Anda di halaman 1dari 10

Konsep Kerukunan

dan Toleransi Islam


KELOMPOK 8
Nama Kelompok :
1.Tifani Meyliana - 1510521030
2. Putri Jasmine - 1510521028
3. Aini Nabila - 1510521010
4. Nurul Hidayah Assyfa - 1510521035
Kerukunan
"Rukun" dalam bahasa Arab "ruknun" artinya nya asas-asas
atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam arti adjektiva
adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat beragama
artinya hidup dala suasana damai, tidak bertengkar, walaupun
berbeda agama.

Kerukunan dalam Islam diberi istilah "tasamuh" atau toleransi.


Sehingga yang dimaksud dengan toleransi ialah kerukunan sosial
kemasyarakatan bukan dalam bidang aqidah islamiyah
(keimanan), karena aqidah telah digariskan secara jelas dan
tegas di dalam Al-Qur'an dan Al-hadist.
Menurut Islam, manusia berasal dari satu asal yang sama,
yaitu keturunan Adam dan Hawa.Dari sinilah kemudian manusia
berkembang menjadi bersuku-suku, berkaum-kaum atau
berbangsa-bangsa lengkap dengan kebudayaan dan peradaban
khas masing-masing.
Perbedaan ini mendorong manusia untuk saling kenal mengenal
dan menumbuhkan apresiasi serta respek satu sama lain. Dalam
pandangan Islam, perbedaan di antara umat manusia bukanlah
karena warna kulit dan bangsa, tetapi hanyalah tergantung pada
tingkat ketaqwaan masing-masing. Inilah yang menjadi dasar
perspektif Islam tentang ”kesatuan umat manusia”, yang pada
gilirannya akan mendorong berkembangnya solidaritas antar
manusia.
TOLERANSI
Toleransi atau as-samahah (arab) adalah konsep modern untuk
menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama
diantara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara etnis,
bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi
merupakan konsep yang bagus dan mulia yang sepenuhnya menjadi
bagian organik dari ajaran agama-agama termasuk agama islam.

Istilah lain, toleransi berasal dari kata “tolerare” yang berasal dari
bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Toleransi
dalam bahasa belanda adalah “tolerantie”, sedangkan dalam bahasa
inggris adalah “tolerantion”.
Prinsip Toleransi
Prinsip toleransi yang diwujudkan dalam bentuk keharusan hidup
rukun, dapat dilihat dalam konteks :

pertama; persaudaraan kemanusiaan universal, semua umat manusia


adalah satu keturunan. Kedua, Islam mengajarkan bahwa manusia
dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Dalam fitrahnya, setiap
manusia dianugerahi kemampuan dan kecenderungan bawaan untuk
mencari, mempertimbangkan, dan memahami kebenaran, yang pada
gilirannya akan membuatnya mampu mengakui Tuhan sebagai
sumber kebenaran tersebut.
Sikap Toleransi
Sikap toleransi dan menghargai tidak hanya berlaku
terhadap orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri,
bahkan sikap toleran harus dimulai dari diri sendiri.
Rasulullah saw mengingatkan agar ia memperhatikan
dirinya dan memberi hak yang proporsional:
“sesungguhnya tubuhmu punya hak (untuk kamu
istirahtkan) matamu punya hak (untuk dipejamkan)
dan istrimu juga punya hak (untuk dinafkahkan)”.
(HR Bukhori).
Pada saat yang bersamaan, Agama Islam mewajibkan kepada
pemeluk-pemeluknya untuk menyampaikan pesan-pesan Islam
dengan cara dakwah, yakni panggilan kepada kebenaran agar
manusia yang bersangkutan dapat mencapai keselamatan dunia
dan akhirat.45 Karena dakwah adalah "panggilan", maka
konsekuensinya bahwa ia harus tidak melibatkan pemaksaan.
Dengan demikian jelas lah, Islam mengakui hak hidup agama lain;
dan membenarkan para pemeluk agama lain tersebut untuk
menjalankan ajaran-ajarannya masing-masing. Di sini lah
terletak dasar ajaran Islam mengenai toleransi beragama. Dan,
Islam jelas-jelas mengajarkan toleransi yang jika merujuk
Alquran, toleransi merupakan alsamhah yang artinya mudah,
yang dibangun di atas kemudahan.
Di lingkungan masyarakat Muslim, toleransi dalam
beragama atau toleransi keagamaan, merupakan isu
utama. Istilah ini merujuk pada sikap dan perilaku kaum
muslim terhadap non-Muslim, dan sebaliknya. Dalam
sejarahnya, toleransi mengacu pada hubungan antara
kaum muslimin dan para pengikut agama Semitis
lainnya, yakni Yahudi dan Kristen
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai