MATEMATIKA EKONOMI 1
NAMA :
NPM / KELAS :
MATA KULIAH :
HARI / SHIFT :
WAKTU PRAKTIKUM :
TANGGAL
PERTEMUAN MATERI
PRAKTIKUM
PTA 2020/2021
MATEMATIKA EKONOMI 1 SUSUNAN TIM LITBANG
PENANGGUNG JAWAB
Elin Maulani
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
hidayah dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
modul ini tepat pada waktunya. Dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran
dalam perkuliahan, maka modul ini dapat digunakan menjadi salah satu penunjang
yang efektif. Modul ini disusun sebagai panduan kegiatan praktikum Laboratorium
Manajemen Dasar Universitas Gunadarma.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DERET HITUNG
AMB
Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut
suatu urutan tertentu (Kalangi, 2006:147). Bilangan-bilangan yang tersusun
tersebut disebut suku.
U1 = 5
U2 = 10 {5 ,10, 15, 20}
U3 = 15
U4 = 20
Suatu barisan dapat dilihat dari banyaknya suku dan dari perubahan di antara
suku-suku yang berurutan.
Bila dilihat dari banyaknya suku, barisan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
barisan berhingga (finite) dan barisan tak terhingga (infinite). Barisan
berhingga adalah barisan yang suku-sukunya terbatas, Contoh 5, 10, 15, 20.
Sedangkan barisan tak berhingga adalah barisan yang suku-sukunya tidak terbatas
jumlahnya, Contoh 10, 15, 20, 25, …
Jika suatu barisan dilihat dari segi perubahan di antara suku-suku yang
berurutan mempunyai tiga jenis, yaitu barisan aritmetika, barisan geometri,
dan barisan harmonic.
Contoh riil yang dapat digambarkan dengan barisan ini adalah pertumbuhan
tabungan, investasi, penduduk, dan pertumbuhan apapun yang menggunakan
rasio.
Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan. Deret pada
hakikatnya dapat dipahami sebagai suatu rangkaian bilangan yang tersusun
secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Sama halnya dengan barisan, deret jika dilihat dari banyaknya suku yang
membentuk sebuah deret dapat dibagi menjadi dua, yaitu deret berhingga dan
deret tak berhingga. Sedangkan, jika dilihat dari segi pola perubahan bilangan
pada suku-sukunya, deret dapat dibedakan menjadi deret hitung (deret
aritmetika), deret ukur (deret geometri), dan deret harmonic.
2. BARISAN ARITMETIKA
Contoh:
1) 9, 59, 109, 159, … Pembeda = 50
2) 5, 10, 15, 20, … Pembeda = 5
3) 99, 100, 101, 102, … Pembeda = 1
Dapat dilihat dari contoh diatas selisih atau pembeda antara setiap suku
memiliki nilai yang konstan. Pembeda dapat dicari dengan cara mengurangi
suatu suku dengan suku sebelumnya sehingga diperoleh rumus:
Keterangan:
Nilai suku tertentu atau suku ke-n (Un) dari sebuah barisan aritmetika dapat
dihitung dengan cara berikut:
5, 10, 15, 20, 25 Pembeda = 5
5 5 5 5
U1 U2 U3 U4 U5
Dimana:
U1 = 5 = a
U2 = 10 = a + b = a + (2 – 1)b
U3 = 15 = a + 2b = a + (3 – 1)b
U4 = 20 = a + 3b = a + (4 – 1)b
U5 = 25 = a + 4b = a + (5 – 1)b
Jadi dapat disimpulkan bahwa suku ke-n atau Un dari sebuah barisan
aritmetika dapat dihitung menggunakan rumus:
Keterangan:
Un = Suku ke-n
a = Suku pertama atau U1
n = Indeks suku
b = Pembeda
CONTOH:
1. Jika diketahui barisan aritmetika sebagai berikut: 5, 10, 15, 20, … tentukan
suku ke-20!
Jawab :
Dari soal diatas kita dapat memperoleh nilai b sebagai berikut:
2. Diketahui pada sutau baris aritmetika suku ke-5 adalah 25 dan suku ke-10
adalah 100. Tentukan nilai pembeda (b)!
Jawab :
Dari soal di atas diketahui U5 = 25 dan U10 = 100.
Deret hitung adalah jumlah dari suku-suku dalam suatu baris hitung. Jumlah
dari bilangan dalam barisan tersebut dimulai dari suku pertama (U1 atau a)
sampai dengan suku ke-n (Un).
Carl Friedrich Gauss seorang ahli matematika, astronomi, dan fisika yang
terkenal lahir di kota Braunschweig, Jerman. Sejak kecil, kecerdasannya sudah
terlihat. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya
terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu
deret aritmetika berupa perhitungan deret 1 + 2 + 3 + … + 100.
S = 1 + 2 + 3 + ... + 100
S = 100 + 99 + 98 + ... + 1
S = 100 + 99 + 98 + ... + 1 +
Berdasarkan jawaban Gauss inilah diperoleh rumus yang lebih mudah pada
era modern. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Kita akan menghitung jumlah seluruh bilangan dari 1 sampai 100. Total
bilangannya adalah 100, jadi dilambangkan dengan S100 (Sn).
Rumus di atas hanya dapat dipakai ketika nilai Un sudah diketahui. Jika nilai Un
belum diketahui kita bisa menggunakan rumus berikut:
CONTOH:
1. Tentukan S22 jika suku pertama dari barisan aritmetika adalah 10 dan suku
ke-22 adalah 200!
Jawab:
4. PENERAPAN EKONOMI
CONTOH KASUS 1
Baba adalah seorang penjual kue, ia menjual berbagai jenis rasa kue seperti:
coklat, stroberi, vanila, greentea dan masih banyak lainnya. Pada suatu hari Baba
membuka toko kue di Jalan Ragunan Raya. Pada hari pertama Baba membayar
sewa toko Rp1.000. Jika setiap harinya sewa toko meningkat sebesar Rp200,
maka pada hari ke-20 berapa sewa yang harus dibayar Baba?
Penyelesaian
Diketahui: a = 1.000
b = 200
n = 20
Ditanya : U20?
Jawab :
Analisis:
Jadi, besar biaya yang harus dibayarkan oleh Baba untuk membayar sewa toko
pada hari ke-20 adalah sebesar Rp4.800.
2. Pilih Mencari Un, Sn, a, b, n. Setelah dipilih lalu isikan data yang tertera
pada soal, kemudian klik Hasil sehingga muncul hasil yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
CONTOH KASUS 2
Pada bulan Januari PT. Bilskipro memproduksi celana sebanyak 2.000 unit,
karena celana tersebut memiliki banyak peminatnya maka PT. Bilskipro
bermaksud ingin meningkatkan produksinya sebanyak 250 unit. Hitunglah
berapa banyak celana yang di produksi PT. Bilskipro pada bulan Oktober dan
hitunglah berapa banyak jumlah celana yang diproduksi dari bulan Januari
sampai dengan bulan Oktober!
Penyelesaian
Diketahui: a = 2.000
b = 250
n = 10
Jawab :
Cara 1 Cara 2
Analisis:
Jadi, jumlah celana yang di produksi PT. Bilskipro pada bulan Oktober
sebanyak 4.250 unit dan jumlah celana yang diproduksi PT. Bilskipro dari bulan
Januari sampai bulan Oktober sebanyak 31.250 unit.
2. Pilih Mencari Un, Sn, a, b, n. Setelah dipilih lalu isikan data yang tertera
pada soal, kemudian klik Hasil sehingga muncul hasil yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
CONTOH KASUS 3
Ray adalah seorang penjual kalkulator yang disukai kalangan mahasiswa, Ray
sudah menjalani usaha ini selama 25 bulan. Pada bulan ke-20 kalkulator yang
Ray jual sebanyak 5.000 unit dan pada bulan ke-5 sebanyak 1.100 unit. Ray
ingin mengetahui berapa banyak kalkulator yang ia sudah jual pada awal
usahanya, tentukan banyaknya kalkulator yang Ray jual pada awal bulan!
Penyelesaian
Ditanya : a ?
Jawab:
Analisis :
Jadi, jumlah kalkulator yang dijual oleh Ray pada bulan pertama adalah
sebanyak 60 unit kalkulator.
2. Pilih Mencari Un, Sn, a, b, n. Setelah dipilih lalu isikan data yang tertera
pada soal, kemudian klik Hasil sehingga muncul hasil yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
CONTOH KASUS 4
Adidun adalah salah satu merek ternama yang memproduksi sepatu, tas, baju dan
masih banyak lainnya. Pada tahun pertama Adidun dapat memproduksi sepatu
sebanyak 5.000 pasang sepatu, pada bulan ke-5 Adidun mencapai produksinya
sebanyak 100.000 pasang sepatu. Hitunglah berapa peningkatan produksi sepatu
pada tiap bulannya!
Penyelesaian
Diketahui: a = 5.000
S5 = 100.000
n =5
Ditanya : b ?
Jawab :
Analisis:
Jadi, peningkatan produksi sepatu oleh Adidun setiap bulannya adalah
sebanyak 7.500 pasang sepatu.
2. Pilih Mencari Un, Sn, a, b, n. Setelah dipilih lalu isikan data yang tertera
pada soal, kemudian klik Hasil sehingga muncul hasil yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
CONTOH KASUS 5
Pada bulan Januari Rani ingin membuka rekening tabungan dengan setoran awal
sebesar Rp250.000. dengan biaya administrasi yang dikenakan sebesar
Rp50.000. Jika setiap bulannya Rani menabung dengan konstan sebesar
Rp100.000, maka pada bulan berapakah tabungan Rani mecapai Rp1.000.000?
(Diasumsikan tidak ada biaya administrasi lagi)
Penyelesaian
Diketahui: a = 250.000 – 50.000 = 200.000
b = 100.000
Un = 1.000.000
Ditanya : n?
Jawab :
Analisis:
2. Pilih Mencari Un, Sn, a, b, n. Setelah dipilih lalu isikan data yang tertera
pada soal, kemudian klik Hasil sehingga muncul hasil yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
DERET UKUR
Dengan demikian, bentuk umum untuk mencari suku ke-n dalam barisan
geometri adalah sebagai berikut:
𝐔𝐧 = 𝐚. 𝐫(𝐧−𝟏)
Keterangan :
Un = Suku ke-n
a = Suku pertama
r = Rasio
n = Banyaknya suku
Un
r=
U(n − 1)
Untuk mencari Jumlah Sampai Suku ke-n dari suatu deret ukur, didapatkan
rumus sebagai berikut :
a(rn − 1)
Sn = jika r > 1
r−1
Keterangan :
Sn = Jumlah sampai suku ke-n
a = Suku pertama
r = Rasio
n = Banyak suku
a
Sn =
1−r
Keterangan:
n = Tak hingga (∞)
CONTOH:
1. Dari sebuah deret ukur diketahui bahwa suku pertamanya adalah 2 dan
rasionya 5. Berapakah suku ke-11 deret tersebut?
Penyelesaian
Diketahui : a =2
r =5
n = 11
Ditanya : U11?
Jawab :
Un = a. r (n−1)
U11 = 2. 5(11−1)
U11 = 2.5(10)
U11 = 19.531.250
Analisis :
Jadi, suku ke-11 deret tersebut adalah 19.531.250.
2. Pilih Penerapan Matematika, serelah itu masukkan data yang ada pada soal
lalu klik Hasil.
2. Diketahui suatu deret ukur sebagai berikut 5, 25, 125… Berapakah jumlah
sampai suku ke-10 dari deret tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui : a = 5
Un 25 25
r = = = = 5
U(n − 1) U(2 − 1) 5
Ditanya : S10 ?
a ( r n −1)
Sn =
r −1
5 ( 510 −1)
S10 =
5 −1
5 ( 9.765 .625 −1)
S10 =
4
Analisis :
Jadi jumlah sampai suku ke-10 deret tersebut adalah 12.207.030.
2. Pilih Penerapan Matematika, setelah itu masukan data yang ada pada soal
lalu klik Hasil.
3. Diketahui suku ke-12 dari barisan geometri adalah 10 dan suku ke-15 adalah
2160. berapakah rasio dari barisan tersebut?
Penyelesaian
Diketahui : U12 = 10
U15 = 2160
Ditanya : r?
Jawab :
U15 ar 15−1
=
U12 ar 12−1 r = n 2 −n1
Un 2
2160 ar 14
= 11 Un1
10 ar
216 = r 3 2160
r = 15−12
r = 3 216 10
r=6 r = 3 216
r=6
2. PENERAPAN EKONOMI
Penerapan barisan dan deret ukur dalam ekonomi dan bisnis sering kali
kita temukan, terutama pada bidang keuangan.
Dalam analisis bidang keuangan biasanya yang mewakili variabel bebas
adalah nilai dari periode waktu dan tingkat bunga, sedangkan yang mewakili
variabel terikat adalah ukuran nilai rupiah yang berupa nilai dari suatu
perkiraan baik nilai masa depan ataupun nilai masa sekarang, pembayaran
periodik yang dibutuhkan dalam suatu perkiraan, atau pembayaran per
periode dari suatu pinjaman.
2.1 Model Bunga Majemuk
Model bunga majemuk merupakan Deret Ukur dalam kasus simpan
pinjam dan kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung nilai modal di
masa yang akan datang ditambah dengan akumulasi penambahan bunga,
misalnya besarnya pembelian kredit di masa akan datang berdasarkan
tingkat bunganya, mengukur nilai sekarang dari jumlah hasil investasi
yang akan diterima di masa yang akan datang, dan sebagainya.
❖ Jika pembayaran bunga dilakukan pertahun
𝐅𝐧 = 𝐏(𝟏 + 𝐢)𝐧
Keterangan :
n = Jumlah tahun
CONTOH KASUS 1
Diketahui: P = 5.110.200
n=1
i = 5% = 0,05
Ditanya : F1?
Jawab :
Fn = P(1 + i)n
F1 = 5.110.200(1 + 0,05)1
F1 = 5.110.200(1,05)1
F1 = 5.365.710
Analisis :
Jadi jumlah seluruh uang yang harus dikembalikan Irfan pada saat pelunasan
adalah Rp5.365.710.
2. Pilih Penerapan Ekonomi, lalu pilih Model Bunga Majemuk dan masukan
data yang ada pada soal. Setelah itu klik Hasil.
CONTOH KASUS 2
Afidah pergi ke Toko Dempo Cell untuk membeli Handphone dengan merek
Oppotoh, secara kredit selama 2 tahun seharga Rp12.550.000 dengan bunga
sebesar 10% per tahun. Afidah melakukan pembayaran bunga per caturwulan.
Berapakah uang yang harus dibayarkan Afidah pada saat jatuh tempo?
Penyelesaian
Diketahui : P = 12.550.000
i = 0,1
n=2
m=
Ditanya : F2?
Jawab :
m.n
i
Fn = P 1 +
m
3.2
0,1
F2 = 12.550.000 1 +
3
F2 = 12.550.000(1,033)6
F2 = 15.278.698
Analisis :
Jadi jumlah uang yang harus dibayarkan Afidah jika bunga dihitung per
caturwulan adalah Rp 15.278.698.
2. Pilih Penerapan Ekonomi, lalu pilih Model Bunga Majemuk dan masukan
data yang ada pada soal. Setelah itu klik Hasil.
Fn ≈ P. ei.n
Keterangan:
Fn = Nilai di masa yang akan datang
P = Nilai sekarang atau pada permulaan periode
i = Tingkat bunga per tahun
e = Eksponensial (2,71828) angka yang sebenarnya = 2,718281828459…
n = Jumlah tahun
CONTOH KASUS 3
Ikhsan mempunyai tabungan deposito dari Bank Jitra, dengan frekuensi
pembayaran bunga per menit. Nilai tabungan Ikhsan di bank tersebut yaitu
Rp502.555 pada saat pertama kali setoran. Berapakah jumlah uang Ikhsan 12
tahun kemudian jika tingkat suku bunga sebesar 10% per tahun?
Penyelesaian
Diketahui : P = 502.555
i = 10% = 0,1
n = 12
Ditanya : F12?
Jawab :
Fn = P. ei.n
F12 = 502.555 × 2,718280,1.12
F12 = 1.668.540
Analisis :
Jadi, jumlah uang Ikhsan 12 tahun kemudian adalah Rp1.668.540.
𝐅𝐧
𝐏=
(𝟏 + 𝐢)𝐧 Fn
𝐅𝐧
𝐏= 𝐦.𝐧
𝐢
(𝟏 +( ))
𝐦
Keterangan :
Fn = Nilai yang akan datang
P = Jumlah investasi sekarang/awalnya
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun
CONTOH KASUS 4
Milea menginginkan agar uangnya menjadi Rp52.222.000 pada 5 tahun yang akan
datang. Berapakah jumlah uang yang harus ditabung Milea saat ini seandainya
diberikan bunga sebesar 12% per tahun?
Penyelesaian
Diketahui : F5 = 52.222.000
n=5
i = 0,12
Ditanya : P?
Jawab :
Analisis :
Jadi jumlah uang yang harus ditabung Milea saat ini adalah Rp29.632.165.
2. Pilih Penerapan Ekonomi, lalu pilih Model Present Value dan masukan
data yang ada pada soal. Setelah itu klik Hasil.
CONTOH KASUS 5
Bambang membeli sebuah motor merk “SUZURAN”, secara kredit selama 5
tahun dengan bunga sebesar 15% per tahun. Bambang melakukan pembayaran
bunga per triwulan. Jika jumlah uang yang dibayarkan oleh Bambang adalah
Rp21.200.200. Berapakah mula-mula harga motor tersebut?
Penyelesaian
Diketahui : F5 = 21.200.200
i = 0,15
n=5
m=
Ditanya : P?
Jawab :
Fn
P=
m.n
i
1 +
m
21.200.200
P=
4.5
0,15
1 +
4
21.200 .200
P=
(1,0375 ) 20
P = 10.152 .613
Analisis :
Jadi, mula-mula harga motor tersebut adalah Rp10.152.613.
2. Pilih Penerapan Ekonomi, lalu pilih Model Present Value dan masukan data
yang ada pada soal. Setelah itu klik Hasil
𝐏𝐭 = 𝐏𝟏. 𝐑(𝐭−𝟏)
Keterangan :
CONTOH KASUS 6
Jika diketahui jumlah penduduk di Kota Bengkulu pada tahun 2016 berjumlah
5.251.012 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 10% per tahun. Berapakah jumlah
penduduk di kota Bengkulu tersebut pada tahun 2020?
Penyelesaian
Diketahui : P1 = 5.251.012
r = 0,1
R = 1 + 0,1 = 1,1
t =5
Ditanya : P5?
Jawab :
Pt = P1. R(t−1)
P5 = 5.251.012× 1,1(5−1)
P5 = 7.688.006
Analisis :
Jumlah penduduk di Kota Bengkulu pada tahun 2020 adalah 7.688.006 jiwa.
CONTOH KASUS 7
Jumlah penduduk di Kota Vrindavan pada tahun 2005 adalah 12.250.222 jiwa
dan jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2009 menjadi
15.255.112. Berapakah tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun 2005 sampai
tahun 2009?
Penyelesaian
t =5
Ditanya : r?
Jawab :
Pt = P1. R(t−1)
Analisis :
FUNGSI LINIER 1
y = mx + c
Dimana :
y = Variabel terikat (dependent variable)
c = Konstanta (constant)
CONTOH :
Berapakah besarnya nilai gradient yang melalui titik (2, 5) dan (5, 11)?
Penyelesaian
Diketahui : x1 = 2 y1 = 5
x2 = 5 y2 = 11
Ditanya :m?
Jawab :
m=2
Analisis :
Maka besarnya nilai gradient yang melalui titik (2, 5) dan (5, 11) adalah 2.
CONTOH :
Tentukan persamaan linier yang memiliki kemiringan 2 dan melalui titik (2,5)!
Penyelesaian
Diketahui :m=2
+5
Analisis :
Jadi, persamaan linier yang memiliki kemiringan 2 dan melalui titik (2, 5)
adalah y = 2x + 1.
CONTOH :
Tentukan persamaan linier yang melalui titik (1, 2) dan (2, 5)!
Penyelesaian
Diketahui :
Jawab :
Analisis :
Jadi, persamaan linier yang melalui titik (1, 2) dan (2, 5) adalah y = 3x – 1
y = mx + c
Dimana :
y = Variabel Terikat
x = Variabel bebas
CONTOH :
Tentukan persamaan linier jika diketahui garis lereng y = f(x) dan nilai
penggal masing – masing 5 dan 10!
Penyelesaian
Diketahui :m=5
c = 10
Jawab :
y = mx + c
y = 5x + 10
Analisis :
Jadi, persamaan linier dengan garis lereng dan penggal masing - masing 5 dan
10 adalah y = 5x + 10.
Dimana :
CONTOH :
Tentukanlah persamaan linier jika diketahui penggal pada sumbu vertikal dan
penggal pada sumbu horizontal masing – masing 5 dan 1!
Penyelesaian
Diketahui : a =5
c=1
Jawab :
Analisis :
Jadi, persamaan linier jika dikatahui penggal pada sumbu vertikal dan
horizontal masing-masing adalah y = 5 – 5x.
1.2.1. Berpotongan
Dua buah garis lurus akan berpotongan apabila lereng garis yang satu
y1 = m1x + c1
y2 = m2x + c2
1.2.2. Sejajar
y1 = m 1 x + c 1
y2 = m2x + c2
x
Gambar 3.2 Kurva Sejajar
1.2.3. Berhimpit
Jika dua buah garis lurus memiliki koefisien arah maupun titik potong
sumbu yang sama, maka kedua garis tersebut akan saling berhimpitan atau
.
y
y1 = m 1 x + c 1
y2 = m2x + c2
x
Gambar 3.3 Kurva Berhimpit
b.
y1 = m1x + c1
y2 = m2x + c2
x
Gambar 3.4 Kurva Tegak Lurus
utama, yaitu (1) harga produk itu sendiri, (2) pendapatan konsumen, (3) harga
produk lain yang saling berhubungan, (4) harga produk yang diharapkan pada
periode waktu mendatang, dan (5) selera konsumen.
atau
Qd = a – bP
(Q, 0)
Q
Gambar 3.5 Kurva Permintaan
atau
P
(0, P)
Qs = a + bP
(Q, 0)
Q
Gambar 3.6 Kurva Penawaran
2.1.3. Keseimbangan Pasar
CONTOH KASUS 1
Penyelesaian
Diketahui : Pd = 15 – Q
Ps = 11 + Q
Ditanya : Qe dan Pe ?
Jawab :
P d = Ps Pe = 11 + Q
15 – Q = 11 + Q Pe = 11 + 2
15 – 11 = Q + Q Pe = 13
4 = 2Q
Qe = 2
Penggambaran Kurva P
Ps = 11 + Q
Pd = 15 – Q 15
Jika Q = 0 P = 15
Jika P = 0 Q = 15 13
Pd = 15 – Q
Ps = 11 + Q
11
Jika Q = 0 P = 11
Q
Jika P = 0 Q = -11 -11 2 15
Gambar 3.7 Kurva Contoh Kasus 1
Analisis :
2. Kemudian pilih Qd dan Qe, lalu masukkan angka sesuai dengan yang ada
di soal, kemudian klik Check.
Ps = a + bQ
Pst = a + bQ + t
tk = Pet – Pe
tp = t – tk
T=t Qet
CONTOH KASUS 2
Diketahui : Pd = 20 – Q t = 15
Ps = 2 + 2Q
Jawab :
Pd = Ps Pe = 2 + 2Q
20 – Q = 2 + 2Q Pe = 2 + 2(6)
20 – 2 = Q + 2Q Pe = 2 + 12
18 = 3Q Pe = 14
Qe = 6
Pst = 17 + 2Q
Pd = Pst Pet = 17 + 2Q
20 – Q = 17 + 2Q Pet = 17 + 2(1)
20 – 17 = Q + 2Q Pet = 17 + 2
3 = 3Q Pet = 19
Qet = 1
tk = Pet – Pe
tk = 19 – 14
tk = 5
tp = t – tk
tp = 15 – 5
tp = 10
T = t x Qet
T = 15 x 1
T = 15
Penggambaran Kurva
P
Pd = 20 – Q Pst = 17 + 2Q
Jika Q = 0 P = 20
20
Ps = 2 + 2Q
Jika P = 0 Q = 20
19
Ps = 2 + 2Q
17
Jika Q = 0 P=2 14
Jika P = 0 Q = -1 Pd = 20 - Q
Pst = 17 + 2Q 2
Q
Jika Q = 0 P = 17 -8,5 -1 1 6 20
Analisis :
2. Kemudian pilih Variabel Pajak Spe, lalu masukkan angka sesuai dengan
yang ada di soal, kemudian klik Check.
Ps = a + bQ
Pst = a + bQ + t.P
tk = Pet – Pe
tp = (t Pet) tk
T = (t Pet) Qet
CONTOH KASUS 3
Penyelesaian
Diketahui : Pd = 12 – Q t = 20 % = 0,2
Ps = 2 + Q
Jawab :
Pd = Ps Pe = 2 + Q
12 – Q = 2 + Q Pe = 2 + 5
12 – 2 = Q + Q Pe = 7
10 = 2Q
Qe = 5
P – 0,2P = 2 + Q
Qet = 4,22
tk = Pet – Pe
tk = 7,78 – 7
tk = 0,78
tp = (t Pet) – tk
tp = 0,78
T = (t Pet) Qet
T = 6,56
Penggambaran Kurva
Pd = 12 – Q
Jika Q = 0 P = 12 P
Pst = 2,5 + 1,25Q
Jika P = 0 Q = 12
12 Ps = 2 + Q
Ps = 2 + Q
7,7
Jika Q = 0 P=2
7
Jika P = 0 Q = -2
2,5 Pd = 12 - Q
Pst = 2,5 + 1,25Q
2
Jika Q = 0 P = 2,5
Q
Jika P = 0 Q = -2 -2 4,2 5 12
Analisis :
Dengan persamaan fungsi permintaan Pd = 12 – Q dan persamaan fungsi
penawaran Ps = 2 + Q yang dimiliki perusahaan tersebut, maka besarnya
harga keseimbangan sebelum pajak adalah Rp7 dengan kuantitas sebanyak 5
unit. Sedangkan ketika produk yang dijual dikenakan pajak proporsional
sebesar 20% dari harga yang ditawarkan, maka fungsi penawaran setelah
pajak menjadi Pst = 2,5 + 1,25Q dengan harga keseimbangan setelah pajak
sebesar Rp7,78 dan kuantitas keseimbangan sebanyak 4,22 unit. Besarnya
pajak yang ditanggung konsumen dan produsen masing-masing Rp0,78 dan
Rp0,78. Serta total penerimaan pemerintah dari pajak adalah Rp6,56.
2. Kemudian pilih Variabel Pajak Pro, lalu masukkan angka sesuai dengan
yang ada di soal, kemudian klik Check.
Ps = a + bQ
Pss = a + bQ – s
sk = Pe – Pes
sp = s – sk
S=s Qes
CONTOH KASUS 4
Penyelesaian
Diketahui : Pd = 50 – Q s=2
Ps = 10 + Q
Jawab :
Pd = Ps Pe = 10 + Q
50 – Q = 10 + Q Pe = 10 + 20
50 – 10 = Q + Q Pe = 30
40 = 2Q
Qe = 20
Pss = 8 + Q
Pd = Pss Pes = 8 + Q
50 – Q = 8 + Q Pes = 8 + 21
50 – 8 = Q + Q Pes = 29
42 = 2Q
Qes = 21
sk = Pe – Pes
sk = 30 – 29
sk = 1
sp = s – sk
sp = 2 – 1
sp = 1
S=s Qes
S=2 21
S = 42
Penggambaran
P Kurva
P
Pd = 50 – Q
Ps = 10 + Q
Jika Q = 0 P = 50
50 Pss = 8 + Q
Jika P = 0 Q = 50
30
Ps = 10 + Q
29
Jika Q = 0 P = 10 10
Pd = 50 - Q
Jika P = 0 Q = -10
8
Pss = 8 + Q
Q
Jika Q = 0 P=8 -10 -8 20 21 50
Analisis :
Dengan fungsi permintaan Pd = 50 – Q dan fungsi penawaran Ps = 10 + Q
maka besarnya harga keseimbangan adalah Rp30 dengan kuantitas sebanyak
20 unit. Ketika suatu produk diberikan subsidi sebesar Rp2 maka fungsi
penawaran setelah subsidi menjadi Pss = 8 + Q dengan harga dan kuantitas
keseimbangan menjadi Rp29 dan 21 unit. Besarnya subsidi yang dinikmati
konsumen dan dinikmati produsen adalah sama yaitu Rp1 dan besarnya
subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah Rp42.
FUNGSI LINIER 2
Dimana:
Y = Pendapatan Nasional
C = Consumption ((Konsumsi)
S = Saving (Tabungan)
Dimana:
Co = Konsumsi Otonom
Keterangan:
a. Konstanta Co menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada saat
pendapatan nasional sebesar nol (0).
b. Koefisien c (MPC) mencerminkan besarnya tambahan konsumsi
sebagai akibat adanya tambahan pendapatan nasional tertentu.
c. ∆C menunjukkan besarnya perubahan konsumsi dan ∆Y
menunjukkan besarnya perubahan dalam pendapatan nasional yang
mengakibatkan besarnya konsumsi termaksud.
Terdapat asumsi bahwa:
Keterangan:
a. MPC < 1 menunjukkan bahwa tambahan pendapatan yang diterima
seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi, melainkan
sebagai saving (tabungan). Contoh: MPC 0,5 < 1
b. MPC > ½ menunjukkan bahwa penggunakan tambahan pendapatan,
sebagian besar digunakan untuk menambah konsumsi, sedangkan
sisanya yaitu yang jumlahnya lebih kecil merupakan tambahan saving
(tabungan). Contoh: MPC = 0,9 dan MPS = 0,1 , karena MPC + MPS
= 1 atau c + s = 1
CONTOH KASUS 1
Penyelesaian
Diketahui : Co = 125.000
MPC = c = 0,52
Y = 552.000
Jawab :
Analisis :
Jadi, dengan MPC sebesar 0,52 dan konsumsi masyarakat Korea Selatan saat
pendapatan sama dengan nol sebesar R125.000 maka fungsi konsumsinya
adalah f(Y) = 125.000 + 0,52Y dan pada saat pendapatan Rp552.000 maka
konsumsi masyarakat Korea Selatan sebesar Rp412.040.
2. Pilih Adanya Konsumsi Otonom, setelah itu input angka yang diketahui
pada soal. Pilih rumus yang akan digunakan (C = Co + cY), lalu klik
Hitung.
Dimana:
So = Saving ( Tabungan)
Keterangan :
a. Konstanta So menunjukkan besarnya tabungan nasional pada saat
pendapatan nasional sebesar nol (0).
b. Koefisien s (MPS) mencerminkan besarnya tambahan tabungan
sebagai akibat adanya tambahan pendapatan nasional yang
mengakibatkan besarnya tabungan.
c. ∆S menunjukkan besarnya perubahan tabungan dan ∆Y menunjukkan
besarnya perubahan dalam pendapatan nasional yang
mengakibatkan besarnya tabungan yang termaksud.
CONTOH KASUS 2
Konsumsi masyarakat kota Metropolitan pada saat pendapatan nol (Co)
adalah Rp15.000 dengan MPC sebesar 0,55. Bentuklah fungsi tabungannya
dan tentukan besarnya tabungan apabila pendapatannya sebesar Rp122.000.
Analisislah!
Penyelesaian
Diketahui : Co = 15.000
MPC = c = 0,55
Jawab :
-15.000 + ( 0,45 )Y
Analisis :
Jadi, dengan MPC sebesar 0,55 dan konsumsi otonom sebesar Rp15.000 maka
didapatkan fungsi tabungannya g(Y) = -15.000 + 0,45Y dan apabila
pendapatannya sebesar Rp122.000 maka besar tabungan kota Metropolitan
adalah Rp39.900.
2. FUNGSI DISPOSIBEL
Dimana :
Yd = Pendapatan Disposibel
Y = Pendapatan Nasional
Tx = Tax (Pajak)
Tr = Transfer payment (Pembayaran alihan)
Keterangan:
CONTOH KASUS 3
Analisis :
Dengan pendapatan nasional sebesar $520.000 dan dikenakan pajak sebesar
2% serta adanya tunjangan sebesar $555 maka besarnya pendapatan
disposibel di negara tersebut adalah $510.155.
2. Pilih Pendapatan Nasional, setelah itu input angka yang diketahui pada
soal. Pilih rumus yang akan digunakan (Yd = Y – Tx + Tr), lalu klik Hitung.
3. FUNGSI PAJAK
Pajak pada dasarnya dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu Pajak yang
tidak dikaitkan dengan pendapatan (jumlah tertentu) dan sifatnya
konstan, besarnya adalah To atau sering disebut sebagai pajak otonom
(autonomus tax) dan Pajak yang dikaitkan dengan tingkat pendapatan
yang besarnya adalah proporsi atau persentase (t) dari pendapatan (Y). Dari
kedua jenis pajak tersebut, total penerimaan pemerintah adalah sebesar
jumlah keduanya. Secara matematis total penerimaan pemerintah adalah
sebagai berikut:
Dimana:
To = Pajak Otonom
T
T = T1 + T2
T2 = tY
T1 = To
Y
Gambar 4. 7 Kurva Pajak
CONTOH KASUS 4
Dino merupakan karyawan PT. Selalu Siap. Ia menerima gaji atas kerjanya
sebesar Rp2.550.000 per bulan dan dikenakan pajak sebesar 5%.
Pemerintah memungut pajak individu sebesar Rp200.000. Maka berapakah
pajak yang harus dibayarkan oleh Dino? Analisislah !
Penyelesaian
Diketahui : Y = 2.550.000
t = 5% = 0,05
To = 200.000
Ditanya : T?
Jawab :
Analisis :
Jadi, dengan gaji sebesar Rp2.550.000 dan pajak yang dikenakan sebesar
5% ditambah dengan pajak otonom sebesar Rp200.000, maka pajak yang
harus dibayar Dino adalah sebesar Rp327.500.
4. FUNGSI INVESTASI
Dimana :
I = Investasi
Io = Investasi Otonom
i = Tingkat Bunga
p = Proporsi investasi terhadap i
CONTOH KASUS 5
Pada tahun 2016, permintaan akan investasi di suatu negara ditunjukkan
oleh persamaan I = 5.221.000 – 5.100i. Berapa besarnya investasi saat
tingkat bunga bank yang berlaku 52%? Analisislah!
Penyelesaian
Diketahui : I = 5.221.000 – 5.100i
i = 52% = 0,52
Ditanya : I?
Jawab :
Analisis :
2. Pilih Pendapatan Nasional, setelah itu input angka yang diketahui pada
soal. Pilih rumus yang akan digunakan (I = Io – (P * i)), lalu klik Hitung.
5. FUNGSI IMPOR
Dimana:
M = Impor
Mo = Impor otonom
Y = Pendapatan nasional
CONTOH KASUS 6
Pada tahun 2012 impor otonom negara Indonesia sebesar Rp510.000 dan
perubahan impornya sebesar 0,5. Tentukan besarnya impor di Indonesia jika
pendapatan nasional tahun 2012 sebesar Rp5.521.000. Analisislah !
Penyelesaian
Ditanya : Mo = 510.000
m = 0,5
Y = 5.521.000
Ditanya : M?
Jawab :
510.000 + 0,5(5.521.000)
510.000 + 2.760.500
3.270.500
Analislah :
Jadi, besarnya impor di negara Indonesia pada tahun 2012 dengan impor
otonom sebesar Rp510.000 dan perubahan impor sebesar 0,5 adalah
Rp3.270.500.
2. Pilih Pendapatan Nasional, setelah itu input angka yang diketahui pada
soal. Pilih rumus yang akan digunakan (M = Mo + (m * Y)), lalu klik
Hitung.
2. Pendekatan Pendapatan
3. Pendekatan Pengeluaran.
Keterangan:
a. Pengeluaran sektor rumah tangga dicerminkan oleh konsumsi
masyarakat (C = Consumption)
b. Pengeluaran sektor badan usaha dicerminkan oleh investasi (I =
Investment)
c. Pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh (G = Government)
d. Pengeluaran perdagangan luar negeri dicerminkan dari selisih antara
ekspor dan impor negara yang bersangkutan (X = Export, M = Import).
CONTOH KASUS 7
Fungsi konsumsi suatu negara pada tahun 2016 adalah C = 2.000 + 0,52Y.
Investasi sebesar $150, pengeluaran pemerintah sebesar $520, sedangkan
perdagangan luar negeri untuk ekspor $521 dan impor $515. Hitunglah
pendapatan nasional negara tersebut. Analisislah!
Peyelesaian
Ditanya : Y?
Jawab :
2.676
Analisis :
Jadi, dengan konsumsi C = 2.000 + 0,52Y, investasi sebesar $150,
pengeluaran pemerintah sebesar $520, ekspor $521 dan impor $515, maka
pendapatan nasional yang diterima oleh negara tersebut pada tahun 2016
adalah sebesar $5.575.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy. 2012. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, edisi kedua.
Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.
Kalangi, Josep Bintang. 2006. Matematika Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
1. PAKAIAN
A. WANITA :
• Kemeja (berkerah, berkancing seperti seragam dan tidak boleh
transfaran) + Rok Panjang (tidak boleh didouble dengan celana jeans)
• Bahan kemeja dan rok tidak boleh : kaos,denim jeans, semi jeans,
paragon, rok pantai, cargo, sifon, dan bahan stretch
• Untuk atasan berbahan KATUN dan boleh gunakan batik dan motif rok
boleh polos, kotak-kotak, bunga-bunga dan warna bebas
B. PRIA
• Kemeja lengan pendek atau panjang (berkerah, berkancing seperti
seragam, tidak boleh bergambar dan menggunakan dalaman kaos selain
kaos oblong putih) + Celana Panjang (tidak boleh didouble dengan
celana jeans)
• Bahan kemeja dan celana tidak boleh : kaos, denim jeans, semi jeans,
corduroy, cargo, permanent pants, chino dan bahan stretch
• Tidak menggunakan aksesoris (anting, gelang, kalung, ikat pinggang
metal, rantai dompet) selama praktikum
• Bagi yang berambut panjang, HARUS dikuncir selama praktikum
berlangsung Apabila terdapat kesalahan pakaian maka akan dikenakan
sanksi pindah shift / ALFA
2. KETERLAMBATAN
• Waktu toleransi keterlambatan hanya 15 menit dari jadwal seharusnya
(lihat jam lab)
• Apabila TERLAMBAT DIKARENAKAN KERETA MOGOK (untuk
praktikan Kelapa Dua), maka praktikan DIWAJIBKAN membawa surat
keterangan dari kepala stasiun, jika keterlambatan melebihi 15 menit
maka anda berhak pindah shift sementara ke shift berikutnya (HANYA
BERLAKU 1X)
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
Nama :
NPM :
Kelas :
No Telp :
Praktikum hari/shift :
Ketua Praktikum :
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
Nama :
NPM :
Kelas :
No Telp :
Praktikum hari/shift :
Ketua Praktikum :
Jenis Berkas :
Tanggal Penyerahan :
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
Nama :
NPM :
Kelas :
No Telp :
Praktikum hari/shift :
Ketua Praktikum :
Jenis Pelanggaran :
……….., ……………….. 2020
Pembuat surat
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
Nama :
NPM :
Kelas :
No Telp :
Praktikum hari/shift :
Ketua Praktikum :
Pengulang di Hari/Shift :
Tanggal Pengulangan :
……….., ……………….. 2020
Pembuat surat
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
Nama :
NPM :
Kelas :
No Telp :
Praktikum hari/shift :
Ketua Praktikum :
Keterangan : Cuti / Tranfer / Mengulang / Non Kelas
……….., ……………….. 2020
Pembuat surat
( )
Mengetahui,
Ketua Praktikum Penanggung Jawab
( ) ( )
UNIVERSITAS GUNADARMA
Laboratorium Manajemen Dasar Fakultas Ekonomi
Jl. Akses UI Kelapa Dua, Cimanggis-Depok, Telp. 8727538-41 Ext. 557
“ PENGULANGAN PRAKTIKUM”
110
LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR | PTA 2020/2021 110
MATEMATIKA EKONOMI 1 PENGULANGAN PRAKTIKUM
J1421
o TANGGAL : 19 OKTOBER 2020 – 24 OKTOBER 2020
111
LABORATORIUM MANAJEMEN DASAR | PTA 2020/2021 111