Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR

Pendidikan mefnpunyai peranan yang penting dalarn peningkatan


kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara
penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal mi bukan saja karena
pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan
berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan menjaclikan,
si^iber daya manusia lebih bisa cepa: mengerti dan siap dalam
rhenghadapi perubahan di iingkungan kerja. Oleb karena itu, tidaklah
heran apabila negara memiliki penduduk den.gan tingkat pendidikan
yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
pesat.
Dalam peningkatan kualitas manusia Indonesia, pemerintah tidak
merupakan suatu sistem yang iepas dengan pihak swasta dan
masyarakat. H.ubungan pemerintah, masyarakat, dan swasta
merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam peranannya
meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, baik dalam pembiayaan maupun renaga dan fasilitas.
Nilai ekonomi pendidikan dapat dilihat dari sumbangan atas manfaat
terhadap pernbangunan sosia! ekonomi melalui peningkatan penge-
tahuan, keterampilan, kecakapan, sikap, dan produktivitas. Bagi
masyarakat, pendidikan bermanfaat untuk memperkaya kehidupan
ekonomi, politik, dan budaya. Pendidikan memperkuat kemampuan
dalam memanfaatkan teknologi demi kemajuan di bidang sosial dan
ekonomi. Karena manfaatnya yang begitu luas dan dapat meresap ke
berbagai bidang, maka pembiayaan pendidikan seyogiatiya harus
menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan masyarakat.
Mengacu kepada konsep di atas, masalab pembiayaan menjadi
sangat strategis untuk dikaji, bagaimana hubungannya dengan
permasalahan pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan
dapat menambah wawasan, khususnya bagi para pengambil kebijakan
dalam upaya perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Tentunya
banyak dijumpai kekurangan; untuk itu, dengan senang hati saya
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan
edisi berikutnya. Terima kasih.

Nanang Fattah
PENDAHULUAN

Materi tni membahas tentang konsep ekonomi dan pembiayaan pendidikan, khususnya keterkaitan pendidikan dengan
ekonomi secara makro yang mengandung implikasi terhadap kebijakan dalam pembiayaan pendidikan. Dalam hubungan
ini pendidikan dipandang sebagaj alat vital dalam memajukan dan membuat suatu bangsa menjadi modern, mempunyai
ketangguhan daiam meng-hadapi permasalahan kehidupannya. Dalam pandangan ir\i pendidikan pun merufiakar' faktor
yang dapa; menentukan kuaiiias hidup atau meningkatkan standar hidup suatu bangsa Peningkaian standar hidup suatu
bangsa juga merupakan tujuan utama ekonomi melalui pemenuhan kebutuhan barang dan jasa dalam mencapai kepuasan
hidup. (R.L. John, E. Morphet K.A., 1985)
Secara umum, konsep biaya itu muJai berlaku dalam produksi barang atau jasa, dtmana biaya erat kaitannya dengan
transaksi ekonomi yang dilakukan oleh produsen, penjual, peiflbeli atau kon-sumen dalam bentuk%ang atau moneter.
Beberapa ahli ekonomi, membedakan biaya yang sebenarnya dengan pengeluaran. Marshall dan J. Hallak,
1985,'menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara biaya yang sebenarnya yang berhubungan dengan usaha atau
pengorbanan yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang terdiri dari pengeluaran untuk
membayar para pemilik faktor produksi.
Biaya dalam pengertian uang bagi seorang konsumen dianggap mewakili atau semua dengan biaya yang sebenarnya
yang dikeluarkan oleh seorang produsen. Namun demikian, karena ada rantai transaksi ekonomi yang dimulai oleh pemilik
atau produsen dan berakhir di konsumen terakhir, maka bagi transaksi di bagian atas sama atau lebih rendah bagi biaya
transaksi bagi bagian
bawah. Sebagai contoh, biaya produksi makanan bagi konsumen terakhir harga ecerannya lebih tinggi daripada harga
grosir, karena ada tambahan ongkos pembelian. Demikian puia, harga grosir lebih tinggi daripada harga yang ditentukan
oleh produsen.
Secara teoretis, konsep biaya di bidang lain mempunyai
kesamaan dengan bidang pendidikan, dimana lembaga pendidikan
dipandang sebagai produsen jasa pendidikan yang menghasilkan
keahlian, keterampilan, ilmu pengetahuan, karakter. dan nilai-nilai
yang dimiliki oleb seorang lulusan. Kegiatan pendidikan sebtmarnya
dapat dipandang sebagai pelayanan(sem'ces) terhadap siswa atau
peserta didik selama belajar. Pendidikan sebagai proses produksi
yang-menghasilkan iulusan yang berhasil dapat ditentukan oleb
jumlah pendaftar dan kpmponen-komponen input dalam suatu
sistem pendidikan. Namun demikian, pada skala ekonomi mikro
dan tingkatan keluarga atau suatu lembaga pendidikan, tidak
terdapat hubungan yang fungsional antara biaya bagi produsen
(lembaga) dengan biaya bagi konsumen (keluarga]. Persoalannya,
lembaga pendidikan pada umumn^ tidak langsung menanggung
selurnb biaya, karena gaji guru d<fe sarana pendidikan dominan
bersumber dari pemerintah. Sedangkan uang pemerintah sebagian
besar dari masyarakai melalui pembebasan wajib pajak. Pajak yang
dibayar oleh masyarakat dipandang .sebagai biaya tidak langsung.
Oleh karena itu, pendidikan dapat dipandang sebagai aktivitas yang
bersifat pelayanan umum. %
Transaktor ekonomi yang berhiibungah dengan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) golongan
produsen dan (2) golongan konsumem Para produsen pendidikan terdiri dari pendidik, pengelola pendidikan,
badan/lembaga pemerintah dan swasta, keluarga yang membantu mendidik anak-anak di rumah. Sedangkan para konsumen
(costumers) pendidikan dapat terdiri dari keluarga atau orangtua siswa, siswa itu sendiri, lembaga-lembaga pemerintahan
atau swasla, dan masyarakai secara umum. Biaya bagi keluarga ialah uang sekolab dan pajak yang dibayar kepada
pemerintah yang sebagian oleh pernerintab digunakan unluk membiayai pendidikan. Di samping itu. b i a y a kesempatan
{opportunity cost) dan pendapatan yang hi l a n g (corning forgone) selama menglkuti pendidikan, yang masih perlu diper-
tanyakan apakah biaya lersebut harus diperbitungkan.
Dalam hubunganr.va dengan biaya dan manfaat, pendidikan dapat dipandang sebagai salab sntu bentiik investasi
(Human Investment). P i d a t o Theodore, W. Schudtz pada lahnn 1960 yang berjudul investment in Human Capital di
hadapan para ahli ekonomi dan pejabat yang tergabung dalam American Economic Association merupakan peletak dasar
teori human capital. Pesan utama dari pidato tersebut sangat sederhana, yaitu proses pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi merupakan suatu investasi. Pada
tahun 1966, Bowman mem-perkenalkan suatu konsepsi Revolusi Investasi Manusia di dalam Pemikiran Ekonomi yang
diikuti oleh Denison dan Becker (1968) dalam pengujian terhadap teori human capital tersebut. Teori human capital telah
mampu mempengaruhi para ilmuwan dan mengambil keputusan perencanaan dan pelaksanaan dalam pembinaan sumber
daya manusia serta mendorong pertumbuhan permintaan pendidikan di negara-negara berkembang pada masa pasca-
penjajahan.
Nilai modal manusia (human capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah populasi peneiuduk atau tenaga
kerja kasar [labour intensif), tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja intelektual [brain inlensif). Adam Smith (1952),
pakar ekonomi k l a s i k mengakui bahwa pendidikan dan latihan- akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keahlian
yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja. la mengatakan bahwa ke-sejahteraan dan kekayaan suatu
bangsa sangat bergantung pada keunggulan inteligensia dan intelektual.
Tentang investasi SDM yang sebenarnya telah dipikirkan sejak zamannya Adam Smith dan para teoretisi lainnya sejak
abad ke-15. Bank Dunia dengan program internasionalnya telah mengukuhkan kepercayaan terhadap peranan investasi
sumber daya manusia bagi pertumbuhan ekonomi (World Development Report, 1980) kepercayaan ini didasarkan atas studi
yang dilakukan pada akhir tahun 1970-an dan awai 1980-an, di antaranya Hicks (1980) dan Wheeler (1980) yang telah
dapat membuktikan kembali pentingnya pendidikan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Sumbangan p e n d i d i k a n
terhadap pertumbuhan ini semakin kuat setelah memperhitungkan efek pendidikan dan bentuk investasi fisik lainnya
terhadap pertumbuhan ekonomi. (Psacharopoulos, 1984)
Investasi pendidikan per sekolahan telah tumbuh cepat di negara-negara berkembang (termasuk I nd on e s i a ) .
Investasi pendidikan ini dianggap telah menjelaskan faktor residu yang menerangkan peningkalan pendapatan, haik bagi
per orangan maupun bagi masyarakat. Tampaknya, tidak sulit melakukan pengukuran terhadap biaya pendidikan yang
secara konvensional terdiri dari biaya pelayanan guru, pengelola dan tenaga administratis biaya sarana dan fasilitas
belajar, dan biaya operasional lainnya. Namun, yang sulit diukur ialab apa yang disebut income for gone atau biaya
kesempatan yang bilang atau dikembalikan oleh siswa selama mengikuti pendidikan. Biaya kesempatan ini relatif besar
dan harus diperhitungkan di dalam mengukur biaya pendidikan formal, baik kesempatan yang dikembangkan oleb
pemerintah maupun oleh individu setiap siswa itu sendiri.
Tingkat pengeluaran biaya pendidikan merupakan indikator upaya keuangan negara untuk inyestasi dan sumber daya
manusia (human capital) dan menunjukkan skala prioritas di antara sektor-sektor dalam pengalokasian keuangan negara.
Pada umumnya, pengeluaran belanja pendidikan negara dittinjukkan dengan persentase GNP, baik secara keseluruhan
maupun menurut jenjang pendidikan. Pada umumnya, satuan biaya di negara-negara Asia mempunyai kesamaan dengan
negara-negara beiahan dunia lain, kecuali Afrika. Pada pendidikan dasar, satuan biaya pendidikan diperkirakan 10% dan
perkapit^GNP iiampir sebanding dengan Timur Tengah (12%) dan Amelia Latin (9%L Pada pendidikan menengah satuan
biaya di Asia'sebesar 15%, sedangkan Timur Tengah rata-rata 28% dan Amerika Latin 26%. Pada pendidikan Tinggi. di
Asia mencapai 149% sebanding dengan Amerika Latin yang memiliki rata-rata sebesar 8g.% (Pusal Informatika, 1995).
Adanya perbedaan dalam pembiayaan di atas dapat ditelusuri melalui perbedaan dalam pilihan kebijakan yang
rnempengaruhi organisasi dan Sistem rnanajerrten pendidikan terutama dalam penggunaan mpm-iput per sekolahan. Pada
pendidikan dasar dan menengah penentuan utama biaya pendidikan adalah gaji guru dan rasio guru, siswa. Di negara-
negara Asia, peraturan dan keuangan pendidikan pada umumnya merupakan tugas negara dan pendidikan dari pemerintah
merupakan yang rerbesar dan lersebar lebih merata.
Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya atau moneter, Biaya pendidikan yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tarnpak hasilnya secara nyata dalam waktu relatif singkat. Oleb
karena itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah. masyarakat, maupun orangtua (keluarga) untuk menghasilkan
pendidikan atau membeJi pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai in vesta si. Uang yang dikeluarkan di bidang
pendidikan sebagai bentuk investasi pada periode tertentu, di masa yang akan datang harus dapat meng hasilkan
keuntungan (benefit) atau manfaat, baik dalam bentuk uang {financial) maupun nonfmansial. Dalam bentuk uang'yang
diperoleh sebagai balas jasa atas produktivitas tenaga kerja dan dalam bentuk nonfmansial nilai-nilai, seperti meningkatkan
kesehatan, keamanan atau ketertiban masyarakat, baik dari aspek individu, sosial, maupun ekonomi. Untuk mengukur
berbagai aspek manfaat dan biaya, herbagai pendekatan akan dibahas dalam buku ini.3
KONSEP PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN

A. KONSEP DASAR EKONOMI

1. KARAKTERISTIK ILMU EKONOMI


Masalah apa sebenajgiya yang dianaiisis oleh para ahli ekonomi..
dari mulai Adam'Smfth sampai Marx, hingga generasi sekarang"
Jawaban atas perlanyaan tersebut dapat diamati dari beberapa
karakteristik ilmu ekonomi, sebagai berikut.
Pertama, ilmu ekonomi menanyakan barang apa {what) yang
akan diproduksi, bagaimana {how) barang dan jasa itu diproduksi.
dan untuk siapa (for w'hom) barang dan jasa itu diproduksi.
Kedua, ilmu ekonomi menganalisis setiap gerakan dan pe-
rubahan yang terja&i dalam keseluruhan ekonomi; seperti
kecenderungan [trend), dalam harga, hasil produksi, pengangguran
dan perdagangan di dalam dan di luar negeri. Begitu gejala-gejala
tersebut dipahami, maka ilmu ekonomi dapat dimanfaatkan oleh
pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi
dalam upaya keterbukaan perekonomian sualu bangsa,
Ketiya, itmu ekonomi mempelajari perdagangan di antara
berbagai negara. ilmu ini membantu menjelaskan meugapa negara-
negara mengekspor komoditi tertentu dan -mengimpor yang lain.
Ilmu ini juga menganalisis pengaruh pembatasan terhadap
perdagangan internasional.
Keempat, ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai pilihan, yaitu
bagaimana orang memiiih dalam menggunakan berbagai sumber daya
yang relatil' terbatas atan langka (scarcity), seperti tenaga kerja, mesin

1!
Komoditas apa yang harus dihasilkan dan berapa banyak,
dan peralatan, uang untuk memproduksi atau menghasilkan berbagai
kapan harus diproduksi, apakah sekarang atau sekian tahun
komoditas (makanan, pakaian, perumahan dan penyalurannya yang akan datang? -
(distribusi) kepada berbagai kelompok masyarakat yang memakai atau Bagaimana komoditas itu harus diproduksi?
mengkonsumsinya. Dengan perkataan lain, siapa yang melakukan produksi, dengan
Keiima, ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang uang, cara bagaimana?
perbankan. modal, dan kekayaan. Untuk siapa komoditas itu dihasilkan?
Keenam, ilmu ekonomi merupakan suatu disiplin yang ber-kenaan Siapa yang akan memanfaatkannya dan bagaimana men-
dengan efisiensi, pengalokasian sumber-sumber yang langka distribusikannya?
(scarcity) untuk mencapai tingkal kepuasan yang selinggi-tingginya.
(Thomas H. Jones, 1985) Ketiga pertanyaan di atas sangat mendasar dan akan dihadapi oieh
Kctujuh, ilmu ekonomi dapat dipandang sebagai studi tentang semua corak organisasi, tetapi dengan cara dan sistem yang berbeda.
produksi dan distribusi semua sumber-sumber yang langka, baik
dalam bentuk barang yang kongkret (tangible) maupun jasa atau [3
barang yang sifatnya abstrak (intangible) dalam memenuhi kebutuhan
setiap individu dan kelompok dalam masyarakat. (Paul A. Samuelson, B. KONSEP DASAR PENDIDIKAN
1995)
Menurut Paul A. Samuelson (1995J ilmu ekonomi dalam
melakukan kedua peran di atas dibedakan ke dalam dua aspek, yaitu 1. KARAKTERISTIK ILMU PENDIDIKAN
aspek normatif (nilai) dan aspek positif (fakta). Berdasarkan aspek
positif, ilmu ekonomi rnenggamb^rkan fakta dan perilaku dalam Menurut ahli pendidikan yang terkenal dengan bukunya Beknopte
perekonomian, misalnya, apa penyebab kemiskinan? Bagaimana Theoretische Pa Padagogik, bernama M.J. Langefeld, seorang
pertumbuhan ekonomi suatu negara? Pertanyaan tersebut dapat penganut aliran fenomenologi dari Belanda, ilmu pendidikan
dijawab berdasarkan fakta. Sedangkan aspek normatif, ilmu ekonomi dipandang sebagai ilmu teoretis dan ilmu praktis mempelajan proses
melibatkan etika dan pertimbangan nilai. Misalnya, apakah pembentukan kepribadian manusia yang dirancang secara sistematis
pemerintah harus membagikan uang kepada orang miskin? Apakah dalam proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik baik di
sebabnya gaji pegawai dinaikkan? Seberapa besar sebaiknya tingkat dalam maupun di luar sekolah'. ■; Ilmu pendidikan mempelajari
inflasi? Permasalahan itu dapat diperdebatkan, tetapi mungkin tidak proses pembentukan kepribadian manusia dengan kegiatan beiajar
pern ah dapat diselesaikan oieh pertimbangan ilmu dan fakta. yang dirancang secara sadar dan sistematik dalam interaksi antara
Pertanyaan-pertanyaan tersebut memberikan jawaban atau keputusan pendidik dengan peserta didik. Menurut Rochman Natawijaya
polittk dan bukan oieh ilmu ekonomi; dengan demikian, para pembuat (1995), kepribadian adalah kondisi dinamis yang merupakan
keputusan politik (kebijakan) memerlukan bantuan ilmu ekonomi keterpaduan antara pola pikir, pola sikap, dan pola tindak individu.
yang dapat memberikan masukan yang relevan dalam pembuatan Pembentukan kepribadian mencakup proses transfer dan tranformasi
kebijakan. Tentu saja para pemimpin dan pengelola negara tidak perlu pengetahuan, sikap dan perlakuan mengenai aspek logika, etika dan
menjadi ahlj dalam ilmu ekonomi namun pembuat kebijakan, khusus esteiika yang masing-masmg terdin dari unsur kognitif afektif dan
menjadi "konsumen" atas rekomendasi atau netimbangan- psikomotorik. Dalam mengkaji objek terscbut, ilmu pendidikan
pertimbangan nilai yang berlaku daiam ilmu ekonomi dalam menyusun baiang tubuh pe-ngetahuan teoretis berdasarkan
memec&hkan permasalahan yang dihadapinya* Permasalahan yang epislomologi keilmuan secara logis, analitis, sistematis dan tcruji
dihadapi oieh suatu lembaga, baik yang bersifat ekonomi maupun dengan mengembangkan postuiat, asumsi, prinsip dalam konsep
tembaga sosia! pada dasarnya dihadapkan pada tiga masalah pokok. pendidikan dengan bantuan teon-teori keilmuan di luar bidang
pendidikan.
Dalam mempelajari interaksi antara pendidik dengan peserta . _ .., - . <» ■ * i* n H u ir u J u l \ A IT

didik dipengaruhi oleh unsur psikologis, sosial, dan budaya dalam


mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Tekanan tujuan c. Mendidik dan Mengajar
pendidikan setelah pembentukan kepribadian yang mandiri. Mendidik dan mengajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang
Dalam kamus Webster's New World Dictionary (1962), pendi- berkaitan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut
dikan dirumuskan sebagal proses pcngembangan dan latihan yang pendidik. Teori-teori yang dikerhbangan dalam komponen ini
mencakup aspek pengetahuan {knowledge), keterampilan {skill) dan meliputi, antara lain, teori tentang karakteristik pendidik, karak-
kepribadian {character), terutama yang dilakukan dalam suatu bentuk teristik pembuatan pendidikan dan mengajar, metode dan teknik
formula (per sekolahan) kegiatan pendidikan mencakup proses dalam mendidk dan mengajar dan sistem pengolahan kelas.
menghasilkan {production) dan transfer {distribution) ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh individu atau organisasi belajar
{learning organization). Organisasi belajar dimaksud dapat tercapai d. Ungkungan Pendidikan
dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta. tingkat dasar, Lingkungan pendidikan berkenaan dengan situasi dimana interaksi
menengah. dan pendidikan tinggi. belajar-mengajar berlangsung. Teori'yang berkaitan dengan lingkungan
pendidikan adalah perencanaan pendidikan, mana-% jemen pendidikan
bimhingan konseling, kebijakan pendidikan (daktik), dan ekonomi.
2. KOMPONEN-KOMPONEN ILMU PENDIDIKAN pendidikan.■ :■■«.

e. Lingkungan Pendidikan
Bertolak dari landasan filosofis, psikologis. dan sosial budaya dan
nilai-nilai yang menjadi acuan, ilmu pendidikan yang membentuk Evaluasi berkenaan dengan prinsip, mental, teknik, dan prosedur
batang tubuh ilmu bergatitung pada komponen-komponen sebagai dengan cara-cara bagaimana mengenai pencapaian tujuan
berikut. pendidikan. Sejauhman-s; kualitas program dan proses pendidikan
yang berrnum telah tercapai. Teori-teori yang dikembangkan dalam
a. Kurikulum komponen ini mencakup teori tentang model-model penilaian,
metode dan teknik, serta instrumen penilaian.
Kurikulum merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit
maupun imphsit/tersembunyi, Teori-teori yang dikem-bangkan dalam 4. 3. KONSEF PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (PSDM)
komponen ini meliputi, antara Iain, teori tentang tujuan pendidikan,
organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul Inti permasaiahan dalam PSDM berada pada peningkatan kualitas j
pengemhangan kurikulum. tenaga kerfa yang mampu menjadi pelaku-pelaku dalam berbagai
bidang kehidupan. Tenaga kerja itu sendiri pada dasarnya ialah sumber
b. Belajar daya manusia yang berdimensi banyak, baik manusia dipandang secara
fisik, intelektual, maupun moral. Karena ragamnya dimensi SDM
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan tersehut, maka PSDM bisa cukup dibekukan oleh salah satu sektor
dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut peserta didik. semata-mata. Namun demikian, di antara sektoi-sektor dalam
Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi, antara pemhangunan, tanggung jawab terbesar dalam * peningkatan kualitas
lain, teori tentang karakteristik peserta didik, jenis-jenis belajar, cara- SDM berada pada Departemen Pendidikan Nasional [Depdiknas)
cara belajar, hierarki, jenis-jenis, dan kondisi-kondisi sebagai penanggung jawab Sistem Pendidikan Nasional, baik
pendidikan pengelolaan atau pendidikan sekolah.
pendidikan keluarga, pendidikan masyarakat, dan pendidikan di lingkungan industri
Sumber daya manusia terdiri dari dimensi kuantitatif dan dimensi kualitatif tenaga kerja, prestasi tenaga kerja yang memasuki dunia kerja daiam jumlah
waktu belajar adalah dimensi " kualitatif dari SDM, sedangkan dimensi kuantitatif mencakup berbagai potensi yang terkandung pada setiap manusia, antara
lain pikiran (ide), pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang mem-berikan pengaruh lerhadap kapasitas kemampuan manusia untuk melaksanakan pekerjaan
yang produktif. Jika pengeluaran untuk meningkatkan kapasitas tersebut ditingkatkan, maka nilai pro-duktivitas dari SDM akan menghasilkan nilai balik
{rate of return) yang positif.
Pada dasarnya teori human capital, yaitu suatu aliran pengeluaran yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk kapital sebagaimana
bentuk-bentuk kapital lainnya, seperti mesin, teknologi, tanah, uang, material yang menentukan per-tumbuhan produktivitas melalui investasi dirinya sendiri.
Seseorang dapat memperluas alternatif untuk meny^h profesi atau pekerjaan yang pada gilirannya akan meningkatkwn kesejahteraan. Human Capital ini
dapat diaplikasikan melalui 'Ferbagai bentuk investasi SDM di antaranya pendidikan formal, pendidikan informal, pengalaman kerja, kesehatan, dan gizi
scrta transmigrasi.
Cara berpikir yang tertuang daiam teori SDM [Human Capiial) ini sebenarnya mirip dengan "technologicalfunctionalism'. Teori ini menekankah pada
fungsi teknologis dari pendidikan dan pen-dayagunaan sumber daya manusia secafa efisien. Teori ini me-nerangkan bahwa pendidikan memiliki. efisien.
Teori ini me-nerangkan bahwa pendidikan memiliki peran yang sangat menentukan di daiam perkembangan suatu masyarakat. Menurut teori SDM tenaga
kerja dianggap sebagai kapital yang tercermin di daiam pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, dan keierampilan dan produktivitas kerja. Jika tenaga kerja
dipandang sebagai pemegang kapital, mereka dapat menginvestasikan dirinya untuk kepenttngan dirinya bukan dimanfaatkan bagi keuntungan seseorang
atau kelompok (majikan, tuan tanah, pemilik modal). Jika eksploitasi iri terjadi, tenaga kerja hanya memiliki fungsi sebagai alat. produksi, maupun basil
produksi. Dengan dcmikian, keuntungan potensial mereka telah dipindahkan ke tangan para pemilik modal.
Di daiam suatu sistem produksi. peningkalah produktivitas dapat dilakukan jika faktor-faktor produksi lainriya diherdayakan
. _.............. . . i h i i n r L r i.1 I :: : I '■ A

oleh tenaga kerja. Dengan konsep ini, SDM tidak semata-mata


dianggap sebagai faktor produksi yang konvensional, tetapi
penggerak sistem produksi secara menyeluruh. Sejalan dengan
konsep ini, maka strategi PSDM harus berdasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut. ,
1. Pembatasan dan perluasan pendidikan harus diciptakan bersama; dengan ini, dilakukan upaya peningkatan relevansi pendidikan secara lebih merata dan
meluas daiam berbagai jenis, panjang, dan jalur pendidikan.
2. Pengembangan dan pendayagunaan IPTEK yang memungkinkan untuk menjadi sumber penggerak bagi perluasan motivasi lapangan kerja.
3. Reformasi di bidang pendidikan di negara yang sedang berkembang, dimana kondisi ekonomi sudah maju dengan berbasis perindustrian, maka strategi
PSDM diarahkan untuk teoretis pendidikan fungsi dan pengembangan RISTEK untuk mendorong terciptanya IPTEK yang^esuai dengan kebutuhan
industri. . ^ ■'
4. Di negara yang sudah maju perlu dilakukan inovasi di nap bidang sehingga strategi PSDM lebih terfokus pada peningkatan mutu pendidikan tinggi. i
:
5. Berdasarkan pada hasil analisis kondisi ketenagakerjaan secara lengkap yang mencakup: t;
2. kebutuhan tenaga kerja,
b. sistem pendidikan formal dan nonformal,
c. struktur tenaga kerja dan penggunasn tenaga kerja terdidik
yangberkualitas.
6. Inventarisasi kebutuhan tenaga kerja daiam jangka pendek
berdasarkan pada estimasi kebutuhan tenaga kerja daiam
perspektif jangka panjang.

C. KONSEP OASAR EKONOMI PENDIDIKAN

Ekonomi pendidikan merupakan bagi an yang terpen ting dari ilmu ekonomi yang merupakan hal yang tak terpisah- dari ilmu ekonomi sumber daya manusia
untuk■-pemtwngunan nasional. Sebagai landasan konseptual tentang ilniu ekonomi pendidikan berikut ini diuraikan definisi yang dikemukakan oleh
Elchanan Cohn (1979)
16
sebagai berikut: "Ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan yang biasanya merupakan
bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam prioritas tertinggi, khususnya di negara yang sedang berkembang.
kelompok raasyarakatnya membuat keputusan dalam rangka Bank Dunia sejak tahun 1960-an menentukan empat kriteria untuk
mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat investasi SDM dalam memberikan bantuannya terhadap negara-
menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pe- negara dunia ketiga di Asia, AfHka, dan Amerika Latin dalam
ngembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap pengembangan SDM, yaitu (1) kebutuhan tenaga kerja yang terampil
dan nilai-nilai khususnya meialui pendidikan formal, serta bagaimana dalam lapangan kejuruan dan teknologi, (2) perluasan pendidikan
mendiskusikannya secara merata (equal) dan adit {equality) di antara dasar dan ini dinilai memiliki tingkat balik (rate of re-turn) yang
berbagai kelompok masyarakat". lebih tinggi sehubungan dengan rendahnya biaya, {3J pengembangan
Ilmu ekonomi pendidikan tumbuh dan berkembang oleh sektor pedesaan sehingga memperlihatkan peranan pendidikan
prespektlf investasi sumber daya manusia (human capital). Konsep massal untuk meningkatkan produktivitas sektor pedesaan, serta (4)
investasi SDM ini menganggap penting kaitannya antara pendidikan, keadilan dan pemerataan yang menunjukkan pentingnya distribusi
produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Teori human capital kesempatan pendidikan dan bentuk-bentuk pengembangan SDM
menganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital (capi- lainnya, baik secara geografis, sosial maupun secara ekonomis.
tal holder) yang tercermin dalam keterampilan, pengetahuan, dan (Wardiman Djojonegoro, Ace Suryadi, 1995)
produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja merupakan pemegang Perhatian terhadap kriteria pemerataan kesempatan pendidikan
kapital, orang dapat melakukan investasi urituk dirinya dalam rangka telah berkembang teramat pesat sejak Bank Dunia terlibat di dalam
;nemilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan ke-; investasi pendidikan di negara-negara berkembang. Di Indonesia
(^jahteraan hidupnya. sejak tahun 1978, dilakukan penghapusan SPP untuk SD untuk men-
Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan sebagai jamin pemerataan kesempatan pendidikan dasar. Namun demikian,
ipaya untuk meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa di investasi dalam pemerataan pendidikan sebagai investasi SDM,
.-.emudlan hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji dan diperhitungkan sebagai
Conn, 1979, Psacharopoulos, 1988). Investasi dalam bidang SDM kriteria keberhasUan, yaitu (1) nilai baik ekonomis langsung dari suatu
uemiliki prinsip yang tidak berbeda dengan konsep investasi nanusia investasi, yaitu perimbangan antara biaya kesempatan (opportunity
juga bisa dianggap sebagai suatu entitas yang nilainya bisa cost) dan keuntungan masa depan yang diharapkan meialui
jerkembang di kemudian hari meialui suatu proses pengembangan peningkatan produktivitas tenaga kerja, (2) nilai balik ekonomis tidak
dlai seperti peningkatan sikap. langsung, yaitu keuntungan eksternal yang mempengaruhi
Perilaku, wawasan, keahlian, dan keterampilan manusia dengan uiai- pendapatan anggota-anggota masyarakat lain, (3) keuntungan fiskal,
nilai tersebut merupakan subjek dari konsepsi SDM atau Hunan yaitu peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak yang
Capital. Pengembangan SDM tersebut dapat dilakukan meialui diakibatkan oleh meningkatnya penghasilan tenaga kerja terdidik, (4)
itmdidikan dan latihan pada berbagai jenjang dan jalur. SDM ini pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil dan terlatih, (5)
iTnilai jika kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang imiliki permintaan masyarakat akan pendidikan, (6) efisiensi internal dari
sesuai dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan ;tng lembaga pendidikan itu sendiri, yaitu hubungan antara input dan out-
memberikan keuntungan, baik kepada individu maupun :pada put yang diuktir dengan indikator-indikator pemborosan, peng-
masyarakat (R Harbison C. Meyers, 1964). ulangan, putus sekolah, dan efektivitas biaya, (7) terciptanya distribusi
Pusat perhatian mendasar dari konsep ekonomi adalah kesempatan pendidikan yang semakin merata untuk semua penduduk
igaimana mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas untuk usia sekolah, (8) dampak positif dari pemerataan kesempatan
!'iicapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak terhingga pendidikan terhadap distribusi pendapatan dan kontribusi pendidikan
iiiahnya. Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan terhadap pengurangan angka kemiskinan, (9) kaitan antarajnyestasi
ran, sedangkan pertimbangan politls didasarkan pada tujuan di sektor pendidikan dan investasi di sektor lain, di antaranya
arakat secara menyeluruh. Namun demikian, skala prioritas
Investasi SDM diperkuat oleh beberapa hasil peneiitian yang
teiah membuktikan pentingnya pendidikan dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi. Sumbangan pendidikan lerhadap per-
tumbuhan ekonomi sernakin kuat setelah memperhitungkan efek
interaksi antara pendidikan dengan bentuk investasi fisik iainnya
(T.W. Schultz, 1961; Harbison, 1964; Hicks, 1980, Psacharopoulos.
1984), Pendekatan di dalam analisis hubungan antara pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi menggunakan beberapa model, baik yang
langsung maupun tidak langsung menghubungkan indikator
pendidikan dan indikator ekonomi, seperti model fungsi produksi,
analisis cost-benefit, cost-effectiveness.

D. UJI DAN TERAPKAN PENGETAHUAN ANDA

Tiga pertanyaan di bawah ini diberikan untuk menguji pemahaman


anda terhadap konsep dasar ekonomi, pendidikan. dan ekonomi
pendidikan. Anda diminta untuk menjawab pertanyaan dan
menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakan secar,a kelompok setelah
didiskusikan terlebih dahulu.

Pertanyaan
1. Bagaimana konsep ekonomi, dan pendidikan saling berhu-bungan
satu sama lain?
2. Apakah memajukan pendidikan merupakan tujuan yang paling
penting dari pengembangan SDM suatu bangsa?
3. Investasi di bidang pendidikan hams mempertimbangkan aspek
ekonomi, dan politik. Apa yang dijadikan indikator tintuk
masmg-masing aspek di atas?

Tugas
1. Strategi apa yang akan anda anjurkan untuk pengembangan SDM
di negara kita"7 Bandingkan anjuran anda dengan apa yang telah
dilakukan oleh psmerintah?
2. Pendekatan apakah yang.akan anda anjurkan untuk momanfaat-
kan sumber-sumber daya pendidikan secara efisien? Bandingkan
anjuran anda dengan yang telah dilakukan oleh

Anda mungkin juga menyukai