Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Manajemen
Pajak
Disusun Oleh:
Ahmad Faiz (NPM: 123012001004)
Daniel Alusinsing (NPM: 123012001025)
Erin (NPM: 123012001038)
Tjie Hendra (NPM: 123012001091)
Dosen Pengampu:
Dr. Yosef Agus, SE., MM.
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat
sehat kepada penulis sehingga penulis mampu melaksanakan tugas kuliah dalam
pembelajaran dengan lancar dan sukses tanpa ada kendala yang mempersulit
kelancaran proses pembelajaran.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam yang telah membawa risalah Ilahi dengan kalimat-kalimat-Nya
sehingga membawa perubahan zaman semakin lebih terang benderang hingga saat
kini. semoga mendapatkan menjadi umat yang taat dan mendapatkan syafa’at di
yaumul akhir kelak. Aamiin
Salam dan hormat penulis limpahkan kepada Dosen Pengampuh dalam
pembelajaran mata kuliah “Manajemen Pajak” yakni Bapak Dr. Yosef Agus, SE.,
MM. Semoga ilmu yang diberkan bermanfaat dan berguna dalam kehidupan dan
penerapannya secara akademik serta praktisi.
Akhir kata penulis menyadari bahwasanya masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan ini terdapat berbagai literature sebagai refrensi penulisan serta jauh
dalam kata sempurna maka silakan atas saran dan kritiknya dan mohon dibukakan
maaf bila terdapat kesalahan dan kekhilafan. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengambilan keputusan untuk
memilih bentuk usaha.
2. Untuk mengetahui dan memahami manajemen pajak dalam mengambil
keputusan.
4
1.4. Manfaat
1. Akademik
Untuk memberikan informasi dan menambahkan wawasan khazanah
ilmu pengetahuan secara jelas dan nyata sehingga menghadirkan
manfaat bagi mahasiswa/i serta para penggarap ilmu pengetahuan yang
dapat menambahkan kualitas jati diri.
2. Khalayak Umum
Untuk memberikan informasi dan menambahkan wawasan khazanah
ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas secara umum sehingga ilmu
pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam ruang lingkup kerja
maupun secara praktisi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
5. Faktor Pajak
Faktor pajak yang terlibat dalam setiap situasi sangat terbatas sekali dan
apabila misalnya diinginkan suatu beban pajak penghasilan yang efisien,
maka harus:
a. Usahakan penghasilan tersebut tidak termasuk pengertian
penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan atau penghasilan
yang kena pajak diganti dengan penghasilan yang tidak kena pajak
atau pengenaan pajaknya ditangguhkan.
13
7. Tari Pajak
Pertimbangan tarif marginal merupakan hal yang penting dalam
menentukan alternatif-altrnatif yang membawa dampak adanya kenaikan
penghasilan kena pajak. Apabila beban pajak tersebut dilihat secara
keseluruhan, maka pertimbangan tarif rata-rata lebih memuaskan dari
pada pertimbangan tarif marginal.
tarif marjinalnya dan hal ini berarti pula bahwa tarif tersebut akan lebih
menyempitkan rangsangan untuk membagi perusahaan ke dalam
perusahaan-perusahaan yang lebih kecil guna meminimalkan beban
pajaknya.
Tahapan Pertama
Analisis implikasi fiscal atas suatu proyek yang sedang ditangani atau
yang akan datang.
Penting juga untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan
dari suatu proyek yang mungkin terjadi. Oleh karena itu seorang manajer
perpajakan harus memperhatikan factor-faktor baik internal maupun
eksternal, yaitu:
1. Fakta yang relevan;
2. Faktor pajak; dan
3. Faktor non pajak lainnya.
Tahapan Kedua
Setelah melakukan tahapan awal, harus dibuat beberapa model
perencanaan pajak yang akan dilakukan. Pembuatan model-model
perncanaan pajak tersebut dimaksudkan sebagai alternatif untuk
16
menentukan tax plan mana yang applicable dan paling efisien dan efektif
untuk diimplementasikan. Contoh:
Pemilihan Bentuk Usaha
Pada saat seorang investor akan memulai suatu usaha, dia akan
memilih bentuk usaha apa saja yang bisa memberikan hasil akhir
(net profit after tax) yang lebih besar buat dia, apakah perseroan
terbatas (PT), usaha perorangan atau firma /CV.
Bagi badan usaha yang merupakan perusahaan multinasional,
treaty shopping dapat dilakukan oleh para pengusaha dengan
memanfaatkan tarif pajak dan fasilitas perpajakan yang
terdapat dalam berbagai tax treaty yang telah disetujui masing-
masing Kepala Negara, yang lebih menguntungkan mereka.
Tahapan Ketiga
Tahap evaluasi yang sekaligus merupakan tahap pengendalian pajak ini
merupakan langkah akhir dalam manajemen pajak.
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah
memenuhi persyaratan formal maupun material, Pengendalian pajak dapat
dilakukan melalui penelaahan pajak (tax review).
Dengan memperhatikan contoh di atas, pengendalian pajak dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan review atas perkreditan Pajak Masukan, apakah Faktur
Pajak yang diterima memenuhi syarat sebagai Faktu Pajak Standar.
2. Melakukan review apakah Faktur Pajak telah dibuat dan dilaporkan
tepat waktu.
3. Melakukan review apakah retur yang telah dicatat dan dilaporkan
telah benar, baik secara formal maupun materil.
Dalam tahap evaluasi perencanaan, misalnya, dapat mengimplementasikan
program Tax Diagnostic Review (TDR), semacam program untuk
17
menangani kepatuhan wajib pajak yang dapat disusun sendiri oleh tax
manager atau tax consultant dari masing-masing perusahaan.
Tahapan Keempat
Dalam konsep manajemen, pengawasan atau pengendalian dapat dilakukan
dengan dua cara, pengawasan preventif dan pengawasan represif. Mencari
kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (tax plan) adalah
bentuk pengawasan represif.
Perencanaan pajak yang telah diimplementasikan harus dimonitor dan
direview terus dan dicari kelemahan dan kekurangannya. Terkadang ada
hal yang menyebabkan suatu rencana pajak memiliki kekurangan, baik
yang disebabkan adanya perubahan peraturan perpajakan atau faktor
lainnya, sehingga rencana pajak tersebut harus dikaji ulang dan bila
ditemukan kelemahan harus segera dimodifikasi untuk keberhasilan tax
plan tersebut agar rencana dan tindakan dapat dilakukan tepat waktu.
Tahapan Kelima
Dalam melaksanakan perencanaan pajak, perlu diproyeksikan perubahan
yang terjadi saat ini dan yang akan datang dalam tax plan. Tax plan
tersebut harus dimutakhikan sesuai dengan ketentuan terkini, sehingga
akibat yang merugikan dan adanya perubahan dan perkembangan tersebut
dapat sedini mungkin diantisipasi. Dengan pemutakhiran, diharapkan
perencanaan pajak yang sedang berjalan tidak akan mengalami hambatan
yang berarti.
Pasal 4 ayat (4) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan
bahwa:
“Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
yang wajib menyeleng-garakan pembukuan harus dilampiri dengan
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak”.
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa untuk kepentingan perpajakan,
Wajib pajak harus menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tanpa
mempersoalkan prinsip pembukuan apa yang dipergunakan. Apabila telah
dipilih salah satu prinsip pembukuan tersebut, maka sesuai bunyi Pasal 28
ayat (5) Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan berbunyi:
“Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas”.
Periode Akuntansi
Pemakaian tahun pajak, baik berdasarkan tahun takwim atau tahun buku
harus taat asas (konsisten). Hal ini terutama untuk mencegah kemungkinan
adanya penggeseran laba atau rugi, apabila Wajib Pajak diberi kebebasan
untuk setiap saat berganti tahun pajaknya. Oleh karena itu, apabila wajib
pajak ingin mengadakan perubahan tahun pajak, maka kepadanya
diwajibkan untuk terlebih dahulu meminta persetujuan dari Direktur
Jenderal Pajak.
20
BAB III
STUDI KASUS
Tn. A di Tahun 2021 ingin mendirikan usaha yang bergerak dalam bidang
pendingin udara, disamping menjualan unit pendingin juga melayani jasa
pemasangan dan perawatan dengan perkiraan omset dalam setahun sebagai
berikut :
Target Penjualan Unit 45.000.000.000
Target Penyerahan Jasa 20.000.000.000
Total Target Omset 65.000.000.000
21
*) Dividen tidak terhutang PPh apabila di investasikan kembali dan wajib melaporkan laporan realisasi penempatan
22
5% X 50.000.000 = 2.500.000
Tn. A di tahun 2021 ingin mendirikan usaha yang bergerak dalam bidang
pendingin udara, disamping menjualan unit juga melayani jasa pemasangan dan
perawatan dengan perkiraan omset dalam setahun sebagai berikut
Tax 22% x 50% ***) 89.375.000 89.375.000 172.550.000 **) 22.500.000 ****) 10.000.000 ****)
*) Dividen tidak terhutang PPh apabila di investasikan kembali dan wajib melaporkan laporan realisasi penempatan
25
5% X 50.000.000 = 2.500.000
BAB IV
PENUTUP