Anda di halaman 1dari 26

ETIKA DALAM PRAKTEK

INVESTASI DAN PASAR


MODAL
Inne Sri Handayani (1251286)
Twinadya Adryan Wardani (1351124)
Sasya Rismarini (1351147)
Mochamad Zidni (1251268)

PENDAHULUAN
Investasi bukan lagi kegiatan yang terdengar asing oleh sebagian orang
apalagi untuk para penggiat ekonomi. Banyak motif yang melatar
belakangi seseorang berinvestasi diantaranya ada yang terkait dengan
keinginan, kebutuhan, peningkatan nilai kekayaan, inflasi hingga ketidak
pastian di masa yang akan datang. Investasi sendiri dapat didefinisikan
berupa pengelolaan suatu asset yang dapat memberikan hasil investasi
di kemudian hari.
Pasar modal merupakan tempat, tidak terbatas hanya secara fisik, di
mana orang membeli dan menjual surat berharga atau instrument
keuangan, seperti saham, surat utang, dan produk keuangan lainnya.
Surat-surat berharga yang dikeluarkan penjual tersebut memberikan
hak tak berwujud (intangible rights) kepada pembelinya untuk
memperoleh deviden, bunga, penempatan manajemen, dan hak-hak
lainnya.
Dalam praktik pasar modal di Indonesia, tidak terlepas dari adanya
pelanggaran-pelanggaran yang melanggar hukum dan pastinya
melanggar etika, beberapa diantaranya adalah penipuan, manipulasi,
insider trading, marking the close, painting the tape, cornering the
market, pools, ataupun wash sale.

RUMUSAN MASALAH
1 . B A G A I M A N A T E O R I E T I K A D A PAT B E R D A M PA K
P O S T I F D A L A M P R A K T I K I N V E S TA S I D I PA S A R
MODAL?
2 . K O D E E T I K A PA YA N G D I L A N G G A R O L E H PA R A
P E L A K U I N V E S TA S I D A L A M PA S A R M O D A L ?
3 . A PA H U K U M A N ATA U S A N K S I YA N G D I T E R I M A
P E L A K U I N V E S TA S I A K I B AT P E L A N G G A R A N YA N G
D I L A K U K A N N YA ?
B ATA S A N M A S A L A H
B E R D A S A R K A N R U M U S A N M A S A L A H D I ATA S ,
P E N U L I S H A N YA M E M B A H A S M E N G E N A I
PELANGGARAN ETIKA DALAM PRAKTIK
I N V E S TA S I D I PA S A R M O D A L
TUJUAN PENELITIAN
1 . U N T U K M E N G E TA H U I A PA K A H T E O R I E T I K A
D A PAT B E R D A M PA K P O S I T I F D A L A M P R A K T I K
I N V E S TA S I D I PA S A R M O D A L .
2 . U N T U K M E N G E TA H U I K O D E E T I K A PA YA N G
D I L A N G G A R O L E H PA R A P E L A K U I N V E S TA S I
D A L A M PA S A R M O D A L .
3 . U N T U K M E N G E TA H U I H U K U M A N ATA U S A N K S I
YA N G D I T E R I M A P E L A K U I N V E S TA S I A K I B AT
P E L A N G G A R A N YA N G D I L A K U K A N N YA .

TEORI UTILITARIANISME
DALAM PASAR MODAL
Utilitarianisme berasal
berarti bermanfaat.

dari

bahasa

latinutilisyang

Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika


membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat
sebagai keseluruhan.Teori utilitarianisme berlaku apabila
memberikan
manfaat
bagi
masyarakat
secara
keseluruhan tanpa merugikan pihak lain akibat
perbuatan
perorangan/kelompok,
oleh
sebab
itu
diperlukan keterbukaan dalam kegiatan di pasar modal.
Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dalam pasar
modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu
sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa
pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip
keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan

ETIKA YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


PASAR MODAL
1. Etika Bagi Emiten
Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi
dan kinerja perusahaan. Untuk itulah informasi yang
menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi
hal yang sangat krusial dalam pasar modal. Dengan
posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak
mengetahui secara detail seluk-beluk perusahaan,
investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan
dalam kaitannya dengan keandalan informasi. Untuk
itulah, pemerintah melalui Bapepam-LK melindungi
kepentingan investor melalui aturan-aturan, salah
satunya adalah Undang-Undang yang mengatur
mengenai pasar modal di Indonesia adalah UU No.8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

2. Etika Bagi Investor


Dalam melakukan investasi di pasar
modal kebanyakan investor mencari dan
memfokuskan

perhatiannya

terhadap

investasi yang aman dan menjanjikan


keuntungan yang tinggi, hanya sedikit
yang

memperhatikan

beretika.
melakukan

Apabila

investasi
investor

investasi

yang

yang
akan

berdasar

etika, hendaklah perhatian utamanya


ditujukan

kepada

produk

dan

jasa

3 PENDEKATAN YANG DAPAT


DIGUNAKAN OLEH INVESTOR
1. Pendekatan Negatif
Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran,
dimana para investor yang beretika, akan menghindari
investasi di bidang atau perusahaan yang tidak
disukainya, atau bertentangan dengan prinsip etika
bisnis yang dianutnya atau juga melakukan kegiatan
bisnis di bidang-bidang yang melanggar ketentuan
lingkungan, produksi zat kimia yang berbahaya, produksi
senjata, atau melakukan investasi di negara-negara yang
melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia

3 PENDEKATAN YANG DAPAT


DIGUNAKAN OLEH INVESTOR
2. Pendekatan Pasif
Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada
bidang usaha atau bisnis yang sesuai dengan etika bisnis yang
dianutnya. Dalam penerapannya investor dapat menyusun daftar
perusahaan atau bidang bisnis yang dipandang sesuai dengan etika
bisnis yang umum.
3. Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di
bidang bisnis yang menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang
umum dianut, dan dalam melakukan investasi di bidang itu
terkandung tujuan untuk mengambil alih kontrol terhadap perusahaan
tersebut untuk selanjutnya melakukan perubahan agar perusahaan
tersebut menjalankan bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum

PENGERTIAN PASAR MODAL


Pasar modal merupakan tempat, tidak terbatas
hanya secara fisik, di mana orang membeli dan
menjual

surat

berharga

atau

instrument

keuangan, seperti saham, surat utang, dan


produk keuangan lainnya. Surat-surat berharga
yang dikeluarkan penjual tersebut memberikan
hak tak berwujud (intangible rights) kepada
pembelinya untuk memperoleh deviden, bunga,
penempatan manajemen, dan hak-hak lainnya.

MANFAAT KEBERADAAN
PASAR MODAL
1.

Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi


dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana
secara optimal;

2.

Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus


memungkinkan upaya diversifikasi;

3.

Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi negara;

4.

Penyebaran kepemilikan
masyarakat menengah;

5.

Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme,


menciptakan iklim berusaha yang sehat;

6.

Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik;

perusahaan

sampai

lapisan

MANFAAT KEBERADAAN
PASAR MODAL
6.

Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat


dan mempunyai prospek.

7.

Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan


dengan
resiko
yang
bisa
diperhitungkan
melalui
keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi

8.

Investasi;

9.

Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan


akses kontrol sosial;

10. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan,


mendorong pemanfaatan manajemen profesional;
11. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten

BEBERAPA MACAM PRAKTIK PENYIMPANGAN


YANG TERJADI PADA PASAR MODAL:
1. Penipuan
Penipuanmenurut
Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c,
adalah: membuat pernyataan tidak benar
mengenai
fakta
material
atau
tidak
mengungkapkan
fakta
material
agar
pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan
mengenai keadaan yang terjadi pada saat
pernyataan dibuat dengan maksud untuk
menguntungkan
atau
menghindarkan
kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain
atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain
untuk membeli atau menjual efek. Dalam
Kitab
Undang-Undang
Hukum
Pidana

2. Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 Pasal 91 adalah, tindakan yang dilakukan
oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak
dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu
atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan
pasar, atau harga efek di bursa efek. Beberapa pola
manipulasi pasar, antara lain:
a) Menyebarkan informasi palsu mengenai emiten
dengan
tujuan
mempengaruhi
harga
efek
perusahaan yang dimaksud di bursa efek (false
information). Misalnya, suatu pihak menyebarkan
rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, pasar
merespon kemudian harga efeknya jatuh tajam di
bursa;
b) Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau
tidak lengkap (mis information). Misalnya, suatu
pihak menyebarkan rumor bahwa emiten B tidak
termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh

MANIPULASI PASAR
TERIDIRI DARI
o Insider Trading
Pelanggaran etika terutama yang dilakukan oleh para pelaku insider trading
adalah kepemilikan informasi. Yang dimaksud dengan informasi dalam
insider trading adalah informasi material yang penting dan belum dibuka
untuk umum (undisclosed information)
o Making the close
Merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau
mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga
efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan
berikutnya.
o Painting the tape
merekayasa kegiatan perdagangan antara rekening efek yang satu dengan
rekening efek yang lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak
atau mempunyai keterikatan sedemikian rupa sehingga tercipta
perdagangan semu. Pada dasarnya, kegiatan ini mempunyai kemiripan
dengan making the clise, namun dapat dilakukan setiap saat.

MANIPULASI PASAR
TERIDIRI DARI
Cornering the market
membeli efek dalam jumlah yang besar sehingga dapat menguasai atau
menyudutkan pasar. Praktiknya dapat dilakukan dengan short selling, yaitu
menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya. Hal ini dapat
dilakukan karena bursa efek menetapkan jangka waktu penyelesaian
transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan efeknya pada hari ke-3 setelah
transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek pada T+3, maka yang
bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang biasanya
lebih mahal dari harga di pasar regular. Pelaku dapat mengambil
keuntungan dari situasi tersebut dengan melakukan cornering the market,
yaitu membeli dalam jumlah besar efek tertentu dan menahannya sehingga
akan banyak penjual yang mengalami gagal serah efek dan terpaksa
membeli di pasar tunai yang sudah dikuasai oleh pelaku .

MANIPULASI PASAR
TERIDIRI DARI
Pools
penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana
dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang memahami kondisi
pasar. Manager dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan
menjualnya kepada anggota kelompok investor tersebut untuk mendorong
frekuansi jual-beli efek sehingga dapat meningkatkan harga efek tersebut.
Wash Sale.
Order beli dan jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang sama
dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek. Manipulasi
tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat gambaran dari
aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau pembelian yang
sesungguhnya.

KASUS MARKING THE CLOSE


PT FINAN CORPINDO NUSA
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sanksi kepada PT
Finan Corpindo Nusa. Sanksi diberikan karena berdasarkan
hasil pemeriksaan otoritas bursa terhadap transaksi saham PT
Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) periode Januari-Agustus 2009,
Finan Corpindo melakukan marking the close. Direktur
Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Uriep Budhi Prasetyo
dalam penjelasan tertulis bursa di Jakarta, Selasa 10 November
2009 mengatakan, marking the close itu dilakukan untuk
menciptakan harga agar penutupan saham Ratu Prabu berada
pada tingkat tertentu. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama
Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan, pihaknya
sudah memberikan penjelasan kepada BEI terkait temuan
bursa mengenai pembentukan harga yang tidak sesuai
mekanisme pasar tersebut.

Hukuman yang dikenakan untuk kasus ini :


PT Finan Corpindo Nusa mendapatkan sanksi dari PT Bursa
Efek Indonesia (BEI). Dalam keterbukaan informasi, BEI
menyatakan telah memberikan sanksi tertulis kepada Finan
Corpindo Nusa pada Selasa (10/11).
BEI memberikan sanksi setelah memeriksa saham PT Ratu
Prabu Energi Tbk (ARTI) pada periode Januari 2009-Agustus
2009. Dari hasil pemeriksaan itu, Finan Corpindo Nusa
diduga melakukan Marking The Close untuk menciptakan
harga agar penutupan saham ARTI berada pada tingkat
tertentu.

KASUS PRODUK INVESTASI REKSADANA FIKTIF


Contoh kasus yang menjadi perhatian publik adalah
produk investasi reksadana fiktif yang menyeret
tiga institusi, PT Antaboga Delta Sekuritas, PT Bank
Century Tbk (BCIC), dan PT Signature Capital
Securities. Investasi reksadana fiktif tersebut
menyebabkan nasabah mengalami kerugian. Produk
investasi fiktif yang dijual melalui Bank Century ini
menunjukkan bahwa ada unsur ketidakjujuran yang
bertujuan untuk memperkaya diri sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam lingkungan bisnis yang
semakin kompetitif, etika dalam berbisnis telah
ditinggalkan hanya untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya dengan menghalalkan segala
cara bahkan cara yang tidak jujur dan tidak
memperdulikan pihak-pihak yang dirugikan akibat
tindakan mereka. Kasus pelanggaran etika tersebut
tidak hanya terjadi sekali saja tetapi sudah berulang

Hukuman yang dikenakan atas kasus ini


:
Bapepam-LK pun bertindak. Lembaga itu
mengaku telah melakukan pemblokiran
atas beberapa rekening dan sub rekening
efek atas nama beberapa pihak yang
terkait kasus tersebut. Mengingat dugaan
pelanggaran meliputi tindak pidana umum
dan perbankan. Bapepam-LK juga
melakukan koordinasi dengan Bareskrim

KASUS PENIPUAN PT
SARIJAYA PERMANA
Kasus Sarijaya Permana Sekuritas awalnya terjadi dari tindakan
presiden komisaris dan pemilik tunggalnya yang secara ilegal
menggunakan dana yang dimiliki oleh 8.700 nasabahnya sebesar
245 milyar Rupiah untuk membeli saham dan memberi pinjaman
dana melalui 17 rekening baru yang fiktif. Pada intinya, dana
nasabah yang seharusnya dibelikan saham sesuai instruksi para
nasabah dan dicatat oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
justru digunakan oleh pemilik Sarijaya Sekuritas untuk melakukan
transaksi pribadinya.
Rekening itu digunakan Herman Ramli yang merupakan Komisaris
Utama untuk melakukan transaksi jual/beli saham di bursa efek.
Namun, karena dana dalam rekening 17 nasabah nominee ini tidak
mencukupi untuk melakukan transaksi, maka Herman meminta
Lanny Setiono (stafnya) untuk menaikkan batas transaksi atau
Trading Available (TA). Lalu, Lanny menindak-lanjutinya dengan
memerintahkan bagian informasi dan teknologi (IT) untuk
memproses kenaikan TA 17 nasabah tersebut.

KASUS PENIPUAN PT SARIJAYA PERMANA


Tapi, untuk menaikkan TA, sebelumnya harus mendapat
persetujuan dari para direksi Sarijaya, yaitu Teguh, Zulfian, dan
Yusuf Ramli, Direktur Utama Sarijaya. Walau mengetahui dana
yang terdapat pada rekening ketujubelas nasabah nominee tidak
mencukupi, para direksi tetap memberikan persetujuan untuk
menaikkan TA. Sehingga, Herman dapat melakukan transaksi
jual/beli saham di bursa efek. Padahal, transaksi yang dilakukan
Herman, tanpa sepengetahuan atau order dari para nasabah.
Selama kurang lebih enam tahun, Herman melakukan transaksi
jual/beli saham dengan menggunakan rekening ketujuhbelas
nasabah nominee. Dan untuk membayar transaksi itu, Herman
medebet dana 13074 nasabah yang tersimpan di main account
Sarijaya Apabila diakumulasikan, pemilik 60 persen saham
perusahaan sekuritas (Sarijaya) ini telah mempergunakan dana
sekitar Rp214,4 miliar, termasuk di dalamnya modal perusahaan
sebesar Rp5,77 miliar. Oleh karena itu, Herman dianggap telah
melakukan tindak pidana penggelapan/penipuan, dan pencucian
uang yang merugikan 13074 nasabah Sarijaya sekitar Rp235,6
miliar.

HUKUMAN UNTUK KASUS INI :


Terdakwa Herman Ramli bersama duaa Direksi PT Sarijaya
Permana Sekuritas dianggap penuntut umum telah melakukan
tindak pidana penggelapan / penipuan dan pencucian uang. Walau
disidang dengan majelis dan penuntut umum yang sama, ketiga
terdakwa dihukum terpisah. Herman Ramli dengan dakwaan
tersendiri, sementara dakwaan kedua direksi disatukan dalam satu
berkas karna dianggap melakukan tindak pidana yang sama.
Penuntut umum menjerat Herman dengan pasal 372
(penggelapan), pasal 55 ayat 1 ke -1 KUHP, dan pasal 3 UU No 15
tahun 2002 tentang Tindak pidana pencucian uang sebagaimana
telah diubah dengan UU No 25 Tahun 2003. Sedangkan, kedua
direktur hanya dianggap turut serta membantu tindak pidana yang
dilakukan Herman. Teguh dan Zulfian hanya didakwa dengan Pasal

KESIMPULAN
Teori etika yang ada akan dan jika dipahami dan dipraktikan akan sangat
membantu seseorang dalam menentukan memutuskan apa sikap yang akan ia
ambil dalam berbagai situasi, pasar modal adalah tempat yang sangat baik
untuk dapat menggunakan dana yang ingin seseotang investasikan, begitu
terbuka nya transaksi pasar modal dan karena hal ini akan banyak terdapat
kesempatan untuk melakukan kecurangan yang melanggar secara teori etika
dan bahkan secara hukum.

Dari kasus-kasus yang sudah kami paparkan, bahwa dalam praktik investasi
pada pasar modal sangat mungkin sesorang melakukan pelanggaranpelanggaran yang dapat menguntungkan dirinya atau perusahaannya. Karena
itu, membentengi diri dengan pemahaman dan aplikasi atas teori-teori etika
akan dapat mencegah para pelaku investasi di pasar modal untuk berlaku jujur
dan mencari keuntungan dengan hal-hal yang baik secara etika ataupun secara
hukum.

SARAN
Pasar modal adalah tempat yang sudah memiliki badan khusus
yang mengawai transaksi-transaksi yang terjadi pada pasar modal
yakni BAPEPAM dan OJK yang mengawasi dan merumuskan aturanauran dalam dunia pasar modal, jadi sebenarnya kecurangankecurangan yang terjadi dikarenakan para pelaku investasi yang
tidak memahami dan mempraktikan teori-teori etika dalam
pengambilan setiap keputusan nya.
Sebaiknya, para pelaku investasi memahami dan mempraktikan
teori-teori etika yang ada agar dapat bertransaksi juga
mendapatkan keuntungan dari transaksinya di pasar modal dengan
hal-hal yangpositif, yang baik dalam kacamata teori-teori etika dan
juga menurut hukum (aturan-aturan) pemerintah, bapepam
ataupun OJK.

Anda mungkin juga menyukai