Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.

2 Desember 2019 | 136

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL


DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN
INDUSTRI KEUANGAN PERBANKAN

¹Yuni Pratikno, ²Maulana Arief


Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jl. Tanjung Barat Raya, No.11, Pejaten Timur, Pasar Minggu,
DKI Jakarta 12530
¹yuni.pratikno@gmail.com
²maulanarief92@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual
dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan Industri Keuangan Perbankan.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap maupun kontrak pada Industri
keuangan perbankan. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode
kuantitatif yaitu dengan analisis Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil uji t
kecerdasan intelektual ialah factor yang paling signifikan terhadap kinerja karyawan,
dengan nilai 0.719. Uji F kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara
simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai
42. 312. Uji koefisien korelasi memiliki tingkat korelasi antara kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan yakni hubungan yang erat, dengan nilai
0.781. Uji koefiensi determinasi diperoleh nilai 0.610 yang berarti secara keseluruhan
faktor dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang kuat.
Kata kunci: Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan emosional dan Kinerja karyawan

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of intellectual intelligence
and emotional intelligence on the performance of employees of Financial industry Bank. The
population in this study were permanent and contract employees at Financial industry bank.
The method of data analysis uses descriptive methods and quantitative methods, namely
multiple linear regression analysis. Based on the results of the t test of intellectual
intelligence is the most significant factor on employee performance, with a value of 0.719. F
test simultaneously intellectual intelligence and emotional intelligence have a positive and

136 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 137

significant effect on employee performance with a value of 42. 312. Correlation coefficient
test has a level of correlation between intellectual intelligence and emotional intelligence on
employee performance, namely a close relationship, with a value of 0.781. The coefficient of
determination test obtained a value of 0.610 which means that overall the factors in this
study have a strong influence.
Keyword: Intellectual intelligence, Emotional intelligence, and Employee performance

PENDAHULUAN menyatakan kecerdasan intelektual


Kinerja pada dasarnya adalah apa adalah kemampuan kognitif secara
yang dilakukan karyawan sehingga global yang dimiliki individu agar bisa
mempengaruhi kontribusi yang diberikan bertindak secara terstruktur dan berpikir
kepada perusahaan termasuk pelayanan secara bermakna sehingga dapat
yang berkualitas. Kemudian memecahkan permasalahan secara
Mangkunegara (2015: 67) menyatakan positif. Lalu Hunter dalam Akimas dan
kinerja merupakan hasil kerja secara Bachri (2016: 263-264) mengemukakan
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh hubungan antara kecerdasan intelektual
seorang karyawan dalam melaksanakan terhadap kinerja karyawan yakni
tugas sesuai dengan tanggung jawab. terdapat pada kemampuan kognitif
Di dalam suatu perusahaan, karyawan dalam hal ini kecerdasan intelektual
harus mempunyai kecerdasan intelektual sebagai alat peramal yang paling baik
dan kecerdasan emosional untuk untuk melihat kinerja seseorang dimasa
meningkatkan kinerja karyawan. depan.
Permasalahan yang dihadapi Industri Permasalahan selanjutnya yang dihadapi
keuangan perbankan, yakni kemampuan berhubungan dengan kecerdasan
intelektual karyawan diperlukan untuk emosional diantaranya adalah
menjalankan kecerdasan angka, menghadapi nasabah yang mempunyai
kecerdasan verbal, pelanaran induktif, tingkat pemahaman berbeda yang
penalaran deduktif karena pekerjaan disebabkan oleh latar belakang
yang berbeda menuntut karyawan untuk pendidikan yang beranekaragam
menggunakan kecerdasan sehingga mengakibatkan karyawan
intelektualnya. Pernyataan ini didukung harus mengendalikan emosinya. Lalu
pendapat Adjma (2014: 34) yang ketidakpuasan nasabah dalam menerima
137 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..
Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 138

penjelasan dari karyawan dalam kinerja akan meningkat. 5) Empati,


melayani setiap keluhan nasabah, Kemampuan berempati membuat
karyawan harus mampu mengendalikan seseorang menjadi mudah untuk
dirinya karena nasabah harus diberikan diterima banyak orang dan merasa
pelayanan terbaik. Pernyataan ini juga dihargai, begitu pula hal yang sama
didukung dengan pendapat Adjma (2014: dirasakan oleh orang lain yang merasa
35) yang kecerdasan emosional adalah dirinya dihargai dengan pemikiran yang
hubungan antara perasaan, kepribadian, mempunyai perbedaan sudut pandang.
instrik, dan moral. Hal ini diperkuat oleh 7) Keterampilan Sosial, Yaitu
pendapat Setyaningrum, et al. (2016: 214) kemampuan untuk menangani emosi
yang mendeskripsikan terdapat dengan baik dan berinteraksi dengan
beberapa hubungan antara kecerdasan lancar ketika berhubungan dengan
emosional dengan kinerja karyawan orang lain, mempengaruhi dan
sebagai berikut: 1) Kesadaran Diri, memimpin orang lain, dapat
Kesadaran diri yang baik membuat menyelesaikan perselisihan dan untuk
seorang karyawan dapat tampil dengan bekerja sama dalam tim.
keyakinan diri, sehingga dapat berbuat
tegas dan mampu membuat keputusan Goleman dalam Budiarta, et al. (2014:
yang baik dalam keadaan tidak pasti dan 4) menyatakan hubungan kecerdasan
tertekan. 2) Pengaturan Diri, Seorang emosional terhadap kinerja karyawan
karyawan yang mampu mengatur emosi yakni khusus pada orang-orang yang
diri yang baik akan memiliki rasa murni hanya memiliki kecerdasan tinggi,
tanggung jawab atas kinerja individu dan mereka akan cenderung memiliki rasa
mempunyai kemampuan beradaptasi gelisah tidak beralasan, terlalu kritis,
dalam menghadapi berbagai perubahan. sensitif, cenderung menarik diri,
Mengatur emosi membuat seorang terkesan dingin dan cenderung
karyawan dapat mengendalikan pikiran mengekspresikan kesalahan dan
untuk tetap tenang mengerjakan tugas kemarahnya secara tepat. Bila didukung
pribadinya. 3) Motivasi, Kemampuan dengan rendahnya taraf kecerdasan
untuk memotivasi diri sendiri akan emosionalnya, maka orang-orang seperti
membuat karyawan menjadi lebih itu sering menjadi sumber masalah.
semangat dalam bekerja, sehingga

138 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 139

Peneliti menyimpulkan secara jelas Tabel 1: Laporan Rekapitulasi Nilai 2017 Semester
1
hubungan kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional terhadap kinerja
karyawan yakni kecerdasan intelektual
seorang karyawan terhadap kinerjanya
dapat dilihat berdasarkan hasil dari
realisasi dan target deskripsi
pekerjaannya. Kecerdasan intelektual Sumber: Bagian SDM Industri keuangan perbankan
seseorang menunjukan kemampuan dan diolah oleh Peneliti, 2019

logika berpikir menemukan fakta


Tabel 2: Laporan Rekapitulasi Nilai 2017 Semester
obyektif, akurat, dan memprediksi 2

resiko, melihat konsekuensi berdasarkan


pertimbangan pada setiap keputusan.
Sedangkan kecerdasan emosional
merupakan hubungan antara perasaan,
instrik, dan moral. Kecerdasan emosional
juga mengajarkan karyawan terhadap
Sumber: Bagian SDM Industri keuangan perbankan
nilai integritas, kejujuran, komitmen, dan diolah oleh Peneliti, 2019
kreatifitas, ketahanan mental. Keterangan:
kebijaksanaan dan penguasaan diri.
Salah satu praktek penilaian kinerja
terhadap karyawan Industri keuangan
perbankan, sebagaimana terlaksana, Identifikasi Masalah
mencerminkan kemampuan karyawan Pada penelitian ini, maka
untuk memahami tujuan perusahaan, permasalahan yang diidentifikasi adalah
sasaran dan harapan perusahaan yang tingkat kecerdasan intektual dan
dilihat berdasarkan laporan sistem kecerdasan emosional pada kinerja
manajemen kinerja karyawan tahun 2017 karyawan Industri keuangan perbankan
sebagai berikut: sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil
laporan rekapitulasi nilai karyawan Tabel
1, hampir 75% dari karyawan Industri

139 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 140

keuangan perbankan memiliki predikat terhadap kinerja karyawan Industri


SB (Sangat Baik) dan sisanya berpredikat Keuangan Perbankan?
(Baik) di Semester 1 Tahun 2017. 2) Dari
Tabel 2 terlihat banyaknya penurunan METODE PENELITIAN
nilai karyawan menjadi rata–rata Sugiyono (2016: 53) menyatakan
predikat B (Baik), yang dimana metode penelitian kuntitatif dapat
sebelumnya SB (Sangat Baik) di diartikan sebagai metode penelitian
semester 2 Tahun 2017. 3) Berdasarkan yang berlandaskan pada filsafat
uraian yang telah dikemukakan di sub- positivisme yang bertujuan untuk
bab latar belakang masalah, terlihat meneliti populasi atau sampel tertentu,
adanya masalah karyawan dalam teknik pengambilan sampel pada
melakukan perhitungan dan ketelitian umunya dilakukan secara acak,
dimana menguji kecerdasan intelektual pengumpulan data menggunakan
karyawan. 4) Juga adanya masalah instrumen penelitian, analisis data
dalam menghadapi nasabah yang bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk
mempunyai tingkat pemahaman yang menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
berbeda-beda yang menguji kecerdasan Noor (2016: 251) mendefinisikan
emosional karyawan. kerangka berpikir merupakan konseptual
tentang hubungan antar variabel dalam
Rumusan Masalah penelitian atau hubungan antar konsep
Mengacu pada latar belakang dan dengan konsep lainnya terhadap
identifikasi masalah, maka perumusan permasalahan yang diteliti sesuai dengan
masalah yang menjadi dasar dalam deskripsi teoritis.
penelitian ini adalah :1) Apakah terdapat
pengaruh antara kecerdasan intelektual
terhadap kinerja karyawan Industri
Keuangan Perbankan?; 2) Apakah
terdapat pengaruh antar kecerdasan
emosional terhadap kinerja karyawan
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Industri Keuangan Perbankan? 3) Apakah
Variabel Penelitian
terdapat pengaruh antara kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional

140 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 141

Sanusi (2011: 79) berpendapat variabel Kemudian sampel jenuh merupakan


penelitian merupakan struktur teoritis, bagian dari jumlah dan karakteristik
lalu peneliti mengidentifikasi setiap populasi, sampel yang diambil dari
konstruk dan korelasi dengan proporsi populasi tersebut harus mewakili seluruh
serta teori. Terdapat 2 (dua) jenis karyawan Industri keuangan perbankan,
variabel dalam penelitian ini, yaitu yang berjumlah 57 (lima puluh tujuh)
variabel independen (Kecerdasan orang yang berstatus karyawan tetap
intelektual dan kecerdasan emosional), maupun kontrak.
dan variabel dependen (Kinerja
karyawan). Analisis Data
Uji Asumsi Klasik Regresi Linear
Unit Analisis Berganda
Sugiyono (2016: 65) menyatakan sumber Santoso (2015: 78) mendeskripsikan
primer sebagai sumber data yang untuk menguji persamaan regresi linear
langsung memberikan data kepada berganda perlu dideteksi dengan cara,
pengumpul data, sedangkan sumber yaitu:
sekunder ialah sumber yang tidak a. Normalitas, Yakni nilai dari variabel
langsung memberikan data kepada dependen (Y) seharusnya
pengumpul data. Lalu peneliti didistribusikan secara normal
memperoleh data yang berhubungan terhadap nilai variabel independen
dengan menggunakan beberapa (X).
metode, yakni kuesioner, dan observasi. b. Heteroskedastisitas, Yakni variasi
disekitar garis regresi seharusnya
Populasi dan Sampel
konstan untuk setiap nilai X.
Sugiyono (2015: 180) mengemukakan
populasi sebagai wilayah generalisasi
Analisis Hipotesis
yang akan diteliti. Populasi dalam
Dalam penelitian ini uji hipotesis
penelitian ini ialah seluruh karyawan
bertujuan sebagai prosedur yang
Industri keuangan perbankan yang
memungkinkan keputusan dapat
berjumlah 57 (lima puluh tujuh) orang
didesain, yakni keputusan untuk
yang berstatus karyawan tetap maupun
menolak atau tidak hipotesis yang
kontrak.
sedang diuji. Lalu hipotesis statistik

141 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 142

merupakan pernyataan mengenai PEMBAHASAN


karakteristik fungsi variabel atau
Uji Asumsi Klasik
mengenai nilai suatu parameter. Sanusi
Bertujuan menganalisis apakah
(2011: 120-138) mendeskripsikan uji
penafsiran dalam regresi merupakan
hipotesis sebagai berikut:
penafsiran kolinier yang tak bias. Untuk
a. Uji t, Merupakan signifikasi terhadap
memperoleh persamaan diperoleh
setiap koefisien regresi diperlukan
parameter yang paling tepat regresi
untuk mengetahui signifikan atau
yang dicari dengan metode kuadrat
tidaknya pengaruh dari setiap variabel
terkecil OLS (Ordinary Least Square).
independen (X) terhadap variabel
Metode OLS akan dapat dijadikan
dependen (Y).
estimasi yang tidak bias jika telah
b. Uji F, Adalah uji anova yang
memenuhi persyaratan BLUE (Best
menentukan model yang digunakan
Linear Unbiased Estimation).
dan menganalisis hasil variabel
independen secara simultan terhadap
Uji Normalitas
variabel dependen.
Bertujuan menganalisis apakah dalam
c. Koefiensi Korelasi dan Determinasi,
model jalur variabel independen dan
Sugiyo (2016) menjelaskan uji
variabel dependen atau keduanya
koefisiensi korelasi bertujuan untuk
mempunyai distribusi normal atau tidak.
mengetahui kekuatan hubungan
Model jalur yang baik adalah
antara korelasi variabel secara parsial
berdistribusi data normal atau
dimana variabel lainnya dianggap
mendekati normal.
berpengaruh dikendalikan atau dibuat
tetap (Sebagai variabel kontrol).
Kemudian Sanusi (2011: 130)
menambahkan uji koefiensi
determinasi sebagai proporsi variasi
dalam variabel dependen (Y) yang
dijelaskan oleh variabel independen
(lebih dari satu variabel: 𝑋𝑖 =1, 2., k)
Gambar 1: Uji Normalitas Menggunakan P-P
secara simultan. Plot
Sumber: Data primer diolah, 2019

142 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 143

ketidaksamaan varian dari residual pada


satu pengamatan ke pengamatan lain.

Gambar 2: Uji Normalitas Menggunakan


Grafik Histogram
Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan hasil data pada gambar Gambar 2: Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data primer diolah, 2019
3, diketahui jika titik-titik distribusi
berada disekitar garis lurus diagonal Berdasarkan hasil data pada gambar
maka distribusi frekuensi pengamatan 3, maka dapat disimpulkan titik-titik
dengan frekuensi distribusi uji yang menyebar dengan pola yang tidak jelas
berarti data distribusi secara normal. dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Dari grafik terlihat titik-titik distribusi Maka dengan ini peneliti menyimpulkan
terletak disekitar garis lurus diagonal. bahwa tidak terjadi masalah
Dan dilihat juga dari hasil gambar 2, heteroskedastisitas pada model regresi.
grafik histogram menggambarkan
distribusi frekuensi dari kinerja karyawan Analisis Hipotesis
dibandingkan dengan grafik distribusi
normal. Dengan melihat grafik ini kita Hipotesis statistik merupakan suatu
bisa membandingkan distribusi frekuensi pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
dari kinerja karyawan dengan distribusi- variabel atau tentang nilai suatu
distribusi normal ideal dari kinerja parameter. Uji hipotesis dalam penelitian
karyawan. Sehingga dapat disimpulkan ini digunakan sebagai prosedur yang
bahwa distribusi frekuensi kinerja memungkinkan keputusan dapat dibuat,
karyawan sesuai dengan distribusi uji. yaitu keputusan untuk menolak atau
Uji Heteroskedastisitas tidak menolak hipotesis yang sedang
Bertujuan untuk menguji apakah diuji.
dalam model regresi terjadi
Uji t

143 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 144

Bertujuan untuk mengetahui baru dengan menggunakan alat-alat


seberapa jauh variabel independen berpikir yang sesuai tujuannya. Hasil uji
mempengaruhi variabel dependen. hipotesis ini juga senada dengan
Tabel 3: Hasil Uji t penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wiramiharja (2003:80) menemukan
bahwa kecerdasan yang lebih bersifat
kognitif positif yang bersifat signifikan
Sumber: Data primer diolah, 2019
dengan kinerja karyawan. Ia
Berdasarkan data pada tabel 3, maka menyebutkan bahwa prestasi kerja yang
didapatkan model regresi linear dimiliki oleh seorang pekerja akan
berganda yang dihasilkan dengan membawanya pada hasil yang lebih
deskripsi sebagai berikut: memuaskan untuk dapat meningkatkan
Pengaruh Kecerdasan Intelektual kinerjanya.
Terhadap Kinerja Karyawan Dalam penelitiannya ia memberikan
H1 : Kecerdasan intelektual kontribusi 30% di dalam pencapaian
berpengaruh positif dan signifikan prestasi kerja dan kinerja seseorang.
terhadap kinerja karyawan Keseimbangan yang baik antara IQ dan
Perolehan nilai koefiensi kualitas EQ harus dapat dicapai. Orang yang
kehidupan kerja sebesar 0.719 nilai t memiliki EQ yang baik tanpa di tunjang
6.335 dan dengan tingkat signifikasi dengan IQ yang baik pula belum tentu
0,000 < 0,05, memberi arti bahwa dapat berhasil dalam pekerjaanya. Hal ini
kenaikan 1 satuan pada kecerdasan karena IQ masih memegang peranan
intelektual akan meningkatkan kinerja penting dalam kinerja seseorang,
karyawan sebesar 0.719 dengan asumsi sehingga keberadaan IQ tidak boleh
variabel independen lainnya bernilai 0. dihilangkan begitu saja dan perbaikan
Pengaruh Kecerdasan Emosional kemampuan kognitif adalah cara terbaik
Terhadap Kinerja Karyawan. Hasil uji untuk meningkatkan kinerja karyawan.
hipotesis penelitian ini sejalan dengan H2 : Kecerdasan emosional
teori yang dikemukakan oleh William berpengaruh positif dan signifikan
Stern (2007:52) mengemukakan terhadap kinerja karyawan.
inteligensi adalah kesanggupan untuk Perolehan nilai koefiensi kecerdasan
menyesuaikan diri kepada kebutuhan emosional sebesar 0.142, nilai t 1.382, dan

144 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 145

dengan tingkat signifikasi 0.173 > 0.05, Tabel 4: Hasil Uji F

yang memberi arti bahwa kenaikan 1


satuan pada kecerdasan emosional akan
meningkatkan kinerja karyawan.sebesar
0.142 dengan asumsi variabel Sumber: Data primer diolah, 2019

independen lainnya bernilai 0. Hasil Berdasarkan data tabel 4, maka


penelitian ini sejalan dengan teori Daniel diperoleh hasil dengan dengan deskripsi
Goleman, seorang psikolog ternama, sebagai berikut:
dalam bukunya pernah mengatakan
bahwa untuk mencapai kesuksesan c. H3 = Variabel kecerdasan intelektual
dalam dunia kerja bukan hanya cognitive dan kecerdasan emosional
intellingence saja yang dibutuhkan tetapi berpengaruh positif dan signifikan
juga emotional intelligence (Goleman, secara simultan terhadap kinerja
2000:37). Secara khusus para pemimpin karyawan.
perusahaan membutuhkan EQ yang Hasil uji F untuk variabel kualitas
tinggi karena dalam lingkungan kehidupan kerja, budaya organisasi,
organisasi, berinteraksi dengan banyak dan keterikatan kerja diperoleh nilai F-
orang baik di dalam maupun di luar hitung sebesar 42.312 > 2,65 dengan
lingkungan kerja berperan penting dalam tingkat signifikasi 0,000 < 0,00, yang
membentuk moral disipin para pekerja. berarti Ha diterima dan H0 ditolak.
Hasil uji F ini sejalan dengan temuan
Uji F para peneliti yang mengatakan bahwa
Bertujuan mengetahui apakah model tes untuk mengukur kemampuan
regresi linear berganda yang dihasilkan kognitif tersebut, yang utama adalah
dapat digunakan sebagai model untuk dengan menggunakan tiga
memprediksi pengaruh intelegensi pengukuran yaitu kemampuan verbal,
(Kecerdasan intelektual dan kecerdasan kemampuan matematika, dan
emosional) terhadap kinerja karyawan. kemampuan ruang (Moustafa dan
Oleh karena itu perlu dilakukan uji Miller, 2003:5).
signifikasi simultan (Anova) dengan
deskripsi sebagai berikut: Uji Koefiensi Korelasi dan Determinasi

145 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 146

Uji koefiensi korelasi bertujuan untuk korelasi dan determinasi terpenuhi.


mengetahui nilai korelasi atau hubungan Pengukuran kecerdasan intelektual tidak
setiap variabel secara simultan yang dapat diukur hanya dengan satu
dilihat pada tabel kolom R. Kemudian uji pengukuran tunggal. Hasil uji R square ini
koefiensi determinasi bertujuan untuk sejalan dengan temuan para peneliti
menentukan persentase total variasi yang mengatakan bahwa tes untuk
dalam variabel independen (Kualitas mengukur kemampuan kognitif
kehidupan kerja, budaya organisasi, dan tersebut, yang utama adalah dengan
keterikatan kerja) yang diterangkan oleh menggunakan tiga pengukuran yaitu
variabel dependen (Kinerja karyawan) kemampuan verbal, kemampuan
sebagai berikut: matematika, dan kemampuan ruang
(Moustafa dan Miller, 2003:5). Hal ini
Tabel 5: Hasil Uji Koefiensi Korelasi dan
Determinasi berlaku pula dalam pengukuran
motivasi, emosi dan sikap (Moustafa dan
Miller, 2003:5). Hasil Penelitian juga
a. Predictors: (Constant), Kecerdasan intelektual,
senada dengan hasilpenelitian yang
Kecerdasan emosional
b. Dependent Variable: kinerja dilakukan oleh Wiramiharja (2003:80)
Sumber: Data primer diolah, 2019
menemukan bahwa kecerdasan
Berdasarkan dari hasil data tabel 5,
intelektual dan kecerdasan emosional
dilihat dari nilai korelasi dalam penelitian
yang lebih bersifat kognitif memiliki
ini yakni 0,781 yang berarti nilai tersebut
korelasi positif yang bersifat signifikan
memiliki kriteria kuat. Kemudian dilihat
dengan kinerja karyawan.
dari perolehan nilai R-Square sebesar
0,610 atau (61,0%). Hal ini memberi arti
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa variabel independen (Kecerdasan
Permasalahan pokok dalam penelitian
intelektual dan kecerdasan emosional)
ini adalah bagaimana kecerdasan
secara simultan mempengaruhi kinerja
intelektual dan kecerdasan emosional
karyawan sebesar 0,610 atau (61,0%).
terhadap kinerja karyawan Industri
Sedangkan sisanya (39,0%) dipengaruhi
keuangan perbankan.
oleh variabel lainnya yang tidak dibahas
dalam penelitian ini. Maka dengan ini
Kesimpulan
peneliti menyimpulkan uji koefiensi

146 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 147

Berdasarkan hasil uji regresi linear mayoritas berpendidikan Sarjana dengan


berganda variabel kecerdasan intelektual masa kerja rata-rata 0-5 Tahun.
dan kecerdasan emosional terhadap Setelah melakukan analisis dan
kinerja karyawan memenuhi persyaratan evaluasi terhadap data penelitian
BLUE (Best Linear Unbiased Estimation). berdasarkan analisis regresi linear
Di lihat dari uji asumsi klasik pada uji berganda dan pengujian hipotesis maka
normalitas data tersebut berdistribusi peneliti mengambil kesimpulan sebagai
normal sehingga tidak terjadi masalah berikut: 1). Kecerdasan intelektual
distribusi data. Pada uji berpengaruh secara positif dan
heteroskedastisitas tidak terjadi masalah signifikan terhadap kinerja karyawan. 2).
heteroskedastisitas. Dari hasil uji asumsi Kecerdasan emosional berpengaruh
klasik maka dapat dinyatakan data yang positif dan signifikan terhadap kinerja
diuji memenuhi persyaratan dan dapat karyawan. 3). Kecerdasan intelektual dan
dilakukan pengujian hipotesis. Hasil kecerdasan emosional berpengaruh
hipotesis pada uji t menyatakan bahwa secara positif dan signifikan terhadap
variabel independen yang paling kinerja karyawan.
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan yakni Saran
kecerdasan intelektual. Pada hasil uji F Saran-saran yang dapat peneliti
kecerdasan intelektual dan kecerdasan berikan berdasarkan hasil penelitian
emosional berpengaruh secara positif adalah sebagai berikut: 1). Industri
dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan sebaiknya lebih
karyawan. Dan terakhir pada hasil uji memperhatikan kembali masalah seleksi
koefiensi korelasi dan determinasi dan penempatan karyawan dengan
seluruh data berpengaruh secara positif menggunakan Tes IQ sehingga bisa
dan signifikan. mendapatkan karyawan yang tepat
Kemudian dengan menyebar 57 untuk setiap posisi yang dibutuhkan. 2).
eksemplar kuesioner kepada karyawan Industri keuangan perbankan sebaiknya
Industri keuangan perbankan, maka lebih memperhatikan pelaksanaan
dapat diketahui mayoritas responden seleksi dan rekrutmen dengan
berusia 22-30 Tahun dengan jenis menggunakan tes EQ sehingga bisa
kelamin laki-laki dan responden memiliki mendapatkan karyawan yang memiliki

147 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 148

dan dapat mengelola emosinya dengan Noor, J. (2016). Metodologi Penelitian.


baik. 3). Industri keuangan perbankan Jakarta: Prenadamedia Group.
perlu membuat tolok ukur kinerja yang Sugiyono, S. (2015). SPSS dan Lisrel.
lebih jelas setiap awal tahun, dimana Bandung: Alfabeta.
kinerja tersebut sangat berkaitan dengan Setyaningrum, R. & Utami, H. R. &
kemampuan dan kecerdasan yang Ruhana, I. (2016). “Pengaruh
dimiliki oleh setiap karyawan. Juga agar Kecerdasan Emosional Terhadap
karyawan terpacu untuk bekerja Kinerja (Studi Pada Karyawan PT.
sungguh-sungguh dengan Jasa Rahaja Cabang Jawa Timur)”.
memperhatikan kuantitas dan kualitas Vol. 36, No. 1, hlm 211-220.
hasil kerjanya. 4). Pemberian pelatihan Adjma, & Djumarno, & Nasikin. (2014).
yang berkaitan dalam peningkatkan “Analisa Pengaruh Kecerdasan
kecerdasan intelektual (IQ) yang dimiliki Intelektual, Kecerdasan Emosional,
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan Dan Kecerdasan Spritual Terhadap
tugas-tugas berdasarkan uraian dan Kinera Karyawan Pada PT. Telkom
tanggung jawab pekerjaannya. Sehingga Jakarta Selatan”. Vol. 13, No. 1, hlm
kemampuannya dalam bekerja, 32-39.
memecahkan masalah, menganalisa, Akimas, H. N. & Bachri, A. A. (2016).
ataupun memutuskan suatu persoalan “Pengaruh Kecerdasan Intelektual
dapat menjadi lebih baik. 5). Pelatihan (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ),
dan seminar mengenai psikologi Kecerdasan Spritual (SQ),
karyawan, motivasi dan jati diri seorang Terhadap Kinerja Pegawai
karyawan untuk meningkatkan Inspektorat Provinsi Kalimantan
kecerdasan emosi karyawan. Selatan”. Vol. 4, No. 3, hlm 259-271.
Budiarta, I. W. & Suwarni, N, K. & Arcana,

DAFTAR PUSTAKA I. N. (2014). “Hubungan Antara

Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Kecerdasan Emosional dan

Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Kecerdasan Intelektual Dengan

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Prestasi Belajar IPA Kelas V Desa

Manjemen. Bandung: Alfabeta Pengeragoan”. Vol. 2, No. 1, hlm 1-


14.

148 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..


Manajemen Pertahanan, Vol 5 No.2 Desember 2019 | 149

Mangkunegara, A. P. (2015). Manajemen


Sumber Daya Manusia. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

149 | Yuni Pratikno, Maulana Arief: Vandalisme dan Tindakan..

Anda mungkin juga menyukai