Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO

PROFITABILITAS DAN Z-SCORE MODEL


(Studi Empiris Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk)

Trisnia Widuri

ABSTRACT

This study analized company financial performance with Rasio Analized.


The ratio that used in this research is the Profitability Ratio (ROA &ROE) and Z-
Score Altmaan. Altmans formula is the formula for predicting bankuotcyof the
firm.
The Objek of this reseach is the go publik of the food and beveerage company.
The selected company is PT. Indofood Suksses Makmur Tbk as a total solution food
company.. This reseacrh is Descriptive Quantitative research. Descriptif
Quantutative Research are explain about one of condition from many quantitative
data are get from literature study.
From the data analized, we can get information that the productivity of htis
company is not optimaly. The ratio from year to year is decrease. The asset cannot
increse the company financial performance. Beside that, hte makro ekonomi factor
–inflation and value also increase cot fot the firm. Whatever, this ratio is nit justi-
fication for this firm. It just a early worning to increse the productivity from htese
firm.

Key Word:
Financial Performance, Return Of Asset, Return of Equity, Z-Score Altman.

PENDAHULUAN
Latar Belakang cara untuk mengetahui kinerja perusahaan
Kinerja perusahaan adalah prestasi dalam satu periode tertentu (Kasmir,
yang dicapai perusahaan dalam suatu 2010:66). Analisa Laporan Keuangan adalah
periode tertentu sebagai hasil dari proses proses pengidentifikasian ciri-ciri keuangan
kerja selama periode tersebut. Pengukuran perusahaan yang didapat dari data-data
kinerja merupakan analisis data serta akutansi serta laporan keuangan lainnya.
pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran Tujuan adanya Analisis Laporan Keuangan
kinerja digunakan perusahaan untuk adalah untuk mengetahui prestasi
melakukan perbaikan atas kegiatan perusahaan. Informasi posisi keuangan
operasionalnya agar dapat bersaing dengan dimasa lalu sering kali dijadikan dasar untuk
perusahaan lain. memprediksi posisi keuangan dimasa
Dalam menilai kinerja keuangan depan. Dengan melakukan analisa terhadap
perusahaan, manager dapat mengkajinya Laporan Keuangan perusahaan, manager
melalui analisa laporan keuangan. Analisa dapat mengetahui besarnya tingkat
Laporan Keuangan merupaka salah satu likuiditas, profitabilitas dan indikator lain

35
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

yang menunjukkan apakan perusahaan a. Tingkat pengembalian harta (Return


dapat dijalankan dengan baik. on Asset/ROA) yaitu laba bersih dibagi
Analisis rasio adalah analisis yang total harta. ROA merupakan rasio
bersumber dari Laporan Keuangan pokok untuk mengukur tingkat
Perusahaan. Melalui Analisis Rasio dapat keuntungan yang menunjukkan
dilihat perkembangan kinerja perusahaan, tingkat penggunaan harta.
perkembangan finansial perusahaan dari b. Tingkat pengembalian modal (Return
tahun ketahun serta dapat melakukan on Equity/ROE) yaitu laba bersih
tindakan preventif untuk menghindari dibagi total modal yang menunjukkan
kegagalan usaha. Analisis rasio merupakan tingkat kualitas modal yang
informas keuangan yang dikonversikan digunakan.
dalam berbagai formula sehingga didapat
Menurut Hamzah (2006:3), tingkat
informasi yang berguna untuk
profitabilitas yang tinggi pada perusahaan
mengidentifikasi kinerja perusahaan. Foster
akan meningkatkan daya saing antar-
dalam Almilia dan Kristijadi (2003)
perusahaan. Perusahaan yang memperoleh
menyatakan bahwa ada 4 hal yang
tingkat keuntungan yang tinggi akan
mendorong laporan keuangan dianalisis
membuka lini atau cabang yang baru serta
dengan menggunakan analisis rasio yaitu:
memperbesar investasi atau membuka
1. Untuk mengendalikan pengaruh
investasi baru terkait dengan perusahaan
besaran antar perusahaan atau antar
induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi
waktu;
menandakan pertumbuhan perusahaan
2. Untuk lebih membuat data memenuhi
pada masa mendatang.
asumsi alat statistik yang ada;
Analisis rasio adalah yang paling
3. Untuk menginvestigasi teori yang
banyak digunakan dalam mengkaji
terkait dengan rasio keuangan;
Laporan Keuangan. Sayangnya, analisis
4. Untuk mengkaji hubungan empirik
laporan keuangan hanya menekankan pada
antara rasio keuangan dan estimasi
satu aspek keuangan saja. Hal tersebut
atau prediksi variabel tertentu.
menjadikan kelemahan dari analisis laporan
Dalam penelitian ini akan dikaji kinerja keuangan maka dari itu memerlukan suatu
keuangan perusahaan terutama dari sisi alat analisis untuk mengabungkan berbagai
kemampulabaan. Rasio ini akan mengukur aspek keuangan tersebut, alat tersebut
kemampuan perusahaan dalam menghasil- merupakan analisis kebangkrutan (Peter dan
kan keuntungan pada tingkat penjualan, Yoseph, 2011). Analisis kebangkrutan
aset dan modal saham. Rasio profitabilitas penting dilakukan dengan pertimbangan
memberikan jawaban akhir tentang kebangkrutan suatu perusahaan terbuka (go
efektivitas management perusahaan pada public) akan merugikan banyak pihak.
sisi keuangannya (Asyikin dan Tanu, 2011). Pihak – pihak tersebut antara lain adalah,
Seperti yang diposting dalam investor yang berinvestasi dalam bentuk
www.MediaBPR.com kemampulabaan saham maupun obligasi, kreditur yang
adalah profitability yaitu kemapuan dirugikan karena terjadinya gagal bayar
perusahaan untuk memperoleh laba dan (default), karyawan perusahaan tersebut
potensi untuk memperoleh penghasilan karena terjadi Pemutusan Hubungan Kerja
dimasa datang. Dalam menghitung (PHK) serta manajemen perusahaan itu
kemampulabaan perusahaan, dapat sendiri.
digunakan beberapa rasio, diantarnya:

36
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

Salah satu aspek pentingnya analisis perusahaan yang memiliki indeks


terhadap laporan keuangan sebuah kebangkrutan 1,81 atau kurang maka
perusahaan adalah kegunaannya untuk perusahaan termasuk kategori bangkrut.
meramal kontinuitas atau kelangsungan Dia menemukan ada lima rasio keuangan
hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
hidup perusahaan sangat penting bagi kebangkrutan perusahaan dua tahun
manajemen dan pemilik perusahaan untuk sebelum perusahaan tersebut bangkrut.
mengantisipasi kemungkinan adanya Kelima rasio tersebut terdiri dari : Nilai
potensi kebangkrutan. Dalam memprediksi perbandingan antara Working capital to To-
potensi kebangkrutan suatu perusahaan tal Assets yang didasari oleh pengamatan
tidak dapat hanya menggunakan satu Altman terhadap current ratio yang kurang
perhitungan rasio saja karena kelangsungan baik untuk memprediksi kebangkrutan,
hidup suatu perusahaan adalah suatu nilai Retained Earnings to total Assets untuk
masalah yang kompleks, sehingga mengukur apakah laba secara kumulatif
dilakukan analisis determinasi dengan mampu mengimbangi jumlah asset, EBIT to
multivatiance atau analisis determinasi Total Asset untuk mengukur profitabilitas
dengan banyak varian. Alat analisis yang suatu bisnis tanpa memandang seberapa
paling banyak digunakan untuk besar utang perusahaan, Market Value of
meramalkan kebangkrutan adalah analisis Equity to Total Liabilities untuk mengukur
Z-Score yang dikemukakan oleh Altman tingkat leverage perusahaan karena utang
tahun 1968. yang terlampau besar berbahaya bagi
Pada tahun 1968, Edward. I Altman kelangsungan perusahaan terutama bila
memberikan formula yang berfungsi untuk tedapat bunga yang harus dibayarkan, Sales
mempredikasi potensi kebangkrutan suatu to Total Assets atau disebut juga Assets Turn-
perusahaan. Altman menggunakan angka- over dan biasanya digunakan untuk
angka dalam Laporan Keuangan dan mengukur tingkat efisiensi suatu bisnis
merepresentasikannya dalam suatu angka, dalam memanfaatkan aset yang ada.
yaitu Z-Score yang dapat menjadi acuan Pada tes awalnya, Altman Z-Score
untuk menentukan apakan suatu sebanyak 72% akuratdalam memprediksi
perusahaan berpotensi untuk bangkrut atau kebangkrutan dua tahun sebelum hal itu
tidak. Hasil tunggal ini akan membantu terjadi dengan kesalahan Tipe II sebanyak
memecahkan kesulitan apabila kita 6%. Dalam serangkaian percobaan
mencoba menganalisis berbagai rasio yang berikutnya meliputi tiga periode waktu
terkadang penafsirannya saling berbeda selama 31 tahun hingga 1999,
bertentangan. model ditemukan sebanyak 80-90% akurat
Penelitian yang dilakukan oleh Altman dalam meman memprediksi kebangkrutan
(1968) merupakan penelitian awal yang dengan kesalahan Tipe II sebanyak 15-20%.
mengkaji pemanfaatan analisis rasio Sejak tahun 1985 hingga sekarang, Z-Score
keuangan sebagai alat untuk memprediksi diterima secara luas oleh auditor,
kebangkrutan perusahaan. Altman managtement, pengadilan dan perbankan
menyatakan bahwa jika perusahaan sebagai evaluasi pinjaman. Altman Z-Score
memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau ini dapat menjadi wahana kontrol bagi calon
lebih maka perusahaan tidak termasuk investor sebelum mulai berinvestasi pada
perusahaan yang dikategorikan akan suatu saham.Pendekatan rumus digunakan
mengalami kebangkrutan. Sedangkan oleh banyak negara dalam berbagai konteks

37
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

bisnis. Meskipun awalnya dirancang untuk keuangan yang sama dengan pada saat
perusahaan manufaktur publik namun prediksi dilakukan. Apabila emiten
variasi dalam rumus Altman Z-Score melakukan perbaikan kerja melalui strategi
dirancang agar dapat digunakan dan yang tepat, kemungkinan besar ada
diterapkan parusahaan private dan non ketidaktepatan prediksi. Namun kelemahan
manufaktur. apapun yang dihadapi pada kenyataannya
Namun, Altman Z-Score ini memiliki prediksi masih selalu digunakan untuk
beberapa keterbatasan. Formula Z-Score pengambilan keputusan.
tersebut tidak dapat diterapkan pada semua Ramadhani dan Lukviarman (2009)
industri. Sebagai contoh, industri di mana melakukan analisis perbandingan
jumlah utang yang besar merupakan hal keefektivan ketiga model prediksi
yang normal seperti industri utilitas dan kebangkrutan milik Altman terhadap
infrastruktur akan mendapatkan Z-Score prediksi kebangkrutan pada perusahaan
yang sangat rendah. Selain itu, Altman Z- manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Score ini juga tidak cukup kuat untuk Jakarta. Hasil analisis tersebut menyatakan
memprediksikan kondisi perusahaan- bahwa model prediksi kebangkrutan yang
perusahaan non-manufaktur di mana nilai pertama yaitu Z-Score lebih baik dalam
Sales to Total Assets pada industri ini secara memprediksi kebangkrutan daripada Z’-
normal jauh lebih besar daripada Score ataupun Z’’-Score. Hal ini dapat dilihat
perusahaan manufaktur. Oleh karena itu dari hasil prediksi Altman Z-Score selalu
terdapat kemungkinan terdapat bias pada memprediksi lebih banyak perusahaan
hasil pengukuran Z-Score. yang bangkrut daripasa Z’-Score
Karena itulah, Altman melakukan ataupunZ’’-Score.
beberapa revisi dan modivikasi sehingga Prediksi kesehatan perusahaan
peramalan tidak hanya untuk perusahaan memang mutlak harus diketahui agar
manufaktur yang go publik saja, tapi juga perusahaan dapat memperbaiki kesalahan
untuk perusahaan non manufaktur dan dan mengembangkan kelebihan untuk
perusahaan pribadi. Perkembangan menghindarkan diri pada kebangkrutan
penelitian Altman ini dapat dilihat dari yang yang sebenarnya. Mengingat tantangan glo-
pertama, yaitu model Altman Z-Score yang bal dewasa ini semakin berat. Krisis ekonomi
ditujukan untuk memprediksi global yang melanda dunia tahun 2008
kebangkrutan pada perusahaan publik adalah krisis ekonomi global yang terberat
manufaktur yang go publik. Kemudian selama 80 tahun terakhir (Damiri dalam
Altman merevisinya dan menemukan model Ramadhani dan Likviarman, 2009). Krisis ini
yang kedua yaitu model Altman Z’-Score terjadi karena adanya krisis ekonomi yang
untuk memprediksi kebangkrutan pada terjadi di Amerika Serikat yang dipicu oleh
perusahaan manufaktur private dan publik. krisis suprime mortage pada medio 2006.
Selanjutnya Altman memodifikasi modelnya Hal ini yang menyebabkan banyak industri
agar dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur ditanah air mengalami
manufaktur dan non manufaktur baik yang kesulitan keuangan.
publik maupun private serta untuk Tri Hayana (2009) melakukan analisa
perusahaan penerbit oblogasi yaitu model terhadap Laporan Keuangan PT. Indofood
Altman Z’’-Score. Sukses Makmur. Dari hasil analisisnya
Ketepatan prediksi masa depan berlaku diketahui bahwa Harga Pokok Penjualan
selama emiten mempunyai kondisi pada 2008 mengalami kenaikan proporsi

38
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan 43,39%), Bogasari (tepung terigu 28,33%),
adanya inflasi yang cukup signifikan agribisnis (divisi perkebunan, minyak
terhadap harga bahan baku dan beban goreng dan margarin 20,55) dan distribusi (
produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi 7,73).
Laba Kotor Perusahaan mengalami
penurunan. Pos yang paling Rumusan Masalah
mempengaruhi laba sebelum pajak adalah 1. Bagaimanakan kemampuan PT.
kerugian selisih kurs karena kita tahu bahwa Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam
nilai rupiah mengalami koreksi yang cukup menghasilkan keuntungan dengan to-
signifikan dan terus melemah hingga 2009 tal assetnya jika dilihat dari nilai ROA
dan kemudian nilainya berangsur membaik dan dalam memberikan pengem-
kembali. Nilai Obligasi yang tinggi balian atas investasi para pemegang
diperlemah oleh resiko fluktuatifnya harga saham jika dilihat dari nilai ROE ?
bahan baku dan kemasan. Hal ini 2. Bagaimana kinerja perusahaan PT.
mengindikasikan meskipun perusahaan Indofood Sukses Makmur dilihat dari
mengalami kenaikan proses produksi nilai Z-Score
ataupun penjualan sebagai bentuk dari
naiknya kinerja perusahaan, namun posisi Tujuan Penelitian
keuangan perusahaan tidak dapat lepas dari 1. Menganalisis kemampuan PT.
kondisi makro ekonomi. Pada periode krisis Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam
ekonomi global terjadi variabel makro menghasilkan keuntungan dengan to-
ekonomi yang mencolok mempengaruhi tal assetnya jika dilihat dari nilai ROA
adalah adanya inflasi yang ditandai dengan dan dalam memberikan pengem-
adanya kenaikan harga, adanya koreksi balian atas investasi para pemegang
terhadap nilai tukar rupiah serta kenaikan saham jika dilihat dari nilai ROE.
suku bunga bank. 2. Menganalisis tingkat kesehatan PT.
Dalam penelitian ini akan melakukan Indofood Sukses Makmur dilihat dari
studi empiris terhadap perusahaan nilai Z-Score
manufaktur makanan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta yaitu PT. Indofood Sukses METODE PENELITIAN
Makmur, Tbk. PT. Indofood Sukses Objek Penelitian
Makmur adalah perusahaan manufaktur Objek penelitian dalam tesis ini adalah
domestik yang memulai usaha sejak kinerja keuangan dari perusahaan yang
puluhan tahun yang lalu dan tetap eksis bergerak dibidang pengolahan pangan.
hingga sekarang. Hal ini mencerminkan Perusahaan terpilih yang akan diteliti adalah
posisi yang kuat perusahaan pada industri PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
makanan dan minuman dalam kemasan
Indonesia, produk yang terdiversifikasi Sumber Data
dengan kontribusi yang menigkat dari Data yang digunakan dalam penelitian
pasar ekspor profit financial yang membaik. ini bersumber dari:
Saat ini PT. Indofood Sukses Makmur 1. Data yang diperoleh dari Bursa Efek
(INDF) dibagi dalam 4 usaha strategik yaitu Jakarta berupa laporan keuangan dari
produk konsumen bermerek (divisi mie perusahaan bersangkutan periode
instan, diary, penyedap makanan, makanan 2007-20011 melaui www.idx.com dan
ringan serta nutrisi dan makanan khusus www.bei.co.id

39
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

2. Data yang diperoleh dari Perfindo Teknik Analisis Data


berupa perkembangan kinerja Teknik analisis yang dipakai dalam
perusahaan dan hubungannya dengan penelitian ini menggunakan Analisis Rasio.
harga saham atau informasi-informasi Analisis Rasio yang digunakan adalah Rasio
yang berhubungan dengan Profitabilitas yang diwakilkan oleh Return
perusahaan melalui www.per- of Asset dan Return of Equity.
findo.com. Return of Assets adalah ukuran
3. Data mengenai gambaran perusahaan kemampuan perusahaan secara
secara umum, annual report, kabar keseluruhan di dalam menghasilkan
terbaru perusahaan melalui website keuantungan dengan jumlah keseluruhan
perusahaan itu sendiri yaitu aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
www.indofood.com. Dengan mengetahui ROA, kita dapat
4. Data-data lain yang diperoleh dari menilai apakah perusahaan telah efisien
Asosiasi Pengusaha Makanan Indone- dalam menggunakan aktivanya dalam
sia atau APMI melalui www.apmi.com. kegiatan operasi untuk menghasilkan
5. Data yang diperoleh dari majalah keuantungan. Rumus untuk menghitung
bisnis, jurnal-jurnal, koran dan return on assets menurut Brigham dan Hous-
sumber-sumber lain yang relevan ton (2009:109)
dengan penelitian.
ROA = Laba Bersih Untuk Pemegang Saham
Populasi dan Teknik Pengambilan Total Aktiva
Sampel
Teknik pengambilan sampel yang Return of Equity adalah ukuran
digunakan adalah teknik pemilihan secara kemampuan perusahaan dalam
acak yaitu dengan teknik purposive dan memberikan pengembalian atas investasi
judgemental dimana sampel peusahaan para pemegang saham . Return on equity
dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 :
yang dianggap potensial oleh penulis 226) menunjukkan daya untuk
(Bussiness and Management Journal Bunda menghasilkan laba atas investasi
Mulia No. 1, 2008:6). berdasarkan nilai buku pemegang saham,
Dipilihnya periode waktu antara 2007- dan sering kali digunakan dalam
2011 karena pada periode tersebut dilalui membandingkan dua atau lebih perusahaan
krisis ekonomi global. Berhasil tidaknya sebuah industri yang sama.
perusahaan tidak hanya di sebabkan oleh Semakin tinggi nilai ROE
baik buruknya kinerja perusahaan tapi juga menunjukkan semakin efisien perusahaan
faktor luar seperti faktor makro ekonomi, menggunakan modal sendiri untuk
regulasi pemerintah dan lainnya. Pada masa menghasilkan laba (Brigham, 2001). Rumus
krisis, nilai tukar rupiah mengalami koreksi untuk menghitung return on equity (ROE)
yang cukup signifikan diikuti oleh kenaikan menurut Brigham dan Houston (2009:109)
suku bunga kredit dan juga adanya inflasi
ROE = Laba Bersih Untuk Pemegang Saham
yang ditengarai cukup berpengaruh pada
Modal Sendiri
fluktuasi keuntungan bersih perusahaan.
Selain itu untuk mengetahui kinerja
perusahaan dalam kaitannya dengan
tingkat kesehatan perusahaan atau prediksi

40
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

kebangkrutan perusahaan, digunakan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat


analisis prediksi kebangkrutan milik Altman Keputusan No. C2-2915.HT.01.01 Th’91
yaitu Altman Z-Score. Rumus Z-Score yang tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam
dipakai adalah: Berita Negara Republik Indonesia No.12
Z-Score Altman (1968) ditentukan Tambahan No. 611 Tanggal 11 Februari
dengan menggunakan rumus sebagai 1992. PT. Panganjaya Intikusuma kemudian
berikut: berganti nama menjadi PT.Indofood Sukses
Makmur pada 1994, melakukan penawaran
Z-Score = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 +
saham sebanyak 763 juta saham dan tercatat
0,006X4 + 0,999X5
di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1995
Keterangan: mendapatkan penggilingan tepung
X : Modal kerja/ total harta (Working Bogasari dan mengakuisisi 80% saham
Capital to Total Assets). perusahaan yang bergerak dibidang
X2 : Laba yang ditahan/total harta perkebunan, agribisnis serta distribusi. Pada
(Retained Earnings to Total Assets). tahun 2004 mengakuisisi 60% saham
X3 : Pendapatan sebelum pajak dan perusahaan karton dan mengakuisisi
bunga/total harta (Earnings Before In perusahaan perkebunan di Kalimantan
terest and Taxes to Total Assets). Barat, mengakuisisi Convertible Bonds yang
X4 : Nilai pasar sendiri/ nilai buku dari diterbitkan perusahaan perkapalan setara
hutang (Market Value Equity to Book dengan 90,9% kepemilikan saham.
Value of Total Debt). Perluasan usaha kembali dilakukan dengan
X5 : Penjualan/total harta (Sales to Total membentuk perusahaan patungan dengan
Assets). Nestle pada tahun 2005.
Kriteria yang digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan perusahaan Bussiness Plan
dengan model ini adalah, perusahaan yang Bussiness Plan adalah perancanaan dan
mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan strategy perusahaan dari atas hingga bawah.
sebagai perusahaan sehat, sedangkan Bussiness Plan meliputi Strategy Planning, The
perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81 Bussiness Plan dan The Marketing Plan dimana
diklasifikasikan sebagai perusahaan didalamnya terdapat Visi, Misi dan Tujuan atau
potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara sasaran perusahaan. Dalam melakukan sebuah
1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perencanaan bisnis, sebuah perusahaan
perusahaan pada grey area atau daerah membutuhkan Strategy yaitu suatu
kelabu, dengan nilai “cut-off” untuk indeks perencanaan menyeluruh dan terpadu secara
ini adalah 2,675 (Muslich, 2000: 60). jangka panjang, ,dimana Strategy terdiri dari
Taktik atau Siasat untuk menyiasati suatu
persoalan jangka pendek dan untuk menyiasati
PEMBAHASAN persoalan parsial serta Rencana atau Plan yaitu
Gambaran Umum Perusahaan penjadwalan program kerja untuk diwujudkan,
Sejarah Perusahaan tujuan yang hendak diraih serta Teknik atau
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk metode untuk mencapainya.
(“Perusahaan”) didirikan di Republik Indo- Bagi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,
nesia pada tanggal 14 Agustus 1950 dengan perusahaan memiliki visi yaitu menjadi
nama PT. Panganjaya Intikusuma, perusahaan Total Food Solution dengan misi
berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, antara lain(Anual Report 2011, 2011:2):
S.H., No.228. Akta pendirian ini disahkan
41
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

a. Memberi solusi atas kebutuhan 1. Mi Instant


pangan secara berkelanjutan; 2. Diary
b. Senantiasa meningkatkan kompetensi 3. Penyedap Makanan
karyawan, proses produksi dan 4. Makanan Ringan
teknology; 5. Nutrisi dan Makanan Khusus
c. Memberikan kontribusi bagi B. Group Bogasari
kesejahteraan masyarakat dan Group Bogasari telah menjadi
lingkungan secara keseluruhan; bagian dari Industri tepung terigu Indo-
d. Meningkatkan Stakeholders Value nesia selama lebih dari 30 tahun dan
secara berkesinambungan. bergabung dengan Group Indofood pada
Dalam mewujudkan visi dan misi yang tahun 1995.
telah ditetapkan, maka perusahaan C. Agribisnis
memiliki strategy management sebagai Group agribisnis terdiri dari 3 divisi
berikut: yaitu: Divisi Perkebunan, Divisi Minyak
A. Distribusi Goreng dan Margarin, serta Divisi
B. Corporate social Responsibility Komoditi.
Adapun CSR filosofi adalah:
√ Membangun Human Capital D. Distribusi
√ Mempertahankan Kohesi Sosial Grup Distribusi merupakan
√ Memperkuat nilai ekonomi komponen utama dalam mata rantai
√ Mendorong Good Goverment kegiatan operasional Indofood sebagai
√ Melindungi Lingkungan perusahaan Total Food Solutions. Melalui
jaringannya yang luas, Grup ini
Divisi dan Anak Perusahaan menjamin ketersediaan produk-produk
A. Customer Brand Products (CBP) Indofood di hampir seluruh pelosok
Kegiatan operasional Group CBP Nusantara. Grup ini mendistribusikan
Indofood saat ini dijalankan oleh ICBP, baik produk-produk Indofood maupun
anak perusahaan perseroan yang produk-produk pihak ketiga. Sejak tahun
sahamnya tercatat di BEI pada awal 2005, penambahan jumlah stock point
bulan Oktober 2010. Group ini dikombinasikan dengan logistik pasokan
memproduksi dan memasarkan berbagai dan pengiriman barang yang lebih
produk makanan dalam kemasan, yang efisien, telah berhasil meningkatkan
menawarkan solusi makanan sehari-hari penetrasi pasar secara signifikan. Stock
bagi konsumen segala usia. Sebagian point berlokasi di wilayah dengan tingkat
besar kategori produknya merupakan kepadatan outlet ritel yang tinggi
pemimpin pasar dan merek-merek termasuk pasar tradisional, sehingga
produknya merupakan merek produk memungkinkan untuk mendistribusikan
terkemuka dengan status Top-Of-Mind di Secara sistematis berikut akan
Indonesia. Kegiatan operasional Group disajikan Struktur Bisnis PT. Indofood
CBP terbagi dalam 5 divisi terpisah. Sukses Makmur, Tbk. (Annual Report
2011, 2011:11):

42
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

mulai tahun 2007-2011, maka didapatkan


hasi sebagai berikut:
(Tabel 4.1)

Dari grafik tersebut dapat diketahui


adanya kenaikan nilai Rasio ROA dari tahun
2008 hingga 2010 namun terjadi penurunan
yang signifikan pada tahun 2011. Semakin
besar ROA menunjukkan kinerja yang
semakin baik. Nilai ROA yang semakin
tinggi menunjukkan suatu perusahaan
semakin efisien dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh laba,
Analisis Data
sehingga nilai perusahaan meningkat
Analisis data yang dilakukan meliputi
(Brigham, 2001). Jadi semakin tinggi nilai
tiga aspek agar diperoleh hasil analisis yang
ROA menunjukkan kinerja keuangan
komprehenshif dan sesuai proposal yang
perusahaan semakin baik. Kinerja yang baik
diajukan, yaitu Analisis Rasio Profitabilitas
ditunjukkan perusahaan pada periode 2007
untuk mengukur kinerja perusahaan yang
berturut-turut hingga 2010.
meliputi ROA dan ROE serta Analisis Z-
Beberapa faktor yang dapat
Score untuk mengukur tingkat kesehatan
menyebabkan tingkat pengembalian yang
perusahaan.
rendah menurut Brigham dan Houston
(2006 : 109) adalah merupakan akibat dari
Return Of Asset
kemampuan perusahaan untuk menghasil-
Return of Assets merupakan
kan laba yang rendah ditambah dan biaya
pengukuran perusahaan secara keseluruhan
bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh
didalam menghasilkan keuntungan dengan
penggunaan utangnya yang di atas rata-
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
rata di mana keduanya telah menyebabkan
didalam perusahaan. Dengan mengetahui
laba bersih relatif rendah. Masih menurut
ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan
Brigham dan Houston (2006:110), ada 3 hal
telah efisien dalam menggunakan aktivanya
yang memperngaruhi besar-kecilnya ROA,
dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
yaitu hasil penjualan, biaya operasional dan
keuntungan. Adapun Rumus yang
investasi yang digunakan.
digunakan adalah (Bringham dan Houston,
Pada kasus PT. Indofood Sukses
2009:109):
Makmur, pada tahun 2011 terdapat
ROA = Laba Bersih Untuk Pemegang Saham kenaikan Laba Bruto namun terdapat
Total Aktiva pemurunan Marjin Laba. Marjin Laba pada
Berdasarkan perhitungan Rasio dengan tahun 2011 turun menjadi 27,8% dari 32,5%
menggunakan Laporan Keungan Tahunan ditahun 2010 (Annual Report 2011, 2011:15).
Hal ini terutama disebabkan oleh biaya

43
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

bahan baku atau naiknya persediaan yang Pada tahun 2007 hasil perhitungan ROE
disebabkan adanya kenaikan bahan baku sebesar 0.237 atau 23,7%. Ini berarti setiap
komoditas ditahun 2011. Berbeda dengan seratus rupiah investasi pemegang saham,
periode sebelumnya yaitu 2010 yang perusahaan akan memberikan pengem-
terdapat penurunan harga bahan baku. balian atas investasi tersebut sebesar 23,7
Peningkatan aset juga disebabkan karena rupuah. Berturut-turut naik hingga tahun
dana IPQ SIMP yang belum digunakan dan 2009. Namun, pada tahun 2010 dan 2011,
peningkatan belanja modal mengalami penurunan nilai yaitu sebesar
0,256 dan 0,217. Maka kemmampuan
Return Of Equity
perusahan memberikan pengembalian pada
Return of Equity menunjukkan daya
para pemegang sahampun akan turun. Hal
perusahaan dalam menghasilkan laba atas
ini disebabkan kenaikan selisih perubahan
investasi, seberapa besar kemampuan
ekuitas anak perusahaan sehubungan
perusahaan dalam memberikan
dengan diinvestasikannya saham ICBP ke
pengembalian atas investasi para pemegang
publik dan laba yang diperoleh sepanjang
saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin
tahun 2010.
efisien perusahaan dalam menggunakan
Begitu pula pada tahun 2011. Terjadi
modalnya untuk menghasilkan laba.
peningkatan ekuitas yang disebabkan oleh
Adapun Rumus ROE yang digunakan
laba tahun berjalan yang dapat
dalam penelitian ini adalah (Bringham dan
didistribusikan kepada pemilik entitas induk
Houston, 2009:111):
yang diperoleh sepanjang tahun 2011 dan
ROE = Laba Bersih Untuk Pemegang Saham adanya peningkatan kepentingan non
Modal Sendiri pengendali sebagai akibat pencatatan saham
Berdasarkan perhitungan Rasio dengan perdana SIMP pada tahun 2011. Namun
menggunakan Laporan Keungan Tahunan kenaikan ekuitas itu belum sebanding
mulai tahun 2007-2011, maka didapatkan dengan kenaikan laba bersih perusahaan,
hasi sebagai berikut : sehingga rasio atau perbandingannyapun
lebih kecil.
(Tabel 4.2) Penurunan nilai ROE juga dipengaruhi
oleh penjualan, aktiva dan hutang
perusahaan.
Z-Score Altman
Pada sub-bab ini akan diuraikan hasil
pengujian dan pengolahan data dengan
menggunakan metode Z-Score. Untuk lebih
Semakin tinggi nilai ROE jelasnya hasil perhitungan Z-Score akan
menunjukkan semakin efisien perusahaan disajikan sebagai berikut: (Tabel 4.3)
menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba. Sejak tahun 2007, 2008,
2009 berturut-turut rasio ROE mengalami
kenaikan itu berarti perusahaan mampu
meningkatkan kinerjanya dalam mengelola
investasi untuk memberikan pengembalian
kepada para pemegang modal.

44
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

Dengan menggunakan metode Z-Score bisnis dalam memanfaatkan aset yang


Altman dimana: dimiliki. Nilai dari penjualan perusahaan
pada periode itu meningkat, namun tidak
Z=0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,042X4 +
dapat mengimbangi kenaikan Asetnya.
0,999X5
Dalam hal ini berarti perusahaan kurang
Maka setelah dilakukan suatu efisien dalam memanfaatkan asetnya guna
perhitungan untuk mendapapatkan nilai Z meningkatkan penjualannya. Hal ini
dengan menggunakan persamaan diatas, disebabkan karena terjadi penurunan yang
akan dapat ditentukan apakah nilai tersebut cukup berarti pada kelompok usaha
berada pada interfal bangkrut atau tidak Bogasari akibat penurunan harga jual rata-
bangkrut rata akibat penurunan harga gandum
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat sepanjang tahun 2010.
diketahui bahwa PT. Indofood Sukses Perbaikan terus dilakukan oleh
Makmur, Tbk berada dalam daerah yang perusahan untuk memperbaiki posisi
tidak aman. Hal ini dapat diketahui dari nilai keuangannya. Hal itu dapat diketahui
Z-nya yaitu 1,479, 1,492 dan 1,646. Bahkan dengan terus meningkatnya nilai Z dari
pada tahun 2007 dan 2008 diketahun bahwa tahun ketahun dan pada tahun 2010 dan
modal kerja atau working capitalnya negatif 2011. Perbaikan kinerja ini terutana pada
yang menunjukkan bahwa terdapat perbaikan posisi Working Capital dan
permasalahan pada likuiditas. retainet Earning. Perbaikan pada Working
Working Capital adalah Modal kerja Capital berarti memperbaiki sisi likuiditas
bersih yang didapat dengan cara mencari perusahaan dan perbaikan pada Retained
selisih antara Aktiva Lancar dan Kewajiban Earning atau laba ditahan berarti laba
Lancar. Working Capital yang negatif berarti perusahaan dari tahun ke tahun mengalami
kewajiban lancar yang lebih besar daripada kenaikan. Seperti telah diketahui terdapat
Aktiva lancarnya. Kewajiban perusahaan fluktuasi yang cukup berarti pada harga
pada tahun 2008 meningkat sebesar 40,7% bahan baku terutama gandum untuk Group
dari tahun 2007. Peningkatan ini terutama Bogasari, cabe untuk Group CBP dan harga
disebabkan oleh pembiayaan atas akuisisi minyak untuk Group komoditas. Selain itu
Indolakto, naiknya hutang trust receipt yang akuisis Indolakto secara signifikan
digunakan untuk import gandum dan membebani sisi kewajiban perusahaan.
dampak dari depresiasi nilai rupiah(Annual Variabel yang ketiga adalah
Report 2008, 2008:38). Yang kemudian Pendapatan sebelum pajak dan bunga
turun pada tahun 2009 seiring dengan terhadap total Harta yang nmerupakan
turunnya hutang trust receipt yang ukuran produktifitas yang sebenarnya dari
digunakan untuk import gandum. Namun aktiva perusahaan. Kenaikan nilai X3 secara
demikian, perusahaan terus berbenah dan signifikan dan terus menerus berarti
memperbaiki kinerja keuangannya dengan kemampuan perusahaan yang semakin baik
memperbaiki profit hutangnya. Kontribusi dalam menghasilkan laba. Namuin pada
hutang jangka pendek turun menjadi 35% 2011 terdapat penurunan nilai rasio dari
dari 39% pada tahun 2009 (Annual Report 0,133 menjadi 0,128 yang berarti
2010, 2010:34). menurunan produktivitas perusahaan.
Pada periode 2010 terjadi penurunan Variabel ke lima adalah Sales to total
rasio Assets Turnover(X5) yang merupakan Sales. Rasio ini menunjukan kemampuan
alat untuk mengukur tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam menghadapi kondisi

45
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

persaingan. Rasio ini mencerminkan efisiensi Meskipun sama-sama mengalami


management dalam menggunakan penurunan nilai rasio, namun penurunan
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan yang terjadi karena adanya perluasan
penjualan dan mendapatkan laba. Dari hasil usaha, seperti akuisisi Indolakto yang
perhitungan, angka X5 naik dari tahun sebagian dibiayai dengan hutang sehingga
2007,2008 dan 2009 namun kemudian turun meningkatkan kewajiban dan
secara cukup signifikan pada tahun 2010 dan menyebabkan Working Capital yang
2011. Penurunan ini mengindikasikan bernilai negatif. Perluasan usaha seperti
kinerja perusahaan kurang efektif dalam terdaftarnya ICBP pada Bursa efek Jakarta
menghasilkan volume bisnis yang cukup juga menyebankab naiknya modal namun
baik bila dibandingkan dengan investasi dan kenaikan margin Laba masih belum
total aktiva yang dimilikinya. signifikan. Perbedaan itu disebabkan karena
Analisis Diskriminan tersebut dilakukan kapasitas perusahaan yang berbeda. Seperti
sebagai peringatan awal mengenai kesulitan diketahui PT. Indofood Sukses Makmur
keuangan perusahaan. Semakin awal suatu adalah perusahaan multinasional dengan
perusahaan memperoleh peringatan banyak sub usaha yang kuat dan saling
kebangkrutan semakin baik bagi pihak mengisi satu dengan lainnya. Meskipun
management untuk bisa melakukan demikian, perusahaan harus lebih
perbaikan-perbaikan. Bila dilihat dari kasus meningkatkan produktifitasnya mengingat
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dapat perusahaan memiliki asset yang besar.
diketahui bahwa perusahaan dipredikasi Perbedaan lain dengan penelitian
bangkrut padahal perusahaan belum sebelumnya yang telah dicantumkan pada
bangkrut. Hal ini berarti Error Tipe II yang awal Bab II adalah penjustifikasian kinerja
ditujukan untuk kesalahan klasifikasi dari perusahaan buruk tanpa memperhitungkan
perusahaan yang tidak bangkrut yang faktor lain. Perlu adanya analisis yang lebih
dikategorikan bangkrut. Dengan peringatan dalam dalam menganalisis sebuah
awal ini, maka PT. Indofood Sukses Makmur perusahaan. Ada faktor-faktor lain yang
akan dapat memperbaiki sisi keuangan mungkin mempengaruhi nilai rasio selain
perusahaan. Perusahaan dapat lebih kinerja perusahaan yang buruk. Faktor-
memaksimalkan produktivitas dalam faktor lain yang mempengaruhi kinerja
rangka meningkatkan laba sesuai dengan perusahaan dalam penelitian ini antara lain
jumlah asset yang dimilikinya. inflasi atau kenaikan harga barang
Sangkala (2009) dalam penelitiannya komoditas dan nilai tukar rupiah
yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan
Berdasarkan Rasio Profitabilitas pada KESIMPULAN DAN SARAN
Perusahaan Pabrik Roto TONY bakery Kesimpulan
Parepare” juga menggunaka analisis Rasio a. ROA
Profitabilitas dalam menganalisa Kinerja keuangan PT. Indofood
perusahaan bersangkutan. Salah satu Rasio Sukses Makmur, Tbk cukup baik pada
yang digunakan juga ROA dan ROE. Dalam tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010. Hal ini
penelitiannya Sangkala menyatakan bahwa terlihat dari teus meningkatnya nilai rasio
penurunan nilai rasio yang terjadi ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa
dikarenakan adanya inefisiensi perusahaan perusahaan efisien dalam memanfaatkan
dalam melakukan kinerja. Berbeda dengan aktivanya dalam memperoleh laba.
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Namun, tidak demikian pada periode

46
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...

2011, terjadi penurunan nilai rasio yang aman terutama pada tahun awal
cukup signifikan. Hal ini disebabkan penelitian terutama disebabkan karen
adanya penurunan marjin Laba karena Working Captital yang bernilai negatif.
adanya kenaikan harga komoditas Nilai getatif nerarti adanya beban hutang
ditahun 2011. Penurunan margin laba yang lebih besar daripada asetnya.
diikuti oleh kenaikan aset yang Berturut-turut pada tahun-tahun
disebabkan oleh meningkatnya berikutnya terdapat perbaikan posisi
persediaan dan adanya dana IPQ SOMP hutang seiring dengan dilunasinya
yang belum digunakan dan peningkatan hutang tersebut.
belanja modal. Sehingga dapat Meskipun perusahaan ada pada
disimpulkan, selain karena kinerja yang posisi yang tidak aman atau terancam
kurang efisien, penurunan nilai ROA juga bangkrut, namun hal itu tidak semata
disebabkan karena adanya inflasi atau dikarenakan kinerja yang buruk, tapi
kenaikan harga komoditas yang juga karena adanya perluiasan usaha.
mengganggu keseimbangan Neraca. Pun demikian ada perbaikan kinerja dari
tahun-ketahun yang dapat dilihat dari
b. ROE
naiknya nilai Z. Terutama pada pos Re-
Sejalan dengan ROA, pada tahun
tained Earning yang berarti adanya
2007, 2008 dan 2009 pun nilai ROA terus
peningkatan laba perusahaan serta
meningkat. Hal ini menidikasikan
kenaikan pdroduktivitas perusahaan
kemampuan yang baik dari perusahaan
yang ditandai dengan kenaikan nilai
dalam memberikan pengembalian
variabel X3 secara signifikan yaitu variabel
terhadap para pemegang saham. Namun
Pendapatan sebelum pajak dan bunga
pada 2010 dan 2011 terdapat penurunan
terhadap total harta.
yang cukup signifikan. Hal ini
disebabkan adanya kenaikan selisih
Saran
perubahan ekuitas anak perusahaan
1. Laporan keuangan yang meringkas
sehubungan dengan diinvestasikannya
semua aktifitas perusahaan dapat
ICBP ke publik. Peningkatan ekuitas
dijadikan sebagai sumber informasi
yang disebabkan oleh laba tahun berjalan
bagi analis bila disajukan dengan
yang didistribusikan kepada pemilik
benar. Hal ini sangat berguna bagi
entitas induk dan adanya peningkatan
siapa saja yang akan mengambil
kepentingan non pengendali sebagai
keputusan yang berhubungan dengan
akibat pencatatan saham perdana pada
perusahaan.
tahun 2011. Pun demikian, kenaikan
2. Perluasan usaha yang dilakukan oleh
ekuitas itu belum dibarengi dengan
perusahaan kerap kali mengganggu
kenaikan laba bersih sehingga
keseimbangan neraca sehingga
rasionyapun menjadi turun
diperlukan strategy yang efektif guna
c. Z-Score mengembalikan keseimbangannya.
Dari perhitungan Z-Score dapat 3. Perlu adanya indikator lain dalam
disimpulkan bahwa perusahaan berada melakukan analisis kinerja perusahaan
dalam posisi yang tidak aman atau seperti indikator makro yaitu inflasi
terancam bangrut pada 2007,2008 dan guna memperkaya analisis yang
2009 serta berada pada daerah Grey Area dilakukan.
pada 2010 dan 2011. Posisi yang tidak

47
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012

DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syafri, 2006, Analisis Kritis


Atas Laporan keuangan. Jakarta : Raja
Adnan Muhammad A dan Taufiq Grafindo Persada
Muhammad, “Analisis Ketepatan Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen
Prediksi Metode Altman Terhadap Keuangan, Jakarta : Kencana Prenada
Terjadinya Likuiditas Pada Lembaga Group
Perbankan”, Jurnal Ekonomi dan
Munawir, 2002, Analisis Informasi Laporan
Auditing, Volume 5 no. 2. Yogyakarta :
Keuangan, Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia. Munawir, S, 2004, Analisa Laporan
Keuangan, Edisi ke Empat, Yogyakarta
Analisa Perbandingan Kinerja Perusahaan
: Liberty
dan Pengasruhnya Terhadap Harga
Saham Pada PT Ciputra Development Subramankam, Kr, John J Wild, 2010,
dan PT. Lippo Karawaci Tahun 2001- Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:
2005, Bisiness and Managemetn Journal Salemba Empat.
Bunda Mulia vol 4, no 1 2008. Sekaran, Uma, 1992, “Research Methodes
Asyikin, Jumirin dan Veronica Suyanti Tanu, for Bussines: A Skill Building Approach”,
2011, Analisis Perbandingan Kinerja Second Edition, Jhon Milley and Sains
Keuangan Perusahaan Farmasi Milik Inc.Singapore
Pemerintah dan Milik Swasta yang Van horne, James C dan Jhon Martin
Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta , Wachowicz, Fundamental of Financial
Jurnal SPREAD, April 2011, Volume 1 Management, http://books.google.com/
no 1. about/Fundamental_of_Finan
Bringham, Eugene F , Joel F. Houston, 2006, cial_managemetn.html, diunduh pada
Dasar-Dasar Managemen Keuangan 25 April 2012 pukul 21.45 WIB
Edisi 10 Buku 1, Jakarta : Salemba Empat.

48

Anda mungkin juga menyukai