Anda di halaman 1dari 6

RMK SUB-CPMK 4

ANALISIS RASIO KEUANGAN

Nama Kelompok 5:
1. Stefania Laura Berek 01 / (2002622010120)
2. Karmelinda Barek 06 / (2002622010125)
3. Putu Olymvia Widya Surya Kencana 17/ (2002622010136)
4. Gede Sylvio Anugrah 21/ (2002622010141)
5. Ni Luh Sri Indrayani 24/ (2002622010144)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2022/2023
1.1 PENGERTIAN RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angga
dengan angka yang lainnya. Rasio keungan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasion keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang
ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan
keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka
dalam satu periode maupun beberapa periode.

1.2 DASAR PERBANDINGAN ANGKA RASIO


Analisis laporan keuangan tidak akan berarti apabila tidak ada pembandingnya.
Data pembanding untuk rasio keuangan mutlak ada sehingga dapat dilakukan
perhitungan terhadap rasio yang dipilih. Dengan adanya data pembanding, kita
dapaat melihat perbedaan angka angka yang ditonjolkan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan dari periode sebelumnya. Dengan kata lain, laporan
keuangan tersebut memiliki makna tertentu jika dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
Menurut Riyanto (2001:329), analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan
dua macam cara pembandingan yaitu:
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio - rasio dari waktu - waktu yang
lalu atau dengan rasio - rasio yang di perkirakan untuk waktu - waktu yang
akan datang.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam
dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. Dengan
demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada
kemampuan/kecerdasan penganalisis data menginterpretasikan data yang
bersangkutan.
1.3 PENGGOLONGAN RASIO KEUANGAN

Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan secara umum dapat digolongkan


menjadi sebagai berikut:
1. Rasio Profitabilitas: Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Beberapa contoh rasio
profitabilitas meliputi rasio laba bersih terhadap penjualan, rasio laba bersih
terhadap aset, dan rasio laba bersih terhadap ekuitas.
2. Rasio Likuiditas: Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas melibatkan perbandingan antara
aset lancar dengan kewajiban lancar. Contoh rasio likuiditas adalah rasio lancar
dan rasio cepat.
3. Rasio Solvabilitas: Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas melibatkan
perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas atau aset perusahaan.
Contoh rasio solvabilitas adalah rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang
terhadap aset.
4. Rasio Efisiensi: Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan. Contoh rasio
efisiensi meliputi rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, dan rasio
perputaran aset.
5. Rasio Pasar: Rasio ini mencerminkan evaluasi pasar terhadap nilai perusahaan.
Rasio pasar melibatkan perbandingan antara harga saham dengan pendapatan per
saham atau ekuitas per saham. Contoh rasio pasar adalah Price/Earnings Ratio
(PER) dan Price/Book Value Ratio (PBV).

1.4 KETERBATASAN RASIO KEUANGAN


Dalam praktiknya, walaupun rasio keungan yang digunakan memiliki fungsi
dan kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan,
bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi
keuangan yang sesungguhnya. Artinya kondisi sesungguhnya belum tentu terjadi
seperti hasil perhitungan yang dibuat.
Harahap (2010:298) menyebutkan bahwa keterbatasan analisis rasio keuangan
adalah:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak singkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.

1.5 HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI RASIO

Rasio laporan keuangan memiliki hubungan tersendiri antar rasio. Hubungan


ini bisa meruapakan hubungan rasio antara laporan keuangan yang satu dengan
yang lain atau hubungan dalam komponen dalam satu laporan keuangan. Hubungan
tersebut dapat bersifat positif atau negatif tergantung rasio keuangannya. Sebagai
contoh hubungan antar berbagai rasio keuangan yaitu:
1. Hubungan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri.
2. Hubungan antara rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri.
Pengaruh positif memiliki arti semakin besar rasio utang, besar pula rasio modal
sendiri, dengan catatan kalau rentabilitas ekonomi (8%) lebih besar dari tingkat
bunga(7%). Pengaruh negatifnya adalah kalau rentabilitas ekonomi lebih kecil
daritingkat bunga, rasio utang bertambah besar dan rasio modal sendiri menjadi
kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Kasmir, S.E., M.M. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali
Pers.
Harahap sofyan syafri. 2016. Analisis kritis atas laporan keuangan. Depok. PT
Raja Grafindo Persada.
https://www.jurnal.id/id/blog/rumus-rasio-keuangan-untuk-analisis-rasio-
keuangan-perusahaan/
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai