Trisnia Widuri
ABSTRACT
Key Word:
Financial Performance, Return Of Asset, Return of Equity, Z-Score Altman.
PENDAHULUAN
Latar Belakang cara untuk mengetahui kinerja perusahaan
Kinerja perusahaan adalah prestasi dalam satu periode tertentu (Kasmir,
yang dicapai perusahaan dalam suatu 2010:66). Analisa Laporan Keuangan adalah
periode tertentu sebagai hasil dari proses proses pengidentifikasian ciri-ciri keuangan
kerja selama periode tersebut. Pengukuran perusahaan yang didapat dari data-data
kinerja merupakan analisis data serta akutansi serta laporan keuangan lainnya.
pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran Tujuan adanya Analisis Laporan Keuangan
kinerja digunakan perusahaan untuk adalah untuk mengetahui prestasi
melakukan perbaikan atas kegiatan perusahaan. Informasi posisi keuangan
operasionalnya agar dapat bersaing dengan dimasa lalu sering kali dijadikan dasar untuk
perusahaan lain. memprediksi posisi keuangan dimasa
Dalam menilai kinerja keuangan depan. Dengan melakukan analisa terhadap
perusahaan, manager dapat mengkajinya Laporan Keuangan perusahaan, manager
melalui analisa laporan keuangan. Analisa dapat mengetahui besarnya tingkat
Laporan Keuangan merupaka salah satu likuiditas, profitabilitas dan indikator lain
35
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
36
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
37
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
bisnis. Meskipun awalnya dirancang untuk keuangan yang sama dengan pada saat
perusahaan manufaktur publik namun prediksi dilakukan. Apabila emiten
variasi dalam rumus Altman Z-Score melakukan perbaikan kerja melalui strategi
dirancang agar dapat digunakan dan yang tepat, kemungkinan besar ada
diterapkan parusahaan private dan non ketidaktepatan prediksi. Namun kelemahan
manufaktur. apapun yang dihadapi pada kenyataannya
Namun, Altman Z-Score ini memiliki prediksi masih selalu digunakan untuk
beberapa keterbatasan. Formula Z-Score pengambilan keputusan.
tersebut tidak dapat diterapkan pada semua Ramadhani dan Lukviarman (2009)
industri. Sebagai contoh, industri di mana melakukan analisis perbandingan
jumlah utang yang besar merupakan hal keefektivan ketiga model prediksi
yang normal seperti industri utilitas dan kebangkrutan milik Altman terhadap
infrastruktur akan mendapatkan Z-Score prediksi kebangkrutan pada perusahaan
yang sangat rendah. Selain itu, Altman Z- manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Score ini juga tidak cukup kuat untuk Jakarta. Hasil analisis tersebut menyatakan
memprediksikan kondisi perusahaan- bahwa model prediksi kebangkrutan yang
perusahaan non-manufaktur di mana nilai pertama yaitu Z-Score lebih baik dalam
Sales to Total Assets pada industri ini secara memprediksi kebangkrutan daripada Z’-
normal jauh lebih besar daripada Score ataupun Z’’-Score. Hal ini dapat dilihat
perusahaan manufaktur. Oleh karena itu dari hasil prediksi Altman Z-Score selalu
terdapat kemungkinan terdapat bias pada memprediksi lebih banyak perusahaan
hasil pengukuran Z-Score. yang bangkrut daripasa Z’-Score
Karena itulah, Altman melakukan ataupunZ’’-Score.
beberapa revisi dan modivikasi sehingga Prediksi kesehatan perusahaan
peramalan tidak hanya untuk perusahaan memang mutlak harus diketahui agar
manufaktur yang go publik saja, tapi juga perusahaan dapat memperbaiki kesalahan
untuk perusahaan non manufaktur dan dan mengembangkan kelebihan untuk
perusahaan pribadi. Perkembangan menghindarkan diri pada kebangkrutan
penelitian Altman ini dapat dilihat dari yang yang sebenarnya. Mengingat tantangan glo-
pertama, yaitu model Altman Z-Score yang bal dewasa ini semakin berat. Krisis ekonomi
ditujukan untuk memprediksi global yang melanda dunia tahun 2008
kebangkrutan pada perusahaan publik adalah krisis ekonomi global yang terberat
manufaktur yang go publik. Kemudian selama 80 tahun terakhir (Damiri dalam
Altman merevisinya dan menemukan model Ramadhani dan Likviarman, 2009). Krisis ini
yang kedua yaitu model Altman Z’-Score terjadi karena adanya krisis ekonomi yang
untuk memprediksi kebangkrutan pada terjadi di Amerika Serikat yang dipicu oleh
perusahaan manufaktur private dan publik. krisis suprime mortage pada medio 2006.
Selanjutnya Altman memodifikasi modelnya Hal ini yang menyebabkan banyak industri
agar dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur ditanah air mengalami
manufaktur dan non manufaktur baik yang kesulitan keuangan.
publik maupun private serta untuk Tri Hayana (2009) melakukan analisa
perusahaan penerbit oblogasi yaitu model terhadap Laporan Keuangan PT. Indofood
Altman Z’’-Score. Sukses Makmur. Dari hasil analisisnya
Ketepatan prediksi masa depan berlaku diketahui bahwa Harga Pokok Penjualan
selama emiten mempunyai kondisi pada 2008 mengalami kenaikan proporsi
38
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan 43,39%), Bogasari (tepung terigu 28,33%),
adanya inflasi yang cukup signifikan agribisnis (divisi perkebunan, minyak
terhadap harga bahan baku dan beban goreng dan margarin 20,55) dan distribusi (
produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi 7,73).
Laba Kotor Perusahaan mengalami
penurunan. Pos yang paling Rumusan Masalah
mempengaruhi laba sebelum pajak adalah 1. Bagaimanakan kemampuan PT.
kerugian selisih kurs karena kita tahu bahwa Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam
nilai rupiah mengalami koreksi yang cukup menghasilkan keuntungan dengan to-
signifikan dan terus melemah hingga 2009 tal assetnya jika dilihat dari nilai ROA
dan kemudian nilainya berangsur membaik dan dalam memberikan pengem-
kembali. Nilai Obligasi yang tinggi balian atas investasi para pemegang
diperlemah oleh resiko fluktuatifnya harga saham jika dilihat dari nilai ROE ?
bahan baku dan kemasan. Hal ini 2. Bagaimana kinerja perusahaan PT.
mengindikasikan meskipun perusahaan Indofood Sukses Makmur dilihat dari
mengalami kenaikan proses produksi nilai Z-Score
ataupun penjualan sebagai bentuk dari
naiknya kinerja perusahaan, namun posisi Tujuan Penelitian
keuangan perusahaan tidak dapat lepas dari 1. Menganalisis kemampuan PT.
kondisi makro ekonomi. Pada periode krisis Indofood Sukses Makmur, Tbk dalam
ekonomi global terjadi variabel makro menghasilkan keuntungan dengan to-
ekonomi yang mencolok mempengaruhi tal assetnya jika dilihat dari nilai ROA
adalah adanya inflasi yang ditandai dengan dan dalam memberikan pengem-
adanya kenaikan harga, adanya koreksi balian atas investasi para pemegang
terhadap nilai tukar rupiah serta kenaikan saham jika dilihat dari nilai ROE.
suku bunga bank. 2. Menganalisis tingkat kesehatan PT.
Dalam penelitian ini akan melakukan Indofood Sukses Makmur dilihat dari
studi empiris terhadap perusahaan nilai Z-Score
manufaktur makanan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta yaitu PT. Indofood Sukses METODE PENELITIAN
Makmur, Tbk. PT. Indofood Sukses Objek Penelitian
Makmur adalah perusahaan manufaktur Objek penelitian dalam tesis ini adalah
domestik yang memulai usaha sejak kinerja keuangan dari perusahaan yang
puluhan tahun yang lalu dan tetap eksis bergerak dibidang pengolahan pangan.
hingga sekarang. Hal ini mencerminkan Perusahaan terpilih yang akan diteliti adalah
posisi yang kuat perusahaan pada industri PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
makanan dan minuman dalam kemasan
Indonesia, produk yang terdiversifikasi Sumber Data
dengan kontribusi yang menigkat dari Data yang digunakan dalam penelitian
pasar ekspor profit financial yang membaik. ini bersumber dari:
Saat ini PT. Indofood Sukses Makmur 1. Data yang diperoleh dari Bursa Efek
(INDF) dibagi dalam 4 usaha strategik yaitu Jakarta berupa laporan keuangan dari
produk konsumen bermerek (divisi mie perusahaan bersangkutan periode
instan, diary, penyedap makanan, makanan 2007-20011 melaui www.idx.com dan
ringan serta nutrisi dan makanan khusus www.bei.co.id
39
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
40
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
42
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
43
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
bahan baku atau naiknya persediaan yang Pada tahun 2007 hasil perhitungan ROE
disebabkan adanya kenaikan bahan baku sebesar 0.237 atau 23,7%. Ini berarti setiap
komoditas ditahun 2011. Berbeda dengan seratus rupiah investasi pemegang saham,
periode sebelumnya yaitu 2010 yang perusahaan akan memberikan pengem-
terdapat penurunan harga bahan baku. balian atas investasi tersebut sebesar 23,7
Peningkatan aset juga disebabkan karena rupuah. Berturut-turut naik hingga tahun
dana IPQ SIMP yang belum digunakan dan 2009. Namun, pada tahun 2010 dan 2011,
peningkatan belanja modal mengalami penurunan nilai yaitu sebesar
0,256 dan 0,217. Maka kemmampuan
Return Of Equity
perusahan memberikan pengembalian pada
Return of Equity menunjukkan daya
para pemegang sahampun akan turun. Hal
perusahaan dalam menghasilkan laba atas
ini disebabkan kenaikan selisih perubahan
investasi, seberapa besar kemampuan
ekuitas anak perusahaan sehubungan
perusahaan dalam memberikan
dengan diinvestasikannya saham ICBP ke
pengembalian atas investasi para pemegang
publik dan laba yang diperoleh sepanjang
saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin
tahun 2010.
efisien perusahaan dalam menggunakan
Begitu pula pada tahun 2011. Terjadi
modalnya untuk menghasilkan laba.
peningkatan ekuitas yang disebabkan oleh
Adapun Rumus ROE yang digunakan
laba tahun berjalan yang dapat
dalam penelitian ini adalah (Bringham dan
didistribusikan kepada pemilik entitas induk
Houston, 2009:111):
yang diperoleh sepanjang tahun 2011 dan
ROE = Laba Bersih Untuk Pemegang Saham adanya peningkatan kepentingan non
Modal Sendiri pengendali sebagai akibat pencatatan saham
Berdasarkan perhitungan Rasio dengan perdana SIMP pada tahun 2011. Namun
menggunakan Laporan Keungan Tahunan kenaikan ekuitas itu belum sebanding
mulai tahun 2007-2011, maka didapatkan dengan kenaikan laba bersih perusahaan,
hasi sebagai berikut : sehingga rasio atau perbandingannyapun
lebih kecil.
(Tabel 4.2) Penurunan nilai ROE juga dipengaruhi
oleh penjualan, aktiva dan hutang
perusahaan.
Z-Score Altman
Pada sub-bab ini akan diuraikan hasil
pengujian dan pengolahan data dengan
menggunakan metode Z-Score. Untuk lebih
Semakin tinggi nilai ROE jelasnya hasil perhitungan Z-Score akan
menunjukkan semakin efisien perusahaan disajikan sebagai berikut: (Tabel 4.3)
menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba. Sejak tahun 2007, 2008,
2009 berturut-turut rasio ROE mengalami
kenaikan itu berarti perusahaan mampu
meningkatkan kinerjanya dalam mengelola
investasi untuk memberikan pengembalian
kepada para pemegang modal.
44
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
45
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
46
Trisnia Widuri, Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Z-Score Model...
2011, terjadi penurunan nilai rasio yang aman terutama pada tahun awal
cukup signifikan. Hal ini disebabkan penelitian terutama disebabkan karen
adanya penurunan marjin Laba karena Working Captital yang bernilai negatif.
adanya kenaikan harga komoditas Nilai getatif nerarti adanya beban hutang
ditahun 2011. Penurunan margin laba yang lebih besar daripada asetnya.
diikuti oleh kenaikan aset yang Berturut-turut pada tahun-tahun
disebabkan oleh meningkatnya berikutnya terdapat perbaikan posisi
persediaan dan adanya dana IPQ SOMP hutang seiring dengan dilunasinya
yang belum digunakan dan peningkatan hutang tersebut.
belanja modal. Sehingga dapat Meskipun perusahaan ada pada
disimpulkan, selain karena kinerja yang posisi yang tidak aman atau terancam
kurang efisien, penurunan nilai ROA juga bangkrut, namun hal itu tidak semata
disebabkan karena adanya inflasi atau dikarenakan kinerja yang buruk, tapi
kenaikan harga komoditas yang juga karena adanya perluiasan usaha.
mengganggu keseimbangan Neraca. Pun demikian ada perbaikan kinerja dari
tahun-ketahun yang dapat dilihat dari
b. ROE
naiknya nilai Z. Terutama pada pos Re-
Sejalan dengan ROA, pada tahun
tained Earning yang berarti adanya
2007, 2008 dan 2009 pun nilai ROA terus
peningkatan laba perusahaan serta
meningkat. Hal ini menidikasikan
kenaikan pdroduktivitas perusahaan
kemampuan yang baik dari perusahaan
yang ditandai dengan kenaikan nilai
dalam memberikan pengembalian
variabel X3 secara signifikan yaitu variabel
terhadap para pemegang saham. Namun
Pendapatan sebelum pajak dan bunga
pada 2010 dan 2011 terdapat penurunan
terhadap total harta.
yang cukup signifikan. Hal ini
disebabkan adanya kenaikan selisih
Saran
perubahan ekuitas anak perusahaan
1. Laporan keuangan yang meringkas
sehubungan dengan diinvestasikannya
semua aktifitas perusahaan dapat
ICBP ke publik. Peningkatan ekuitas
dijadikan sebagai sumber informasi
yang disebabkan oleh laba tahun berjalan
bagi analis bila disajukan dengan
yang didistribusikan kepada pemilik
benar. Hal ini sangat berguna bagi
entitas induk dan adanya peningkatan
siapa saja yang akan mengambil
kepentingan non pengendali sebagai
keputusan yang berhubungan dengan
akibat pencatatan saham perdana pada
perusahaan.
tahun 2011. Pun demikian, kenaikan
2. Perluasan usaha yang dilakukan oleh
ekuitas itu belum dibarengi dengan
perusahaan kerap kali mengganggu
kenaikan laba bersih sehingga
keseimbangan neraca sehingga
rasionyapun menjadi turun
diperlukan strategy yang efektif guna
c. Z-Score mengembalikan keseimbangannya.
Dari perhitungan Z-Score dapat 3. Perlu adanya indikator lain dalam
disimpulkan bahwa perusahaan berada melakukan analisis kinerja perusahaan
dalam posisi yang tidak aman atau seperti indikator makro yaitu inflasi
terancam bangrut pada 2007,2008 dan guna memperkaya analisis yang
2009 serta berada pada daerah Grey Area dilakukan.
pada 2010 dan 2011. Posisi yang tidak
47
Jurnal Ilmu Manajemen, REVITALISASI, Vol. 1, Nomor 3, Desember 2012
48