PERTEMUAN 6:
TEORI PRODUKSI DAN PERILAKU PRODUSEN
DALAM EKONOMI ISLAM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Teori produksi dan perilaku
produsen dalam ekonomi syariah. Melalui Risetasi, Anda harus mampu :
1.1 Menjelaskan konsep Produksi dan perilaku produsen dalam
ekonomi Islam
1.2 Menilai secara kritis teori Produksi dan perilaku Produsen dalam
ekonomi Islam.
B. URAIAN MATERI
Produksi adalah bagian terpenting dari ekonomi Islam bahkan dapat
dikatakan sebagai salah satu dari rukun ekonomi disamping konsumsi, distribusi,
redistribusi, infak dan sedekah. Karena produksi adalah kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfa’atkan oleh konsumen.
Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan
konsumsi dapat dilakukan dengan manusia secara sendiri. Artinya seseorang
memproduksi barang/jasa kemudian dia mengonsumsinya. Akan tetapi seiring
dengan berjalannya waktu dan beragamnya kebutuhan konsumsi serta
keterbatasan sumber daya yang ada (kemampuannya), maka seseorang tidak dapat
lagi menciptakan sendiri barang dan jasa yang dibutuhkannya, akan tetapi
membutuhkan orang lain untuk menghasilkannya.
Oleh karena itu kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan oleh pihak-
pihak yang berbeda. Dan untuk memperoleh efisiensi dan meningkatkan
produktifitas lahirlah istilah spesialisasi produksi, diversifikasi produksi dan
penggunaan tehnologi produksi. Al-Qur’an juga telah memberikan tuntunan visi
bisnis yang jelas yaitu visi bisnis masa depan yang bukan semata-mata mencari
keuntungan sesaat tetapi “merugikan”, melainkan mencari keuntungan yang
secara hakikat baik dan berakibat baik pula bagi kesudahannya (pengaruhnya).
Salah satu aktifitas bisnis dalam hidup ini adalah adanya aktifitas produksi
yang diolah secara manual maupun dengan dibantu mesin, dan kemudian setelah
menjadi mobil dijual atau disalurkan oleh para distributor kepada konsumen.
Maka dalam proses pemroduksian mobil tersebut selain membutuhkan
koordinasi manajerial seorang manajer dan juga gagasan-gagasan dan ide-ide para
usahawan yang dalam hal ini adalah masuk dalam faktor sumber daya manusia.
Dan untuk menggerakkan semua faktor itu membutuhkan modal finansial dalam
rangka membiayai semua proses produksi tersebut. Demikian pula barang-barang
sederhana lainnya yang bernilai rendah, misalnya benang jahit, sesungguhnya
juga membutuhkan proses yang panjang dengan melibatkan berbagai faktor
produksi untuk menghasilkannya.
Pada dasarnya, faktor produksi atau input ini secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu; input manusia (human input) dan input
non-manusia (non human input). Yang termasuk dalam input manusia adalah
semua bentuk manajerial, ide-ide, gagasan pemikiran, tenaga, perasaan dan hati
yang bersumber dari diri manusia. Sedangkan yang termasuk dalam input non-
manusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital),
mesin, alat-alat, gedung dan input-input fisik lainnya (physical capital). Maka
klasifikasi input menjadi input manusia dan non-manusia ini didasarkan pada
argumen-argumen sebagai berikut, yaitu:
a) Manusia adalah faktor produksi terpenting dari faktor-faktor produksi
lainnya. Dan manusia juga dikatakan sebagai faktor produksi utama (main
input), karena manusia adalah sebagai faktor produksi yang dapat
menggerakkan semua faktor produksi lainnya termasuk menggerakkan
faktor produksi manusia lainnya untuk dapat memberdayakan semua
potensi ekonomi yang dimilikinya sehingga dapat bekerja sesuai dengan
kompetensinya. Maka manusia adalah faktor produksi yang memiliki
inisiatif atau ide, mengorganisasi, memproses dan memimpin semua faktor
produksi sehingga menghasilkan suatu produk yang bermanfa’at untuk
memenuhi kebutuhan. Sedangkan faktor non-manusia adalah input
pendukung (supporting input) sebagai faktor terpenting kedua setelah
manusia. Karena manusia tidak dapat hidup dan berekonomi kecuali
didukung oleh faktor non-manusia (Faktor materiil). Oleh karena itu,
danfalah adalah bentuk keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat yang akan
memberikan kebahagiaan yang hakiki bagi manusia. Dan kebahagiaan yang
hakiki inilah merupakan wujud dari tercapainya kemulyaan bagi kehidupan
manusia. Maka dengan memahami alur tujuan kegiatan produksi ini, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa karakter penting produksi dalam ekonomi
Islam adalah perhatiannya terhadap kemuliaan harkat dan martabat manusia, yaitu
mengangkat kualitas dan derajat hidup kemanusiaan manusia. Kemuliaan harkat
kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam semua aktifitas
produksi, maka keseluruhan kegiatan produksi yang tidak sesuai dengan
pemuliaan harkat kemanusiaan dapat dikatakan kontradiktif atau bertentangan
dengan ajaran-ajaran Islam.
Penjelasan karakter produksi yang seperti diatas akan membawa implikasi
penting dalam teori produksi, sebagai contohnya dalam memandang kedudukan
manusia khususnya tenaga kerja (human capital) dengan modal finansial
(financial capital). Dalam perspektif konvensional, tenaga kerja dan kaptal
finansial memiliki kedudukan yang setara dimana keduanya adalah substitusi
sempurna. Artinya penggunaan tenaga kerja sama dengan harga dalam
penggunaan kapital finansial yang dapat dipergunakan secara penuh berdasarkan
pertimbangan efesiensi dan produktifitas. Seandainya penggunaan teknologi padat
kapital (capital intensive) lebih murah daripada teknologi padat tenaga kerja
(labor intensive), maka produsen akan memilih dan mempergunakan teknologi
yang padat kapital. Sebaliknya, jika teknologi padat tenaga kerja lebih
menguntungkan, maka produsen akan lebih memilihnya daripada teknologi padat
kapital. Dalam praktek empiris, implementasi konsepsi substitusi ini telah
menimbulkan berbagai permasalahan ekonomi sosial yang kompleks. Eksploitasi
upah buruh, pemutusan hubungan kerja dan berbagai bentuk dehumanisasi
kegiatan produksi merupakan implikasi nyata dari konsep substitusi ini.
substitusi antara manusia/tenaga kerja dengan kapital dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: (1) Substitusi natural dan (2) Substitusi yang dipaksakan (forced
substitution).
Dengan kualifikasi manusia yang sudah tinggi seperti ini, maka menjadi
tidak bijaksana jika manusia-manusia dengan kualifikasi tinggi ini digunakan
kata tanah dengan maksud ayang berbeda. Manusia diingatkan akan sumber
kekyaan untuk dipergunakan . manusia boleh menggunakansumber yang
tersembunyi dan potensi untuk memuaska kehendak yang tidak terbatas.
2. Tenaga kerja
dalam islam tenaga bukan hanya suatu jumlah usaha atau jasa yang abstrak
yang ditaawarkan untuk dijual pada pencari tenaga kerja manusia. Mereka yang
memperkerjakan buruh punya tanggung jawab moral dan sosial. Tenaga kerja
secara umum dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu :
a) Tenaga kerja kasar/buruh kasar, misalnya pekerja bangunan, pandai
besi, dan sebagainya. Allah memuliakan hambanya meskipun yang
bekerja sebagai pekerja kasar. Banyak ayat dan riwayat yang
membahas tentang kegiatan para nabi terkait dengan peghargaan
terhadap para pekerja kasar –pekerja/tukang Nabi Sulaiman, Nabi Hud
dengan pembuatan kapal, dan sebagainya.
b) Tenaga kerja terdidik. Dalam al Qur’an disebutkan tentang tenaga
ahli. Cerita tentang Nabi Yusuf yang diakui pengetahuan dan
kejujurannya oleh raja yang mempercayakan tugas mengurus dan
menjaga gudang padi dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa
faktor keahlian dan pendidikan menjadi sangat penting dalam bekerja.
3. Modal
Modal meupakan asset yang digunakan untuk membantu distibusi asset
berikutnya. Menurut Thomas, miilik individu dan Negara yang digunakan
dalam menghasilkan asset berikutnya selain tanah dan modal.
4. Organisasi
Organisasi memerankan peranan penting dan dianggap sebagai factor
produksi yang paling penting. Dalam organisasi tentu ada yang
menjalankan dan dalam bisnis yaitu seorang usahawan. Bisnis tidak akan
berjalan tanpa adanya usahawan dalam sebuah organisasi. Dengan adanya
usahawan proses perencanaan, pengorganisasin, pengktualisasian dan
proses evaluasi akan berjalan dalam bisnis.
C. LATIHAN SOAL
1. Teori produksi dalam ekonomi Islam bukan hanya mengepankan prinsip
maksimalisasi laba, jelaskan tujuan produksi dalam ekonomi Islam !
2. Islam memisahkan dan membedakan antara financial capital dan physical
capital, jelaskan pengertian kedua istilah tersebut dan apa perbedaannya
dengan konsep kapitalis !
3. Jelaskan etika produksi dalam Islam, dan apakah perilaku produsen saat ini
sudah mencerminkan etika Islami dalam produksi !
4. Bagaimana pandangan anda mengenai konsep monopoli, waralaba,
outsourching dalam pandangan Islam !
D. DAFTAR PUSTAKA