Anda di halaman 1dari 4

Mengenalisis konteks secara konseptual antara teknologi pendidikan dan teknologi

kinerja berdasarkan beberapa pendapat ahli seperyi Romiszowski, Gilbert, dan Chyung

Romiszowski, 1981 dalam bukunya yang berjudul Desaigning instructional


system, menggungkap kaitan teknologi kenerja dalam konteks ilmu perilaku. Ahli ini
mengambarkan cakupan teknologi kinerja yang setingkat lebih luas dari teknologi
pembelajaran, atau setingkat lebih sempit dibandiingkan pengembangan sumber daya
manusia atau PSDM. Ia membandingkan tiga keilmuan perilaku (behavioural sciences),
teknologi pembelajaaran, teknologi kinerja dan pengembangan sumber daya manusia

Berdasarkan tahun penerbitan buku Romiszowski, upaya mengembangkan


konsep teknologi kinerja telah ada di awal decade 1980-an. Bagi Romiszowski,
teknologi kinerja merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan teknologi
pendidikan yang merambah dari dunia pendidikan formal ke dunia bisnis dan industry.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena kejelasan “produk” ilmu perilaku seprti
pembelajaran diindiividukan , pendidikan berbasisi kompotensi , serta kemunculan
bergam produk lain seperti model paket belajar dan sebagainnya. Produk tersebut
duanggap mempunyai rentang kegunaan yang meluas digunakan lintas organisasis, usia
dan kepentingan, adapun ilmu yang mengemas produk seperti ini dikenal sebagai
teknologi pembelajaran

Bagi Romiszowski belajar dalam suatu organisasi non sekolah merupakan suatu
solusi untuk menegetasi masalah kinerja akariawan. Artinya pembelajran di organisasi
yang dikenal dengan pelatihan bukanlah satu-satunya solusi mengatasi kesenjangan
kinerja.masih banyak lagi solusi yang mampu mendorong dan menyebabkan kariyawan
belajar sesuai dengan keperluannya terkait dengan profesi dan pekerjaan serta kebutuhan
organisasi. Pemilihan solusi terbaaik dari berbagai alternative inilah sebegai upaya yang
dilakukan dalam teknologi kinerja. Biasanya proses mencari solusi di mulai dengan
menyelenggarakan analisis masalah kinerja. Analisis ini akan membentu pengelolaan
organisasi meneetukan bagaimana mengupayakan peningkatan mutu kinerja.

Tidak hanya Romiszowski saja yang menguraikan keterkaitan TP dengan TK.


Chyung dalam buku foundation of instructional and performance technology
menguraikan secaraang berkairan TP dengan TK melali kajian desain dengan
pengembangan pembelajaran sereta pola piker system dan sistematik . tidak hanya itu ia
melontarkan pernyataan yang mirip dengan Romiszowski bahwa pelatihan adalah poses
belajar yang menjadi solusi masalah kinerja sesorang. Namun pelatihan bukan satu-
satunya melainkan kinerja sesorang. Yang mungkin saja cocok dan sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan kariyawan secara individu. Belajar tidak hanya dengna
pelatihan, belajar dapat pula terjadi secara tidak sengaja atau belajar dengan teknik lain.

Lebih lanjut, Chyung mengiraikan kesamaaan pola piker antara TP dan TK


secara historis, kedua disiplin ini menerapkan pola piker system dengen sifat sistematik.
Masalah kinerja seorang karyawan tidakhanya milik pribadi karyawan.
Antara teknologi pendidikan dan teknologi kinerja memiliki
hubungan yang sangat erat. Teknologi Kinerja Manusia atau Human Performance
Technology adalah merupakan bidang kajian dan profesi baru dalam bidang teknologi
pendidikan. Human performance technology didefinisikan sebagai, “pendekatan rekayasa
untuk mencapai hasil yang diharapkan oleh orang dalam suatu organisasi sebagai
performer”. Upaya untuk merekayasa ini bersifat sitematis.

Thomas Gilbert (2007) dalam buku Hmsn Competence: Engineering Worthy


Performance (tribute editiom). Ia mnegungkapkan kemampuan atau kompetensi menjadi
cikal bakal dari teknologi kinerja. Dengan sudut pandang berbeda , Gilbert memulai
Bahasa kompotensi melalui telaahan ilmu perilaku. Baginya perilaku tidaklah sama
dengan kinerja. Perilaku belumlah mencerminkan kinerja sebagaian saja dari kinerja. Ahli
I I merumuskan kompotensi dengan cara unuik layaknya rumus matematika.

Worthy performance artinya kinerja terbaik

Accomplishment artinya pertasi kerja

Behavior artinya perilaku

Intinya, teknologi kinerja mengkaji tentang upaya-upaya untuk meningkatkan


kinerja dalam suatu organisasi melalui pendekatan yang sistematis, sistematis dan ilmiah.
Permasalahan dianalisis dan diidentifikasi untuk kemudian berbagai solusi pemecahan
masalah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa secara sistemik (holistik) untuk
diimplementasikan, dievaluasi dan diperbaiki atau mungkin dimodifikasi dan bahkan
diupdate/diganti secara terus menerus. Teknolog kinerja baik secara individu maupun tim
lebih berperan sebagai konsultasn dan analist sistem yang bertugas dalam mendiagnosa
masalah, mengidentifikasi akar masalah, menyusun strategi pemecahan masalah,

Teknologi pembelajaran  tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam


semua aktifitas manusia (seperti perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat) sejauh
berkaitan dengan upaya memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.  Oleh
karena kinerja peserta didik baik di sekolah maupun di tempat kerja dapat ditingkatkan
melalui penggunaan teknologi teknologi lunak seperti desain pembelajaran (ID) dan
hard-tech, juga penciptaan dan pemanfaatan lingkungan di mana peserta didik dapat
mempraktekkan dan mengaplikasi ilmu pengetahuan yang didapat dalam dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai