Anda di halaman 1dari 9

BAB II

Pembahasan

1.1 Rekstrukturisasi Perusahaan

1.1.1 Pengertian Rekstrukturisasi


Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan
dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perbaikan
tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio perusahaan,
perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan sistem pengelolaan perusahaan,
sampai perbaikan sumber daya manusia.
1.1.2 Tujuan Rekstrukturisasi
Menurut Bramantyo (2004) restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, maksimalisasi
nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat
bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku
pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin ekspektasi
investor akan masa depan perusahaan.
Sejalan dengan perusahaan yang sudah go public, harga jual juga mencerminkan ekspektasi
investor atas kinerja masa depan perusahaan. Sedangkan bagi yang belum go public,
maksimalisasi nilai perusahaan dicerminkan pada harga jual perusahaan tersebut.
1.1.3 Jenis-Jenis Rekstrukturisasi
Restrukturisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Restrukturisasi portofolio/asset.
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan
supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio
perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit), maupun anak perusahaan.

2. Restrukturisasi modal atau keuangan.


Restrukturisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal
perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan perusahaan dapat
diukur berdasarkan rasio kesehatan, yang antara lain: tingkat efisiensi (efficiency ratio),
tingkat efektifitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat
likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turn over), leverage ratio dan
market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat
pengembalian ( risk return profile).
3. Restrukturisasi manajemen/organisasi.
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang komposisi
manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi.

1.1.4 Bentuk-Bentuk Resktrukturisasi


1. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
memerger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di merger
dengan begitu perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham dan
perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
2. Consolidation
Consolidation merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan nama
perusahaan tersebut hilang kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan. Pada
prinsipnya consolidation sama dengan merger, tetapi pada konsolidasi, sebuah
perusahaan baru tercipta. Dalam hal ini baik nama perusahaan dibeli, maupun nama
perusahaan pembeli, akan hilang dan digantikan oleh sebuah perusahaan baru.

2. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham
atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi
sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk
akan diserap oleh pasar.

3. Reorganisasi
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan
mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Dalam situasi
ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan, perusahaan sering terpaksa harus
bertahan dengan apa yang telah ada. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan
untuk memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya.
4. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan
persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak
menguntungkan.
Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi
menguntungkan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam likuidasi adalah
likuidas mungkin akan memakan waktu yang lama dan aktva mungkin aka terpaksi
dijual dengan harga murah (distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi
kewajiban tertentu lebih dahulu, yaitu kewajiban terhadap para karyawan (gaji yang
belum dibayar) dan pemerintah (pajak yang belum dibayar). Dengan demikian dapat
terjadi bahwa akhirnya kreditur aka menerima jumlah yang relatif sangat kecil dari
hasil penjualan aktiva perusahaan.
5. Divestasi
Divestasi yaitu proses pelepasan suatu unit usaha atau asset perusahaan.
6. Swastanisasi
Swastanisasi yaitu mengubah perusahaan public, menjadi milik pribadi.
7. Leverage Buyout
Leverage Buyout adalah transaksi going private yang dibiayai dengan hutang atau
yang dilakukan dengan kas bukan dengan saham.

1.2 Leasing
1.2.1 Pengertian Leasing
Menurut SK bersama Menteri keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia Nomor KEP-122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/1974 dan Nomor

30/Kpb/I/74 tertanggal 7 Pebruari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing, leasing


diartikan sebagai berikut :
leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
barang modal utuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan
tersebut umtuk membeli barang barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Dari pengertian leasing sebagaimana tersebut diatas, ada beberapa unsure dalam kegiatan
leasing, yaitu :
1. Adanya suatu kegiatan pembiayaan berupa penyediaan barang barang modal.
2. Adanya suatu jangka waktu tertentu (umumnya tidak melebihi jangka waktu
produktif barang modal tersebut)
3. Adanya suatu pembayaran berkala.
4. Adanya hak pilih (optie) pada lessee untuk membeli barang modal tersebut atau
memperpanjang jangka waktu leasing dengan nilai sisa yang disepakati bersama.
Dari unsur unsur dalam pengertian leasing sebagaimana tersebut di atas, maka
dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya leasing merupakan suatu suatu bentuk khusus
dari sewa menyewa. Namun mengingat adanya beberapa kekhususan pada lembaga
leasing ini, maka dipandang kurang memadai untuk menggunakan istilah istilah leasing
tetap digunakan untuk menggambarkan lembaga hukum baru ini.

1.2.2 Kategori Leasing


Leasing terbagi menjadi dua kategori global, yaitu:
1. Operating lease.
Operating lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan
hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap merupakan
milik bagi pihak pemberi sewa. Sewa jenis pertama ini berpadanan dengan konsep ijarah
di dalam syariah Islam yang secara hukum Islam diperbolehkan dan tidak ada masalah.
2. Financial lease
Financial lease merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang tersebut
berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa akhir sewa pihak

penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik pemberi
sewa (perusahaan leasing). Akadnya dianggap sebagai akad sewa. Sedangkan bila pada
masa akhir sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka barang tersebut menjadi
milik penyewa. Biasanya pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada akhir
penyewaan, pemberian cuma-cuma, atau janji dan alasan lainnya.
Intinya, dalam financial lease terdapat dua proses akad sekaligus : sewa sekaligus beli.
Dan inilah sebabnya mengapa leasing bentuk ini disebut sebagai sewa-beli.
1.2.3 Keunggulan Leasing Dalam Segi Ekonomi
Skousen menuliskan tiga keunggulan utama bagi lessee untuk leasing daripada
membeli : Mahalnya harga mobil dan tingginya ongkos pemeliharaannya, membuat
banyak orang berpendapat bahwa menyewa mobil lebih menguntungkan daripada
membeli. Pendapat seperti itulah yang membuat bisnis jasa car rental surabaya semakin
marak. Walaupun ada orang yang menyewa mobil untuk keperluan pribadi, tetapi
jumlahnya tidak signifikan dan biasanya hanya untuk jangka pendek.
1. Tidak ada uang muka;
Perjanjian lease seringkali dibuat sedemikian rupa sehingga 100 % nilai aktiva dibiayai
melalui lease. Tentu saja banyak kontrak leasing membutuhkan uang muka sebagai
contoh, perhatikan iklan yang Anda lihat untuk kontrak leasing sebuah mobil.
2. Menghindari risiko kepemilikan;
Ada banyak risiko yang menyertai kepemilikian dari suatu aset. Ini mencakup kerugian
karena bencana, keausan, perubahan kondisi ekonomi, dan kerusakan fisik.
3.Fleksibilitas;
Kondisi bisnis dan persyaratan berubah setiap saat. Jika aset dileasekan, perusahaan dapat
mengganti aset tersebut dengan mudah sebagai respon terhadap perubahan. Contoh dari

kondisi ini adalah industri berteknologi tinggi dengan perubahan yang cepat di bidang
komputer, robotik, dan telekomunikasi.
1.2.4 Sifat-Sifat Lease
Ketentuan kontrak lease berbeda-beda seperti:syarat pembatalan dan denda, opsi
pembaruan dan pembelian dengan harga murah, periode lease, umur ekonomis aktiva,
nilai residu, pembayaran lease minimum, suku bunga implisit dari kontrak lease, dan
tingkat resiko yang ditanggung lessee, termasuk pembayaran biaya tertentu seperti
pemeliharaan, asuransi, dan pajak.
a. Syarat-syarat pembatalan
Beberapa leasing tidak dapat dibatalkan, artinya kontrak leasing ini hanya dapat
dibatalkan apabila ada ketidakpastian di masa yang akan datang atau syarat-syarat
pembatalan dan denda pada leasing ini sangat mahal bagi lessee sehingga pembatalan
tidak terjadi. Semua leasing yang dapat dibatalkan termasuk dalam operating lease;
beberapa, tidak semua, leasing yang tidak dapat dibatalkan termasuk dalam capital lease.
b. Opsi pembelian dengan harga murah
Leasing kadang termasuk syarat yang diberikan kepada lessee, hak untuk membeli aset
diwaktu yang akan datang. Jika opsi pembelian dengan harga tertentu yang telah
dipertimbangkan diharapkan lebih kecil daripada harga pasar saat opsi untuk membeli
maka opsi tersebut dapat diterima, kemudian opsi tersebut akan disebut bargain purchase
option. Leasing dengan opsi untuk membeli termasuk dalam capital lease.

Manajemen Keuangan 1
Bentuk Rekstrukturisasi Perusahaan & Pemahaman
Terhadap Leasing

Dosen: Nani Rusnaeni SE. MM

Disusun oleh:
Kelompok 6

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dwi Nurul Hasanah


Mubarokah
Nurul Aini
Sunarsih
Titik Purwaningsih
Winarti Puji Rahayu
Yuliana
Yuliani Pratiwi

(2013120415)
(2013120352)
(2013120308)
(2013120184)
(2013120074)
(2013120320)
(2013120201)
(2013120584)

Universitas Pamulang
Bab I
Pendahuluan
Dalam era persaingan bisnis semakin ketat, setiap perusahaan perlu mengevaluasi
kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing.
Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin
meningkat dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Sebuah
strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan salah satunya adalah dengan
cara restrukturisasi.
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan
dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perbaikan tersebut
menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio perusahaan, perbaikan
permodalan, perampingan manajemen, perbaikan sistem pengelolaan perusahaan, sampai
perbaikan sumber daya manusia.
Restrukturisasi dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing dan tumbuh
berkembang. Dalam keadaan normal, perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan
supaya dapat terus unggul dalam persaingan, atau paling tidak dapat bertahan.
Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
barang modal utuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan
tersebut umtuk membeli barang barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka

waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli.
untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau
enam bulan sekali kepada pihak lessor.

Bab III
Kesimpulan

Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan


dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Restrukturisasi
dilakukan setiap saat, bukan hanya bila perusahaan mengalami kemunduran saja tapi juga pada
saat perusahaan mengalami kemajuan. Apabila perusahaan mengalami kemajuan, maka
perusahaan akan melakukan perluasan usaha. Sedangkan bila perusahaan mengalami
kemunduran, maka perusahaan akan melakukan penyempitan usaha.
Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
barang modal utuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu,
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan
tersebut umtuk membeli barang barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

Anda mungkin juga menyukai