Company Profile
PT Elnusa Tbk. ("Elnusa") adalah satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki
kompetensi dikombinasikan dalam minyak hulu & layanan gas, yaitu geoscience,
pengeboran dan ladang minyak. Elnusa adalah perusahaan swasta, afiliasi Pertamina
Group - sebuah perusahaan minyak milik negara Indonesia, yang dimana mayoritas
pemegang saham kami bertanggung jawab atas keputusan-keputusan penting yang
akan diambil oleh perusahaan.
Elnusa didirikan oleh PT. Electronika Nusantara Di Jakarta Pada Tahun 1969. Elnusa
mulai sebagai operasi PT Pertamina perusahaan jasa pendukung. Pada tahun 2004
Elnusa memulai proses bisnis re-engineering yang melibatkan merger dan akuisisi.
Akibatnya, pada tahun 2006 Elnusa mempunyai afiliasi bisnis empat belas dan dua
portofolio bisnis. dua fokus bisnis utamanya saat itu adalah:
1. Terpadu minyak dan gas jasa
2. Telematika dukungan layanan
Elnusa resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Indonesia) pada 6 Februari
2008. Dengan prinsip yaitu profesionalisme, transparansi, manajemen dan "bersih &
terpercaya" etika bisnis, Elnusa siap lalu untuk menghadapi tantangan, nasional,
regional dan internasional. Elnusa memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman di hulu
minyak dan gas industri jasa dengan klien yang bersifat multi-nasional dan setia. Saat
ini, Elnusa merupakan market leader di hulu minyak dan gas terintegrasi sektor jasa
melayani baik klien nasional dan multi-nasional.
VISI
Untuk menjadi kelas dunia dan kebanggaan nasional di minyak dan gas jasa solusi
total sehingga memberikan nilai investasi yang optimal kepada stakeholders.
MISI
-
Corporate value
Elnusa menawarkan layanan berkualitas, handal infrastruktur, sumber daya
manusia yang kompeten dan teknologi terbaru. Kami juga mempertahankan
integritas, dan kualitas produk dan layanan.
Analisis Fundamental
2008
2009
1.8% 2.2%
2010
diperkirakan tumbuh 2.7%
Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa Perekonomian Global terus meningkat sejak
terlepas dari krisis moneter dunia tahun 2008. Tetapi dampak yang tersisa dari krisis
moneter maseh terjadi dibeberapa negara eropa seperti terjadinya krisis di Yunani.
Amerika Serikat juga diprediksi akan mengalami peningkatan ekonomi sebesar 3,6%,
Jepang sebesar 1,1%. Pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan semakin tinggi,
pertumbuhan ini juga dipimpin oleh negara-negara maju.
IP
Terendah
Nilai
Tertinggi
Nilai
Amerika
April 2009
94.9
Feburari 2010
100.5
Jepang
Febuari 2009
67.2
Febuari 2010
88.2
- Perekonomian Indonesia
Rank Country
Amerika Serikat
12,455,068
Jepang
4,533,965
Jerman
2,794,926
Tiongkok
2,234,297
Britania Raya
2,198,789
Prancis
2,126,630
24
Indonesia
287,217
GDP Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, terbukti dengan naiknya GDP
Indonesia menjadi peringkat 24 dibandingkan tahun sebelumnya Indonesia berada
pada peringkat 32
Tahun
Deskripsi
2006
2007
2008
2009
15.028.519,
17.509.564,
21.666.747,
24.261.805,
5
14.388.222,
7
16.789.465,
8
20.897.175,
2
23.413.726,
3
13.195.094,
2
15.416.788,
6
19.509.073,
5
21.483.003,
8.313.200,7
8.705.503,8
9.112.050,7
9.409.085,8
7.800.772,4
8.171.190,0
8.689.356,3
8.934.436,8
7.135.668,3
7.485.970,1
8.096.309,7
8.183.989,1
Dari tabel diatas, terlihat juga bahwa indikator-indikator fundamental seperti PDB,
PNB, dan Pendapatan Nasional Indonesia terus meningkat. Dengan meningkatnya
indikator-indikator tersebut, maka akan semakin menunjukan bahwa Indonesia
memiliki potensi yang baik sebagai tempat investor untuk menginvestasikan dananya.
Dari Chart IHSG diatas menunjukan bahwa kinerja saham-saham yang ada di
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dari awal 2007 hingga 2010,
IHSG mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 30%. Dan dari grafik diatas,
dapat diprediksi IHSG cenderung akan terus naik karena garis trend menunjukan
Uptrend, dan pada tanggal 2 juni, telah terjadi Golden Cross antara IHSG dengan
indikator MA.
Ekspor-Impor
Ekspor
US$
2009
116.5 M
-15
2008
137 M
20.1
US$
Pertumbuhan (%)
2009
96.86 M
-25
2008
128.79 M
40.5
Penurunan ekspor pada tahun 2009 disebabkan oleh penurunan ekspor minyak dan
gas sebesar minus 34,7 persen dan penurunan ekspor selain migas minus 9,6 persen.
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh penurunan ekspor minyak mentah sebesar
minus 37 persen, penurunan ekspor hasil minyak minus 36,2 persen, dan penurunan
ekspor gas alam sebesar minus 32,1 persen.
Tiga negara utama tujuan ekspor no migas Indonesia adalah Jepang (12.46 %), AS
(11,4%) da, China (8,53%). Proporsi Ekspor no migas paling besar adalah pada
sektor Industri, kemudian sektor pertambangan, pertanian dan lain-lainnya. Untuk
sektor pertambangan yang Batubara memiliki proporsi ekspor paling besar.
Pada tahun 2010, ekspor diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan
membaiknya prospek ekonomi global. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi global
(terutama negara-negara tujuan ekspor Indonesia) juga pasti akan mendorong
peningkatan permintaan barang impor, termasuk dari Indonesia.
Cadagan Devisa
Cadangan devisa Indonesia kembali bertambah dan kini sudah melebihi US$ 75
miliar, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Cadangan devisa itu
berarti mengalami kenaikan lebih dari US$ 4 miliar jika dibandingkan per akhir Maret
2010 yang mencapai US$ 71,4 miliar. Bank sentral sendiri memperkirakan cadangan
devisa Indonesia akan terus meningkat dan di akhir tahun 2010 bisa mencapai US$
78,5 miliar yang setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah.
Jika angka itu tercapai, maka berarti terjadi kenaikan hingga US$ 12,4 miliar atau
sekitar 18,7% dibandingkan cadangan devisa per akhir Desember 2009 yang sebesar
US$ 66,104 miliar. Bank Indonesia menjelaskan, kenaikan cadangan devisa itu
diharapkan bisa didukung dari surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang
diharapkan bisa mencapai US$ 12,5 miliar di akhir 2010.
Posisi cadangan devisa Indonesia sepanjang tahun 2010 adalah:
* 31 Januari 2010 : US$ 70 miliar / * 28 Februari 2010 : US$ 69,7 miliar
* 31 Maret 2010 : US$ 71,4 miliar/ * 20 April 2010 : US$ 75 miliar
- Analisis Sektor
Dari Chart Sektor Mining diatas juga menggambarkan bahwa sektor mining
(tambang) tidak menunjukan akan adanya penurunan yang signifikan yang dapat
mempengaruhi saham-saham didalamnya. Jika dilihat dari indikator MA, MACD dan
RSI, maka dapat diprediksi bahwa sektor tambang akan cenderung stabil kedepannya.
Rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 949 ribu barel per
hari, tercapai 98,9% dari target pemerintah sebesar 960 ribu barel per hari. Penundaan
proyek akibat krisis ekonomi global dan unplanned shutdown seperti gangguan cuaca,
rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian menjadi penyebab
utama tidak tercapainya target produksi minyak bumi. Meskipun demikian,
pencapaian tersebut meningkat 2,6% dari tahun 2008 sebesar 925 ribu barel per hari.
Kondisi sebaliknya justru terjadi pada produksi gas bumi, dimana produksi gas lebih
tinggi dari target produksi yaitu 7.960 juta kaki kubik per hari. Gabungan produksi
minyak dan gas bumi tahun 2009 mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak.
Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas tahun
lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak.
URAIAN
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
Depresiasi
EBITDA
Beban Keuangan
Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
(ribu lembar)
Laba Bersih per Saham (Rp)
NERACA
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap - bersih
Total Aktiva
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Interest Bearing Debt
Ekuitas
Modal Kerja - bersih
Pengeluaran Modal
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas Bersih dari Operasi
Arus Kas Bersih untuk Investasi
Arus Kas Bersih dari Pendanaan
RASIO KEUANGAN
Margin Laba Operasi
Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)
Margin EBITDA
Rasio Lancar(Current Ratio)
Perputaran Total Aset (Asset Turnover)
Imbal Hasil Asset (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
Hutang/Ekuitas(Debt To Equity)
Hutang/Total Aset(Debt To Total Asset)
Hutang/EBITDA
EBITDA/Beban Bunga
Total Kewajiban/Ekuitas
Total Kewajiban/Aset
0,47
2005
2006
2007
1.296.372
277.896
77.547
88.254
165.801
23.595
58.615
1.877.981
348.637
115.331
89.310
204.641
38.732
83.033
2.103.690
398.745
144.354
121.016
265.370
42.392
100.140
5.838.500
10
5.838.500
14
5.838.500
17
652.741
633.516
1.548.293
595.022
128.273
723.295
267.722
809.063
57.719
90.544
835.284
702.095
1.808.610
736.231
178.588
914.819
296.762
879.408
99.053
92.438
994.492
836.185
2.159.405
918.095
277.169
1.195.264
591.871
948.901
76.397
156.916
24.373
(68.526)
72.372
78.849
(29.307)
12.038
(142.145)
(126.713)
218.748
6%
5%
13%
110%
84%
4%
7%
0,33
0,17
1,61
7,03
0,89
6%
4%
11%
113%
104%
5%
9%
0,34
0,16
1,45
5,28
1,04
7%
5%
13%
108%
97%
5%
11%
0,62
0,27
2,23
6,26
1,26
0,51
0,55
In milions Rupiah,
unless otherwise stated
URAIAN
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
Depresiasi
EBITDA
Beban Keuangan
Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
(ribu lembar)
Laba Bersih per Saham (Rp)
NERACA
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap - bersih
Total Aktiva
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Interest Bearing Debt
Ekuitas
Modal Kerja - bersih
Pengeluaran Modal
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas Bersih dari Operasi
Arus Kas Bersih untuk Investasi
Arus Kas Bersih dari Pendanaan
RASIO KEUANGAN
Margin Laba Operasi
Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)
Margin EBITDA
Rasio Lancar(Current Ratio)
Perputaran Total Aset (Asset Turnover)
Imbal Hasil Asset(ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
Hutang/Ekuitas(Debt To Equity)
Hutang/Total Aset(Debt To Total Asset)
Hutang/EBITDA
EBITDA/Beban Bunga
Total Kewajiban/Ekuitas
Total Kewajiban/Aset
0,51
2008
2009
2.543.193
394.874
180.387
150.688
331.075
58.987
133.722
3.662.331
543.028
276.287
203.311
479.598
92.958
466.233
7.298.500
19
7.298.500
65
1.619.482
1.294.400
3.317.816
1.163.382
522.342
1.685.724
917.461
1.613.833
456.100
577.558
2.548.026
1.413.322
4.210.421
1.661.190
624.978
2.286.168
980.193
1.909.678
886.836
241.046
35.972
(549.049)
807.249
288.389
320.030
114.663
7%
5%
13%
139%
77%
4%
8%
0,57
0,28
2,77
5,61
1,04
8%
13%
13%
153%
87%
11%
24%
0,51
0,23
2,04
5,16
1,20
0,54
Dari Laporan keuangan PT. Elnusa Tbk diatas, terjadi peningkatan laba bersih yang
sangat tinggi sekitar 248,65% serta rasio-rasio keuangan seperti ROI, ROE, Asset
Turnover, Net Profit Margin, Net Profit, dan rasio-rasio lainnya menunjukan
perubahan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menjanjikan untuk
berinvestasi ke saham ELSA untuk masa jangka panjang.
Perbandingan Rasio Keuangan antara PT. Elnusa Tbk (ELSA) dengan PT. Perdana
Karya Perkasa Tbk (PKPK)
RASIO KEUANGAN ( September 2009 )
ELSA
PKPK
1,25
1,01
3,95
9.38
16,74
3,13
33.89
7.81
67.49
24.77
Analisis Teknikal
INDIKATOR DAN METODE PEGAMBILAN KEPUTUSAN
Moving Average (MA) adalah suatu trend following indicator yang dihitung
dari rata-rata bergerak (periode tertentu) dari suatu saham/indeks. MA dapat
dipergunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga saham /indeks, dan
juga dapat digunakan sebagai signal BELI atau JUAL
MACD adalah salah satu alat analisis teknikal yang digunakan untuk
memonitor perkembangan harga saham yang dapat memberikan signal yang
akurat pada saat harga saham bergerak dalam suatu trend naik atau turun dan
tidak dalam pergerakan sideways.
Signal BELI terlihat pada saat garis MACD solid memotong garis
MACD tipis (garis trigger) ke arah atas, sebaliknya
Signal JUAL terlihat pada saat garis MACD solid memotong garis
MACD tipis (garis trigger) ke arah bawah.
MA (Moving Average)
Dari indikator ini dapat kita lihat, bahwa pada Saham ELSA telah terjadi Dead
Cross, dimana Dead Cross merupakan Sinyal untuk menjual sebuah Saham.
segera berakhirnya masa kontrak TAC dalam Blok Ramba tersebut pada Oktober
2010.
"Dana hasil penjualan saham ETRL akan digunakan ELSA untuk memperkuat
kompetensi inti Perseroan, yaitu di bidang jasa hulu migas terintegrasi," kata M Jauzi.
(Anna Suci Perwitasari/Kontan)
Sebelumnya, BIPI juga telah menegaskan jika pihaknya sudah menyelesaikan akuisisi
37,15 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA), melalui PT Tri Daya Esta (TDE), senilai
Rp894,3 miliar atau Rp330 per saham.
PT Tridaya Esta (TDE) yang direalisasikan pada 12 Maret lalu. Menurutnya, hal ini
sesuai dengan salah satu poin yang tertuang dalam First Amandment Conditional
Share Sale and Purchase Agreement tertanggal 11 Maret 2010.
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan BIPI dan TDE telah menyelesaikan pemenuhan
syarat CSPA lebih awal dari kesepakatan. "Kami sudah menyelesaikan syarat
terealisasinya transaksi pada 12 Maret 2010 dari yang sebelumnya dijadwalkan pada
30 April 2010. Itu artinya menunjukkan kami serius pada komitmen ini," tambahnya.
BIPI pertama kali mengumumkan rencana akuisisi saham ELSA pada 11 Februari
2010 dengan harga pembelian Rp330 per saham atau senilai total Rp894,82 miliar.
Hal ini tertuang dalam Conditional Share Sale and Purchase Agreement (CSSPA)
tertanggal 10 Februari 2010.
Kemudian pada 12 Maret 2010, BIPI telah menyelesaikan transaksi pembelian 24,60
persen saham ELSA dengan menyetorkan Rp592,5 miliar kepada PT Tridaya Esta.
Sedangkan sisa pembayaran tahap kedua sebesar Rp302,32 miliar untuk sisa saham
ELSA sebanyak 12,55 persen ditargetkan rampung pada 12 Juni 2010.
Akuisisi ELSA ini, ditegaskan Arifin, sejalan dengan strategi bisnis Perseroan untuk
memperbesar portfolio aset energi dan sekaligus melengkapi lini jasa minyak dan gas.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham
perseroan melalui peningkatan kinerja dan pencapaian rencana jangka panjang
menjadi perusahaan terdepan di industri energi.(ade)
Kesimpulan
Jika dilihat dari Fundamental, Saham ELSA layak untuk dibeli atau
dipertahankan (hold) karena Pertumbuhan laba yang tinggi serta rasio-rasio
keuangan yang baik dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut akan dapat
naik dikemudian hari.
Jika dilihat dari Teknikal, bahwa saat-saat sekarang bukan lah saat yang tepat
untuk membeli saham ELSA, karena Indikator MA dan MACD belum
menunjukan akan adanya peningkatan harga ELSA disaat-saat sekarang,
walaupun RSI menunjukan bahwa ELSA akan mengalami rebound karena
telah mencapai keadaan Oversold
baik, maka saham ELSA memiliki kinerja yang baik dan sangat
menjanjikan bagi investor yang ingin memegang saham ini dalam jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
-
http://finance.yahoo.com
http://www.elnusa.co.id
http://economy.okezone.com
http://kompas.com/
http://www.duniainvestasi.com/
http://www.wikipedia.org/