27 Februari 2021
2
z
Pokok Bahasan
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan
Pemisahan Secara Umum
Penggabungan/Peleburan Usaha dan
Pengambilalihan Perusahaan Terbuka
Penawaran Tender
z
Mengapa Melakukan Aksi Korporasi?
z
Beberapa Peraturan Terkait Aksi Korporasi
z
Penggabungan
z
Penggabungan
PT. KLX
Sesudah (hasil penggabungan)
9
z
Peleburan
z
Peleburan
z
Akibat Penggabungan dan Peleburan
Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang
menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum, tanpa dilakukan
likuidasi terlebih dahulu (UUPT Pasal 122 ayat (1) dan (2)).
z
Isi Rancangan Penggabungan/Peleburan
z
Isi Rancangan Penggabungan/Peleburan
z
Isi Rancangan Penggabungan/Peleburan
j) cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
Penggabungan/Peleburan Perseroan;
k) nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan tunjangan
bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima
Penggabungan;
m) laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap
Perseroan yang akan melakukan Penggabungan/Peleburan;
o) rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan yang
mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan/Peleburan.
z
Pengambilalihan
z Pengambilalihan
Sebelum
KL X
PT. ABC (non-
(pengambil) (pengendali)
pengendali)
PT. KLX
(perusahaan target)
PT. KLX
(perusahaan target)
17
z
Pengambilalihan Langsung vs Melalui
Direksi
Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang
telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui
Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang saham (UUPT Pasal
125 ayat (1)).
z
Pengambilalihan oleh Badan Hukum
z
Rancangan Pengambilalihan
Direksi Perseroan yang akan diambil alih dan Perseroan yang akan
mengambil alih dengan persetujuan Dewan Komisaris masing-
masing menyusun rancangan pengambilalihan (UUPT Pasal 125
ayat (6)).
z
Isi Rancangan Pengambilalihan
a) nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan
Perseroan yang akan diambil alih;
b) alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan
Direksi Perseroan yang akan diambil alih;
d) tata cara penilaian dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambil alih
terhadap saham penukarnya apabila pembayaran pengambilalihan dilakukan
dengan saham;
f) kesiapan pendanaan
21
z
Isi Rancangan Pengambilalihan
g) neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambil alih setelah
Pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia;
z
Pemisahan
z
Pemisahan Murni
z
Pemisahan Murni
Sebelum
PT. ABC
z
Pemisahan Tidak Murni (Spin Off)
z
Pemisahan Tidak Murni (Spin Off)
Sebelum
PT. ABC
Sesudah
PT. KLX
PT. ABC (penerima)
z
Perlindungan Kepentingan Pihak Terkait
Pada Aksi Korporasi
z
Tanggal Efektif Penggabungan dan Peleburan
Penggabungan
- Pada tanggal persetujuan Menteri apabila terjadi perubahan
Anggaran Dasar yang membutuhkan persetujuan Menteri.
- Pada tanggal penerimaan pelaporan perubahan Anggaran
Dasar apabila perubahan tersebut tidak membutuhkan
persetujuan Menteri.
Peleburan
- Pada tanggal pengesahan Menteri atas pendirian Perseroan
Terbatas baru hasil peleburan.
29
z
Tanggal Efektif Pengambilalihan dan Pemisahan
Pengambilalihan
- Pada tanggal persetujuan Menteri apabila terjadi perubahan
Anggaran Dasar yang membutuhkan persetujuan Menteri.
- Pada tanggal penerimaan pelaporan perubahan Aanggaran Dasar
apabila perubahan tersebut tidak membutuhkan persetujuan
Menteri.
Pemisahan
- Pada tanggal pengesahan Menteri atas pendirian Perseroan
Terbatas baru (seandainya ada) hasil pemisahan, atau sama
dengan di atas.
PERUSAHAAN TERBUKA
z
Penggabungan/Peleburan Usaha dan
Pengambilalihan
31
z Penggabungan/Peleburan Usaha
Perusahaan Terbuka
Direksi yang akan melakukan Penggabungan/Peleburan Usaha secara
bersama-sama wajib menyusun rancangan Penggabungan/Peleburan Usaha
yang wajib disetujui oleh masing-masing dewan komisaris perusahaan.
Direksi wajib membuat pernyataan kepada OJK dan RUPS bahwa
Penggabungan/ Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan
kepentingan perusahaan, masyarakat dan persaingan sehat dalam
melakukan usaha, serta ada jaminan tetap terpenuhinya hak pemegang
saham dan karyawan.
z Penggabungan/Peleburan Usaha
Perusahaan Terbuka
Perusahaan wajib mengumumkan secara tertulis kepada karyawan
bersamaan dengan pengumuman ringkasan rancangan Penggabungan/
Peleburan Usaha.
z
RUPS Penggabungan/Peleburan
Usaha Perusahaan Terbuka
Penggabungan atau Peleburan Usaha wajib memperoleh persetujuan
RUPS, yang dilaksanakan setelah Pernyataan Penggabungan/Peleburan
Usaha menjadi efektif.
(POJK No.74/POJK.04/2016)
34
z
Kewajiban Pengendali Baru
Setelah Pengambilalihan terjadi, Pengendali Baru wajib:
a. mengumumkan dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional atau situs web Bursa Efek, serta menyampaikan kepada OJK
perihal terjadinya Pengambilalihan paling lambat satu hari kerja setelah terjadinya
Pengambilalihan.
b. melakukan Penawaran Tender Wajib (MTO), kecuali terhadap:
1) saham yang dimiliki pemegang saham yang telah melakukan transaksi
Pengambilalihan dengan Pengendali baru;
2) saham yang dimiliki Pihak lain yang telah mendapatkan penawaran dengan syarat dan
kondisi yang sama dari Pengendali baru;
3) saham yang dimiliki Pihak lain yang pada saat yang bersamaan juga melakukan
Penawaran Tender Wajib atau Penawaran Tender Sukarela atas saham Perusahaan
Terbuka yang sama;
4) saham yang dimiliki Pemegang Saham Utama; dan
5) saham yang dimiliki oleh Pengendali lain Perusahaan Terbuka tersebut.
(POJK No. 9/POJK.04/2018)
37
z
Kewajiban Pengendali Baru
a. jumlah seluruh saham yang diambil alih, nama pemegang saham yang diambil alih
oleh Pengendali baru jika Pengambilalihan dilakukan di luar Bursa Efek, harga
Pengambilalihan per saham, total nilai Pengambilalihan dan total kepemilikan
sahamnya;
c. tujuan pengendalian;
z
Kewajiban Pengendali Baru
e. penerima manfaat dari Pihak yang melakukan Pengambilalihan, jika Pihak tersebut
bukan merupakan penerima manfaat;
f. sifat hubungan afiliasi dengan Perusahaan Terbuka, jika terdapat hubungan afiliasi;
dan
g. uraian tentang persetujuan dari pihak yang berwenang, jika diperlukan persetujuan
dari pihak yang berwenang.
z
Penawaran Tender Wajib (Mandatory
Tender Offer/MTO)
Penawaran Tender Wajib adalah penawaran untuk membeli sisa
saham Perusahaan Terbuka yang wajib dilakukan oleh Pengendali
baru.
z
Pengecualian MTO
z
Pengecualian MTO
e. Pengambilalihan terjadi karena penetapan atau putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. Pengambilalihan terjadi karena penggabungan usaha, pemisahan usaha, peleburan
usaha, atau pelaksanaan likuidasi pemegang saham;
g. Pengambilalihan terjadi karena adanya hibah yang merupakan penyerahan saham
tanpa perjanjian untuk memperoleh imbalan dalam bentuk apapun;
h. Pengambilalihan terjadi karena adanya jaminan utang tertentu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian utang-piutang, serta jaminan utang dalam rangka
restrukturisasi Perusahaan Terbuka yang ditetapkan oleh badan atau lembaga
pemerintah atau negara berdasarkan undang-undang;
i. Pengambilalihan terjadi karena perolehan saham oleh pemegang saham yang
melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya sebagaimana
diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penambahan modal
Perusahaan Terbuka dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu;
43
z
Pengecualian MTO
j. Pengambilalihan yang terjadi karena perolehan saham oleh Pihak dalam pelaksanaan
penambahan modal dalam rangka memperbaiki posisi keuangan sebagaimana diatur
dalam POJK mengenai penambahan modal perusahaan terbuka tanpa hak memesan
efek terlebih dahulu;
k. Pengambilalihan terjadi karena pelaksanaan kebijakan badan atau lembaga pemerintah
atau negara;
l. Penawaran Tender Wajib, yang apabila dilaksanakan akan bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan;
m. Pengambilalihan terjadi karena pelaksanaan Penawaran Tender Sukarela
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penawaran
tender sukarela; atau
n. Pengambilalihan yang telah diungkapkan dalam prospektus penawaran umum efek
bersifat ekuitas sepanjang pengungkapannya telah memenuhi ketentuan sebagaimana
diatur dalam POJK mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus ringkas dalam
rangka penawaran umum efek bersifat ekuitas yang dilaksanakan paling lambat 1 (satu)
tahun setelah efektifnya pernyataan pendaftaran.
44
z
Kewajiban Mengalihkan Kembali Saham
Pasca MTO
Dalam hal pelaksanaan MTO mengakibatkan kepemilikan saham oleh
Pengendali baru lebih besar dari 80% dari modal disetor Perusahaan
Terbuka, maka Pengendali baru wajib mengalihkan kembali saham
Perusahaan Terbuka tersebut kepada masyarakat sehingga saham yang
dimiliki masyarakat paling sedikit 20% dari modal disetor Perusahaan
Terbuka dan wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lama dua tahun sejak
MTO selesai dilaksanakan.
Dalam hal Pengambilalihan mengakibatkan Pengendali baru memiliki saham
Perusahaan Terbuka lebih besar dari 80% dari modal disetor Perusahaan
Terbuka, maka Pengendali baru dimaksud wajib mengalihkan kembali saham
Perusahaan Terbuka tersebut kepada masyarakat dengan jumlah paling
sedikit sebesar persentase saham yang diperoleh pada saat pelaksanaan
MTO dan wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lama dua tahun.
45
z Pelaksanaan MTO
1) menyampaikan teks pengumuman keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender
Wajib beserta dokumen pendukungnya kepada OJK dan Perusahaan Terbuka yang diambil alih,
paling lambat dua hari kerja setelah pengumuman Pengambilalihan;
2) menyampaikan perubahan dan/atau tambahan informasi atas teks pengumuman dalam rangka
Penawaran Tender Wajib beserta dokumen pendukungnya sebagaimana dimaksud dalam butir
1) dalam waktu paling lama lima hari kerja setelah diterimanya permintaan OJK, jika OJK
meminta Pengendali baru untuk membuat perubahan dan/atau tambahan informasi tersebut;
3) mengumumkan keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender Wajib dalam satu surat
kabar harian yang berperedaran nasional atau situs web Bursa Efek paling lambat dua hari kerja
setelah diterimanya surat dari OJK yang menyatakan bahwa Pengendali baru dapat
mengumumkan keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Tender Wajib;
4) melaksanakan Penawaran Tender Wajib selama jangka waktu 30 hari yang dimulai satu hari
setelah pengumuman;
5) menyelesaikan transaksi Penawaran Tender Wajib, dengan cara penyerahan uang, paling lambat
12 hari setelah jangka waktu penawaran sebagaimana dimaksud dalam butir 4) berakhir; dan
6) menyampaikan laporan hasil Penawaran Tender Wajib kepada OJK paling lambat lima hari kerja
setelah berakhirnya penyelesaian transaksi.
46
z
Penentuan Harga Saham Dalam MTO
z
Penentuan Harga Saham Dalam MTO
z
Penentuan Harga Saham Dalam MTO
b) harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai yang terdaftar di OJK, mana yang
paling tinggi;
z
Penentuan Harga Saham Dalam MTO
z
Penawaran Tender Sukarela/Voluntary
Tender Offer (VTO)
Penawaran Tender Sukarela adalah penawaran yang dilakukan secara sukarela oleh
Pihak untuk memperoleh Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan
Sasaran dengan cara pembelian atau pertukaran dengan Efek lainnya melalui Media
Massa.
Transaksi dalam rangka VTO dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar Bursa
Efek. Transaksi di luar Bursa Efek adalah transaksi yang dilaksanakan antara
pembeli dan penjual secara langsung.
Perusahaan Sasaran, Afiliasi dari Perusahaan Sasaran, Pihak yang melakukan VTO
atas Efek Bersifat Ekuitas yang sama pada waktu yang bersamaan, atau Pihak yang
mengungkapkan informasi atau pendapat terhadap suatu VTO, dapat membuat
pernyataan tertulis untuk mendukung atau keberatan atas VTO tersebut.
z
Harga Efek Bersifat Ekuitas yang Menjadi
Obyek VTO
Untuk obyek VTO berupa saham dan/atau waran, harga VTO atas saham dan/atau
waran kecuali ditentukan lain oleh OJK, harus lebih tinggi dari harga berikut:
1) harga VTO tertinggi yang diajukan sebelumnya oleh Pihak yang sama dalam
jangka waktu 180 hari sebelum pengumuman;
2) harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90
hari terakhir sebelum pengumuman, dalam hal VTO dilakukan atas saham
dan/atau waran Perusahaan Sasaran yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa
Efek;
3) harga rata-rata dari harga tertinggi pada perdagangan harian di Bursa Efek dalam
waktu 12 bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atas
saham dimaksud, dalam hal saham dan/atau waran Perusahaan Sasaran tidak
diperdagangkan di Bursa Efek dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum
pengumuman; atau
4) harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai, dalam hal VTO dilakukan atas saham
dan/atau waran Perusahaan Sasaran yang tidak tercatat di Bursa Efek.
52
z
Pelaksanaan VTO
Masa VTO wajib dimulai paling lambat dua hari kerja setelah Pernyataan VTO menjadi efektif.
Masa VTO adalah paling sedikit 30 hari dan dapat diperpanjang paling lama menjadi 90 hari, kecuali
disetujui lain oleh OJK.
Transaksi VTO wajib diselesaikan paling lambat dalam waktu 12 hari setelah masa penawaran
berakhir dengan penyerahan uang atau penyerahan Efek sebagai penukarnya.
Dalam hal persyaratan atau kondisi khusus yang ditetapkan dalam VTO tidak dipenuhi, maka Efek
yang ditawarkan wajib dikembalikan dalam waktu paling lambat 12 hari setelah masa VTO berakhir.
Dalam hal VTO dibatalkan, maka Efek yang ditawarkan wajib dikembalikan dalam waktu paling
lambat 12 hari setelah pembatalan.
Pihak yang melakukan Penawaran Tender dilarang membeli atau menjual Efek Bersifat Ekuitas yang
sedang ditawarkan dalam jangka waktu 15 hari sebelum penerbitan pengumuman sampai dengan
masa VTO berakhir.
Perusahaan Sasaran dilarang melakukan transaksi yang semata-mata dilaksanakan dengan tujuan
menghalangi perubahan pengendalian Perusahaan Sasaran dimaksud sebagai akibat pelaksanaan
VTO dalam jangka waktu sejak pengumuman sampai dengan masa VTO berakhir.
Pihak yang melakukan VTO dan Afiliasinya wajib merahasiakan rencana VTO sebelum
pengumuman.
TRANSASKSI PENTING LAIN DI PASAR MODAL
z
Transaksi Afiliasi, Transaksi Benturan
Kepentingan dan Transaksi Material
54
z Transaksi Afiliasi
z Transaksi Afiliasi
z Transaksi Afiliasi
z Transaksi Afiliasi
z Transaksi Afiliasi
z Transaksi Afiliasi
z
Pengecualian Transaksi Afiliasi
1. tanggal transaksi;
2. objek transaksi;
3. nilai transaksi;
4. nama pihak yang melakukan transaksi dan hubungan dengan Perusahaan Terbuka;
dan
5. sifat hubungan Afiliasi dari pihak yang melakukan transaksi dengan Perusahaan
Terbuka;
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b wajib
memuat paling sedikit:
1. identitas pihak;
2. objek penilaian;
3. tujuan penilaian;
6. kesimpulan nilai;
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b wajib
memuat paling sedikit:
1. identitas pihak;
2. objek penilaian;
3. tujuan penilaian;
5) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus paling sedikit:
a. informasi tentang rencana transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b;
b. laporan Penilai;
d. ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen, jika terdapat laporan tenaga
ahli atau konsultan independen;
e. pernyataan dewan komisaris dan direksi bahwa informasi material yang disajikan telah
diungkapkan secara lengkap dan tidak menyesatkan; dan
c. data perusahaan yang akan diakuisisi atau didivestasi, jika objek transaksi berupa saham,
mencakup paling sedikit:
1. laporan posisi keuangan pembukaan yang telah diaudit, untuk perusahaan yang sudah berdiri
tetapi belum melakukan kegiatan usaha;
2. laporan keuangan yang telah diaudit untuk 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut, untuk perusahaan
yang sudah berdiri paling singkat 2 (dua) tahun dan telah melakukan kegiatan usaha;
3. laporan keuangan yang diaudit yang disesuaikan dengan jangka waktu berdirinya, untuk
perusahaan yang sudah berdiri namun kurang dari 2 (dua) tahun dan telah melakukan kegiatan
usaha;
5. struktur kepengurusan,
jika data tersebut belum tersedia bagi publik dan belum terdapat di Otoritas Jasa Keuangan.
1. objek transaksi;
2. nilai transaksi;
b. dalam hal Perusahaan Terbuka menggunakan Penilai untuk melakukan penilaian atas objek
transaksi, ringkasan laporan Penilai paling sedikit:
1. identitas pihak;
2. objek penilaian;
3. tujuan penilaian;
6. kesimpulan nilai;
1. identitas pihak;
2. objek penilaian;
3. tujuan penilaian;
z
Transaksi Material (TM) dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama
Transaksi Material adalah setiap transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan terbuka atau perusahaan terkendali yang
memenuhi batasan nilai sebagaimana diatur dalam Peraturan
OJK ini.
Kegiatan Usaha adalah kegiatan usaha yang tercantum dalam
anggaran dasar Perusahaan Terbuka dan telah dijalankan.
z
Transaksi Material (TM)
z
Transaksi Material (TM)
z
Transaksi Material (TM)
z
Transaksi Material (TM)
z
Transaksi Material (TM)
z
Transaksi Material (TM)
z Pengecualian TM
z
TM Memerlukan Persetujuan Pemegang
Saham Independen
Dalam hal terdapat kondisi sebagai berikut:
a. TM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d
mengandung transaksi afiliasi;
b. TM mengandung benturan kepentingan; dan/atau
c. TM berpotensi mengakibatkan terganggunya kelangsungan
usaha Perusahaan Terbuka,
Perusahaan Terbuka wajib memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c
serta memperoleh persetujuan dari para pemegang saham
independen dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam POJK
mengenai rencana dan penyelenggaraan RUPS Perusahaan
Terbuka.
(Pasal 14, POJK No.17/POJK.04/ 2020 )
90
z
Keterbukaan Informasi TM
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b wajib memuat paling sedikit:
a. uraian mengenai Transaksi Material, paling sedikit:
1. objek transaksi;
2. nilai transaksi; dan
3. pihak yang melakukan transaksi;
z
Keterbukaan Informasi TM
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b wajib memuat paling sedikit:
z
Keterbukaan Informasi TM
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b wajib memuat paling sedikit:
z
Keterbukaan Informasi TM
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b wajib memuat paling sedikit:
z
Keterbukaan Informasi TM
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b wajib memuat paling sedikit:
z
Keterbukaan Informasi TM
Dalam hal TM merupakan transaksi afiliasi sebagaimana
dimaksud dalam POJK mengenai transaksi afiliasi dan transaksi
benturan kepentingan, selain persyaratan keterbukaan informasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Perusahaan Terbuka
wajib menambahkan informasi sebagai berikut:
z
Perubahan Kegiatan Usaha
Perusahaan Terbuka yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha
wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS;
b. menggunakan Penilai untuk melakukan studi kelayakan atas
perubahan Kegiatan Usaha;
c. mengumumkan keterbukaan informasi mengenai rencana
perubahan Kegiatan Usaha kepada pemegang saham
bersamaan dengan pengumuman RUPS;
d. menyediakan data tentang perubahan Kegiatan Usaha
tersebut bagi pemegang saham sejak saat pengumuman
RUPS; dan
e. menyampaikan keterbukaan informasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf c dan dokumen pendukungnya kepada
OJK paling lambat pada saat pengumuman RUPS.
(Pasal 22 ayat (1), POJK No.17/POJK.04/ 2020 )
97
z
Keterbukaan Informasi
Perubahan Kegiatan Usaha
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1) huruf c wajib paling sedikit:
z
Keterbukaan Informasi
Perubahan Kegiatan Usaha
Keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1) huruf c wajib paling sedikit:
b. ketersediaan tenaga ahli berkaitan dengan perubahan
Kegiatan Usaha;
c. penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya
perubahan Kegiatan Usaha;
d. penjelasan tentang pengaruh perubahan Kegiatan Usaha
pada kondisi keuangan Perusahaan Terbuka; dan
e. hal material lainnya yang berkaitan dengan Kegiatan Usaha
yang baru.
(Pasal 23 huruf (b), (c), (d) dan (e), POJK No.17/POJK.04/ 2020 )
99
z
Perubahan Kegiatan Usaha
Tanpa RUPS
Perusahaan Terbuka yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha
berupa pengurangan Kegiatan Usaha tidak diwajibkan
memperoleh persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1) huruf a sepanjang memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Usaha yang akan dikurangi mengalami kerugian
usaha selama 3 (tiga) tahun berturut-turut berdasarkan
laporan keuangan tahunan Perusahaan Terbuka; dan
b. pengurangan Kegiatan Usaha tidak akan mempengaruhi
kelangsungan usaha Perusahaan Terbuka.
TERIMA KASIH
z