Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH EKONOMI DALAM PENDIDIKAN

Oleh:
Ayusti Nur Utami
NIM 22110251001

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan dasar utama dalam membangun kualitas manusia.
Pendidikan juga berperan penting dalam mengatur nilai-nilai sosial di
masyarakat. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat
memberikan dampak dan inspirasi yang besar bagi peserta didiknya.
Pendidikan dapat berfungsi dengan baik tanpa memandang faktor guru serta
memenuhi sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana dan prasarana yang memadai akan mampu memenuhi segala
kebutuhan guru dan peserta didik sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan secara efektif. Terwujudnya sarana dan prasarana dalam pendidikan
tidak lepas dari kondisi ekonomi lembaga pendidikan tersebut. Lembaga
pendidikan dengan kondisi ekonomi yang kuat selalu memodernisasi sarana
dan prasarana penunjang pendidikan yang lebih lengkap dibandingkan
lembaga pendidikan dengan kondisi ekonomi lemah.
Tak terlihat, perbedaan ini dapat dilihat dari keadaan bangunan, ruang kelas,
kantor, sarana belajar dan lingkungan di suatu lembaga pendidikan. Sekolah
dengan perekonomian yang kuat dapat dilihat dari bangunannya yang besar,
ruang kelas yang representatif dengan banyak fasilitas penunjang yang baik,
antara lain papan tulis, layar LCD, AC, media luar ruang untuk pekerjaan
siswa dan masih banyak fasilitas lainnya. (metropolitan.com)
Masalah lain yang dihadapi ekonomi pendidikan adalah meningkatnya biaya
pendidikan dari sekolah dasar ke perguruan tinggi. Hal ini akan melemahkan
kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Tingginya angka tidak
bersekolah dapat menjadi indikasi lemahnya kemampuan ekonomi orang tua
untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa
ada permasalahan mendasar, yaitu sebagian besar penduduk Indonesia belum
menikmati pendidikan, yang notabene merupakan hak dasar dan kebutuhan
yang harus dipenuhi oleh Negara. Di sisi lain, hanya ada sedikit dukungan
keuangan dari pemerintah. Meskipun secara konstitusional jumlah 20% dana
APBN dan APBD untuk pendidikan ditetapkan, namun masih sangat sulit
untuk dicapai baik pemerintah pusat maupun daerah. Setiap daerah otonom
memiliki kemampuan keuangan daerah yang berbeda-beda.

B. Pembahasan
1. Peran ekonomi dalam Pendidikan
Peran ekonomi dalam pendidikan dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu
dimensi makro dan dimensi mikro.
a. Dimensi Makro
Alasan mengapa pemerintah Indonesia menetapkan pembangunan
ekonomi dalam pembangunan jangka panjang adalah karena ekonomi
pertama-tama memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, dan
kedua agar tidak kalah kompetitif di era globalisasi saat ini. Hal ini
menyebabkan munculnya banyak proyek baru, pabrik baru, badan
komersial baru dan badan layanan baru. Sehingga jumlah blok semakin
meningkat meskipun kelangsungan hidup masyarakat miskin, selain itu
pertumbuhan ekonominya tinggi dan pendapatan negara meningkat.
Perkembangan ekonomi makro ini juga mempengaruhi dunia pendidikan,
termasuk banyak orang kaya yang secara sukarela ingin menjadi orang tua
angkat dari anak-anak yang tidak bisa bersekolah. Jabatan mulia ini patut
diapresiasi tinggi tidak hanya secara manusiawi, tetapi juga secara tidak
langsung turut serta dalam menyukseskan program wajib belajar 9 tahun.
Sikap ini harus diwujudkan oleh orang-orang kaya yang belum menjadi
orang tua angkat dari anak-anak yang tidak bisa bersekolah.
Perkembangan lainnya adalah penerapan sistem ganda dalam pendidikan,
yaitu dalam bentuk kerja sama antara lembaga pendidikan dengan
wirausahawan yang ikut serta dalam proses belajar mengajar peserta didik
dengan menyediakan fasilitas, alat dan sarana pembelajaran yang tidak
dimiliki sekolah karena keterbatasan sekolah. Sistem ganda ini diadakan
untuk mengembangkan keterampilan mengajar. Dalam sistem ini, siswa
belajar di dua tempat, yaitu di sekolah dan di perusahaan.
Efek lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi makro adalah
munculnya sekolah-sekolah unggulan. Sekolah ini didirikan oleh orang-
orang kaya sebagai bentuk ketertarikan mereka terhadap pendidikan
Indonesia.
b. Dimensi Mikro
Satmoko (1999: 109) Peran ekonomi dalam ekonomi mikro dapat
dibuktikan bahwa masyarakat memandang kehidupan meningkat atau
menurun karena erat kaitannya dengan perekonomian. Jarang orang
mengasosiasikan pasang surut kehidupan seseorang dengan tingkat hati,
kebahagiaan keluarga, kejujuran dan kesucian hidup seseorang.
Secara umum, tingkat ekonomi keluarga mempengaruhi perencanaan
pedagogis yang dilakukan orang tua tentang arah pendidikan anak-anak
mereka. Orang tua secara sadar atau tidak sadar dalam merencanakan
pendidikan untuk anaknya menggunakan pendekatan reward value.
Pendekatan ini digunakan untuk menemukan keseimbangan antara untung
dan rugi. Prinsip untung rugi digunakan oleh mereka yang rasional dalam
memutuskan bagaimana membelanjakan uangnya agar keinginan mereka
menjadi kenyataan.
Standar kehidupan lembaga pendidikan juga sangat ditentukan oleh
kondisi ekonomi masing-masing. Lembaga pendidikan yang kaya akan
dapat hidup bebas karena pemenuhan semua jenis pembiayaan.
Sebaliknya, lembaga pendidikan yang miskin sangat sulit untuk diangkut,
dan membayar guru atau dosen saja masih sulit, belum lagi merencanakan
kegiatan dan acara besar, membangun gedung atau membeli peralatan
pendidikan canggih.
Sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia masih rentan secara
ekonomi, meskipun sudah memiliki gedung namun masih kekurangan
peralatan belajar. Selain itu, ekonomi yang lemah juga mempengaruhi
kesejahteraan guru dan dosennya, terutama guru di desa yang begitu
menyedihkan sehingga kebanyakan dari mereka terpaksa mencari
pekerjaan serabutan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya. Pada saat yang sama, orang kaya tampaknya tidak mau
membantu lembaga pendidikan ini dalam bentuk uang. Mereka lebih suka
membuat sekolah sendiri, yaitu sekolah unggulan daripada memberikan
uang kepada sekolah tanpa batas waktu.
2. Pekerjaan Produksi dalam Pendidikan
Fungsi produksi dalam pendidikan adalah hubungan antara output dan input.
Oleh karena itu, sebuah lembaga pendidikan dikatakan produktif jika
setidaknya memiliki keseimbangan antara output dan input.
Thomas (dalam Pidarta, 2013) membagi fungsi produksi dalam pendidikan
menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Pekerjaan Produksi Administratif
Masukan adalah semua yang menjadi media dan proses pembelajaran,
antara lain:
1) Prasarana dan sarana pembelajaran, termasuk ruang kelas.
Kemampuan kas dinilai berdasarkan luas dan kualitas bahan
bangunan.
2) Peralatan belajar, media dan alat peraga baik di ruang kelas maupun
laboratorium, yang dihitung dalam harga dalam bentuk uang.
3) Buku dan bentuk bahan lainnya seperti film, floppy disk dan CD, juga
dihargai dalam hal moneter.
4) Bahan habis pakai seperti bahan kimia laboratorium, kapur, kertas,
alat tulis, dll dihitung dalam bentuk uang.
5) Waktu guru dan staf lain yang digunakan dalam pemrosesan peserta
didik bekerja, yang juga dihargai dalam bentuk dana.
Kelima jenis masukan tersebut di atas kemudian ditambahkan setelah
dievaluasi dalam bentuk uang bersama. Sedangkan output dalam fungsi
produksi ini adalah berbagai layanan berupa student processing. Layanan
ini dihitung melalui sistem jam kredit atau jam kredit untuk semester dan
lamanya durasi mahasiswa. Keduanya adalah uang.
b. Pekerjaan Produksi dalam Psikologi
Input dalam fungsi produksi ini sama dengan input dalam fungsi produksi
manajerial, sedangkan outputnya adalah semua outcome pembelajaran
siswa, meliputi peningkatan karakter, pembentukan arah dan sikap,
penguatan kemauan, peningkatan estetika, penambahan pengetahuan,
iptek, penajaman pikiran, dan peningkatan keterampilan.
Menghitung keseimbangan antara output dan input Fungsi produksi dalam
psikologi sangat sulit, karena tidak mudah untuk mengidentifikasi dan
memanfaatkan aspek psikologi. Sehingga harga output dari fungsi
produktif ini dilihat dari kemaslahatan mahasiswa dan lulusan di
masyarakat serta kompatibilitasnya dengan standar dan kondisi
masyarakat.
c. Pekerjaan Produksi Ekonomi
Masukan dari fungsi produksi ekonomi adalah:
1) Semua biaya pendidikan, seperti dalam input fungsi produksi
administrasi.
2) Semua dana dihabiskan secara pribadi untuk keperluan pendidikan,
seperti uang saku, transportasi, pembelian buku, alat tulis, dll selama
masa studi.
3) Uang yang bisa didapatkan dengan bekerja sambil kuliah atau kuliah,
tetapi tidak didapatkan karena waktu digunakan untuk belajar atau
belajar.
Produk dari fungsi produksi ekonomi adalah:
1) Penghasilan tambahan bagi siswa jika mereka selesai dan bekerja,
ketika orang tersebut telah bekerja sebelum kuliah.
2) Jika Anda belum pernah bekerja sebelumnya, outputnya adalah gaji
yang diterima setelah lulus dan mulai bekerja.
Menurut Kotler (1985), fungsi produksi ekonomi berkaitan erat dengan
pemasaran. Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan untuk memberikan perubahan nilai, dengan target pasar
sebagai tujuan lembaga pendidikan.
Pemasaran meliputi merancang penawaran, mengidentifikasi kebutuhan
atau kebutuhan pasar dalam hal ini calon peserta didik, menetapkan harga
yang efektif, berkomunikasi, mendistribusikan, dan meningkatkan
motivasi dan layanan.
Keuntungan pemasaran dalam pendidikan adalah:
1) Tugas pendidikan lebih berhasil, karena penuh dengan program yang
menarik.
2) Meningkatkan kepuasan masyarakat.
3) Meningkatkan daya tarik calon mahasiswa, donatur, dll.
4) Meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran.
Sedangkan kerugian pemasaran dalam pendidikan adalah:
1) Lembaga pendidikan cenderung menjadi usaha bisnis untuk
menghasilkan keuntungan moneter
2) Idealisme pendidikan cenderung diabaikan
3. Peran dan fungsi ekonomi dalam mendukung berfungsinya proses Pendidikan
Peran ekonomi dalam pendidikan sangat menentukan tetapi tidak penting,
karena ada hal lain yang menentukan hidup dan mati suatu lembaga
pendidikan bolak-balik dibandingkan dengan ekonomi, dan itu adalah
dedikasi, pengalaman dan keterampilan kepala sekolah dan gurunya. Ini
adalah kunci keberhasilan sekolah atau perguruan tinggi. Artinya, jika kepala
sekolah, guru atau dosen memiliki dedikasi yang cukup, ahli di bidangnya
dan memiliki keterampilan yang memadai dalam menjalankan tugasnya,
maka memberikan kemungkinan bahwa lembaga pendidikan akan berhasil
melaksanakan tugasnya meskipun dengan ekonomi yang tidak mencukupi.
Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah untuk mendukung berfungsinya
proses pendidikan. Bukan modal yang dikembangkan untuk keuntungan yang
melimpah, di sini peran ekonomi di sekolah juga merupakan bagian dari
sumber daya pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan
kognisi, kasih sayang dan psikomotorik untuk menjadi tenaga kerja yang
handal dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja
dan mampu hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses pendidikan,
ekonomi pendidikan juga dapat menjadi subjek dalam permasalahan ekonomi
dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, manfaat ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:
a. Untuk membeli kebutuhan pendidikan yang tidak dapat dilakukan sendiri
atau dengan siswa, orang tua atau masyarakat, atau yang tidak dapat
dipinjam dan ditemukan di daerah ini, seperti sarana, prasarana, media,
alat peraga, bahan habis pakai, dll.
b. Membiayai semua peralatan konstruksi seperti air, listrik, telepon,
televisi, dll.
c. Bayar layanan semua kegiatan pendidikan seperti pertemuan, perayaan,
pertemuan ilmiah, dll.
d. Pada mata kuliah pendidikan ekonomi, mudah bagi peserta didik untuk
dapat hidup hemat, efisien, memiliki keterampilan produktif, etos kerja
tinggi, dan memahami prinsip-prinsip ekonomi.
e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan karyawan dalam
pendidikan.
f. Tingkatkan motivasi untuk bekerja.
g. Hal itu membuat tenaga kependidikan lebih semangat dalam bekerja.
Peran dan fungsi ekonomi pendidikan di atas tentu tidak akan berfungsi
secara efektif tanpa dana, meskipun dana pendidikan di Indonesia sangat
terbatas, dan oleh karena itu ada kewajiban pada lembaga pendidikan untuk
meningkatkan sumber dana pendidikan yang dapat diperoleh, antara lain:
a. pemerintah dalam bentuk proyek pembangunan, penelitian dan
sebagainya.
b. Kerjasama dengan instansi lain, pemerintah, swasta dan komersial.
Kerjasamanya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Pembentukan pajak pendidikan. Program ini dapat dirancang bersama
oleh instansi pemerintah daerah dan masyarakat, dengan cara ini bukan
hanya orang tua siswa yang membayar uang sekolah tetapi seluruh
masyarakat.
d. Upaya lainnya. Seperti mengadakan pertunjukan seni keliling, membuat
bazar, mendirikan kafetaria, mendirikan koperasi sekolah, mencari
donatur tetap, dll.
Pada saat yang sama, jenis pembiayaan pendidikan dibagi menjadi tiga:
a. Dana rutin adalah dana yang digunakan untuk mendanai kegiatan rutin
seperti pendidikan pengabdian kepada masyarakat dan tunjangan
penelitian, dll.
b. Dana pembangunan, adalah dana yang digunakan untuk membiayai
pembangunan fisik di berbagai bidang, seperti pembangunan prasarana
dan sarana, perangkat pembelajaran, media, dan kurikulum baru.
c. Dana bantuan masyarakat, digunakan untuk mendanai hal-hal yang tidak
didanai dari dana rutin dan dana pembangunan.
d. Dana usaha Yayasan digunakan untuk mendanai hal-hal yang tidak
didanai oleh dana rutin dan dana pembangunan.
Adapun pengelolaan dan perencanaan sumber pendanaan, ada tiga jenis
perencanaan biaya pendidikan:
a. Perencanaan tradisional, yang merupakan perencanaan setiap kegiatan
pendidikan, maka masing-masing kegiatan ini ditentukan oleh biayanya.
b. SP4 (Sistem Penyusunan Program dan Perencanaan Anggaran):
Organisasi jenis kegiatan dalam pendidikan diatur dalam sistem, alokasi
dana disusun berdasarkan kenyataan, semua kegiatan ditujukan untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
c. ZBB (Zero Base Budenganeting) ditetapkan untuk satu tahun fiskal saja
dan setiap kegiatan ditetapkan sebagai biaya minimum.
4. Efisiensi dan efektivitas dana Pendidikan
Penggunaan dana pendidikan disebut efektif apabila dana yang digunakan
sesuai atau kurang dari yang direncanakan dan mengakibatkan pelayanan jasa
dan produksi pendidikan sama dengan atau melebihi rencana awal. Beberapa
faktor utama dalam menentukan tingkat kompetensi adalah penggunaan uang,
proses kegiatan dalam pendidikan, hasil kegiatan yang dilakukan. Pada saat
yang sama, penggunaan dana disebut efektif jika memungkinkan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang semula direncanakan dengan dana ini
dalam kuantitas dan kualitas yang sama dengan atau melebihi yang
direncanakan.
5. Implikasi bagi fondasi ekonomi dalam Pendidikan
Konsep pedagogis yang dapat dikembangkan dari pembahasan pondasi
ekonomi adalah sebagai berikut:
a. Dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang produktif, maka: (1)
sistem pendidikan, struktur, kurikulum dan jumlah serta jenis pendidikan
ditata ulang, (2) biaya pendidikan meningkat, (3) poin 1 dan 2 diarahkan
pada kebutuhan pembangunan ekonomi berbasis teknologi tinggi,
fleksibilitas dan mobilitas tenaga kerja
b. Diupayakan agar setiap lembaga pendidikan mampu menghidupi dirinya
sendiri, dengan mencari sumber pendanaan tambahan sebanyak-
banyaknya, serta menerima dana dari pemerintah atau lembaga
c. Dana pendidikan harus dikelola secara profesional, pelaksanaannya
diawasi secara ketat, dan dihitung dengan bukti yang benar
d. Penggunaan dana dalam setiap kegiatan harus dilakukan secara efisien
dan efektif
e. Pengembangan konsep fungsi produksi dalam pendidikan adalah untuk
memfasilitasi penentuan efisiensi pendidikan.
f. Faktor utama yang diperhitungkan dalam menentukan tingkat kompetensi
pendidikan adalah
1) Penggunaan uang
2) Proses kegiatan
3) Hasil kegiatan

C. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, faktor ekonomi bukanlah yang utama, melainkan
peran yang cukup untuk menentukan keberhasilan pendidikan, sedangkan
faktor yang paling menentukan dalam kehidupan dan kemajuan pendidikan
adalah dedikasi, pengalaman dan keterampilan manajer dan guru di lembaga
pendidikan.
Fungsi ekonomi pendidikan adalah
1. untuk mendukung berfungsinya proses pendidikan,
2. Sebagai bahan pelajaran untuk pembentukan ekonomi manusia
Ekonom yang dimaksud adalah manusia yang ada dalam hidupnya
1. etika kerja yang tinggi,
2. biasanya bekerja dengan sempurna, bukan setengah,
3. subur
4. Mereka dulu hidup hemat, dan
5. Kehidupan biasa secara efisien

D. Daftar Pustaka
Made, Pidarta, Landasan Kependidikan ; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia, ed. 3 cet. 3, Jakarta : Rineka Cipta , 2013.

Satmoko, Retno Sriningsih. Landasan Kependidikan (Pengantar ke arah Ilmu


Pendidikan Pancasila). Semarang: CV. IKIP Semarang Press. 1999.

Metropolitan.co/2014/03/12/siswa-mts-belajar-di-makam

Anda mungkin juga menyukai