, antara lain keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi  secara berlebih.

2.   Rumusan masalah
              Berdasarkan latar belakang diatas, pemakalah ingin menarik sebuah rumusan masalah
sebagai berikut:
1.  Bagaimanakah sejarah daripada inflasi ?
2. Bagaimanakah teori-teori inflasi konvensioanal ?
3. Bagaimanakah teori-teori daripada inflasi islam ?
3. Tujuan

1.untuk mengetahui bentuk ekonomi sederhana


4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah inflasi
              Emas memberikan nilai pada suatu mata uang dan juga akseptabilitas di tempat lain.
Dalam hal ini, sejarah perekonomian Kerajaan Byzantium menarik untuk dipelajari. Byzantium
berusaha keras untuk mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak
mungkin ke negara-negara lain dan berusaha mencegah impor dari negara-negara lain agar dapat
mengumpulkan uang emas sebanyak-banyaknya.
               Tatapi apa yang kemudian terjadi, pada akhirnya orang-orang harus makan, membeli
pakaian, mengeluarkan biaya untuk transportasi, serta juga menikmati hidup sehingga mereka
akan membelanjakan uang (kekayaan) yang dikumpulkannya tadi sehingga ahirnya malah
menaikkan tingkat harga komoditasnya sendiri. Spanyol setelah era Conquistadores  juga
mengalami hal yang sama, begitu juga dengan Inggris setelah perang dengan Napoleon. Pada
masa kini, terutama setelah era kapitalisme dimulai, masalah yang sama tetap menjadi perbedaan
para ekonom dan otoritas keuangan
Apakah itu Dinar di Negara-negara Arab ataupun mata uang Negara-negara Eropa
seperti Inggris, Perancis, Sepanyol, Italia, Swedia, dan Rusia bahkan juga Amerika, semuanya
mengalami apa yang dinamakan inflasi. Awal inflasi mata mata uang Dinar di mulai bahkan
pada saat katika Irak sedang dalam masa puncak jayanya. Revolusi harga di eropa terjadi
sepanjang beberapa abad, pola kenaikan tingkat harga pertama kali tampak italia dan jerman
sekitar tahun 1470. Kemudian seperti penyakit yang sangat menular, pada tahun 1480, meluas ke
semenanjung Iberia pada dekade selanjutnya dan menyerang Eropa timur pada tahun 1500.
Kenaikan tingkat harga sangat cepat pada bahan-bahan mentah terutama makanan. Daya beli
uang dan gaji pekerja menurun dengan tingkat yang dianggap sangat mencemaskan.
              Apa yang menyebabkan semua itu terjadi, tidak ada satu sebab utama yang dapat
disalahkan. Semuanya adalah akibat gabungan dari penurunan produksi pertanian, pajak yang
berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar, high labor cost,  pengangguran, kemewahan yang amat
berlebihan, dan sebab-sebab yang lainnya, seperti perang yang berkepanjangan,embargo dan
pemogokan pekerja.
Adapun Negara Eropa yang dapat di anggap bertahan dengan kesuksesan menghadapi
inflasi adalah Inggris. Lalu mengapa inflasi terjadi, pada saat tingkat harga secara umum naik,
pembeli harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama.
Dengan kata lain, inflasi tidak akan berlanjut jika tidak ‘dibiyai’ dengan berbagai cara. Jika
konsumen tidak dapat menemukan uang lebih untuk membeli barang demi mempertahankan
5
tingkat pembelanjaannya, mereka akan membatasi pembelian dengan membeli lebih sedikit
yang kemudian pada akhirnya akan membatasi kemampuan penjual untuk menaikkan harga. Bisa
dikatakan bahwa inflasi terjadi dimanapun, terhadap mata uang apa pun dan priode kapanpun.
2.   Teori inflasi konvensional
              Secara umum, inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang/komoditas
dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.  Inflasi dapat dianggap sebagai fenomena moneter
karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Definisi
inflasi oleh para ekonomi modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang
harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan
jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap
barang-barang atau komoditas diatas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation).
              Inflasi diukur dengan tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan dari
tingkat harga secara umum. Persamaanya adalah sebagai berikut:
t X 100= Rate of inflation

-
              Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik perekonomian
suatu negara menggunakan Consumer Price Index atau CPI dan Producer Price Index  atau PPI
sebagai pengukur tingkat inflasi. Hanya saja, kedua metode pengukuran tersebut mempunyai
kelemahan-kelemahan, yang salah satunya adalah karena menggunakan kumpulan yang
mewakili sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh keseluruhan
perekonomian, sehingga index harga tersebut tidak merefleksikan secara akurat seluruh
perubahan harga yang terjadi. Selain itu, CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi barang
dan jasa yang baru diciptakan walaupun kelompok dari subset barang dan jasa yang dipakai
sebagai pengukur pada CPI dan PPI tersebut selalu direvisi dari waktu ke waktu.
              Untuk mengetahui apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa uang mempunyai
fungsi-fungsi sebagai berikut dalam perekonomian diantaranya adalah:
a)      Media pertukaran
b)      Pengukur nilai
c)      Unit perhitungan dan akuntansi
d)     Penyimpan nilai
e)      Instrumen terms of payment.
              Sedangkan menurut Sadono Sukirno, menyebutkan fungsi uang diantaranya sebagai
berikut:
a)      Untuk melancarkan kegiatan tukar menukar
b)      Untuk menjadi satuan nilai
c)      Untuk ukuran bayaran yang ditunda
d)     Sebagai alat penyimpan nilai.
6
Uang dalam masyarakat menjadi alat pertukaran yang lazim diterima di mana barang dan
jasa dapat di perbandingkan dengan uang dari pada langsung di pertukarkan dengan barang dan
jasa lainnya. Uang itu sendiri dapat berbentuk berbagai macam dan terbuat dri berbagai bahan
(mulai dari logam mulia sampai dengan bahan yang kurang berharga seperti kertas atau logam
biasa). Sepanjang sejarah, nilai dari penyimpan nilai moneter berubah-ubah dan tidak dapat di
prediksi karena sifat alamiah dari uang itu sendiri. Orang menabung untuk konsumsi di masa
depan, untuk simpanan di masa tua, untuk anak-anaknya.
3.  TEORI INFLASI ISLAM
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutamaterhadap fungsi tabungan (nilai
simpan), fungsi dari penyebaran di muka,dan fungsi dari unit penghitungan. Orang harus
melepaskan diri dari uang dan asset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut.
2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat
(turunnya Marginal Propensity to save).
3. Meningkatkan ke cendrungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang-
barang mewah (naiknya Marginal Propensity to Consume).
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan
(hoarding) seperti: tanah, bangunan,, logam mulia, mata uang asing dengan
mengorbankan investasi ke arah produktif.

Selain itu, inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan akuntansi
seperti:
1.  Apakah penilaian terhadap aset tetap dan aset lancar dilakukan dengan metode biaya
historis atau metode biaya aktual.
2.  Pemeliharaan modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner.
3. Inflasi menyebabkan dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi (index) untuk
mendapatkan kebutuhan  perbandingan waktu dan tempat.
Ekonomi islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M -1441), yang merupakan salah
satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:
1. Natural inflation
2. Human Error inflation.

- Natural Inflation
Sesuai dengan namnya, inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah,
dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Ibn al-
Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang di akibatkan oleh turunnya
penawaran Agregatif (AS) atau naiknya permintaan Agregatif (AD).
Jika memakai perangkat analisis konvensional yaitu persamaan identitas:

MV=PT=Y
Dimana: M= jumlah uang beredar
V= kecepatan peredaran uang
P= tingkat harga

7
T= jumlah barang dan jasa (kadang dipakai juga notasi Q)
Y= tingkat pendapatan nasional(GDP)
- Human Error Inflation
Selain dari penyebab-penyebab yang dimaksud pada Natural Inflation, maka
inflasi-inflasi yang di sebabkan oleh hal-hal lainnya dapat di golongkan sebagai
Human Error atau False Inflation. Human Error Inflation dikatakan sebagai
inflasi yang di akibatkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri (sesuai dengan
QS Ai-Rum[30]:41).
Human Error Inflation dapat di kelompokkanmenurut penyebab-
penyebabnya sebagai berikut:
1. Korupsi dan adminitrasi yang buruk (Corruption and Bad Adminidtration)
2. Pajak yang berlebihan (Excessive Tax)
3. Percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan
(Excessive Siegnorage)

8
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa sejarah infalsi
perekonomian Kerajaan Byzantium menarik untuk dipelajari. Byzantium berusaha keras untuk
mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak mungkin ke negara-
negara lain dan berusaha mencegah impor dari negara-negara lain agar dapat mengumpulkan
uang emas sebanyak-banyaknya. Sedangkan  secara umum, inflasi berarti kenaikan tingkat harga
secara umum dari barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.  Inflasi dapat
dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan
moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonomi modern adalah kenaikan
yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter)
terhadap barang-barang/komoditas dan jasa. Sebaliknya,

9
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman. 2013Ekonomi Makro Islam. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai