Anda di halaman 1dari 21

Tugas

Teori Portfolio Dan Analisis Investasi


Penilaian Kinerja Saham
PT. Elnusa Tbk

Nama : Felix Karyadi Yohan


NRP : 3082067
Kp
:A

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
SEMESTER GENAP 2010

Company Profile
PT Elnusa Tbk. ("Elnusa") adalah satu-satunya perusahaan nasional yang memiliki
kompetensi dikombinasikan dalam minyak hulu & layanan gas, yaitu geoscience,
pengeboran dan ladang minyak. Elnusa adalah perusahaan swasta, afiliasi Pertamina
Group - sebuah perusahaan minyak milik negara Indonesia, yang dimana mayoritas
pemegang saham kami bertanggung jawab atas keputusan-keputusan penting yang
akan diambil oleh perusahaan.
Elnusa didirikan oleh PT. Electronika Nusantara Di Jakarta Pada Tahun 1969. Elnusa
mulai sebagai operasi PT Pertamina perusahaan jasa pendukung. Pada tahun 2004
Elnusa memulai proses bisnis re-engineering yang melibatkan merger dan akuisisi.
Akibatnya, pada tahun 2006 Elnusa mempunyai afiliasi bisnis empat belas dan dua
portofolio bisnis. dua fokus bisnis utamanya saat itu adalah:
1. Terpadu minyak dan gas jasa
2. Telematika dukungan layanan
Elnusa resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Indonesia) pada 6 Februari
2008. Dengan prinsip yaitu profesionalisme, transparansi, manajemen dan "bersih &
terpercaya" etika bisnis, Elnusa siap lalu untuk menghadapi tantangan, nasional,
regional dan internasional. Elnusa memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman di hulu
minyak dan gas industri jasa dengan klien yang bersifat multi-nasional dan setia. Saat
ini, Elnusa merupakan market leader di hulu minyak dan gas terintegrasi sektor jasa
melayani baik klien nasional dan multi-nasional.

VISI
Untuk menjadi kelas dunia dan kebanggaan nasional di minyak dan gas jasa solusi
total sehingga memberikan nilai investasi yang optimal kepada stakeholders.
MISI
-

Menyediakan kualitas layanan terpadu untuk kepuasan pelanggan, didukung


oleh sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan peralatan dan
teknologi, perbaikan terus-menerus dan inovasi produk dan pengembangan.

Melakukan praktek bisnis semua berdasarkan kelas dunia praktik standar


engineering yang baik dengan tetap menerapkan standar kualitas kelas dunia,
kesehatan, keselamatan dan lingkungan kebijakan dalam hal QHSE.

Memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan meningkatkan kinerja


keuangan dan non-keuangan.

Terus meningkatkan nilai saham, meningkatkan kesejahteraan karyawan,


membina hubungan saling menguntungkan dengan pemerintah mitra bisnis,
dan masyarakat dimana Elnusa beroperasi masuk

Corporate value
Elnusa menawarkan layanan berkualitas, handal infrastruktur, sumber daya
manusia yang kompeten dan teknologi terbaru. Kami juga mempertahankan
integritas, dan kualitas produk dan layanan.

Elnusa bertekad untuk mencapai kelangsungan usaha dengan menggunakan Triple


Bottom Lines (Profit, People, Planet):
1. Sukses Bisnis
2. Lingkungan
3. Aspek Sosial

Elnusa berkomitmen untuk nilai-nilai perusahaan sebagai berikut:


1.CLEAN, Integrity, honesty, accountable and clean in conducting business.
2.RESPECTFUL, Professionalism, quality, continuous improvement,
transparency as the basics for business growth and national pride.
3.SYNERGY, Mutually appreciative cooperation and consolidated alliances
to achieve performance.
Lokasi Proyek ELSA

Merah = Geoscience Service


Biru = Oilfield Service
Hijau = Drilling Service

Analisis Fundamental

Top Down Analisis

- Analisis Perekonomian Global


Pertumbuhan
perekonomian global

2008

2009

1.8% 2.2%

2010
diperkirakan tumbuh 2.7%

Dari tabel diatas, dapat kita lihat bahwa Perekonomian Global terus meningkat sejak
terlepas dari krisis moneter dunia tahun 2008. Tetapi dampak yang tersisa dari krisis
moneter maseh terjadi dibeberapa negara eropa seperti terjadinya krisis di Yunani.
Amerika Serikat juga diprediksi akan mengalami peningkatan ekonomi sebesar 3,6%,
Jepang sebesar 1,1%. Pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan semakin tinggi,
pertumbuhan ini juga dipimpin oleh negara-negara maju.

IP

Terendah

Nilai

Tertinggi

Nilai

Amerika

April 2009

94.9

Feburari 2010

100.5

Jepang

Febuari 2009

67.2

Febuari 2010

88.2

Tabel diatas juga menunjukan pemulihan ekonomi negara-negara tujuan ekspor


Indonesia, karena Amerika dan Jepang adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia.
Disini dapat terlihat bahwa IP ( indeks produksi industri ) terus meningkat yang
mengakibatkan akan tingginya permintaan-permintaan ekspor dari negara tersebut.

- Perekonomian Indonesia
Rank Country

GDP (millions of USD)

Gross world product 44,384,871

Amerika Serikat

12,455,068

Jepang

4,533,965

Jerman

2,794,926

Tiongkok

2,234,297

Britania Raya

2,198,789

Prancis

2,126,630

24

Indonesia

287,217

GDP Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, terbukti dengan naiknya GDP
Indonesia menjadi peringkat 24 dibandingkan tahun sebelumnya Indonesia berada
pada peringkat 32

Tahun

Deskripsi
2006

2007

2008

2009

15.028.519,

17.509.564,

21.666.747,

24.261.805,

Produk Domestik Bruto Per Kapita

5
14.388.222,

7
16.789.465,

8
20.897.175,

2
23.413.726,

Produk Nasional Bruto Per Kapita

3
13.195.094,

2
15.416.788,

6
19.509.073,

5
21.483.003,

Produk Domestik Bruto Per Kapita

8.313.200,7

8.705.503,8

9.112.050,7

9.409.085,8

Produk Nasional Bruto Per Kapita

7.800.772,4

8.171.190,0

8.689.356,3

8.934.436,8

Pendapatan Nasional Per Kapita

7.135.668,3

7.485.970,1

8.096.309,7

8.183.989,1

Atas Dasar Harga Berlaku

Pendapatan Nasional Per Kapita

Atas Dasar Harga Konstan 2000

Dari tabel diatas, terlihat juga bahwa indikator-indikator fundamental seperti PDB,
PNB, dan Pendapatan Nasional Indonesia terus meningkat. Dengan meningkatnya
indikator-indikator tersebut, maka akan semakin menunjukan bahwa Indonesia
memiliki potensi yang baik sebagai tempat investor untuk menginvestasikan dananya.

Dari Chart IHSG diatas menunjukan bahwa kinerja saham-saham yang ada di
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dari awal 2007 hingga 2010,
IHSG mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 30%. Dan dari grafik diatas,
dapat diprediksi IHSG cenderung akan terus naik karena garis trend menunjukan
Uptrend, dan pada tanggal 2 juni, telah terjadi Golden Cross antara IHSG dengan
indikator MA.

Ekspor-Impor
Ekspor

US$

Pertumbuhan (%) Impor

2009

116.5 M

-15

2008

137 M

20.1

US$

Pertumbuhan (%)

2009

96.86 M

-25

2008

128.79 M

40.5

Penurunan ekspor pada tahun 2009 disebabkan oleh penurunan ekspor minyak dan
gas sebesar minus 34,7 persen dan penurunan ekspor selain migas minus 9,6 persen.

Penurunan ekspor migas disebabkan oleh penurunan ekspor minyak mentah sebesar
minus 37 persen, penurunan ekspor hasil minyak minus 36,2 persen, dan penurunan
ekspor gas alam sebesar minus 32,1 persen.
Tiga negara utama tujuan ekspor no migas Indonesia adalah Jepang (12.46 %), AS
(11,4%) da, China (8,53%). Proporsi Ekspor no migas paling besar adalah pada
sektor Industri, kemudian sektor pertambangan, pertanian dan lain-lainnya. Untuk
sektor pertambangan yang Batubara memiliki proporsi ekspor paling besar.
Pada tahun 2010, ekspor diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan
membaiknya prospek ekonomi global. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi global
(terutama negara-negara tujuan ekspor Indonesia) juga pasti akan mendorong
peningkatan permintaan barang impor, termasuk dari Indonesia.

Cadagan Devisa
Cadangan devisa Indonesia kembali bertambah dan kini sudah melebihi US$ 75
miliar, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah. Cadangan devisa itu
berarti mengalami kenaikan lebih dari US$ 4 miliar jika dibandingkan per akhir Maret
2010 yang mencapai US$ 71,4 miliar. Bank sentral sendiri memperkirakan cadangan
devisa Indonesia akan terus meningkat dan di akhir tahun 2010 bisa mencapai US$
78,5 miliar yang setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah.
Jika angka itu tercapai, maka berarti terjadi kenaikan hingga US$ 12,4 miliar atau
sekitar 18,7% dibandingkan cadangan devisa per akhir Desember 2009 yang sebesar
US$ 66,104 miliar. Bank Indonesia menjelaskan, kenaikan cadangan devisa itu
diharapkan bisa didukung dari surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang
diharapkan bisa mencapai US$ 12,5 miliar di akhir 2010.
Posisi cadangan devisa Indonesia sepanjang tahun 2010 adalah:
* 31 Januari 2010 : US$ 70 miliar / * 28 Februari 2010 : US$ 69,7 miliar
* 31 Maret 2010 : US$ 71,4 miliar/ * 20 April 2010 : US$ 75 miliar

- Analisis Sektor

Dari Chart Sektor Mining diatas juga menggambarkan bahwa sektor mining
(tambang) tidak menunjukan akan adanya penurunan yang signifikan yang dapat
mempengaruhi saham-saham didalamnya. Jika dilihat dari indikator MA, MACD dan
RSI, maka dapat diprediksi bahwa sektor tambang akan cenderung stabil kedepannya.
Rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada tahun 2009 sebesar 949 ribu barel per
hari, tercapai 98,9% dari target pemerintah sebesar 960 ribu barel per hari. Penundaan
proyek akibat krisis ekonomi global dan unplanned shutdown seperti gangguan cuaca,
rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian menjadi penyebab
utama tidak tercapainya target produksi minyak bumi. Meskipun demikian,
pencapaian tersebut meningkat 2,6% dari tahun 2008 sebesar 925 ribu barel per hari.
Kondisi sebaliknya justru terjadi pada produksi gas bumi, dimana produksi gas lebih
tinggi dari target produksi yaitu 7.960 juta kaki kubik per hari. Gabungan produksi
minyak dan gas bumi tahun 2009 mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak.

Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas tahun
lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak.

- Laporan Keuangan PT. Elnusa Tbk


In milions Rupiah,
unless otherwise stated

URAIAN
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
Depresiasi
EBITDA
Beban Keuangan
Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
(ribu lembar)
Laba Bersih per Saham (Rp)
NERACA
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap - bersih
Total Aktiva
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Interest Bearing Debt
Ekuitas
Modal Kerja - bersih
Pengeluaran Modal
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas Bersih dari Operasi
Arus Kas Bersih untuk Investasi
Arus Kas Bersih dari Pendanaan
RASIO KEUANGAN
Margin Laba Operasi
Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)
Margin EBITDA
Rasio Lancar(Current Ratio)
Perputaran Total Aset (Asset Turnover)
Imbal Hasil Asset (ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
Hutang/Ekuitas(Debt To Equity)
Hutang/Total Aset(Debt To Total Asset)
Hutang/EBITDA
EBITDA/Beban Bunga
Total Kewajiban/Ekuitas
Total Kewajiban/Aset
0,47

2005

2006

2007

1.296.372
277.896
77.547
88.254
165.801
23.595
58.615

1.877.981
348.637
115.331
89.310
204.641
38.732
83.033

2.103.690
398.745
144.354
121.016
265.370
42.392
100.140

5.838.500
10

5.838.500
14

5.838.500
17

652.741
633.516
1.548.293
595.022
128.273
723.295
267.722
809.063
57.719
90.544

835.284
702.095
1.808.610
736.231
178.588
914.819
296.762
879.408
99.053
92.438

994.492
836.185
2.159.405
918.095
277.169
1.195.264
591.871
948.901
76.397
156.916

24.373
(68.526)
72.372

78.849
(29.307)
12.038

(142.145)
(126.713)
218.748

6%
5%
13%
110%
84%
4%
7%
0,33
0,17
1,61
7,03
0,89

6%
4%
11%
113%
104%
5%
9%
0,34
0,16
1,45
5,28
1,04

7%
5%
13%
108%
97%
5%
11%
0,62
0,27
2,23
6,26
1,26

0,51

0,55

In milions Rupiah,
unless otherwise stated

URAIAN
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
Depresiasi
EBITDA
Beban Keuangan
Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
(ribu lembar)
Laba Bersih per Saham (Rp)
NERACA
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap - bersih
Total Aktiva
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Interest Bearing Debt
Ekuitas
Modal Kerja - bersih
Pengeluaran Modal
LAPORAN ARUS KAS
Arus Kas Bersih dari Operasi
Arus Kas Bersih untuk Investasi
Arus Kas Bersih dari Pendanaan
RASIO KEUANGAN
Margin Laba Operasi
Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)
Margin EBITDA
Rasio Lancar(Current Ratio)
Perputaran Total Aset (Asset Turnover)
Imbal Hasil Asset(ROA)
Imbal Hasil Ekuitas (ROE)
Hutang/Ekuitas(Debt To Equity)
Hutang/Total Aset(Debt To Total Asset)
Hutang/EBITDA
EBITDA/Beban Bunga
Total Kewajiban/Ekuitas
Total Kewajiban/Aset
0,51

2008

2009

2.543.193
394.874
180.387
150.688
331.075
58.987
133.722

3.662.331
543.028
276.287
203.311
479.598
92.958
466.233

7.298.500
19

7.298.500
65

1.619.482
1.294.400
3.317.816
1.163.382
522.342
1.685.724
917.461
1.613.833
456.100
577.558

2.548.026
1.413.322
4.210.421
1.661.190
624.978
2.286.168
980.193
1.909.678
886.836
241.046

35.972
(549.049)
807.249

288.389
320.030
114.663

7%
5%
13%
139%
77%
4%
8%
0,57
0,28
2,77
5,61
1,04

8%
13%
13%
153%
87%
11%
24%
0,51
0,23
2,04
5,16
1,20
0,54

Dari Laporan keuangan PT. Elnusa Tbk diatas, terjadi peningkatan laba bersih yang
sangat tinggi sekitar 248,65% serta rasio-rasio keuangan seperti ROI, ROE, Asset

Turnover, Net Profit Margin, Net Profit, dan rasio-rasio lainnya menunjukan
perubahan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menjanjikan untuk
berinvestasi ke saham ELSA untuk masa jangka panjang.

Perbandingan Rasio Keuangan antara PT. Elnusa Tbk (ELSA) dengan PT. Perdana
Karya Perkasa Tbk (PKPK)
RASIO KEUANGAN ( September 2009 )
ELSA

PKPK

Price Book Value (PBV)

1,25

1,01

Price Earning Ratio (PER)

3,95

9.38

Imbal Hasil Asset(ROA)

16,74

3,13

Imbal Hasil Ekuitas (ROE)

33.89

7.81

Earning Per Share (EPS)

67.49

24.77

Dari Perbandingan Diatas Menunjukan bahwa rasio-rasio keuangan yang dimiliki


Saham ELSA lebih unggul dibandingankan dengan saham PKPK, hal ini dikarenakan
ROA, ROE, EPS ELSA lebih tinggi jika dibandingkan dengan PKPK. Dengan
demikian berarti, saham ELSA lebih layak untuk dimiliki dibandingkan dengan saham
PKPK.

Analisis Teknikal
INDIKATOR DAN METODE PEGAMBILAN KEPUTUSAN

Indikator Yang Digunakan :

Moving Average (MA) adalah suatu trend following indicator yang dihitung
dari rata-rata bergerak (periode tertentu) dari suatu saham/indeks. MA dapat
dipergunakan untuk memprediksi arah pergerakan harga saham /indeks, dan
juga dapat digunakan sebagai signal BELI atau JUAL

Perpotongan antara Single garis MA dengan Harga saham


Signal JUAL terjadi pada saat harga saham berada dibawah
(menembus kebawah) garis MA, sebaliknya
Signal BELI terjadi pada saat harga saham berada diatas
(menembus keatas) garis MA

MACD adalah salah satu alat analisis teknikal yang digunakan untuk
memonitor perkembangan harga saham yang dapat memberikan signal yang
akurat pada saat harga saham bergerak dalam suatu trend naik atau turun dan
tidak dalam pergerakan sideways.
Signal BELI terlihat pada saat garis MACD solid memotong garis
MACD tipis (garis trigger) ke arah atas, sebaliknya
Signal JUAL terlihat pada saat garis MACD solid memotong garis
MACD tipis (garis trigger) ke arah bawah.

RSI adalah suatu oscialltor indikator yang digunakan untuk melihat

kemungkinan terjadinya suatu titik-titik balik (turning points) atau bahkan


perubahan garis trend

Oversold, suatu saham dikatakan oversold apabila tekanan jual


sudah melemah dan technical rebound diperkirakan segera terjadi.
(Oversold merupakan signal beli)
Overbought, suatu saham dikatakan overbought apabila tekanan
beli sudah melemah dan technical correction diperkirakan segera
terjadi. (Overbought merupakan signal jual)
Overbought & Oversold. Sebagai aturan umum, RSI overbought di
level 70, dan oversold dilevel 30. Signal BELI, pada saat RSI
memotong kearah atas level 30, dan signal JUAL, pada saat
memotong kearah bawah level 70

Chart ELSA (Periode 11-02-2008 11-6-2010)

MA (Moving Average)
Dari indikator ini dapat kita lihat, bahwa pada Saham ELSA telah terjadi Dead
Cross, dimana Dead Cross merupakan Sinyal untuk menjual sebuah Saham.

MACD (Moving Average Convergence Divergence)


Dari indikator ini dapat kita lihat, bahwa pada Saham ELSA indikator MACD
kurang begitu menunjukan perubahan yang berarti akhir-akhir ini. Hal ini berarti,
indikator ini tidak terlalu berfungsi untuk menilai saham ELSA untuk saat
sekarang

RSI (Relative Strength Index)


Dari indikator ini dapat kita lihat, bahwa saham ELSA layak untuk dibeli, karena
telah terjadi Oversold, hal ini berarti tekanan jual terhadap saham ELSA telah
melemah dan ini memungkinkan untuk mengakibatkan Rebound pada Saham
ELSA

RUMOR Saham ELSA


Elnusa Lepas 25 Persen Saham Tristar
Senin, 17 Mei 2010 | 11:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Elnusa Tbk (ELSA) telah melepas 25 persen
sahamnya di Elnusa Tristar Ramba Limited ke Eurorich Group Limited. Hal tersebut
diungkapkan pihak ELSA dalam keterbukaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin,
(17/5/2010).
Menurut Pth Direktur Utama ELSA, M Jauzi Arif, penandatangan kontrak tersebut
telah dilaksanakan pada 10 Mei 2010 lalu. Pihak Eurorich sendiri telah melakukan
pembayaran kepada ELSA sebesar 1 juta dollar AS atas pembelian 25 persen saham di
Elnusa Tristar Ramba pada 11 Mei lalu.
Dalam perjanjuan jual beli tersebut, disebutkan bahwa, perjanjian tersebut akan
efektif setelah adanya pembayaran. Penandatangan surat konfirmasi penyelesaian juga
telah dilakukan pada 12 Mei 2010. M Jauzi menyebutkan, ELSA menjual sahamnya
di Elnusa Tristar Ramba karena pertimbangan bisnis yang juga disebabkan akan

segera berakhirnya masa kontrak TAC dalam Blok Ramba tersebut pada Oktober
2010.
"Dana hasil penjualan saham ETRL akan digunakan ELSA untuk memperkuat
kompetensi inti Perseroan, yaitu di bidang jasa hulu migas terintegrasi," kata M Jauzi.
(Anna Suci Perwitasari/Kontan)

Benakat Resmi Kantongi 66,2% Saham ELSA


Senin, 15 Maret 2010 - 10:33 wib

Widi Agustian - Okezone


JAKARTA - PT Elnusa Tbk (ELSA) menuturkan jika PT Benakat Petroleum Energy
Tbk (BIPI) telah menyelesaikan transaksi penjualan saham milik PT Tridaya Esta.
Dimana pada tahap pertama telah beralih sebanyak 66,21 persen atau1.795.496.332
lembar saham ELSA yang dimiliki Tridaya kepada BIPI
"Pada tahap pertama telah beralih seebesar 1.795.496.332 lembar saham melalui pasar
negoisasi di BEI guna menyelesaikan kewajibannya kepada kreditur," jelas Pjs
Direktur Utama ELSA Lucy Sycilia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (15/3/2010).
Dimana Tridaya awalnya memiliki sebanyak 37,15 persen atau 2.711.565.890 lembar
saham ELSA. "Rencana pengalihan saham tahap berikutnya dilaksanakan pada
tanggal 12 April 2010," jelas dia lagi.

Sebelumnya, BIPI juga telah menegaskan jika pihaknya sudah menyelesaikan akuisisi
37,15 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA), melalui PT Tri Daya Esta (TDE), senilai
Rp894,3 miliar atau Rp330 per saham.

Untuk keperluan akuisisi tersebut, perseroan mendapatkan kucuran dana dari PT


Indotambang Perkasa yang merupakan pemegang saham pengendali BIPI dengan
porsi 55,57 persen. Akuisisi telah kami selesaikan pada 12 Maret lalu. Dana akuisisi
seluruhnya merupakan pinjaman dari Indotambang Perkasa, ujar Investor Relations
& Corporate Secretary BIPI Ferdinand Dion, di Jakarta kemarin.
Menurut dia, perseroan tidak jadi menggunakan pinjaman bank, seperti yang
direncanakan sebelumnya. Itu dilakukan setelah ada komitmen dari pemegang saham
pengendali untuk menyuntikkan dana dalam bentuk pinjaman. Namun, Dion sendiri
tidak menjelaskan seperti apa bentuk pinjaman yang diberikan Indotambang Perkasa.
Dia hanya mengatakan, perseroan memilih menggunakan dana pemegang saham
karena akuisisi harus diselesaikan pertengahan Maret, sesuai perjanjian jual beli (sale
and purchase agreement/SPA) dengan TDE pada 10 Februari lalu.
Sebelumnya, memang ada beberapa opsi yang bisa kami ambil.Di mana salah
satunya pinjaman bank. Tapi, kami lebih memilih menggunakan pinjaman dari
pemegang saham karena masalah waktu juga, jelasnya.
Dia menegaskan, akuisisi tersebut telah komplet. Di mana seluruh kewajiban TDE
telah diselesaikan, termasuk saham ELSA yang masih dalam status gadai dengan
perusahaan asal Singapura, Dharma Investments Pte Ltd.
Seluruh saham yang kami beli itu sudah free and clear, kata Dion.
Dengan selesainya akuisisi Elnusa maka laba bersih Benakat di akhir 2010 akan
bertambah 30 persen, menjadi Rp292,5 miliar atau tumbuh 1.989,28 persen.
Selain masuknya Elnusa, pertumbuhan tinggi Benakat juga dipicu mulai

terkonsolidasinya pendapatan anak-anak usaha di tahun ini. Transaksi akuisisi ELSA


pekan lalu, dilakukan dengan bantuan broker PT Sinarmas Sekuritas (DH). DH
memfasilitasi transaksi tutup sendiri (crossing) terhadap 37,15 persen saham Elnusa di
harga Rp330 per saham atau senilai total Rp894,816 miliar.
Dengan begitu, porsi pemegang saham Elnusa setelah crossing adalah PT Pertamina
sebesar 41 persen (3 miliar saham), Benakat 37,15 persen (2,7 miliar saham), dan
sisanya publik sebesar 27,74 persen (1,5 miliar saham).
Terlihat, saham BIPI masih belum bergerak dilevel Rp260 pada pukul 10.20 waktu
JATS, sementara saham ELSA justeru mengalami pelemahan sebanyak Rp5, menjadi
Rp340 per saham.(css)

Target Finalisasi 37,15% Saham Elnusa Mundur


Selasa, 13 April 2010 - 13:21 wib

Widi Agustian - Okezone


JAKARTA - PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) memundurkan target finalisasi
37,15 persen saham PT Elnusa TBK (ELSA) dari PT Tridaya Esta.
Awalnya perseroan menargetkan akuisisi tersebut rampung pada 12 April, tetapi
ternyata sampai tanggal yang ditentukan kemarin, akuisisi tersebut belum selesai.
Selanjutnya, BIPI menargetkan akuisisi tersebut rampung pada 12 Juni mendatang.
"Sudah dua per tiga saham ELSA di tangan, untuk itu kami tetap berkomitmen
melakukan finalisasi proses akuissi selambat-lambatnya 12 Juni 2010," jelas Direktur
Utama BIPI Arifin Wiguna dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI)
di Jakarta, Selasa (13/4/2010).
Saat ini, perseroan menguasai sebanyak 24,6 persen (dua per tiga saham) Elnusa dari

PT Tridaya Esta (TDE) yang direalisasikan pada 12 Maret lalu. Menurutnya, hal ini
sesuai dengan salah satu poin yang tertuang dalam First Amandment Conditional
Share Sale and Purchase Agreement tertanggal 11 Maret 2010.
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan BIPI dan TDE telah menyelesaikan pemenuhan
syarat CSPA lebih awal dari kesepakatan. "Kami sudah menyelesaikan syarat
terealisasinya transaksi pada 12 Maret 2010 dari yang sebelumnya dijadwalkan pada
30 April 2010. Itu artinya menunjukkan kami serius pada komitmen ini," tambahnya.
BIPI pertama kali mengumumkan rencana akuisisi saham ELSA pada 11 Februari
2010 dengan harga pembelian Rp330 per saham atau senilai total Rp894,82 miliar.
Hal ini tertuang dalam Conditional Share Sale and Purchase Agreement (CSSPA)
tertanggal 10 Februari 2010.
Kemudian pada 12 Maret 2010, BIPI telah menyelesaikan transaksi pembelian 24,60
persen saham ELSA dengan menyetorkan Rp592,5 miliar kepada PT Tridaya Esta.
Sedangkan sisa pembayaran tahap kedua sebesar Rp302,32 miliar untuk sisa saham
ELSA sebanyak 12,55 persen ditargetkan rampung pada 12 Juni 2010.
Akuisisi ELSA ini, ditegaskan Arifin, sejalan dengan strategi bisnis Perseroan untuk
memperbesar portfolio aset energi dan sekaligus melengkapi lini jasa minyak dan gas.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham
perseroan melalui peningkatan kinerja dan pencapaian rencana jangka panjang
menjadi perusahaan terdepan di industri energi.(ade)

Kesimpulan

Jika dilihat dari Fundamental, Saham ELSA layak untuk dibeli atau
dipertahankan (hold) karena Pertumbuhan laba yang tinggi serta rasio-rasio
keuangan yang baik dapat mengindikasikan bahwa saham tersebut akan dapat
naik dikemudian hari.

Jika dilihat dari Teknikal, bahwa saat-saat sekarang bukan lah saat yang tepat
untuk membeli saham ELSA, karena Indikator MA dan MACD belum
menunjukan akan adanya peningkatan harga ELSA disaat-saat sekarang,
walaupun RSI menunjukan bahwa ELSA akan mengalami rebound karena
telah mencapai keadaan Oversold

Jadi secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa dengan semakin


membaiknya ekonomi Indonesia dan tingginya pertumbuhan laba hingga
71,31% yang dihasilkan saham ELSA serta didukung rasio-rasio keuangan
yang

baik, maka saham ELSA memiliki kinerja yang baik dan sangat

menjanjikan bagi investor yang ingin memegang saham ini dalam jangka
panjang.

DAFTAR PUSTAKA
-

http://finance.yahoo.com

http://www.elnusa.co.id

http://economy.okezone.com

http://kompas.com/

http://www.duniainvestasi.com/

http://www.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai