Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan landasan dan asas
pendidikan sebagai pedoman dan tolak ukur dalam kegiatan pendidikan. Landasan yang
berperan cukup penting adalah landasan ekonomi, peran ekonomi dalam pendidikan
dapat menimbulkan pengaruh untuk mengembangkan pendidikan sebab korelasi antara
ekonomi dan pendidikan sangat erat kaitannya. Disamping itu terdapat pula asas-asas
pendidikan, Asas pendidikan merupakan sesuatu konseptual yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Makalah ini akan mengulas dan memaparkan terkait tentang landasan ekonomi
dan asas asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
Landasan ekonomi pendidikan mencakup peran ekonomi dalam pendidikan, hubungan
ekonomi dan pendidikan, serta pendidikan sebagai suatu investasi . Sedangkan asas yang
dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas
kemandirian dalam belajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan landasan ekonomi dalam pendidikan ?
2. Apa hubungan antar aspek ekonomi dan aspek pendidikan ?
3. Bagaimana peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan ?
4. Mengapa pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu investasi ?
5. Apa yang dimaksud dengan asas-asas pendidikan ?
6. Bagaimana penerapan dalam asas-asas pendidkan ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian landasan ekonomi dalam pendidikan
2. Mengetahui hubungan antar ekonomi dan pendidikan
3. Mengetahui peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan
4. Mengetahui bahwa pendidikan sebagai suatu investasi
5. Mengetahui pengertian asas-asas pendidikan
6. Mengetahui penerapan dari asas-asas pendidikan dan pengembangannya

1.4 Metodologi Pengumpulan Data

1. Metode Diskusi yaitu pengumpulan data dengan melakukan diskusi antar sesama
anggota kelompok mengenai landasan ekonomi pendidikan, dan asas-asas pendidikan.
2. Metode Pustaka yaitu pengumpulan data menggunakan buku buku dan beberapa
referensi yang mendukung dari sumber internet yang menjelaskan tentang landasan
ekonomi pendidikan, dan asas-asas pendidikan.lalu dikembangakan oleh anggota
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN


2.1.1. PENGERTIAN LANDASAN EKONOMI
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal
dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau
"peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah
tangga" atau "manajemen rumah tangga.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi
adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi , efisiensi, dan
efektivitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi merupkan salah satu faktor yang cukup
berpengaruh dalam mengembangkan pendidikan.
2.1.2. HUBUNGAN EKONOMI DENGAN PENDIDIKAN
Manusia merupakan faktor produksi aktif yang dapat mengakumulasi modal,
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam, membangun organisasi sosial,
ekonomi dan politik. Dalam banyak literature ekonomi, faktor modal dan kemajuan
teknologi sering disebut sebagai faktor yang paling berperan dalam pertumbuhan
ekonomi. Namun keberadaan kedua faktor tersebut tidak akan banyak berguna kalau
tidak ditunjang oleh fktor lain, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan
asset utama sebuah negara , karena merupakan pelaku kegiatan ekonomi, politik,
dansebagainya. Instrumen utama untuk membangun sumber daya tersebut adalah
peningkatan kualitas program pendidikan nasional.
2.1.3. PERAN DAN FUNGSI EKONOMI DALAM PENDIDIKAN

Peranan ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai


pemegang peranan penting sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya
dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi,
yaitu dedikasi, keahlian dan ketrrampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang
merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila
pengelola dan guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam
bidangnya,dan memiliki ketrampilan yangcukup dalam melaksanakan tugasnya,
memberi kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya
walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai.

Alasan pemerintah Indonesia menetapkan pembangunan dibidang ekonomi pada


pembangunan jangka panjang adalah

Secara Makro :
(1)Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
(2)Agar tidak kalah bersaing dalam era globalisasi saat ini.
Akibatnya:
(1)Muncul berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, badan-badan perdagangan
baru, dan badan-badan jasa yang baru, (2)Jumlah konglomerat bertambah banyak
(3)Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah.
Lalu Di bidang Pendidikan berakibat :
(1)Banyak orang kaya secara sukarela mau menjadi bapak angkat agar anak-anak
tidak mampu bisa bersekolah
(2)Terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yaitu kerja sama antara sekolah
dengan pihak usahawan dalam proses belajar-mengajar para siswa, dalam rangka
mengembangkan keterampilan siswa
(3)Munculnya sejumlah sekolah unggul yang didirikan oleh orang-orang kaya atau
konglomerat atau kumpulan dari mereka yang bertebaran di seluruh Indonesia.
Sekolah ini lebih unggul dalam prasarana dan sarana pendidikan, dan juga dalam
menggaji pendidik-pendidiknya.
Secara Mikro :

(1) Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang walaupun


orang itu sudah menyadari bahwa kehidupan yang gemerlapan tidak menjamin
memberi kebahagiaan
(2)Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi sangat di tentukan oleh kondisi
ekonominya masing-masing. Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya akan bisa
leluasa bergerak menggaji guru atau dosen, membeli perlengkapan besar dan
sebagainya. Namun sebaiknya untuk sekolah yang miskin akan sulit bergerak

(3) Persekolahan di Indonesia sebagian besar masih lemah ekonominya, walaupun


sudah punya gedung, tapi perlengkapan belajarnya masih minim, kesejahteraan guru
belum memadai, sementara itu orang-orang kaya lebih memilih mendirikan sekolah
sendiri (sekolah unggulan) dari pada memberikan uang kepada semua sekolah yang
ada dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses


pendidikan, disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian
dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi,
psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakn
lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai
penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi
pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.

Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi sebagai


pemeran utama seperti halnya bisnis. Ekonomi hanya sebagai pemegang peran yang
cukup menentukan. Ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju
mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi,
keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya.

2.1.4. FUNGSI PRODUKSI DALAM PENDIDIKAN

Fungsi produksi adalah hubungan antara output dan input.

1. Fungsi Produksi Administrator

Inputnya adalah segala sesuatu yang menjadi wahana dan proses


pendidikan yaitu: (1)Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas, (2)
Perlengkapan belajar, media dan alat peraga, Buku-buku dan bentuk material
lainnya, seperti disket, Barang-barang habis pakai, seperti kertas dan alat tulis,
Waktu guru dan personalia bekerja.

Outputnya adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik.


2. Fungsi Produksi Psikologi

Inputnya sama dengan input pada fungsi produksi administrator.


Outputnya adalah semua hasil belajar siswa yang mencakup :
Peningkatan kepribadian, Pengarahan dan pembentukan sikap, Penguatan
kemauan, Peningkatan estetika, Penambahan pengetahuan, ilmu, dan teknologi,
Penajaman pikiran, Peningkatan keterampilan.

3. Fungsi Produksi Ekonomi.

Inputnya adalah :(1)Semua biaya pendidikan ,(2) Semua uang yg


dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan,(3) Uang yang mungkin
diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah.

Outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat


dan bekerja, jika orang ini sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah dan jika
belum pernah bekerja maka outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat
atau bekerja.

Fungsi produksi ekonomi ini bertalian erat dengan marketing di dunia


pendidikan. Marketing adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengawasan untuk memberikan perubahan nilai dengan target pasar sebagai
tujuan lembaga pendidikan (Kotler, 1985).

Marketing mencakup (1) Mendesain penawaran,(2) Menentukan


kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal ini calon peserta didik, (3)Menentukan
harga efektif, (4) mengadakan komunikasi, distribusi, dan meningkatan motivasi
serta layanan.

Keuntungan Marketing :Misi pendidikan terselenggara lebih sukses,


Meningkatkan kepuasan masyarakat, Meningkatan daya tarik terhadap petugas,
peserta didik, dana dan sebagainya, Meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran.
Kelemahan Marketing : Cenderung lembaga pendidikan menjadi usaha dagang
untuk mendapatkan keuntungan uang, Idealisme pendidikan cenderung diabaikan.
2.1.4. DANA PENDIDIKAN

Dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas, oleh karena itu ada kewajiaban
lembaga pendidikan untuk memperbanyak Sumber-sumber dana pendidikan yang
mungkin bisa diperoleh di antaranya: a). Dari pemerintah dalam bentuk proyek
pembangunan, penelitian dan sebagainya; b). Kerjasama dengan instansi lain, baik
pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam bidang penelitian,
pengabdian pada masyarakat; c). Membentuk pajak pendidikan. Program ini bisa
dirancang bersama antara lembaga pemerintah setempat dan masyarakat, dengan
cara ini bukan saja orang tua siswa yang membayar dana pendidikan tetapi semua
masyarakat.

Menurut jenisnya biaya pendidikan terdiri dari :

1. Dana Rutin, adalah dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin seperti gaji.
Dan dipertanggungjawabkan dengan SPJ (surat Pertanggungjawaban) yang
disertai dengan bukti-bukti pembayaran yang sah.
2. Dana Pembangunan, adalah dana yang dipakai membiayai pembangunan-
pembangunan dalam berbagai bidang juga dipertanggungjawabkan dengan
SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang disertai dengan bukti-bukti pembayaran
yang sah.
3. Dana Bantuan Masyarakat, adalah dana yang digunakan untuk membiayai hal-
hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan. Dan
dipertanggungjawabkan dalam laporan yang disertai bukti-bukti pembayaran
yang sah pada wakil-wakil masyarakat.
Tiga macam perencanaan biaya pendidikan adalah :

1. Perencanaan secara tradisional,


2. SP4 (Sistem Perencanaan Penyususnan Program dan Penganggaran).
Alokasi dana diatur atas dasar realita,
3. ZBB (Zero Base Badgeting) hanya direncanakan satu tahun anggaran
dan tiap-tiap kegiatan ditentukan biaya minimumnya.
2.1.5. EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS DANA PENDIDIKAN

Yang dimaksud dengan efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan


adalah dana yang harganya sesuai atau lebih kecil dari pada produksi dan layanan
pendidikan yang telah direncanakan. Sedangkan yang dimaksud dengan
penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersenut
pendidikan yang telah direncanakan bisa dicapai dengan relatif
sempurna. Pemerintah memandang perlu meningkatkan efisiensi pendidikan
karena (1) Dana pendidikan sangat terbatas,(2) Departemen pendidikan seringkali
mengalami kebocoran dana.

Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan tingkat


efisiensi pendidikan adalah (1)Penggunaan Uang,(2) Proses Kegiatan,(3) Hasil
Kegiatan

Efektivitas pendanaan juga untuk memilih alternatif pemrosesan yang


terbaik: (1)Untuk alternatif-alternatif yang belum diuji coba, atau dengan asumsi
sama-sama efektif, maka alternatif yang dipilih adalah yang memakai biaya yang
paling kecil, (2) Untuk alternatif-alternatif yang sudah diuji coba, sehingga
diketahui efektivitasnya masing-masing maka alternatif yang dipilih adalah yang
memiliki angka hasil bagi biaya oleh efektivitasnya paling kecil.

2.1.6. IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN

Konsep-konsep pendidikan mengenai landasan ekonomi ini adalah


bertalian dengan hal-hal berikut :

(1)Dalam dunia pendidikan, faktor ekonomi bukan sebagai pemegang


peranan yang utama, melainkan sebagai pemeran yang cukup menentukan
keberhasilan pendidikan,

(2)Faktor yang paling menentukan kehidupan dan kemajuan pendidikan


adalah dedikasi, keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-guru atau
dosen-dosen lembaga pendidikan itu.

(3) Fungsi ekonomi pendidikan adalah: Untuk menunjang kelancaran


proses pendidikan dan sebagai bahan pelajaran untuk membentuk
manusia ekonomi.
2.1.7 URGENSI EKONOMI SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN
Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan
siap dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu, tidaklah
heran apabila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang
tinggi akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Pendidikan sebagai hak asasi individu anak bangsa telah diakui dalam UUD
1945 pasal 31 ayat 10 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Sedangkan ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang-undang. Oleh sebab
itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat, maupun pemerintah
bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan (UU RI
No. 2 tahun 2003:37).
Dalam membangun pendidikan memang diperlukan dana besar dan
diperlukan perhatian pemerintah terhadap kondisi pendidikan. Terutamama
dengan mengubah anggaran pendidikan menjadi lebih besar.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan
alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945
mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBN.
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi
pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi,
dan strategi pembangunan pendidikan nasional.

2.2 PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU INVESTASI


2.2.1. HAKIKAT PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI MASA DEPAN
Pendidikan sering diartikan sebagai satu sektor yang paling penting dalam
meningkatkan kualitas hidup seseorang baik secara materil maupun non materil.
Semakin tinggi pendidikan sesorang maka akan semakin tinggi tingkat kualitas
hidupnya terutama dalam hal kesejahteraan hidupnya di dunia.
Kita dapat melihat, bahwa pada umumnya semakin berpendidikan seseorang
maka semakin tinggi pendapatannya. Hal ini dimungkinkan karena orang yang
berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan.
Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan memiliki pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), sikap hidup (attitude to life) yang mana diperoleh melalui
pendidikan. Sebagai contoh di Negara Amerika misalnya, bahwa seseorang yang
berpendidikan doctor (S3) berpenghasilan rata-rata per tahun sebesar 55 juta dolar,
sedangkan master (S2) 40 juta dollar, dan sarjana (S1) 33 juta dollar. Sementara itu
lulusan pendidikan lanjutan hanya berpenghasilan rata-rata 19 juta dollar per tahun.
Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah
sebagai investasi sumber daya manusia dimasa depan yang dapat memberi manfaat
moneter ataupun nonmoneter. Manfaat moneter dari pendidikan adalah manfaat
ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan
tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan
yang berada di bawahnya sedangkan manfaat nonmoneter adalah diperolehnya
kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan
menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi
dan kesehatan yang lebih baik.
Oleh karena itulah, pendidikan merupakan investasi yang sangat penting
dalam menghadapi masa depan dunia secara global. Karena pendidikan menciptakan
keajaiban dan perubahan baik untuk diri sendiri, masyarakat maupun Negara dan
bahkan dunia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nelson Mandela (Pejuang Anti
Apartheid) dari Afrika Selatan “Education is the most powerful Weapon which you
can use to change the world ”

2.2.2 KONSEP PENDIDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI MASA DEPAN


Pendidikan adalah sebuah investasi masa depan yang sangat menjanjikan.
Karena pendidikan dapat memberikan manfaat dan perubahan baik bagi diri sendiri
dan masyarakat maupun bagi bangsa dan Negara.
Maksud dari pendidikan sebagai investasi adalah penanaman modal dengan cara
mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan. Adapun pendidikan
sebagai investasi bertujuan untuk memperoleh pengembalian ekonomi (rate of
return) yang lebih baik di masa mendatang yang dihasilkan melalui pendidikan
tersebut.
Kualitas sumber daya manusia sendiri tidak selalu tercemin dalam keterampilan
dan fisik manusia saja akan tetapi juga pendidikan, pengetahuan, pengalaman atau
kematangan dan sikap atau nilai-nilai yang dimiliki. Investasi sumber daya manusia
(investment in human capital)merupakan salah satu bentuk investasi yang dilakukan
dalam bidang pendidikan. Proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga
merupakan suatu investasi. Pihak-pihak yang melakukan investasi dalam bidang
pendidikan mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan dengan mengenyam pendidikan yang diharapkan
nantinya akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan
diharapkan melalui peningkatan kompetensi dan kemampuan dalam bekerja melalui
pendidikan, sehingga hasil kerja mereka lebih dihargai karena memang lebih baik.
Maka harus diakui bahwa pengembangan sumber daya manusia dalam suatu
Negara adalah unsur pokok bagi kemakmuran dan pertumbuhan suatu Negara.
Investasi dalam bentuk modal manusia mempunyai nilai balikan yang lebih besar
daripada modal fisik. Sehingga tidak ada Negara di dunia ini yang mengalami
kemajuan pesat dengan dukungan SDM yang rendah pndidikannya. Jadi kalau kita
mengharapkan kemajuan pembangunan dengan tidak menjadikan modal manusia
(sektor pendidikan) sebagai prasyarat utama, maka sama saja kita seperti ”pungguk
yang merindukan bulan”.
2.3 ASAS-ASAS PENDIDIKAN

2.3.1. PENGERTIAN ASAS PENDIDIKAN

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau


tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam


merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1. Asas Tut wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya
merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan
Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini
dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif
dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing
Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini
antara lain :

a. Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan


keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan
yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.

b. Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan


yang diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja
dan bidang yang diinginkan.

c. Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat


kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang
diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.
d. Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam
fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan
keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.

e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan


memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kondisi
daerahnya.

f. Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan


memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan
kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.

2. Asas Belajar sepanjang hayat

Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan


seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja
yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :

 Meliputi seluruh hidup setiap individu.

 Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan


penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

 Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment)


setiap individu.

 Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.

 Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin


terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar
pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan
efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar
mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar


Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan
dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan
peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

2.3 .2 PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

1. Keadaan yang di temui

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang, yakni :

1) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan


keterampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya
dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri

2) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan


kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk
memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya

3) Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan


kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai
dengan gaya dan irama belajarnya

4) Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan
sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi
manusia yang mandiri

5) Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk


memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi
manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia
yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989)

Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa


keadaan yang ditemui sekarang, yaitu :

1) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami


peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun
ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal,
non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang
pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi

2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan


tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka
dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya
dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri

3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan


isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan

4) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang


semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran,
bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan
jasmani

5) Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program


pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk:

a) Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak


dan hidup bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara
belajar

b) Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia


seutuhnya
6) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda:
kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap
patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara,
kepribadian dan budi luhur

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas
sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas
pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

2. Permasalahan yang dihadapi

a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan


kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan
harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan
membangun sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber
daya manusia negara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu


pendidikan, antara lain:

(1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan,

(2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi,

(3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan


ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa,

(4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.

b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan


Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada
keterkaitannya dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak
geografi Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia Indonesia yang
multidimensional.

Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi


penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien

(1) meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusat–


daerah, daerah–daerah, agar arus komunikasi informasi pembaharuan
pendidikan berjalan lancar,

(2) desiminasi–inovasi pendidikan: kelembagaan’ sumber daya manusia,


sarana dan prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara
terpadu, dan

(3) peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukan dalam upaya


meningkatkan relevansi pendidikan.

c. Masalah pendekatan komunikasi oleh guru

Sekarang masih terdapat kecendrungan bahwa peserta didik terikat


oleh penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran
dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi demikian,
pendididk menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari
peserta didik. Tidak jarang, peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh
seorang guru. Dengan rendahnya umpan balik dari peserta didik, dan
cenderung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan
Schoemaker, 1981 : Depdikbud, 1983) memberikan implikasi yang negatif
terhadap out put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak
terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada
informasi yang diberikan pendidik.

d. Masalah peranan pendidik

Metode pembelejaran yang dilakukan oleh pendidik kepada


peserta didik, yakni metode ceramah dimana pendidik melakukan
komunikasi satu arah, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai
orang yang paling dominan. Tidak jarang, pendidik, dosen atau guru
menempatkan dirinya sebagai orang yang paling dan serba tahu dalam
segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Tugas seorang
pendidik sebenarnya mendorong peserta didik untuk mencari informasi
sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri.

e. Masalah tujuan belajar

Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan


tujuan belajar. Oleh karena kemajuan teknologi terutama kemajuan
transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakin sempit, sehingga
intensitas interaksi manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan
suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar diperluas
dengan learning to life together dan learnign to be.

3. Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan

Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam penerapan asas-


asas pendidikan, maka perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-
asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang
telah dijelaskan sebelumnya.

a. Meningkatkan mutu pendidikan

Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia


sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah
dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum
dan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.

b. Meningkatkan relevansi pendidikan

Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah


melakukan berbagai upaya
(1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam,

(2) usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan


kualitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
dan

(3) usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling,
pertemuan, dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.

c. Mengembangkan komunikasi dua arah

Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru harus


mengembangkan komunikasi dua arah. Siswa tidak hanya mendengarkan
namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang
diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan
terdorong untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja.

d. Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator,


dan organisator.

Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus


yang harus dipecahkan atau didiskusikan. Informator sebagai pemberi
informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Motivator
sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Organisator yang
membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang
telah ada.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Penddikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dalam proses pendidikan terdapat landasan pendidikan,landasan pendidikan itu


mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Banyak sekali macam-
macam landasan pendidikan,tetapi disini membahas tentang landasan ekonomi
pendidikan. Landasan ekonomi pendidikan merupakan peran aktif manusia dalam
pemanfaatan ekonomi atau sebagai investasi taraf hidup kedepannya.

Peran ekonomi dalam pendidikan cukup menunjang tetapi bukan factor peranan
yang utama,peranan yang utama dalam pendidikan adalah pendidik atau guru. Dalam
meningkatkan taraf hidup ekonomi yang lebih baik,sumber daya manusia lah yang sangat
berperan penting,dikarenakan manusia ada pelaku dalam perekonomian tersebut.
Sehingga semakin tinggi pendidikan yang dijalani,semakin tinggi juga taraf
perekonomiannya atau hasil pendapatan yang diperolehnya.

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Di Indonesia
terdapat 3 asas pendidikan,yaitu tut wuri handayani,belajar sepanjang hayat,dan
kemandirian dalam belajar.

Asas-asas ini pun berkaitan dengan landasan pendidikan ekonomi,dikarenakan


asas-asas ini menjadi tumpuan berfikir,untuk pelaksanaan pendidikan,dan sumber daya
manusia yang baik pun dapat melaksanakan peran aktif dalam dunia ekonomi.
3.2 SARAN

Ekonomi itu hal yang mencangkup untuk kesenjangan hidup di dunia,manusia itu
sebagai peran aktif dalam perekonomian tersebut,agar menjadi perekonomian yang
baik,manusia di didik dalam menjenjang dunia pendidikan,agar outputnya dalam dunia
ekonomi dapat beranfaat untuk dirinya sendiri,masyarakat maupun bangsa dan Negara.

Manusia harus dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya agar taraf


hidupnya menjadi lebih baik,dikarenakan dalam proses perekonomian di dunia
pendidikan,pendidikan yang paling tinggi itu merupakan pendapatan atau gaji termahal.

Kita sebagai mahasiswa,harus dapat mememperoleh pendidikan setinggi


mungkin,untung mendapatkan perekonomian yang lebih baik.

Jadi,belajarlah terus-terus,patuhi pendidik,ikuti proses pendidikan yang baik,agar


kita dapat menjadi manusia yang berkarakter yang berguna bagi bangsa dan Negara.
Serta kita bisa membantu perekonomian Negara kita,supaya Negara kita,bukan lagi
Negara berkembang tetapi Negara maju,kita mahasiswa adalah penerus bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai