Anda di halaman 1dari 15

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(KEBUTUHAN OKSIGENASI)

KELOMPOK III :
(KELAS H)

BESSE KAWAH (042022274)


BESSE YUSMIRANTI (042022279)
DWI ALDIRA WALAR (042022283)
FITRAYANTI (042022286)
HASMARANI (042022289)
NANNA MUSPIRAT (042022300)
RAFIKA (042022305)
SRI ASTUTI (042022313)
SRI WAHYUNI (042022313)
TENRI SANNA (042022315)

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Oksigenasi”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia. Di
samping itu, kami juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi dalam
menunjang pengetahuan berbagai pihak khususnya para mahasiswa.

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.

Sengkang, April 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................................... 4
D. Manfaat ..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Oksigenasi ............................................................................................... 5


B. Tujuan Oksigenasi ..................................................................................................... 5
C. Proses Oksigenasi...................................................................................................... 5
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen ......................................... 6
E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi ........................................ 9
F. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen ................................................................ 10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14
B. Saran .......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia.
Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Kekurangan
oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian.
Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar
ini terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam
bidang garapan tenaga medis. Karenanya, setiap tenaga medis harus paham dengan
manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai
masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, tenaga medis perlu
memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.
B. Rumusan MasalahApa pengertian oksigenasi?
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Apa tujuan oksigenasi?
3. Bagaimana proses oksigenasi?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
5. Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?
6. Bagaimana prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian oksigenasi.
2. Untuk mengetahui tujuan oksigenasi.
3. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Untuk mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Untuk mengetahui prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai oksigenasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
B. Tujuan Oksigenasi
Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh
sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh
mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh (sel-selnya)
melalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan
kembali diangkut oleh darah ke paru-par untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna
lagi oleh tubuh.
C. Proses Oksigenasi
1. Oksigenasi Eksternal
Oksigenasi / pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum,
proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas
alveolar, serta transpor oksigen dan karbon dioksida.
a. Ventilasi pulmoner. Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru-paru
melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal
dan alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan
napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga
toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians
paru yang adekuat.
b. Pertukaran gas alveolar. Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan
berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi
adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan

5
membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan
tekanan gas.
c. Transpor oksigen dan karbon dioksida. Tahap ketiga pada proses pernapasa
adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru-
paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju
paru.
1) Transpor O2. Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru.
Normalnya, sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin
dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin (HbO2), dan
sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah O2
yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas
darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma,
jumlah hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengen Hb.
2) Transpor CO2. Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus
diproduksi dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1) sebagian besar karbon
dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat
(𝐻𝐶𝑂3 − ); (2) sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin
membentuk karbaminohemoglobin (𝐻𝑏𝐶𝑂2 ); dan (3) sebanyak 7% diangkut
dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk asam karbonat.
2. Oksigenasi Internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolisme intrasel
yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2
selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak
mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan.
Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti
penurunan gradien tekanan parsial.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
1. Faktor Fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen
seseorang. Kondisi ini lambat laun dapat memengaruhi fungsi pernapasannya.
a. Penurunan kapasitas angkut O2. Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk
membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah

6
sewaktu-waktu apabila terdapat kegangguan pada tubuh. Misalnya, padapenderita
anemia atau pada saat terpapar zat beracun. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan
penurunan kapasitas pengikatan O2.
b. Penurunan konsentrasi O2 inspirasi. Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan
alat terapi pernapasan dan penurunan kadar O2 lingkungan.
c. Hipovolemia. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat
kehilangan cairan ekstraseluler yang berlebihan (misalnya pada penderita shock
atau dehidrasi berat).
d. Peningkatan laju metabolik. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam
yang terus menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan massa otot.
e. Kondisi lainnya. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
kehamilan, obesitas, abnormalitas muskuloskeletal (misalnya pectus excavatum dan
kifosis), trauma, penyakit otot, penyakit susunan saraf, gangguan saraf pusat, dan
penyakit kronis.
2. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernaqpasan dapat menyediakan kadar oksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu,
proses oksigenasi tersebut dapat terhamba sehingga dapat mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan pada sistem
pernapasan dan kardiovaskular, penyakit kronis, penyakit obstruksi pernapasan atas,
dll.
3. Faktor Perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem
pernapaan individu.
a. Bayi prematur. Bayi yang lahir prematur beresiko menderita penyakit membran
hialin yang ditandai dengan berkembangnya membran serupa hialin yang
membatasi ujung saluran pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh produksi
surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru dalam menyintesis surfaktan
baru berkembang pada trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak. Kelompok usa ini beresiko mengalami infeksi saluran napas
atas, seperti faringitis, influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing (misalnya
makanan, permen, dll).

7
c. Anak usia sekolah dan remaja. Kelompok usia ini beresiko mengalami infeksi
saluran napas akut akibat kebiasaan buruk, seperti merkokok.
d. Dewasa muda dan parubaya. Kondisi stres, kebiasaan merokok, diet yang tidak
sehat, kurang berolahraga, merupakan faktor yang dapat meningkatan resiko
penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.
e. Lansia. Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan pada
fungsi normal pernapasan, seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus,
dilatasi saluran bronkus, dan kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi
paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O2.
4. Faktor Perilaku
Perilaku keseharian individu dapat berpengaruh terhadap fungsi pernapasannya. Status
nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi emosional, dan penggunaan zat-zat
tertentu secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen
tubuh.
a. Nutrisi. Kondisi berat badan berlebih atau obesitas dapat menghambat eskpansi
paru, sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan
yang akan mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga. Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolik, denyut jantung, dan
kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif. Penggunaan alkohol dan obat-obat berlebihan dapat
mengganggu proses oksigenasi. Hal ini terjadi karena: (1) alkohol dan obat-obatan
dapat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan
penurunan laju dan kedalaman pernapasan. ; (2) penggunaan narkotika dan
analgesik terutama morfin dan meperidin, dapat mendepresi pusat pernapasan
sehingga menurunkan laju dan kedalaman pernapasan.
d. Emosi. Perasaan takut, cemas, dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang
aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan
frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu,
kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan
oksigen seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi perifer

8
dan penyakit jantung. Selain itu, nikotin yang terkandung dalam rokok
mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
5. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan, seperti ketinggian, suhu serta polusi udara dapat memengaruhi
proses oksigenasi.
a. Suhu. Faktor suhu (panas atau dingin) dapat berpengaruh terhadap afinitas atau
kekuatan ikatan Hb dan O2. Dengan kata lain, suhu lingkungan juga bisa
memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.
b. Ketinggian. Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di dataran
yang tinggi cenderung mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut
jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen.
c. Polusi. Polusi udara seperti asap atau debu sering kali menyebabkan sakit kepala,
pusing, batuk, tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada orang yang
menghisapnya. Para pekerja di pabrik abses atau bedak tabur beresiko tinggi
menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat berbahaya.
E. Alat-Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi
1. Flow meter : Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya sesuatu aliran material
dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri, yang meliputi kecepatan
aliran dan total massa atau volume dari material yang mengalir dalam jangka waktu
tertentu. Dosis pemberiam oksigen (ukuran oksigen yang diberikan 1-10)
2. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu ruangan atau
aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.
3. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan diberikan untuk
mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan akibat penyakit tertentu.
4. Manometer : alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup.
Angka 0 menunjukkan oksigen dalam tabung habis atau belum dinyalakan.
5. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter per menit
dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini memberikan oksigen langsung ke
hidung melalu 2 cabang kecil, karena digunakan di dalam dan pediatrik pasien dewasa
sama sebagai suatu jenis dukungan pernafasan.

9
6. Non Rebreathing Mask : Non rebreathing mask menggunakan alat serupa dengan
partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat ini juga terpasang
dua katup satu arah (one way valves). Katup pertama antara kantong penampung dan
masker, katup kedua pada pintu keluar di kedua sisi masker. Tujuan kedua katup
tersebut adalah agar gas yang dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat
ekspirasi, dan mencegah udara luar masuk kemasker saat inspirasi.
7. Ambubag : Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem pernafasan
pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak kuat.
F. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
DRAINASE POSTURAL
Drainase postural adalah drainase sekret dari berbagai segmen paru dengan memanfaatkan
gaya gravitasi. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen paru yang berbeda dibutuhkan
posisi yang berbeda pula. Posisi yang paling sering digunakan pada prosedur ini adalah
posisi untuk mengeluarkan sekret dari segmen bawah perut. Ini karena segmen atas paru
dapat mengalirkan sekretnya dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Perlengkapan :
1. Bantal-bantal untuk mengatur posisi klien
2. Tempat sputum, tissue, obat kumur

Prosedur:

1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien


2. Mengatur posisi klien sesuai dengan segmen paru atau bronkus yang terisi secret
3. Untuk mengluarkan sekret dari segmen apeks paru, menempatkan klien pada posisi
semi-Fowler dengan kemiringan 300 . Melakukan perkusi dan vibrasi pada area
klavikula dan di atas skapula (bahu)
4. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen posterior, memposisikan klien duduk dengan
kepala agak menunduk kemudian melakukan perkusi dan vibrasi pada area bahu
5. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen anterior lobus atas, menempatkan klien pada
posisi terlentang. Meletakkan bantal di bawah bokong klien dan memposisikan kaki
klien fleksi
6. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen lateral dan medial paru, memposisikanklien
terlentang dengan kaki tempat tidur dimiringkan 150. Pada laki-laki, melakukan perkusi

10
dan vibrasi pada area dada kanan (sebatas puting) antara iga IV dan VI. Sedangkan pada
perempuan, menempatkan pangkal tangan di aksila dan jari-jari di bawah mamae
7. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal lateral, memposisikan pasien miring dan
meninggikan bagian kaki tempat tidur pada sudut 300-400 . Melakukan perkusi dan
vibrasi pada area palingatas dari rusuk terbawah
8. Untuk mengeluarkan cairan atau sekret dari segmen basal posterior, menempatkan
klien pada posisi tengkurap dan meninggikan bagian kaki tempat tidur 45 cm. Ginjal
bagian pinggul dengan menggunakan 2-3 bantal sehingga posisi klien seperti jackknife.
Melakukan perkusidan vibrasi pada segmen atas rusuk terbawah di kedua sisinya,
bukan di atas spinal atau ginjal
9. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal anterior, meninggikan kaki tempat tidur
pada sudut 300-400 . Memiringkan tubuh pasien pada sisi yang sehat; lengan bagian
atas dapat dinaikkan dan diletakkan di atas kepala dan di antara kaki dapat diletakkan
bantal
10. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen superior paru, menempatkan klien pada poisi
tengkurap. Menempatkan dua buah bantal di bawah pangul. Perkusi dan vibrasi area
tengah punggung, di bawah skapula di sisi vertebra.

TERAPI OKSIGEN

Terapi oksigen diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan ventilasi pada seluruh
area paru, pasien dengan gangguan pertukaran gas, serta mereka yang mengalami gagal
jantung dan membutuhkan terapi oksigen guna mencegah hipoksia.

A. Penatalaksanaan Sumber Oksigen


Sumber oksigen di rumah sakit dapat meliputi oksigen dinding dan tabung oksigen.
1. Sumber Dinding. Penatalaksananan pemberian oksigen melalui sumber dinding
meliputi:
a) Pasangkan flowmeter pada sumber oksigen; gunakan tekanan yang tidak terlalu
kuat.
b) Isi botol dengan air steril, pasang pada flowmeter, dan atur aliran flowmeter.
c) Pasangkan alatyang akan digunakan pada slang atau saluran oksigen.
2. Tabung. Penatalaksanaan pemberian oksigen melalui tabung meliputi:
a) Lepas tutup pelindung tabung.

11
b) Putar keran tabung secara perlahan sampai oksigen sedikit keluar untuk
membersihkan debu dan kotoran yang melekat di saluran keluar oksigen.
Lakukan dengan hati-hati sebab tindakan tersebut dapt menimbulkan bunyi
yang keras (meretakkan silinder).
c) Sambungkan flowmeter dengan outlet silinder, kencangkan dengan kunci
inggris atau tang.
d) Letakkan tabung pada posisi mantap. Lepaskan katup secara perlahan sampai
terbuka penuh, lalu kembalikan atau tutup sampai seperempatnya.
e) Atur flowmeter sesuai dengan kebutuhan (instruksi dokter).
f) Isi botol pelembab dengan air suling, kemiudian pasang pada tempatnya.
g) Sambungkan saluran oksigen dengan alat yang akan digunakan klien.
B. Pemberian Terapi Oksigen
Pemberian terapi oksigen dapat dilakukan melalui beberapa car, seperti kanula hudung,
masker, transtrakea, dll.
1. Kanula Hidung. Pemberian oksigen melalui kanula hidung dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
Perlengkapan
a) Set perlengkapan oksigen
b) Flowmeter
c) suplai oksigen
d) Kanula hidung dan slang oksigen
e) Plaster jika perlu

Prosedur

a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kanula hidung kepada klien.


b) Cuci tangan.
c) Sambungkan kanula pada set oksigen dan sesuaikan flowmwter.
d) Cek apakah oksigen keluar melalui saluran nasal, apakah timbul gelembung
pada humidifer, atau apakah slang oksigen terlipat.
e) Letakkan cabang kanula atau outlet pada lubang hidung. Atur slang dengan cara
melingkarannya di kepala atau menyelipkan pada daun telinga.
f) Anjurkan klien untuk bernapas melalui hidung dengan mulut tertutup.
g) Cuci tangan.

12
h) Catat respons klien pada catatan perawatan.
i) Angkat dan bersihkan slang dan lubang hidung setiap 8 jam.
2. Masker. Pemberian oksigen melalui masker dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
Perlengkapan
a) Suplai oksigen dan flowmeter.
b) Humidifier dan air suling
c) Masker yang akan digunakan
d) Bantalan elastis

Prosedur

a) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan masker pada klien.


b) Cuci tangan.
c) Sambungkan masker dengan set oksigen.
d) Letakkan masker wajah, di atas hidung dan mulut. Gunakan tali elastis agar
masker tidak lepas.
e) Gunakan bantalan elastis untuk mengurangi iritasi pada telinga dan belakang
kepala.
f) Cuci tangan.
g) Jika oksigen diberikan tterus-menerus, lepaskan masker dan keringkan kulit
setiap 2-3 jam.
h) Kaji atau observasi respons klien terhadap pemberian terapi oksigen.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai berikut:
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan
berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan bagian
atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran pernapasan bagian bawah yaitu,
trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru yang merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan. Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu,
ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur
tersendiri dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi
masalah kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.
B. Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan
sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah makalah tentang
kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
baik kami yang membuat maupun anda yang membaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca ,kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cria, Sri. 2011. Asuhan Keperawatan Oksigenasi. (Online),


(http://siyulopecri.co.id/2011/09/akep-oksigenasi.html , diakses 24 September 2017.

Kusnanto. 2016. Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen. Surabaya: Kampus


C Unair Mulyorejo.

Kasiati dan Rosmalawati, NWD. 2016. Modul Ajar Keperawatan Konsep Kebutuhan Dasar
Manusia I. Jakarta: Salemba Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai