Sistem Informasi
Akuntansi
Proses Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi penjelasan mengenai Mahasiswa dapat menjelaskan
Kebutuhan Informasi dalam proses kebutuhan Informasi untuk Aktivitas
Bisnis. Menguraikan sebuah model Bisnis, menjelaskan Interaksi sistem
umum sistem informasi dalam informasi dengan Pihak Eksternal dan
perusahaan yang menunjukkan Internal pada sebuah model umum
Interaksi sistem informasi dengan Pihak sistem informasi. Mahasiswa juga dapat
Eksternal dan Internal. Modul ini uga menjelaskan Siklus Bisnis dan
berisi penjelasan Siklus Bisnis dan bagaimana Pemrosesan Data
Pemrosesan Data Transaksi Transaksi.
Pokok Bahasan
Pendahuluan
Selain aktivitas dan siklus bisnis yang menjadi acuan dalam meninjau kebutuhan
informasi di perusahaan, maka kita juga harus melihat interaksi yang terjadi antar bagian di
dalam perusahaan maupun interaksi antara perusahaan dengan lingkungannya, terutama
adalah dengan para supplier dan customer perusahaan.
Dalam bab ini akan ditinjau pula mengenai bagaimana secara umum perusahaan
memproses transaksinya dan bagaimana proses tersebut diuraikan dalam suatu siklus
pemrosesan data.
Setiap aktivitas bisnis akan membutuhkan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu
dan relevan untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, untuk dapat mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan, maka proses aktivitas bisnis juga harus menghasilkan informasi
yang didokumentasikan dengan baik. Berbagai proses bisnis yang umum ada di
perusahaan serta kebutuhan informasinya akan diuraikan berikut ini.
Proses Bisnis
Pada Tabel 2.1 dicontohkan suatu tinjauan atas kegiatan proses bisnis utama yang
umumnya ada di suatu perusahaan (dagang). Pada tabel tersebut diuraikan beberapa
kegiatan bisnis utama, keputusan-keputusan utama di setiap proses bisnis, serta kebutuhan
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.
Tabel 2.1
Kegiatan Bisnis, Keputusan & Kebutuhan Informasi
Bagaimana melatih?
Perolehan persediaan Berapa banyak yang perlu o Laporan status persediaan
dibeli? o Kinerja dan ketentuan
Penjual yang mana? pembayaran vendor
Dalam suatu aktivitas bisnis akan terjadi interaksi antara pihak internal dengan pihak
eksternal entitas. Interaksi tersebut digambarkan dalam suatu proses secara umum.
Gambar 2.1 menyajikan model umum dalam penerapan aplikasi SIA. Ini adalah model
umum karena menjelaskan semua sistem informasi, apapun arsitektur teknologinya. Elemen
yang membentuk model umum tersebut adalah pengguna akhir, sumber data, pengumpulan
data, pemrosesan data, manajemen data, pembuatan informasi, dan umpan balik.
Sumber data (data source) adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk ke
dalam sistem informasi baik dari sumber internal maupun ekstenal.
Pengumpulan data (data collection) merupakan tahap operasional pertama dalam
sistem informasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk
kedalam sistem valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan. Dalam banyak hal, ini
adalah tahap yang paling penting dalam sistem. Jika kesalahan transaksi masuk ke
pengumpulan data tanpa terdeteksi, sistem akan memproses kesalahan tersebut dan
menghasilkan output yang salah serta tidak andal.
Pemrosesan data. Setelah selesai dikumpulkan, data biasanya membutuhkan
pemrosesan agar dapat menghasilkan informasi. Berbagai pekerjaan dalam tahap
pemrosesan data (data processing) berkisar dari yang sederhana hingga yang rumit.
Manajemen Database (database management) melibatkan tiga pekerjaan dasar:
penyimpanan (storage), penarikan (retrieval), dan penghapusan (delete).
Pembuatan Informasi (information generation) adalah proses menyusun,
mengatur, memformat, dan menyajikan informasi ke para pengguna. Informasi dapat
berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, laporan yang terstruktur,
atau sebuah pesan dalam layar komputer.
Digambarkan pada model tersebut di suatu lingkungan (lingkungan eksternal jika dari
sudut pandang perusahaan) melingkupi ruang di sekitar perusahaan. Pada lingkungan
eksternal tersebut terdapat sumber data eksternal yang masuk ke dalam perusahaan, yakni
pada bagian sistem informasi. Di perusahaan juga terdapat sumber data internal yang juga
masuk ke dalam sistem informasi sebagaimana sumber data eksternal. Kedua jenis data
tersebut dikumpulkan dan diproses dalam suatu sistem manajemen database untuk
membentuk informasi, dimana kemudian informasi tersebut akan didistribusikan kepada
pengguna akhir di internal perusahaan maupun di lingkungan eksternal. Dari para pengguna
akhir tersebut perusahaan akan mendapatkan umpan balik yang kemudian akan menjadi
sumber lagi bagi pengumpulan data selanjutnya. Demikian proses sistem informasi
akuntansi akan berputar sebagaimana suatu siklus.
Siklus Bisnis
Pemrosesan transaksi mencakup keragaman aktivitas bisnis yang harus dijalani sebuah
organisasi untuk mendukung operasinya sehari-hari. Setelah aktivitas bisnis diidentifikasi,
selanjutnya aktivitas bisnis tersebut dikelompokkan ke dalam transaksi yang prosesnya
saling berhubungan dan berulang. Kelompok aktivitas bisnis yang saling berhubungan ini
disebut dengan siklus transaksi. Secara umum transaksi atau aktivitas bisnis yang
tergabung dalam setiap siklus yang ada di setiap perusahaan bisnis adalah sebagai berikut :
a. Siklus pendapatan:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas
lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang terkait, ditambah dengan pengeluaran
untuk penggajian, dimana penggajian dianggap sebagai suatu aktivitas pembelian jasa
oleh perusahaan. Siklus ini umumnya mencakup sistem aplikasi yang meliputi pemilihan
dan permohonan pemasok, pembelian, pengelolaan utang dagang dan pengelolaan
penggajian.
c. Siklus produksi:
d. Siklus keuangan:
Model siklus transaksi organisasi mencakup siklus kelima yakni siklus pelaporan
keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan siklus operasi. Siklus ini
memperoleh data akuntansi dan operasi dari siklus-siklus lain dan memproses data ini
sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penyajian laporan keuangan. Penyajian
laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.
Karena keempat siklus yang disebutkan sebelumnya pasti memiliki data yang harus
Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem aplikasi. Suatu sistem
aplikasi memproses transaksi-transaksi yang berkaitan secara logis (Bodnar, 2013). Model
siklus transaksi lainnya yang diutarakan oleh Romney (2015) adalah: siklus pendapatan,
siklus pengeluaran, siklus produksi, siklus penggajian dan manajemen sumber daya
manusia. Romney memisahkan siklus penggajian dari siklus pengeluaran dan menyebutnya
sebagai siklus penggajian dan manajemen sumber daya manusia karena di dalam aktivitas
penggajian tidak terlepas dari manajemen atas sumber daya manusianya. Romney juga
tidak menyebutkan pelaporan keuangan sebagai suatu siklus melainkan suatu sistem buku
besar dan pelaporan.
Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi adalah perannya
dalam proses pengendalian intern organisasi. Istilah proses pengendalian intern
menyarankan tindakan yang harus diambil dalam organisasi untuk mengatur dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi. Suatu pengendalian internal tidak akan terlepas
dari salah satu hal penting yang harus diterapkan, yakni adanya pemisahan fungsi atau
pemisahan tugas. Pemisahan tugas diterapkan agar tidak ada seseorang atau satu
departemen yang dapat mengendalikan catatan akuntansi yang terkair dengan aktivitasnya
sendiri. Pemisahan fungsi juga wajib diterapkan antara fungsi pencatatan (akuntansi) dan
fungsi pengendalian fisik keuangan. Jika terjadi pendelegasian dan tanggung jawab
akuntansi dan keuangan pada satu individu atau satu departemen yang sama hal ini
merupakan pelanggaran serius dari konsep pengendalian internal. Fungsi bagian akuntansi
merupakan fungsi controller, sementara fungsi bagian keuangan merupakan fungsi
treasurer. Pada manajemen puncak, fungsi kontroler dan treasurer bisa digabungkan.
Salah satu fungsi dasar sebuah sistem informasi akuntansi adalah melakukan
pemrosesan data tentang transaksi perusahaan secara efisien dan efektif. Pemrosesan
transaksi terdiri atas tiga tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
Dalam aktivitas merekam data transaksi seringkali terdapat transaksi yang berulang
yang menggunakan pos yang sama pada posisi (debit atau kredit) yang sama. Untuk itu
perusahaan sebaiknya menyusun Jurnal Standar. Jurnal standar adalah proforma atau
entri hipotesis yang diarsipkan untuk terjadi dalam operasi normal dari sistem. Suatu entri
jurnal standar harus menunjukkan 3 hal berikut:
Audit Trail
Suatu catatan akuntansi/jurnal akan menyediakan audit trail atau jejak audit yang diperlukan
untuk menelusuri transaksi mulai dari dokumen sumber sampai ke laporan keuangan, atau
sebaliknya. Audit trail berguna untuk banyak hal, misalnya dalam menelusuri suatu
kesalahan yang terdeteksi pada laporan akhir. Yang paling penting adalah bagi akuntan
untuk melakukan proses audit laporan keuangan di akhir tahun.
Dalam suatu sistem akuntansi terkomputerisasi, jejak audit harus dapat tersedia melalui
data yang ada pada file di komputer (digital audit trail), misalnya suatu transkasi dimulai
dari adanya kegiatan ekonomi penjualan yang dicatat secara manual pada dokumen sumber
sebagaimana yang dilakukan pada sistem manual. Langkah berikutnya adalah
mengkonversi dokumen tersebut ke dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan dalam tahap
input data, dimana transaksi di-edit dan file transaksi pesanan penjualan dibuat. Beberapa
sistem komputer tidak menggunakan dokumen fisik, elainkan, transaksi ditangkap secara
langsung dimedia digital. Langkah berikutnya adalah memperbarui berbagai file master dan
pos pengendali yang dipengaruhi oleh transaksi ini. Selama prosedur pembaruan,
pengeditan transaksi dilakukan. Beberapa transaksi bisa dinyatakan salah atau tidak valid
karena beberapa alasan, misalnya nomor pelanggannya salah, jumlahnya tidak mencukupi,
atau terdapat masalah kredit pelanggan.
secara konseptual sangat mirip dengan sistem akuntansi manual yang tradisional. Batch
dari transaksi-transaksi dikumpulkan sebagai berkas transaksi. Berkas transaksi ini
sama dengan jurnal sistem manual yang merupakan kumpulan transaksi serupa. Berkas
transaksi dipindahbukukan ke buku besar melalui program komputer. Buku besar
diproses secara periodik utuk menghasilkan laporan keuangan. Arus pemrosesan
transaksi dalam sitem komputer pemrosesan batch pada hakekatnya sama dengan pada
sistem manual, dimana dokumen sumber dicatat ke jurnal (berkas transaksi), jurnal
diposting ke buku besar, dan dari buku besar disusun menjadi laporan keuangan.
Pendekatan pemrosesan data yang populer, khususnya untuk perusahaan besar, adalah
menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi. Dengan
didistribusikannya kemampuan input data kepada pengguna, kesalahan transaksi
tertentu bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file
transaksi yang bebas dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem
warisan yang lama. File transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai
efisiensi operasional.
Validasi Data
Validasi data adalah proses penelaahan rincian untuk keakuratan dan kelengkapan
selama tahap masukan pemrosesan komputer. Keakuratan laporan-laporan keuangan
tergantung ada keakuratan masukan ke sistem akuntansi. Dalam sistem manual akuntan
harus menganalisis transaksi yang tidak benar/tidak sah dan membetulkannnya sebelum
pemrosesan. Pada komputreisasi, yang tidak benar dan tidak sah sebaiknya tidak diproses
kecuali dideteksi dan dikoreksi selama pemasukan.
Chart of Account
Untuk merancang pernyataan keuangan dan laporan lain perlu dirancang suatu bagan
akun (chart of account/COA). Dalam suatu sistem akuntansi ada akun terpisah untuk
penyimpanan informasi moneter tercatat dari transasksi
Secara konseptual, akun adalah tempat dimana data relevan pada aktivitas atau
obyek tertentu dicatat dan/atau diikhtisarkan. Akun dapat mengambil bentuk fisik yang
beragam. Dalam sistem manual dapat berupa formulir yang sangat terstandar. Dalam sistem
komputer dapat berupa kartu atau lokasi disk magnetik. Data dapat diklasifikasikan dengan
cara berbeda apa yang mereka akan klasifikasi relevan terbaik pemakai utama data.
Dalam merancang suatu bagan arus harus responsif terhadap kebutuhan pelaporan
ekstern maupun kebutuhan informasi intern perusahaan. Salah satu cara untuk mengelola
bagan akun adalah dengan mengelompokkan akun-akun aktiva, kewajiban, modal,
pendapatan dan biaya/beban, dengan cara memblok atau mengelompokkan nomor
berurutan untuk setia kelompok akun utama. Pemgelompokan semacam ini disebut kode
blok. Ada perbedaan secara spesifik di dalam rancangan bagan akun.
Rancangan kode untuk COA bisa beragam, namun struktur kode account yang umum dapat
digambarkan sebagai berikut:
Dua digit pertama dari kode tujuh digit digunakakn untuk mengidentifikasi divisi,
departemen, pusat laba, atau pusat biaya yang dibebani secara terpisah. Subunit dinomori
01 s/d 99.
Misalnya :
1 Divisi Elektronik
2 Divisi Penelitian
7 Departemen Produksi
8 Departemen Pemasaran
100 Aset
300 Kewajiban
400 Equitas
500 Penjualan
600 Biaya penjualan
700 Beban
800 Pendapatan lain-lain
Formulir
Fungsi utama dari suatu sistem akuntansi adalah untuk menangai formulir. Formulir
digunakan untuk mengumpulkan informasi dan juga menyediakan bukti bahwa operasi
(tahap tertentu dalam sistem) telah dilakukan. Formulir digunakan untuk menstandarkan
masukan dan keluaran dari aplikasi pemrosesan data. Formulir itu sendiri dapat berupa
dokumen kertas atau format yang dtampilkan dalam peralatan masukan/keluaran komputer
komputer seperti terminal layar monitor.
Fungsi formulir adalah (1) sebagai media fisik untuk menyimpan dan
mentransmisikan data. (2) sebagai media pencatatan transaksi yang sederhana serta
pencatatan aset dimana pencatatan aset adalah dasar untuk pengendalian atas
penggunaan aset. (3) formulir juga berfungsi sebagai media akuntansi yang mendukung
operasi.
Sistem buku besar umum (general ledger system – GLS) merupakan suatu pusat
yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus
transaksi memproses peristiwa individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku
besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini megalir ke dalam GLS dan menjadi
sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (Management Report System-MRS) dan
sistem pelaporan keuangan (Financial Report System-FRS).
Voucher Jurnal
Voucher jurnal merupakan sumber input bagi buku besar umum. Sebuah voucher
jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu
Database GLS
Database GLS terdiri atas berbagai file trasaksi, file master, file referensi, dan file utama
arsip. File-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnnya. File
master buku besar umum (general ledger master file) merupakan file utama dalam database
GLS. Basis dari file ini adalah kode bagan akun perusahaan. Setiap record dalam file master
buku besar umum bisa merupakan akun buku besar umum terpisah atau akun pengendalian
untuk file buku besar pembantu korespondensinya dalam sistem pemrosesan transaksi
(transaction processing system-TPS). FRS mengambil dari file master buku besar umum
untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan. MRS juga menggunakan file ini untuk
mendukung kebutuhan informasi internal.
File sejarah buku besar umum (general ledger history file) memiliki format yang sama
dengan file master buku besar umum. Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan
keuangan komparatif dengan basis historis.
File voucher jurnal adalah total voucher jurnal yang diproses pada periode saat ini.
Dengan menyediakan satu record untuk semua transaksi buku besar umum, file ini melayani
tujuan yang asma seperti jurnal buku besar umum tradsional.
File sejarah voucher jurnal (journal voucher history file) berisi voucher jurnal untuk
periode masa lalu. Informasi historis ini mendukung tanggung jawab kepengurusan
manajemen untuk memperhitungkan pengunaan sumber daya. Baik file voucher jurnal saat
ini maupun historis merupakan bagian penting dalam jejak audit perusahaan.
File master anggaran (budget master file) berisi jumlah anggaran untuk pendapatan,
biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban. Data-data ini,
dalam kaitannya dengan file pusat pertanggungjawaban, merupakan dasar dari akuntansi
pertanggungjawaban.
Prosedur GLS sederhana secara konseptual, seperti yang ditampilkan oleh sistem
manual. Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dan umber lainya ke
departemen buku besar umum. Secara rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi
dari akun-akun buku besar pembantu dan jurnal khusus yang berada di siklus transaksi.
FRS pada kenyataannya merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi
keuangan (finacial accounting process) yang dimulai dari siklus transaksi. Untuk
menempatkannya dalam perspektif yang tepat, kita harus mempertimbangkan proses ini
dalam hubungannya dengan subsistem infomasi lainnya. Proses akuntansi keuangan
dimulai dari status bersih di awal tahun fiskal yang baru. Hanya akun-akun permanen neraca
yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Proses akuntansi keuangan memiliki
tiga tahap yang berbeda, yang masing-masing melibatkan elemen-elemen dari satu atau
lebih subsistem informasi.
Tahap I – Prosedur harian, subsistem TPS (Transaction Process System) mencatat tansaksi
harian di dokumen sumber, kemudian mencatatnya di junal khusus, membukukan transaksi
individual ke buku besar pembantu, dan menyiapkan voucher jurnal.
Tahap III - Prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar umum dan
langkah-langkah yang mengarah ke pembuatan laporan keuangan melibatkan baik FRS
maupun GLS. GLS dan FRS mengirimkan dan menerima data secara berulang-ulang.
Relasi ini mengilustrasikan mengapa sistem-sistem ini sering dianggap sebagai suatu sistem
tunggal – GLS/FRS.
Mengendalikan GLS/FRS
Perusahaan yang menggunakan buku besar umum hanya untuk pelaporan keuangan
akan menemukan bahwa sstem batch, yang menggunakan file berurutan, memenuhi
kebutuhannya dan menyediakan tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini dioperasikan
secara sederhana, dan pengendalian akses ke buku besar umum juga mudah dilakukan.
Akan tetapi, ketika buku besar umum digunakan untuk mendukung tugas yang lebih luas
dalam organisasi, sistem yang menggunakan pemrosesan real-time dan file akses langsung
mungkin diperlukan
Kekuatan terbesar dari sistem ini terletak pada pengendaliannya. Voucher jurnal dari
departemen operasi dapat disetujui, divalidasi, dan diseimbangkan sebelum dimasukan
ke buku besar umum. Sistem ini dapat mendukung pihak manajemen dengan laporan
umpan balik rangkuman terbatas tentang aktivitas transaksi.
Kelemahannya sistem ini adalah tidak efisien. Pendekatan file berurutan merupakan
penggunaan teknologi secara konservatif yang menggunakan komputer terutama
sebagai alat akuntansi. Sistem ini tidak berguna dalam meningkatkan efisiensi kegiatan
operasi atau memfasilitasi pengurangan tenaga kerja. Rekonsiliasi yang tidak sering
dilakukan.
Sistem Masukan
Deteksi kesalahan :
Kegiatan pengeditan data dapat diterapkan untuk setiap struktur data dasar: karakter, field,
record, dan file.
Dalan suatu sistem masukan tanpa kertas terdapat tingkat otomatis yang berbeda, yakni:
a) networked vending machine (NVM) untuk pompa bensin - dengan sistem ini
pelanggan memasukan ATM/kartu kredit ke pompa bensin. Kemudia pompa akan
mengeluarkan bensin sesuai dengan kebutuhan dan secara elektronis kartu kredit
ATM akan dibebankan.
d) EFT - Electronic Funds Transfer (transfer dana elektronik), format ANSI X.12.
- Pada dasarnya seluruh sistem berbasis kertas untuk memproses transaksi akan
berorientasi batch.
- Sistem pemrosesan berorientasi batch, transaksi-transaksi dimasukan ke dalam
komputer dalam bentuk batch. Batch ini kemudian diproses secara periodik. Contoh:
pemrosesan batch laporan jam kerja mingguan untuk membuat cek pembayaran gaji
dan lain-lain - transaksi yang banyak paling ekonomis.
Banyak sistem berbasis kertas yang beriorientasi batch menggunakan file berurutan
untuk memutakhirkan file induk. Pemrosesan dalam sistem ini biasanya mencakup
tahap berikut ini:
Pada Gambar 2.5 tampak bagaimana suatu proses pemutakhiran file akses acak
yang terjadi terhadap file merupakan interaksi antar beberapa file induk,
sebagaimana diistilahkan sebagai file Kakek, Bapak, dan Anak. Pemutakhiran
tersebut juga merupakan suatu siklus, karena data yang tersimpan dalam File induk
yang baru (Anak) akan merupakan materi yang menjadi bahan untuk melakukan
pemutakhiran file berikutnya terhadap File Induk lama (Bapak).
Aplikasi Akun Baru. Aplikasi membuat file piutang dagang dengan akun terbuka.
Faktur-faktur baru secara periodik di posting ke file piutang dagang dengan akun
Dalam sistem pemrosesan tanpa kertas dapat dilakukan pemrosesan batch dan
pemrosesan tepat waktu atau on line real time processing
Pada Gambar 2.6, tampak struktur data dimana dalam suatu file piutang tersimpan
informasi mengenai tiga entitas yang berbeda, yakni: Tuan Ahmad, PT Matahari, dan Tuan
Sukrino. Hasilnya, ada tiga catatan di file. Ada lima atribut yang digunakan untuk
mendskripsikan setiap pelangan, yaitu nomor pelangan, nama pelanggan, alamat, batas
kredit, dan saldo. Jadi ada lima field di setiap catatan. Setiap field berisikan nilai data yang
mendeskripsikan atribut dari entitas tertentu (pelanggan). Misalnya, nilai data 2011129
adalah nomor pelanggan untuk Tuan Ahmad.
Up-Dating/Pembaruan Data
Selain penyimpanan data, umumnya akan terjadi proses up dating atau pembaharuan
data pada suatu file.
Contoh pembaruan file bisa digambarkan sebagaimana Gambar 2.7 berikut ini:
Sistem keluaran dapat berupa sistem dengan kertas, tanpa kertas,dan antara
keduanya. Sebahagian sistem dengan kertas dan berorientasi batch dengan pemrosesan
file sekuensial menghasiklan volume keluaran yang besar. Sistem tanpa kertas yang on-line
dan tepat waktu cenderung menghasilakan sangat sedikit keluran cocok untuk perusahaan
besar.
Penutup
Dalam memilih sistem yang tepat, berbagai hal harus dipertimbangkan, mulai dari
kesiapan teknologi yang dimiliki perusahaan dalam memproses transaksi sampai pada
bagaimana pengendalian internal dapat menjaga efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki serta efektivitas yang dapat dicapai perusahaan.
Daftar Pustaka