Anda di halaman 1dari 9

SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X

Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

ANALISIS LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Farrah Camelia
Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Email: : 19204010003@student.uin-suka.ac.id

Abstrak
Kemajuan suatu negara didukung oleh kualitas sumber daya manusia di dalamnya, kemajuan
teknologi dan pengetahuan merupakan dua hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
negara tersebut. Tantangan masa depan berupa perkembangan teknologi informasi, konvergensi ilmu
dan teknologi, kemajuan industri kreatif dan budaya, pengaruh serta dampak teknosains, menuntut
pelaksanaan pengembangan kurikulum dengan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih
komprehensif. Kajian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai pentingnya
peningkatan mutu sumber daya manusia dengan memperbaiki pendidikan di Indonesia, salah satunya
melalui pengembangan kurikulum yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Metode
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil kajian menjelaskan bahwa
lembaga pendidikan khususnya jalur sekolah harus mampu menunjang dan mengantisipasi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan ajar atau materi sepatutnya hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kontemporer, baik berkaitan dengan hasil perolehan informasi, ataupun
cara memperoleh informasi tersebut dan memanfaatkannya untuk masyarakat. Dibutuhkan
pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi supaya memberi
implikasi terhadap pengembangan sumber daya manusia.
Kata Kunci : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kurikulum

Abstract
The progress of a country is supported by the quality of human resources in it. technological progress
and knowledge are two things that are very influential on the development of the country. Future
challenges include the development of information technology, the convergence of science and
technology, the advancement of creative and cultural industries, the influence and impact of science,
demanding the implementation of curriculum development with a more comprehensive foundation of
science and technology. This study aims to broaden the reader's insight on the importance of
improving the quality of human resources by improving education in Indonesia, one of which is
through the development of a curriculum based on science and technology. The research methods
used was the qualitatif descriptive approach. The results of the study explained that, educational
institutions especially the school path must be able to support and anticipating the progress of science
and technology. Teaching materials or materials should be the result of the development of
contemporary science and technology, both related to the results of information acquisition, or how to
obtain this information and use it for the community. It takes the use, development and mastery of
science and technology in order to have implications for the development of human resources.
Key Words : Science and Technology, Curriculum

PENDAHULUAN kemajuan teknologi dalam mengolah


Kemajuan suatu negara didukung oleh sumber daya alam mereka. Kemajuan
kualitas sumber daya manusia (SDM) di teknologi informasi bergerak dengan cepat
dalamnya, kemajuan teknologi dan dan pesat mengubah dunia secara modern
pengetahuan merupakan dua hal yang dalam berbagai bidang.
paling memberi pengaruh terhadap
perkembangan negara tersebut. Semua Berdasarkan data yang disebutkan World
negara maju di dunia disebabkan karena Economic Forum (WEF) 2017 terkait
kemampuan SDM yang ditunjang dengan Human Capital Index memperlihatkan

57
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

peringkat Indonesia dari peringkat 65 di itu antara lain disesuaikan dengan


tahun 2017, mengalami penurunan menjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan
peringkat 87 dari total 157 negara, dengan teknologi (IPTEK) [4]. Zakiyah Daradjat
skor 0,53 [1]. Sebagai perbandingan, berpendapat bahwa kurikulum sebagai
terdapat 3 negara di Asia Tenggara yang suatu program yang direncanakan dalam
memiliki peringkat di atas Indonesia; yaitu bidang pendidikan dan diimplementasikan
Singapura dengan skor 0,88 dan Vietnam untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
0,67. Apabila Indonesia tidak melakukan [5]. Pengembangan kurikulum merupakan
perbaikan, dikhawatirkan anak-anak dinamika yang dapat memberi respon
Indonesia mengalami kesulitan untuk terhadap tuntutan transformasi
bersaing di tengah persaingan global. Oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
karena itu, dalam lima tahun ke depan teknologi, maupun globalisasi [6].
pemerintah merencanakan untuk fokus
membentuk sumber daya manusia unggul. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
Peningkatan kualitas pendidikan perlu membangun perubahan pada sistem
merupakan sebuah proses terintegrasi dan isi pendidikan yang terwujud dalam
dengan proses peningkatan kualitas sumber pembaruan kurikulum. Asas
daya manusia melalui dukungan sarana dan perkembangan pendidikan dan
prasarana dan keinginan untuk pembelajaran akan selalu mengikuti
meningkatkan mutu pendidikan [2]. perkembangan IPTEK. Pengaruh langsung
dari kemajuan IPTEK di sini adalah dalam
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia memberikan materi atau bahan yang
yang diatur melalui undang-undang No. 20 disampaikan dalam pendidikan. Oleh
tahun 2003 oleh Sekretaris Negara karena itu, kajian ini berfokus pada
Republik Indonesia pada tanggal 8 Juli landasan IPTEK dalam pengembangan
2003 di Jakarta. Sistem pendidikan kurikulum. Tujuan penelitian agar
Indonesia terus meningkatkan perubahan kurikulum sebagai pusat muatan nilai tidak
dengan tujuan menciptakan sistem mengalami disparitas kualitas pendidikan,
pendidikan yang lebih bermutu, dengan sehingga tidak melahirkan output
kurikulum yang lebih baik untuk pendidikan yang „kelabakan‟ dalam
melahirkan lulusan yang lebih baik pula. beradaptasi dengan konteks sosial.
Dalam konteks pendidikan yang
mengaktualisasikan visi pembelajaran abad METODE
21, UNESCO menawarkan empat pilar Penelitian ini menggunakan pendekatan
dalam bidang pendidikan, yakni: 1) kualitatif deskriptif. Bahan kajian yang
Learning to know, 2) Learning to do, 3) menjadi rujukan yaitu 6 jurnal, 9 buku, 2
Learning to live together, 4) Learning to tesis, dan beberapa data lain yang berkaitan
be. Pendidikan yang membangun dengan topik tulisan terutama mengenai
kompetensi “partnership 21st Century IPTEK serta kurikulum.
Learning” yaitu menuntut peserta didik
agar menguasai keterampilan, HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan, dan kemampuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
media, teknologi dan informasi [3]. Ilmu dalam bahasa Indonesia seringkali
dipadankan dengan sains (science), dan
Untuk merealisasikan empat pilar tersebut, disandingkan dengan kata pengetahuan,
harus disusun dan dikembangkan suatu menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu ialah
sistem kurikulum secara saksama. pemahaman atau kesadaran mengenai
Kurikulum yang disusun secara saksama suatu pengetahuan, dengan fungsi untuk

58
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

mencari, menyelediki, menganalisis suatu sesuai prosedur kerja hukum kausalitas


hipotesis. Ilmu memiliki arti sebuah pada masalah yang dialami.
pengetahuan yang didapat dengan
menempuh beberapa metode dalam belajar IPTEK yang dimiliki manusia pada
dan pengalaman. Ilmu dapat dikatakan awalnya sederhana, akan tetapi menginjak
sebuah pengetahuan yang telah valid abad pertengahan mengalami
kebenarannya. perkembangan yang cukup pesat. Seiring
dengan kemajuan teknologi, akal manusia
Adapun pengetahuan merupakan suatu juga diajak berkembang. Hal ini dibuktikan
informasi yang disadari dan diketahui ketika dahulu kala sangat mustahil ada
seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh manusia yang dapat pergi ke bulan apalagi
dengan cara mengalami atau mendapatkan menginjakkan kaki di sana, namun
dari orang lain. Akan tetapi pengetahuan kemajuan IPTEK di pertengahan abad 20
belum bisa disebut ilmu jika kebenarannya membuktikan pesawat Apollo 11 berhasil
belum teruji. Asal muasal manusia mendarat di bulan [9]. Perkembangan ilmu
memperoleh pengetahuan dari fakta yang pengetahuan masa kini lahir berkat
tidak akurat, tidak sistematis, dan tidak sumbangsih pemikiran dan penemuan para
berdasar pada teori yang jelas. Sesuai filsuf seperti Socrates, Plato, Aristoteles,
dengan berkembangnya budaya, manusia Archimedes, Jhon Dewey dan lainnya.
mulai menyusun teori mengenai banyak Perkembangan tersebut menghasilkan
hal sesuai fakta yang ada. Dalam temuan baru di bidang sosial, budaya,
perkembangannya, fakta beserta teori itu ekonomi, politik dan lain sebagainya.
digunakan untuk memahami fenomena lain
yang didukung oleh pengalaman. Menurut Teknologi hakikatnya merupakan
Hilda Taba, pengetahuan itu memiliki implementasi dari ilmu pengetahuan dan
tingkatan berupa; a) Adanya konsep, b) menduduki peranan penting dalam
Ide-ide pokok, c) Metode perumusan, dan kehidupan manusia. Teknologi lahir dari
d) Fakta realitas [7]. karya pikir manusia melalui proses ilmiah
guna mencapai tujuan yang optimal,
Beberapa syarat sesuatu bisa dikatakan teknologi juga dapat diartikan sebagai
sebagai ilmu, antara lain: a) Bersifat sarana manusia untuk menyediakan
objektif, b) Metodis yaitu cara yang kebutuhan. Tujuannya ialah menciptakan
dilakukan untuk mencegah adanya suatu kondisi yang efektif, efisien, dan
kesalahan dalam melakukan pencarian sinergis terhadap pola perilaku manusia.
terkait hakikat kebenarannya sesuatu, c) Salah satu indikator kemajuan peradaban
Sistematis yaitu sebuah rincian yang manusia salah satunya dapat diukur dari
terstruktur dalam melakukan pengkajian kemajuan IPTEK. Teknologi dibuat untuk
terhadap suatu objek serta dapat mendukung kehidupan manusia di semua
menyimpulkannya menjadi lebih aspek. Adanya teknologi memudahkan
sederhana, d) Universal yaitu kebenaran manusia dalam mengembangkan sumber
yang didapat setelah melakukan daya alam yang ada, namun sering kali
pengkajian bersifat umum yang artinya melampaui batas sehingga sering terjadi
bisa diterima oleh semua atau sebagian ketidakseimbangan dalam penggunaannya
besar lingkungan dan realitas [8]. dan kerakusan manusia yang menyebabkan
Pengetahuan dan pengalaman akan terjadinya bencana alam.
menjadi ilmu pengetahuan apabila
pengetahuan tersebut disusun dengan IPTEK merupakan hasil dari gagasan-
objektif, metodis, sistematis, dan universal, gagasan manusia dan bersifat objektif

59
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

sehingga mudah diterima dan dijangkau adalah sebuah alat dengan cara atau
oleh masyarakat. Dengan adanya IPTEK metode yang telah disiapkan untuk
dapat memudahakan dalam menyampaikan menyelenggarakan tujuan yang sudah
informasi sehingga menyebabkan direncanakan. Kurikulum yang semulanya
perubahan dan perkembangan pada hanya dimaknai dengan mata pelajaran,
budaya. Perkembangan tersebut membuat namun sekarang beralih pemaknaan
pola pikir dan hidup masyrakat terus menjadi semua kegiatan yang
berubah mengikuti kemajuan. Apabila bersangkutan dengan pembelajaran dalam
masyarakat tidak dapat mengikutinya maka upaya mencapai tujuan pendidikan [12].
mereka akan ketinggalan sehingga Menurut Doll bahwa terkait perubahan
membuat mereka kesusahan dalam pemaknaan tersebut ialah dimana
memanfaatkan sumber daya alam. pengertian tentang kurikulum yang
Berdasarkan hal itu, sebuah bangsa atau semulanya berkenaan dengan mata
Negara akan mengalami kemunduran pelajaran atau studi namun sekarang
karena rakyat di dalamnya tidak mampu berubah menjadi semua kegiatan di dalam
memanfaatkan sumber daya alam dalam pembelajaran yang diupayakan oleh
hal IPTEK. sekolah [13].

Di Indonesia sendiri pembangunan industri Beberapa tahun terakhir terjadi pola pikir
sampai saat ini belum sepenuhnya terkait mendidik anak, di mana
didukung oleh potensi unggul baik sebelumnya para orang tua
pendidikan, termasuk sumber daya mempercayakan tentang pendidikan
manusianya. Hal ini ditunjukkan oleh anaknya sepenuhnya kepada guru, padahal
Indeks Pendidikan, data yang digunakan waktu di luar sekolah lebih banyak
untuk mengukur indeks pendidikan dihabiskan oleh anak, artinya seorang lebih
terbatas pada data melek huruf dan gross sering di rumah dan bersama keluarga dan
enrolment ratio dari Sekolah Dasar, yang seharusnya orang tua lah yang
Menengah hingga Perguruan Tinggi (SD, mendidik anaknya bukan menyerahkannya
SM dan PT). IPTEK belum sepenuhnya kepada guru.
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia
khususnya pendidik dan peneliti yang Oleh karena semakin berkembangnya
belum mengembangkan penelitian secara IPTEK membuat kurikulum sekolah harus
optimal [10]. Pengajar harus terus terus mengikuti kemajuan tersebut,
mengikuti perkembangan IPTEK supaya sehingga akhirnya kurikulum memiliki
bisa menyampaikan materi pembelajaran banyak tanggung jawab dan permasalahan
yang mutakhir dan bermanfaat bagi yang harus diselesaikan untuk dapat
kehidupan peserta didik saat ini dan masa menyesuaikan pembelajaran dengan
depan. Dengan demikian, menjadi searah kemajuan dari IPTEK. Beberapa
dengan upaya pembaruan kurikulum yang penjelasan tersebut menunjukkan betapa
seiring dengan kemajuan IPTEK dalam luas pengertian kurikulum. Supaya
hampir semua bidang kehidupan. mendapatkan pelajaran yang luas, seorang
siswa harus memiliki pengalaman dalam
Pengembangan Kurikulum bergaul dengan semua anggota atau orang
Di dalam bahasa Arab, kurikulum biasa yang terlibat di sekolah dan alat-alat yang
disebut dengan manhaj yang artinya jalan ada.
atau cara [11]. Sedangkan kurikulum
berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 terkait Para ahli serta pelaksana kurikulum
Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum berbeda-beda dalam mengartikan

60
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

“pengembangan” kurikulum. Winarno kurikulum, setiap pengembangan satu


Surahmad dalam Sukiman, mengartikan komponen dapat memengaruhi
kegiatan pengembangan kurikulum ialah pengembangan komponen yang lain.
usaha dalam mengembangkan dan
menyempurnakan perencanaan yang ada di Pengembangan kurikulum perlu juga
dalam kurikulum. Pengembangan memerhatikan prinsip-prinsip
kurikulum ialah istilah yang komprehensif, pengembangan yang menjadi rambu-rambu
di dalamnya meliputi: perencanaan, kaidah yang terkandung dalam kurikulum
pelaksanaan, dan evaluasi [14]. itu sendiri. Terutama pada tahap
perencanaan yang menggambarkan ciri
Dalam pengembangan kurikulum, tidak suatu kurikulum.
hanya menyertakan orang yang terlibat
langsung dengan dunia pendidikan saja, Menurut Sukmadinata [9], prinsip
namun di dalamnya melibatkan banyak kurikulum terbagi menjadi dua yaitu:
orang, di antaranya: politikus, pengusaha, 1. Prinsip umum, antara lain:
orang tua peserta didik, serta unsur-unsur a. Prinsip relevansi
masyarakat lainnya yang memiliki Kesesuaian atau relevan terbagi
kepentingan dengan pendidikan. Dalam hal menjadi dua jenis, relevansi internal
ini, lembaga sekolah bertanggung jawab dan eksternal. Relevansi internal
menerapkan kerangka kerja dalam yaitu menyesuaikan antar komponen
mengoptimalkan kurikulum. Di dalam kurikulum (tujuan, isi, metode,
kerangka kerja tersebut berisi informasi evaluasi) agar mencapai tujuan
mengenai: 1) Apa yang harus dipelajari tertentu, belajar, dan kemampuan
dan dipahami peserta didik (subyek), 2) peserta didik. Kurikulum dapat
Apa kompetensi peserta didik, 3) Berapa dinilai baik jika terdapat koherensi
lama mereka dapat belajar (jam belajar), dan konsistensi antar komponen
dan 4) Dengan cara bagaimana peserta dalam relevansi internal. Relevansi
didik belajar (tatap muka, tugas individu, eksternal yaitu menyesuaikan
tugas terstruktur). Pada hakikatnya kurikulum dengan kebutuhan
kurikulum mengarah pada tujuan masyarakat (masa kini dan masa
pendidikan nasional yakni mencerdaskan depan). Kurikulum dituntut
kehidupan bangsa. Cerdas yang ingin menyiapkan program belajar bagi
dicapai di sini bukan hanya pandai dan peserta didik agar dapat beradabtasi
terampil tetapi mempunyai kemampuan dengan lingkungan masyarakat
dan kemauan untuk memanfaatkan dimana ia berada. Pakar pengembang
kepandaian serta keterampilan tersebut kurikulum harus memiliki wawasan
dalam menyelesaikan berbagai persoalan tentang kehidupan masyarakat masa
dalam kehidupan bermasyarakat. sekarang dan masa yang akan datang,
artinya pengembang kurikulum harus
Tahapan pengembangan kurikulum dapat memprediksi masa depan agar
dilaksanakan dengan mengembangkan dapat memenuhi kebutuhan relevansi
keempat elemen utama kurikulum, antara eksternal.
lain: mengembangkan tujuan, materi, b. Prinsip fleksibilitas
metode dan evaluasi. Setiap elemen Kurikulum harus lentur, artinya
kurikulum merupakan suatu kesatuan yang sistem yang ada dalam kurikulum
saling berhubungan dan saling memberi alternatif dalam mencapai
memengaruhi. Sebagaimana pendapat tujuan, menyesuaikan strategi dan
Munir [4], dalam pengembangan

61
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

metode dengan situasi dan kondisi Landasan Ilmu Pengetahuan dan


tertentu. Teknologi dalam Pengembangan
c. Prinsip efektivitas Kurikulum
Kurikulum berorientasi kepada Landasan pengembangan kurikulum
tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum layaknya fondasi bangunan. Gedung
sebagai instrumen pencapaian tujuan, menjulang tinggi akan roboh jika berdiri di
maka jenis dan karakteristik tujuan atas fondasi yang rapuh, oleh karena itu
harus jelas. Kejelasan tujuan akan sebelum membangun sebuah gedung maka
mengarah pada penentuan isi, perlu membangun fondasi yang kokoh
metode dan sistem evaluasi juga terlebih dahulu. Perkembangan IPTEK
model dan konsep kurikulum apa juga sebagai pemacu kemajuan
yang hendak digunakan. Tujuan pembangunan. Perkembangan IPTEK
tersebut dapat mempermudah secara langsung berimplikasi terhadap
implementasi kurikulum. pengembangan kurikulum yang di
d. Prinsip efisiensi dalamnya mencakup pembaruan isi atau
Pengembang kurikulum harus materi pendidikan, penggunaan strategi
memahami situasi dan kodisi tempat dan media pembelajaran, serta penggunaan
kurikulum akan dilaksanakan, sistem evaluasi [15]. Materi pelajaran
tujuannya agar desain kurikulum sepatutnya hasil perkembangan IPTEK
memenuhi prinsip „praktis‟ atau kontemporer, baik berhubungan dengan
mudah diterapkan di lapangan. hasil perolehan informasi, ataupun cara
e. Prinsip kontinuitas memperoleh informasi tersebut dan
Kurikulum yang disusun harus memanfaatkannya untuk masyarakat.
berkesinambungan baik antar kelas Tentu dalam proses pengembangan
maupun jenjang pendidikan, dengan kurikulum harus tetap mengacu kepada
tujuan agar proses belajar mengajar prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
bisa maju secara berkesinambungan.
Maka dibutuhkan kerja sama antara Dukungan IPTEK kepada pembangunan
pengembang kurikulum dari berbagai dapat mewujudkan masyarakat maju,
kelas dan jenjang pendidikan. mandiri dan sejahtera. Perkembangan
2. Prinsip khusus IPTEK semakin cepat dan persaingan
Prinsip-prinsip khusus hanya berlaku antar-bangsa makin meluas. Oleh karena
pada tempat dan situasi tertentu. itu dibutuhkan pemanfaatan,
Misalnya suatu jenjang dan jenis pengembangan dan penguasaan IPTEK
pendidikan di masing-masing wilayah yang mana akan memberi implikasi
memiliki karakteristik berbeda di terhadap pengembangan SDM.
beberapa aspek. Prinsip tersebut Tercapainya kemampuan SDM agar dapat
menunjukkan adanya perbedaan memanfaatkan, mengembangkan dan
penggunaan prinsip yang khas. Prinsip- menguasai IPTEK, maka ada beberapa hal
prinsip khusus, yaitu: yang dijadikan sebagai dasar, yaitu: a)
a. Prinsip mengenai tujuan pendidikan. Pembangunan IPTEK selayaknya berada
b. Prinsip mengenai isi pendidikan. dalam keseimbangan yang efektif juga
c. Prindip mengenai proses dinamis dengan pembinaan SDM,
pembelajaran. pelaksanaan penelitian, pengembangan
d. Prinsip mengenai alat bantu dan sarana prasarana IPTEK, b) Penyusunan
media pembelajaran. IPTEK terarah pada peningkatan
e. Prinsip mengenai evaluasi. kehidupan bangsa dan kualitas
kesejahteraan, c) Pembangunan IPTEK

62
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

sepadan dengan nilai-nilai agama, kondisi perencanaan kesempatan-kesempatan


sosial budaya, nilai luhur, dan lingkungan belajar agar membawa peserta didik ke
hidup, d) Penyusunan IPTEK harus arah perubahan-perubahan yang diinginkan
berdasar pada upaya peningkatan dan mengukur sampai di mana perubahan
efektivitas penelitian, efisiensi, tersebut telah terjadi dalam diri peserta
produktivitas dan pengembangan yang didik [19].
lebih tinggi, e) Pembangunan IPTEK harus
dapat memberikan solusi penyelesaian Saat ini pemerintah dan seluruh penggerak
masalah konkret [16]. pendidikan terus berjuang dan bekerja
sama untuk mengembangkan kurikulum.
Proses penyempurnaan kurikulum atau Sebagaimana perkembangan saat ini,
pengembangan kurikulum menjadi banyak inovasi pembelajaran yang
otonomi sekolah. Sekolah diberi hak penuh diimplementasikan di berbagai sekolah,
dalam mengembangkan kurikulum, supaya contohnya multimedia pembelajaran
kurikulum sekolah dicocokkan dengan interaktif online, untuk media
kondisi sekolah masing-masing, yaitu pembelajaran online baik audio, visual,
menyesuaikan kondisi peserta didiknya maupun audio visual di antaranya: 1)
dan potensi daerah yang ada [17]. Pendapat Radio edukasi Kemdikbud, 2) suara
tersebut selaras dengan penyempurnaan edukasi, 3) Jogja belajar radio, 4) Podcast
yang terus dilakukan oleh pengembang English first (podcast untuk belajar
kurikulum di Indonesia. Seringkali kita listening bahasa Inggris), 5) Sumber
mendengar istilah “ganti menteri belajar Kemdikbud audio, 6) Google
pendidikan, ganti kurikulum”, padahal classroom, 7) Microsoft teams, 8) Moodle,
pergantian kurikulum sudah menjadi 9) Kelas digital rumah belajar Kemdikbud,
sesuatu yang biasa-biasa saja bagi negara 10) Zoom, 11) Ruang guru, 12) Zenius, 13)
di dunia dengan pendidikan yang maju. Quipper, 14) Visual novel berbasis
Hal itu dilakukan untuk mendorong gamifikasi dan banyak lagi aplikasi serta
relevansi pendidikan terhadap tantangan media lainnya, kemudian evaluasi
zaman, sehingga kurikulum yang pembelajaran dengan menggunakan
diterapkan di lembaga pendidikan geschool.net yang dapat diakses melalui
Indonesia tidak mungkin stagnan [18]. smartphone, iphone, ataupun komputer.

Pengembangan kurikulum bukan tentang Selain itu, peranan pendidik sangat penting
abstraksi, akan tetapi mempersiapkan dalam penyampaian materi ajar yang telah
berbagai alternatif untuk tindakan yang disusun dalam kurikulum. Dengan
merupakan inspirasi dari ide-ide dan demikian, pengembangan IPTEK dalam
beberapa penyesuaian lain yang dinilai pengembangan kurikulum harus dilakukan
penting [19]. Supaya kurikulum sesuai oleh pendidik melalui pemanfaatan media
dengan perkembangan IPTEK maka harus belajar, sumber belajar, sistem
memperhatikan kebutuhan masyarakat, penyampaian, pengembangan dimulai
industri, menyesuaikan dengan teknologi dengan unit-unit belajar yang melibatkan
yang berkembang saat itu, menyesuaikan berbagai langkah disertai dengan uji coba
pola hidup, syarat dan tuntunan tenaga diteruskan dengan unit-unit lain.
kerja, serta menginterpretasi kebutuhan
individu dalam kerangka kepentingan SIMPULAN
IPTEK. Audrey Nicholls dan Howard Berdasarkan analisis di atas, dapat
Nicholls berpendapat bahwa disimpulkan sebagai berikut: Pertama,
pengembangan kurikulum ialah lembaga pendidikan, khususnya jalur

63
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

sekolah harus mampu menunjang dan [6] Alhamuddin. “Sejarah Kurikulum di


mengantisipasi perkembangan IPTEK baik Indonesia”. Nur El-Islam, vol. 1, no.
yang dihadapi saat ini maupun tantangan 2, pp. 48–58, 2014.
masa depan. Kedua, materi atau bahan ajar [7] Z. Arifin. Konsep dan Model
sepatutnya hasil perkembangan IPTEK Pengembangan Kurikulum.
kontemporer, baik berkaitan dengan hasil Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.
perolehan informasi, ataupun cara [8] R. Ariani. “Analisis Landasan Ilmu
memperoleh informasi tersebut dan Pengetahuan dan Teknologi
memanfaatkannya untuk masyarakat. Pendidikan dalam Pengembangan
Ketiga, pengembang kurikulum Multimedia Interaktif Program Pasca
memperhatikan kebutuhan masyarakat, Sarjana Pendidikan Fisika, FMIPA
industri, pola hidup, lapangan kerja, serta Universitas Negeri Padang”. J.
menginterpretasi kebutuhan individu dalam Penelit. Pembelajaran Fis., vol. 5,
kerangka kepentingan IPTEK supaya no. 2, pp. 155–162, 2019.
kurikulum sesuai dengan perkembangan [9] N. S. Sukmadinata. Pengembangan
IPTEK. Keempat, dibutuhkan Kurikulum. Teori dan Praktek.
pemanfaatan, pengembangan dan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.
penguasaan IPTEK yang akan memberi [10] Nazwirman. “Pembangunan IPTEK
implikasi terhadap pengembangan sumber di Indonesia”. Cakrawala, vol. 10,
daya manusia. no. 1, pp. 43–49, 2010.
[11] Nurmadiah. “Kurikulum Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Agama Islam”. J. AL-AFKAR, vol.
[1] Kompas.com. “Indeks Modal III, no. Kurikulum, p. 43, 2014.
Manusia Indonesia Kalah Jauh dari [12] T. Suharto. Filsafat Pendidikan
Singapura dan Vietnam”. Jakarta, Islam. Yogyakarta: AR-RUZZ
2019. MEDIA, 2013.
[2] M. I. Dacholfany. “Inisiasi Strategi [13] D. Sukirman & A. Nugraha.
Manajemen Lembaga Pendidikan Landasan Pengembangan
Islam dalam Meningkatkan Mutu Kurikulum. 2014.
Sumber Daya Manusia Islami di [14] M. Ibrahim. Pengembangan
Indonesia dalam Menghadapi Era Kurikulum dan Pembelajaran
Globalisasi”. At-Tajdid, vol. 1, no. 1, Biologi. Tangerang Selatan:
pp. 1–13, 2017. Universitas Terbuka, 2012.
[3] R. N. Sajidan. Peningkatan Proses [15] M. Putri. “Manajemen Kurikulum
Pembelajaran dan Penilaian Program Basic Technology
Pembelajaran Abad 21 dalam Education (Pendidikan Teknologi
Meningkatkan Kualitas Dasar) di SMP AL Kautsar Bandar
Pembelajaran SMK. Surakarta: Lampung”. Tesis. Universitas
Direktorat Pembinaan SMK, 2018. Lampung. Bandar Lampung, 2016.
[4] Munir. Kurikulum Berbasis [16] O. Hamalik. Kurikulum dan
Teknologi Informasi dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Komunikasi. Bandung: Alfabeta, Aksara, 2013.
2010. [17] S. Subarkah. “Manajemen
[5] R. N. Siregar. “Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum SMP
Pengembangan Kurikulum Alam Al Aqwiya Cilongok
Pendidikan Agama Islam di Banyumas”. Tesis. IAIN Purwokerto,
Sekolah”. Stud. Multidisipliner, vol. 2016.
4, no. 2, pp. 67–89, 2017. [18] M. Asri. “Dinamika Kurikulum di

64
SAP (Susunan Artikel Pendidikan) p-ISSN: 2527-967X
Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 e-ISSN: 2549-2845

Indonesia”. Model. J. Progr. Stud.


PGMI, vol. 4, no. 2, pp. 192–202,
2017.
[19] O. Hamalik. Manajemen
Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

65

Anda mungkin juga menyukai