Anda di halaman 1dari 3

A.

Peran Ekonomi Dalam Pendidikan Indonesia

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,


distribusi, pertukaran, dan konsumsi bahan dan jasa. Kata ekonomi berasal dari kata
Yunani oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos "peraturan, aturan, atau
hukum". Jadi, secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga.

Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi, efisiensi,
dan efektivitas dalam biaya pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu faktor yang
cukup berpengaruh dalam pendidikan.

Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi sebagai pemeran


utama seperti halnya didunia bisnis. Ekonomi hanya sebagai pemegang peran yang cuku
menentukan. Mengapa demikian? sebab tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan
tidak akan bias berjalan dengan baik dan lancar.sekolah yang roboh karena gempa atau
disapu oleh gelombang tsunami, membuat anak-anak dan guru mengungsi ketempat lain
seperti balai desa atau tempat ibadah untuk belajar. Atau sekolah yang tidak mampu
membeli bangku, meja dan kursi akan membuat anak-anak belajar dilantai sambil
duduk-duduk atau berbaring.

Hal ini tentu saja dapat mengurangi minat anak belajar. Sekolah yang tidak punya alat
peraga akan membuat pemahaman anak-anak akan pelajaran itu menjadi dangkal.
Sekolah yang tidak mampu membeli buku baru, akan membuat pengetahuan yang
diberikan kepada anak-anak ketinggalan zaman. Sekolah dengan SPP terlalu kecil
membuat guru-guru harus bekerja keras mencari tambahn diluar, yang membuat
perhatian mereka berkurang dalam mengajar. Demikian dampak besar negative
pendidikan yang ekonominya terbatas.

Peran ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang
peranan penting. Sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup atau matinya dan maju
mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi,
keahlian dan ketrampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci
keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi.
Artinya apabila pengelola dan guru-guru atau dosen-dosen memiliki dedikasi yang
memadai, ahli dalam bidangnya dan memiliki keterampilan yang cukup dalam
melaksanakan tugasnya, memberi kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses
melaksanakan misinya walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai.

Disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber
pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor
untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri,
memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat.

Dengan demikian peranan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:


1. Pemenuhan keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti prasarana dan
sarana, media, alat peraga dan sebagainya.
2. Membiayai semua perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon. Membayar jasa
dari segala kegiatan pendidikan.
3. Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti; belajar hidup hemat.
4. Memenuhi kebutuhan dasar para personalia pendidikan.
5. Meningkatkan motivasi kerja.
6. Meningkatkan gairah kerja para personalia pendidikan.

Menurut Kotler (1985) peran ekonomi dalam pendidikan bertalian erat dengan
analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan yang memberikan perubahan nilai-
nilai yang dihasilkan dari sebuah proses pendidikan. Untuk mencapai ini semua, Kotler
memberikan batasan peran ekonomi dalam sebuah siklus dan proses pendidikan meliputi:
peran administrator, peran psikologi, dan peran produksi.

1. Peran administrator meliputi: penyediaan prasarana dan sarana belajar, termasuk


ruang kelas, penyediaan perlengkapan belajar di sekolah, penyediaan buku-buku
pelajaran dan laboratorium, serta pembayaran guru dan perangkat pegawai
administrasi dalam memproses peserta didik.
2. Peran psikologi meliputi: peningkatan hasil belajar siswa yang mencakup peningkatan
kepribadian dan estetika serta keterampilan, pengarahan, dan pembentukan sikap,
penguatan kemampuan, penambahan pengetahuan ilmu dan teknologi, dan penajaman
fikiran.
3. Peran produksi meliputi: menentukan kebutuhan atau keinginan pasar kerja,
meningkatnya misai dan program pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan
baik, meningkatkan kepuasan masyarakat efisiensi dalam proses pendidikan.

Menurut Mutrofin (1996), menyatakan bahwa negara-negara maju memiliki


komitmen yang jelas dalam membangun sektor pendidikan. Komitmen tersebut
diimplementasikan dnegan dukungan ekonomi yang sangat jelas pula. Dalam konteks dan
perspektif Indonesia, pembanunan pendidikan mendapat tempat strategis, dengan
munculnya Link and Match, kebijaksanaan ini mengharahpkan dunia pendidikan
menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang sesuai dengan pasaran kerja mencakup mutu dan
jumlah serta jenisnya dengan dukungan ekonomi yang memadai.

Peran ekonomi dalam pendidikan menunjang kelancaran proses pendidikan dan


sebagai bahan ajar ekonomi yang membentuk manusia ekonomi yaitu manusia yang
dalam kehidupan sehari-harinya memiliki kemampuan dan kebiasaan, memiliki etos
kerja, tidak bekerja setengah-setengah, produktif, dan hidup efisien.

Daftar pustaka
https://ejournal.bsi.ac.id

Anda mungkin juga menyukai