LANDASAN EKONOMI
Pada zaman modern seperti ini kebanyakan manusia mengangsumsikan kebutuhan
ekonomi lebih pennting dari pada kebutuhan rohani,sehingga membuat ekonomi mendapat
perhatoan secara besar. Jarang yang meningkatkan spiritual melainkan lebih cenderung
meningkatkan ekonominya. Pada intinya mereka ingin hidup enak dengan kebutuhan ekonomi
perpenuhi.
Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu isu yang sampai kini masih menjadi
persoalan baik pada tataran konseptual maupun implementasinya. Sehari-hari dapat diikuti dan
diamati beberapa isu penting, seperti: kondisi transisional ke arah masyarakat yang demokratis,
tuntutan pemerintahan yang demokratis, pembangunan ekonomi yang berorientasi kerakyatan,
kebijakan yang berpihak dan yang berorientasi pada kepentingan rakyat, kebijakan
demokratisasi pendidikan, dan demokratisasi di bidang politik. Isu dan gejala-gejala tersebut
menunjukkan bahwa di masyarakat Indonesia telah terjadi suatu proses demokratisasi dalam
seluruh aspek kehidupan.
Dalam memasuki globalisasi ekonomi ini bangsa Indonesia harus menghadapi dua
kenyataan yang nampak paradoksal yaitu tantangan kerjasama disatu pihak dan persaingan
global dipihak lain. Dengan demikian pengaruh globalisasi ekonomi ini menuntut kualitas dan
ketahanan diri dan makin sempitnya peluang kerjanya dalam menjual jasa dan barang-barang
produksi serta dalam memperoleh uang. Globalisasi ekonomi membawa pergeseran paradigma
organisasi yaitu organisasi yang makin cerdas, makin lincah dalam berkompetensi. Organisasi
yang semula memiliki mata rantai komando panjang perlu berubah menjadi organisasi yang
lebih mengutamakan kecepatan, dimana dimungkinkan seseorang berkreasi lebih cepat, lebih
efisien dan lebih efektif.
PERAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN
Alasan pemerintah Indonesia menetapkan pembangunan dibidang ekonomi pada
pembangunan jangka panjang tahun pertama dan kedua adalah karena :
1. Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
2. Agar tidak kalah bersaing dalam era globalisasi saat ini.
Sehingga, mengakibatkan munculnya berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, badan-
badan perdagangan baru, dan badan-badan jasa yang baru, jumlah konglomerat bertambah
banyak, pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah.
Dalam pendidikan, berakibat banyak orang kaya secara sukarela mau menjadi bapak
angkat agar anak-anak tidak mampu bisa bersekolah, terlaksananya sistem ganda dalam
pendidikan yaitu kerja sama antara sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar-
mengajar para siswa, dalam rangka mengembangkan keterampilan siswa, dan munculnya
sejumlah sekolah unggul yang didirikan oleh orang-orang kaya atau konglomerat atau
kumpulan dari mereka yang bertebaran di seluruh Indonesia. Sekolah ini lebih unggul dalam
prasarana dan sarana pendidikan, dan juga dalam menggaji pendidik-pendidiknya.
Akan tetapi, karena kebanyakan kebijaksanaan dan peraturan di buat maka banyak
sekali timbul ketidak harmonisan antar para pengusaha dalam menjalankan roda ekonomi yang
menimbulkan krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka di era globalisasi sekarang ini
keterpurukan ekonomi di Indonesia akan diterapkan kebijaksanaan dan peraturan yang baru
dan memperbaiki perekonomian bangsa sehingga rakyat yang menderita dapat dengan segera
menikmati hasil perekonomian kita yang mapan di masa yang akan datang baik perekonomian
yang bersifat makro dan mikro.
Ekonomi menjadi kebutuhan dasar manusia sehingga smua golongan dari orang kaya
sampai yang miskin memerlukan ekonomi walaupun tingkat kebutuhan mereka berbeda.
Dengan demikian pembahasan ekonomi tidak hanya membahas orang kaya saja melainkan
untuk smua orang. Termasuk orang dan dunia pendidikan yang ditekuni nya.
Peran Ekonomi dalam Pendidikan
Dunia sekarang tidak disibukkan hanya masalah politik dan pertentangan melainkan
kebutuhan dan pertumbuhan ekonomi slalu ditingkatkan,untuk menunjang itu maka pendidikan
diperkuat karakterny sehingga kelak akan berdampak pada kemajuan ekonomi masa yang akan
datang. Dengan tuntutan inilah pemerintah menguatkan pembangunan dibidang ekonomi yaitu
dengan munculnya Berbagai usaha baru,pabrik-pabrik baru,badan-badan perdagangan baru
dan jasa-jasa baru.
Pengembangan dalam ekonomi makro berpengaruh pula pada dunia pendidikan.banyak
orang kaya yang mengadopsi anak angkat dari orang tidak mampu kebutuhan ekonominya
sehingga mereka mendapat sekolah dengan baik dan sesuai dengan program pemerintah 9
tahun wajib belajar. Namun juga masih banyak orang kaya yang tidak mempedulikan nasib
pendidikan,mereka acuh tak acuh melihat realita kehidupan disekitarnya. Tetapi dengan adanya
orang kaya yang mau berbagi turut menopang pendidikan dinegeri ini untuk menjadi lebih baik.
Perkembangan selanjutnya sangat menggembirakan adalah terjadinya pendidikan
sistem ganda. Pendidikan ini adalah kerja sama antara pemerintah atau sekolah dengan
pengusaha-pengusaha untuk menrima siswa-siswa nya menjalani praktek kerja lapangan
sehingga mereka mampu kreatif inovatif dan yang paling penting mendapatkan pengalaman
belajar yang sesungguhnya. Karena peralatan yang disediakan sekolah masih minim sehingga
kerja sama seperti ini sangat membantu perkembangan pendidikan itu sendiri.
Namun tidak hanya perkembangan diatas saja karena masih ada perkembangan yang
sangat menggembirakan yaitu bermunculan sekolah-sekolah unggulan yang dibuat oleh para
pengusaha. Berarti pengusaha-pengusaha ini sangat mempedulikan pendidikan sehingga
mereka mau menyisihkan sebagian hartanya untuk membangun sekolah-sekolah yang bermutu
unggul. Mereka pun juga menyiapkan fasilitas pendukung pendidikan yang lebih lengkap
dibandingkan sekolah negeri bahkan tenaga pengajarnya pun lebih mumpuni karena mereka
mau membayar tenaga pengajar dengan gaji yang relatif besar.
Berbicara tentang lulusan sekolah unggul,Buchori(1996) menulis tentang arah sekolah-
sekolah seperti ini diluar negeri sebagai berikut:
1. Untuk membuat para siswa mencintai prestasi tinggi.
2. Mau dan bisa bekerja secara sempurna
3. Memiliki etos kerja dan membenci kerja setengah-setengah
4. Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani ,keseimbangan penguasaan pengetahuan
mas sekarang dengan pengetahuan masa lampau.
Jadi intinya tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positip atau cinta terhadap
prestasi ,cara kerja dan hasil kerja yang sempurna. Tidak menolak pekerjaan kasar,menyadari
akan kehidupan yang kurang beruntung dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
Setelah membicarakan teori makro selanjutnya kita akan membicarakan secara mikro.
Pada umumnya orang mengatakan seorang dikatakan meningkat atau menurun tingkat
kehidupan nya di lihat dari ekonominya,jarang dilihat dari tingkatan kerohaniannya. Dengan
demikian tak perlu dipungkiri bahwa manusia kebanyakan ekonomi menjadi peranan penting
dalam kehidupannya. Bahkan ada yang nekad menggunakan cara-cara yang dilarang agama
pun di tempuh demi meningkatnya ekonomi,sperti: mencopet(kriminalitas),pergi kedukun
mencari pesugihan,mencurangi perdagangan,dan lain-lain.
Tidak hanya kehidupan bahkan ekonomi pun juga merambah kedua pendidikan,yaitu
sekolah-sekolah bahkan perguruan tinggi pun juga sangat ditentukan ekonominya. Perguruan
tinggi atu sekolah yang kaya akan leluasa bergerak mencukupi kebutuhan ekonominya
sehingga sarana dan prasarana pun terjamin mutunya,sedangkan sekolah atau perguruan tinggi
yang miskin akan sulit bergerak sehingga tidak bisa leluasa mencukupi kebutuhan sarana dan
prasarana jadi berdampak kemajuan sekolahan tersebut.
FUNGSI PRODUKSI DALAM PENDIDIKAN
Fungsi produksi adalah hubungan antara output dengan input. Jadi suatu organisasi
pendidikan dikatakan produktif kalau paling sedikit memiliki keseimbangan antara output dan
input. Menurut Thomas fungsi produksi dibagi menjadi 3 macam,yaitu:fungsi produksi
administrator,fungsi produksi psikologi dan fungsi produksi ekonomi.
Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala seuatu yang
disebut wahana dan proses pendidikan. Input yang dimaksut adalah :
1. Prasarana dan sarana belajar,termasuk ruang kelas. Penilaian untuk dapat diuangkan adalah
atas dasar luas dan kualitas bangunan.
2. Perlengkapan belajar ,media,dan alat peraga baik didalam kelas maupun dilaburatorium, yang
juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
3. Buku-buku dan bentuk material lainya seperti film,disket,dan sebagainya,juga dapat
diuangkan.
4. Barang-barang habis pakai seperti zat-zat kimia di laboratorium,kapur,kertas,alat tulis,dan
sebagainya dihitung dalam wujud uang.
5. Waktu guru bekerja dan personalia lainya yang dipakai dalam memproses peserta didik,yang
juga dinilai dengan uang.
Kelima jenis tersebut sudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.
Sementara itu output adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik.
Layanan layanan ini dihitung lewat sistem kredit semester atau SKS dan lama peserta didik
belajar. Kedua dalam bentuk uang.
Dengan demikian input maupun out put pada fungsi administrator ini dapat dihitung
dengan uang. Biaya input akan dibayar oleh lembaga sedangkan output akan dibayar oleh
peserta didik.
Selanjutnya adalah fungsi yang kedua yaitu fungsi produksi psikolog. Input produksi
ini sama dengan input administrator namun outpunya berbeda. Output fungsi prodiksi
psokologi adalah smua hasil siswa yang mencakup:
1. Peningkatan kepribadian
2. Pengarahan dan pembentukan sikap
3. Penguatan kemauan
4. Peningkatan estetika
5. Penambahan pengetahuan ,ilmu,dan teknologi.
6. Peningkatan keterampilan
7. Penajaman pikiran
Suatu lembaga pendidikan kalau dipandang berhasil apabila harga inputnya sama atau harga
outputnya lebih besar dari harga inputnya.
FUNGSI PRODUKSI DALAM PENDIDIKAN
Sama dengan yang terdahulu,fungsi pruduksi ini pun akan dipandang baik apabila harga
inputnya sama atu lebih kecil dari harga otputnya. Input fungsi produksi ini adalah sebagai
berikut:
1. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator.
2. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan seperti halnya uang
saku,transportasi,menbeli buku,alat-alat tulis ,dan lain sebagainya selama belajar atau kuliah.
3. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat
sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah. Uang sperti ini biasanya disebut
opportunity cost.
Sementara itu yang menjadi out putnya adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah
tamat atau bekerja. Namun apabila belum pernah bekerja maka yang menjadi outputnya gaji
yang diterima setelah tamat dan bekerja.
Fungsi produksi ekonomi ini sangat bertalian erat dengan marketing didunia
pendidikan. Karena jaman sekarang realita pada masyarakat mereka yang sekolah setelah lulus
ingin bekerja meningkatkan taraf hidupnya. Tujuan belajar atau studi mereka adalah untuk
mencari uang atau meningkatkan penghasilan.
Marketing adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan untuk
memberikan perubahan nilai, dengan target pasar, sebagai tujuan lembaga
pendidikan(kotler,1985). Marketing mencakup :1.Mendesain penawaran,2.Menentukan
kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal ini calon peserta didik,3.Menentukan harga efektik
,mengadakan komunikasi,distribusi,dan meningkatkan motivasi serta layanan.
Keuntungan marketing ada beberapa hal termasuk kelemahan dalam sistem marketing
ini. Keuntunganya adalah:
1. Misi pendidikan terselenggara secara lebih sukses,sebab diisi dengan program yang menarik
2. Kepuasan masyarakat ditingkatkan.
3. Meningkatkan daya terhadap petugas ,peserta didik,dana,donator,dan sebagainya.
4. Meningkatkan efesiensi kegiatan pemasaran
Sedangkan kelemahannya antara lain:
1. Cenderung lembaga pendidikan menjadi usaha dagang untuk mendapatkan keuntungan uang.
2. Idialisme pendidikan cenderung diabaikan.
Namun jika lembaga pendidikan ini melaksanakan marketing hanya terbatas hanya untuk bisa
meningkatkanpendaftaran calon dan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan pendidikan yang
lain dengan tidak meninggalkan idialisme sebagai lembaga pendidikan,hal ini masih bisa
diterima.
FUNGSI EKONOMI PENDIDIKAN
Fungsi ekonomi pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan.
Bukan merupakan modal untuk dikembangkan,bukan untuk mendapatkan keuntungan.
Ada 3 macam perencanaan biaya pendidikansebagai berikut:
1. Perencanaan secara tradisional,yaitu dengan menentukan macam-macam kegiatan
pendidikan,kemudian masing-masing kegiatan ditentukan biayanya.
2. SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran). Pengaturan jenis-jenis
kegiatan dilakukan secara sistem, atau lembaga pendidikan dipandang sebagai sistem dari segi
pembiayaan. Alokasi dana disusun atas dasar realita, dan semua kegiatan diorientasikan kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Anggaran tahun lalu menjadi umpan balik bagi anggaran tahun
ini.
3. ZBB (Zero Base Budgeting). Hanya direncanakan untuk anggaran satu tahun. Tiap-tiap
kegiatan ditentukan biaya minimum, beberapa kegiatan dapat diberikan tambahan biaya atas
dasar pertimbangan tertentu.
Simpulan ekonomi pendidikan ini sebagai berikut;
1. Ekonomi pendidikan memegang peran cukup penting,walaupun bukan yang terpenting dalam
menyukseskan misi pendidikan.
2. Fungsi ekonomi pendidikan adalah sebagai penunjang kelancaran prose pendidikan dan
sebagai materi pelajaran untuk membentuk manusia ekonomi.
3. Sumber dana pendidikan selain dari pemerintas atau yayasan dan masyarakat ,lembaga
pendidikan masih bisa menggali sumber-sumber lain sebanyak mungkin.
4. Dana pendidikan perlu dikelola secara profesional,pada umumnya dengan SP4,dan
dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah.
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS DANA PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan efesiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah
penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil dari pada produksi dan layanan
pendidikan yang telah direncanakan. Atau secara lebih luas biaya pendidikan lebih kecil dari
pada produksi pendidikan bila smuanya dapat diuangkan. Fungsi produksi diciptakan orang
dengan salah satu tujuannyaadalah juga untuk mendapatkan efesiensi pendidikan.
Menurut Carpenter(1972) mengemukakan prinsip umum menilai efektiftivitas sebagai
berikut:
1. Menilai efektivitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses inputuntuk
mencadi output.
2. Sistem yang dibandingkan harus sama,kecuai alat pemrosesnya
3. Mempertimbangkan smua output utama.
4. Korelasi diharapkan bersikap kausalitas.
LANDASAN SEJARAH PENDIDIKAN
Sejarah atau history keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan
yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang
mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya
(Pidarta, 2007: 109).
A. Zaman Realisme
Pendidikan yang mulai menunjukkan perbedaan eksistensinya dengan pendidikan-pendidikan
sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Pendidikan Realisme lebih berkiblat pada dunia
dan bersumber dari keadaan di dunia ini pula. Pendidikan tidak banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan Yunani dan Romawi, tidak banyak bergantung pada alam pikiran yang tertulis
dalam buku, lengkap dengan keadaan dan estetika yang ditimbulkannya. Realisme
menghendaki pikiran praktis.
Fransis Bacon adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini (abad ke 17) yang pertama
kali mengembangkan metode induktif. Pendapat Bacon adalah sebagai berikut:
a) Dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandangan harus diarahkan ke
realita alam mini serta hal-hal praktis yang ada di dalamnya.
b) Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bisa didapat lewat alat-alat indra.
c) Menggunakan metode berfikir induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus
kemudian dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
d) Bila memungkinkan dapat mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen-eksperimen.
e) Penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan
Ada sejumlah pendidikan yang berkembang pada waktu itu yang dirumuskan oleh Bacon
beserta pengikut-pengikutnya, yaitu:
B. Zaman Rasionalisme
Sesudah zaman Realisme berkebanglah zaman Rasionalisme dengan tokohnya John Locke
pada abad 18. Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan pada manusia untuk berpikir
sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena itu, aliran ini juga disebut displinarisme. Dengan
teorinya yang terkenal ialah teori taularasa atau a blank sheet of paper.Proses belajar menurut
Jhon Locke ada tiga langkah, yaitu:
a) Mengamati hal-hal yang ada diluar diri manusia.
b) Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan.
c) Berfikir
C. Zaman Naturalisme
Tokoh dari aliran ini yaitu J.J. Rousseu. Naturalism menentang kehidupan yang tidak wajar
sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-
buat, sampai dengan korupsi. Anak-anak dipadang sebagai orang deasa yang kecil.
Naturaliem menginginkan keseimbanagn kekuatan antara rasio dan hati. Menurut Rousseau
ada tiga asas pengajar yaitu:
a) Asas pertumbuhan: pengajaran harus memberikan kesempatan pada anak-anak bertumbuh
secara wajar dengan cara mempekerjakan mereka sesuai dengan kebutuhannya
b) Asas aktifitas: melalui belajar anak-anak menjadi aktif yang akan meberikan pengalaman,
yang kemduain akan menjadi penetahuan mereka
c) Asas individualis: dengan cara menyiapkan pendidikan sesuai dengan individualitas
masing-masing anak, sehingga mereka berkembang menurut alamnya sendiri
Tokoh kedua adalah J.F. Herbart yang menginginkan pembentukan manusia susila yang
bermoral tinggi. Tujuan pendidikannya adalah membentuk watak anak melaui pengembangan
minat seluas-luasnya. Dasar dari teori pndidikan Herbart adalah Psikologi Asosiasi.
Pembelajaran yang baik adalah yang memberikan tanggapan sejelas-jelasnya kepada anak-
anak. Karena itu Psikologi Asosiasi Herbart sering pula disebut Psikologi Tanggapan.
Menurut Herbart ada lima langkah dalam proses belajar mengajar:
A. Persiapan: anak-anak dipersiapkan untuk menerima pelajaran
B. Presentasi:dimulai secara konkret agar anak-anak mendapat tanggapan-tanggapan yang
jelas dan kuat
C. Asosiasi: dilakukan dengan cara mengintegrasikan pengetahuan baru dengan yang lama
D. Generalisasi: hubungan pengetahuan baru dengan yang lama bertujuan membentuk
sesuatu yang baru pula dalam benak anak-anak
E. Aplikasi: pembentukan pengetahuan-pengetahuan baru itu perlu diuji atau dites untuk
mengetahui apakah anak-anak sudah mampu mengaplikasikan pengetahuan itu atau belum.
2.1.2 Sejarah Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak
zaman kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha,
zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman merdeka (Pidarta, 2009.: 125).
c. Zaman Kemerdekaan
Meski belum mencapai suasana kondusif dalam kehidupan pemerintahannya, akan tetapi
dalam bidang pendidikan pada awal kemerdekaan ini terus dilaksanakan dengan berpedoman
pada UUD1945 pasal 31. Dalam prakteknya, penyelenggaraan pendidikan pada era 1945-
1950 yaitu :
• Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia mengusulkan perlunya pembaharuan di bidang
pendidikan
• Pembentukan pendidikan masyarakat yang bertujuan membangun masyarakat adil dan
makmur berdasar pancasila.
• Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran
• Menetapkan kurikulum awal sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan
• Pembaharuan kurikulum menjadi kurikulum SR 947
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan.
Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan histori kependidikan di Indonesia,
kita dapat menyimpulkan bahwa sejarah sangatlah penting untuk diketahui apalagi sejarah
pendidikan indonesia dari perjuangan para tokoh pendidikan di indonesia serta peran
pemerintah untuk mengembangkan dunia pendidikan.Yang menjadi landasan historis
kependidikan di Indonesia adalah semua pengalaman dan pandangan masa lalu bangsa
Indonesia yang dapat dijadikan cerminan untuk perbaikan dalam dunia pendidikan di masa
depan.Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau sehingga peradaban masa lampau
yang memiliki nilai-nilai luhur dapat dipertahankan dan diajarkan lalu digunakan generasi
penerus dalam kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan mewariskan dan menggunakan
karya dan pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi pengawal,perantara,dan pemelihara
peradaban. Dengan demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui
eksistensinya dan bukan merupakan “harta karun” yang tersia-siakan.