Rasulullah bersabda:
ولكن وظنوا انفسكم ان حسن الناس، ان احسن الناس احسنث وان اساءوا اسأث، انا مع الناس: اليكن احدكم أمعة يقول
)ان ثحسنوا وان اساءوا ان ثجثنبوا اساءثهم (رواه الترذي
“Janganlah ada di antara kamu menjadi orang yang tidak mempunyai pendirian, ia berkata:
Saya ikut bersama orang-orang. Kalau orang berbuat baik, saya juga berbuat baik; dan kalau
orang berbuat jahat, saya juga berbuat jahat. Akan tetapi teguhlah pendirianmu. Apabila orang
berbuat baik, hendaklah kamu juga berbuat baik dan kalau mereka berbuat jahat, hendaklah
kamu jauhi perbuatan jahat itu.” (HR. Turmuzi)
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa iman itu merupakan satu hal yang
sangat fondamental dalam Islam dan dengan sendirinya dalam kehidupan. Untuk memantapkan
uraian ini, iman laksana mesin bagi sebuah mobil yang menggerakkan segala kekuatannya
untuk berjalan. Tanpa mesin, maka mobil itu tak ubahnya seperti benda-benda mati yang lain
yang tidak bisa bergerak dan berjalan.[5]
Kemantapan iman dapat diperoleh dengan menanamkan kalimat tauhid La Illaha illa
al-Allah (Tiada tuhan selain Allah). Tiada yang dapat menolong, memberi nikmat kecuali
Allah; dan tiada yang dapat mendatangkan bencana, musibah kecuali Allah. Pendket kata,
kebahagiaan dan kesengsaraan hanyalah dari Allah. Al-Maududi mengemukakan beberapa
pengaruh kalimat tauhid ini dalam kehidupan manusia.
1. Manusia yang percaya dengan kalimat ini tidak mungkin orang yang berpandangan
sempit dan berakal pendek.
2. Keimanan mengangkat manusia ke derajat yang paling tinggi dalam harkatnya sebagai
manusia.
3. Bersamaan dengan rasa harga diri yang tinggi, keimanan juga mengalirkan ke dalam
diri manusia rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
4. Keimanan membuat manusia menjadi suci dan benar.
5. Orang yang beriman tidak bakal putus asa atau patah hait pada keadaan yang
bagaimanapun.
6. Orang yang beriman mempunyai kemauan keras, kesabaran yang tinggi dan percaya
teguh kepada Allah SWT.
7. Keimanan membuat keberanian dalam diri manusia.
8. Keimanan terhadap kalimat La Ilaha illa al-Allah dapat mengembangkan sikap cinta
damai dan keadilan menghalau rasa cemburu, iri hati dan dengki.
9. Pengaruuh yang terpenting adalah membuat manusia menjadi taat dan patuh kepada
hukum-hukum Allah.[6]