Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Lalu Azikri Amrullah

NIM : E1Q022041

TUGAS INDIVIDU

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk menciptakan manusia-
manusia yang memiliki kemampuan dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan
sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang memungkinkan peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi diri dalam berbagai aspek, termasuk
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara (UU
Sisdiknas, 2003 pasal 1 ayat 1). Pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan
suatu bangsa dan meningkatkan kemampuan bangsa dalam mengatasi masalah yang
dihadapi. Pendidikan dipandang sebagai faktor yang dapat menentukan kualitas hidup
dan meningkatkan standar hidup suatu bangsa. Pada awalnya, ahli ekonomi kurang
memberikan perhatian pada pendidikan karena perannya dalam ekonomi nasional
dianggap kecil, adanya pandangan bahwa kemakmuran hanya berkaitan dengan hal-hal
materi dan fisik, serta hasil riset ekonomi yang menunjukkan bahwa pendidikan
merupakan sektor yang memerlukan banyak biaya pajak dari pemerintah (Jones, 1985).
Para ahli ekonomi mulai menunjukkan minat pada pendidikan dan
mempertanyakan hubungannya dengan ekonomi, terutama mengenai besarnya biaya
pajak yang dikeluarkan pemerintah untuk penyelenggaraan pendidikan. Adam Smith,
seorang ahli ekonomi, berpendapat bahwa pendidikan membuat manusia menjadi lebih
unggul, cerdas, dan memiliki kebiasaan yang baik. Namun, ada perdebatan mengenai
pandangan ini, dengan beberapa orang berpendapat bahwa pengaruh pendidikan pada
ekonomi muncul secara tidak langsung dan hanya dapat dirasakan dalam jangka
panjang. Konsep human investment juga menganggap pendidikan sebagai bentuk
investasi, di mana orang dapat menjual keterampilan, kebiasaan, dan pengetahuan
mereka untuk mendapatkan penghasilan. Pendidikan dapat dipandang sebagai
konsumsi jika manfaatnya dapat langsung dinikmati, dan sebagai investasi jika
manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka waktu tertentu. Biaya pendidikan digunakan
untuk menyediakan fasilitas, membayar tenaga pengajar, menyusun kurikulum, dan
menyediakan pelayanan lainnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus mengelola
biayanya dengan hati-hati, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dialokasikan
secara efisien. Perguruan tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan yang memainkan
peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang
manajemen.
Manajemen dapat diartikan sebagai proses pengaturan sumber daya yang
tersedia, termasuk sumber daya manusia dan potensi lainnya, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam konteks Manajemen Sekolah, hal ini mengacu pada
pengelolaan tugas pendidikan dengan cara yang efisien, guna mencapai tujuan yang
efektif. Menurut Imron (2016), Manajemen Sekolah adalah proses penggunaan sumber
daya yang tersedia, baik dari umat Islam, lembaga pendidikan, atau sumber daya
lainnya, termasuk perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam proses ini, pemanfaatan
sumber daya dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan
produktif, dengan tujuan mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, baik di dunia
maupun di akhirat. Dalam menyelenggarakan pendidikan tentunya memerlukan biaya,
pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang
efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Pembiayaan juga
salah satu komponen dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Persoalan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sering disebabakan manajemen pembiayaan
tidak efektif sehingga kegiatan belajar mengajar tidak optimal.
B. PEMBAHASAN
1. Konsep Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Biaya dalam dunia pendidikan terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan kegiatan belajar-
mengajar, seperti membeli alat pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi,
serta gaji guru. Biaya ini dapat ditanggung oleh pemerintah, orang tua, atau siswa
itu sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung meliputi biaya kesempatan yang hilang
atau keuntungan yang tidak diperoleh selama masa belajar, seperti kehilangan
kesempatan untuk bekerja. Pengeluaran pendidikan dibagi menjadi dua sisi yang
saling terkait, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran yang berguna untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sisi penerimaan terdiri dari
pendapatan yang diterima setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi
secara teratur. Sementara itu, sisi pengeluaran merupakan jumlah uang yang
dikeluarkan setiap tahun untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Pengeluaran
sekolah sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen yang jumlah dan proporsinya
berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya dan antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Selain itu, komponen-komponen tersebut juga bisa berubah
dari waktu ke waktu.
Dalam konsep pembiayaan pendidikan dasar, terdapat dua hal yang penting
untuk dipertimbangkan, yaitu total biaya pendidikan dan biaya per siswa. Biaya per
siswa mengacu pada jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua,
dan masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah
selama satu tahun ajaran. Biaya per siswa merupakan ukuran yang digunakan untuk
menentukan seberapa besar alokasi dana yang efektif untuk kepentingan
pendidikan siswa. Konsep dasar dari pembiayaan pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Penganggaran. Dalam kegiatan umum keuangan, kegiatan pendidikan
meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan Anggaran), Accounting
(Pembukuan), Auditing (Pemeriksaan).
a. Penyusunan anggaran atau budgeting adalah proses merencanakan
pengeluaran dan pendapatan dalam bentuk uang untuk digunakan sebagai
panduan selama jangka waktu tertentu. Anggaran menggambarkan aktivitas
yang akan dilakukan oleh sebuah lembaga. Proses ini melibatkan pimpinan
dari setiap unit organisasi dan merupakan langkah positif untuk
mewujudkan rencana yang telah dibuat. Secara dasar, penyusunan anggaran
melibatkan negosiasi dan kesepakatan antara pimpinan puncak dan
pimpinan unit di bawahnya dalam menentukan alokasi biaya. Akhir dari
negosiasi ini adalah pernyataan tentang pendapatan dan pengeluaran yang
diharapkan dari setiap sumber dana.
b. Pembukuan atau akuntansi melibatkan dua aspek, yaitu yang pertama
adalah mengelola kebijakan penerimaan dan pengeluaran uang. Yang kedua
adalah mengelola tindak lanjut dari aspek pertama, termasuk menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan uang. Bagian kedua ini tidak termasuk
dalam kewenangan menentukan kebijakan, tetapi hanya melaksanakan
kebijakan tersebut. Proses ini dikenal sebagai pengurusan bendaharawan,
yang merujuk pada orang atau badan yang diberi tugas oleh Negara untuk
menerima, menyimpan, membayar, atau menyerahkan uang, surat-surat
berharga, dan barang-barang lainnya yang diatur oleh Pasal 55 ICW
(Indische Comptabiliteits Wet). Oleh karena itu, para bendaharawan
memiliki kewajiban dan pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas
mereka terhadap Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c. Pemeriksaan Keuangan. Pemeriksaan keuangan mencakup segala kegiatan
yang terkait dengan tanggung jawab penerimaan, penyimpanan,
pembayaran, atau pengeluaran uang yang dilakukan oleh bendahara kepada
pihak yang berwenang. Unit-unit dalam departemen harus bertanggung
jawab atas hal ini dan melaporkannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) melalui departemen masing-masing. Pemeriksaan keuangan sangat
penting dan bermanfaat bagi empat pihak yang berbeda, yaitu:
1) Bagi bendaharawan yang bersangkutan
2) Bagi lembaga yang bersangkutan
3) Bagi atasannya
4) Bagi badan pemeriksa keuangan
2. Kaitan antara Manajemen Pembiayaan Pendidikan dengan Mutu Lembaga
Pendidikan
Fenomena biaya pendidikan dan mutu pendidikan sering kali menimbulkan hal
yang problematik. Dari satu sisi, orang ingin mendapatkan kualitas pendidikan
yang baik, namun pada sisi yang lain kita dihadapkan dengan biaya pendidikan
yang tidak terjangkau semua orang alias mahal. Problematika yang muncul lainnya
adalah adanya penyelewengan/ penyalahgunaan dana pendidikan sebagaimana
beberapa kali diberitakan media massa. Akhirnya, orang tua yang mengeluarkan
biaya pendidikan untuk anak-anaknya pun memprotes karena adanya ’’biaya’’
pendidikan yang dipotong. Fenomena lain menunjukkan, lembaga pendidikan
dengan ’biaya tinggi’ juga berhasil menaikkan mutu pendidikannya dengan raihan
akreditasi yang memuaskan. Dalam konteks ini, orang beranggapan bahwa, ’’biaya
pendidikan tinggi, kualitas pendidikan akan baik,’’ karena ada realitas empirik yang
ditemui di sejumlah lembaga pendidikan.
Seiring dengan dinamika perkembangan zaman, terutama pasca era revolusi
industri 4.0, persaingan antara lembaga pendidikan berlangsung sengit. Untuk itu,
dibutuhkan kemampuan memanajemen pembiayaan pendidikan yang lebih
kredibel sehingga dapat menyelenggarakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, baik oleh lembaga pendidikan penyelenggara maupun orang tua
yang memilih lembaga pendidikan tersebut. Kajian dalam perspektif ini mencoba
membaca secara jernih manajemen pembiayaan pendidikan dengan perspektif
Islam. Tentu saja, ajaran Islam memiliki seperangkat peraturan dalam Al Quran
dan As Sunnah yang menjelaskan mengenai pengelolaan/manajemen pembiayan
pendidikan tersebut.
Pada perkembangan zaman globalisasi seperti saat ini, harus diakui, bahwa
keberhasilan mutu pendidikan salah satunya ditentukan oleh manajemen
pembiayaan. Ini sudah pemahaman jamak, karena manajemen pembiayaan dapat
dinyatakan sebagai komponen penting yang dapat menjamin terlaksananya
kegiatan dan program sesuai standar mutu Pendidikan. Hal ini salah satunya
dibuktinya dengan keluarnya Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 yang
menetapkan standar pembiayaan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Sayang dan seringkali menjadi ironi, karena dalam realitasnya masih terjadi
berbagai bentuk penyimpangan anggaran pendidikan dengan berbagai macam
alasan. Kalau kita pahami, proses manajemen pembiayaan pendidikan dalam
meningkatkan mutu lembaga pendidikan/ sekolah dilakukan melalui; perencanaan
penganggaran terpadu berbasis prioritas; menerapkan program grade based system;
evaluasi menerapkan model internal; serta pertanggung jawaban menerapkan
model audit keuangan dankinerja pengelolaan biaya pendidikan. Tentu saja,
melaksanakan manajemen pembiayaan pendidikan ini tidak gampang. Pemilihan
kredibilitas orang-orang yang mengelola pembiayaan ini harus diperketat agar
sesuai dengan idealitas. Memang tidak mudah, tetapi agar raihan mutu pendidikan
tercapai.
3. Tujuan Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan
sekolah atau madrasah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan
secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah
atau madrasah secara efektif dan efesian. Untuk itu tujuan manajemen keuangan
adalah:
1) Meningkatkan efektifitas dan efesiansi penggunaan keuangan sekolahan
atau madrasah.
2) Meningktkan akuntabilitas dan transprasi keuangan sekolah atau madrasah.
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah atau madrasah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala madrasah


dengan menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang
menguasai dalam pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta
memanfaatkanya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Disinilah maka pihak sekolah atau madrasah mesti melakukan tugasnya untuk
memastikan target-target manajemen keuangan, seperti:

a) Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian


sekolah atau madrasah dan menggunakan kelebihan dana untuk
diinvestasikan Kembali.
b) Memelihara barang-barang sekolah.
c) Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan,
dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.
4. Fungsi Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen keuangan di sekolah memiliki beberapa fungsi yang penting untuk
menjaga keuangan sekolah agar tetap stabil dan teratur. Beberapa fungsi
manajemen keuangan di sekolah antara lain:
 Perencanaan anggaran
Fungsi utama manajemen keuangan di sekolah adalah merencanakan
anggaran. Ini meliputi penghitungan biaya operasional, seperti gaji staf,
biaya listrik, biaya air, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan sekolah.
 Pengumpulan dana
Manajemen keuangan juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan dana.
Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti iuran sekolah, dana
sponsor, dan sumbangan dari pihak luar.
 Pengelolaan dana
Fungsi manajemen keuangan di sekolah juga termasuk pengelolaan dana.
Ini meliputi pembayaran gaji staf, pengadaan peralatan dan bahan untuk
kegiatan sekolah, dan pengelolaan dana siswa.
 Pengawasan keuangan
Manajemen keuangan bertanggung jawab untuk memantau dan mengawasi
keuangan sekolah agar tetap teratur dan tidak terjadi penyalahgunaan dana.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun laporan keuangan secara rutin
dan melakukan audit secara teratur.
 Evaluasi keuangan
Fungsi manajemen keuangan di sekolah juga termasuk evaluasi keuangan.
Hal ini meliputi penilaian terhadap penggunaan dana sekolah dan mencari
cara untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan.
Dengan melakukan fungsi-fungsi di atas dengan baik, manajemen keuangan di
sekolah dapat membantu menjaga keuangan sekolah agar tetap stabil dan teratur,
serta dapat memaksimalkan penggunaan dana untuk kegiatan sekolah yang
bermanfaat bagi siswa.
5. Sumber Pembiayaan Pendidikan antara Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta
1) APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang terkait dengan penggajian
guru, administrator, staf sekolah, pembelian peralatan, materi pelajaran dan
gedung sekolah.
2) Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik
untuk menunjang biaya pendidikannya.
3) Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3 (sekarang menjadi
SPP) dan dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai
pembangunan dalam berbagai bidang.
4) Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang diterima
oleh sekolah dari pemerintah daerah setempat dimana sekolah tersebut berada.
5) Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari berbagai
pihak selain APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari
Masyarakat, Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat.
Sumber pembiayaan Pendidikan anatara sekolah negeri dan sekolah swasta
terdapat perbedaan dimana di sekolah negeri, pemerintah memberikan dana
bantuan yang dinamakan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Diamna sekolah
negeri memiliki fasilitas dan infrastruktur yang sesuai dengan standar dalam
mendukung proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan dengan
dukungan dana besar. Sedangkan di swasta, umumnya dana operasional
dikeluarkan oleh orang tua peserta didik melalui kesepakatan dengan pihak
sekolah. Dimana sekolah swasta membangun sendiri dan melengkapi segala
fasilitas sekolah secara mandiri, sehingga sekolah swasta membutuhkan
anggaran dana yang sangat besar, dana yang didapatkan oleh pihak sekolah
swasta dipungut oleh para orang tua sebagai sebuah aturan yang mengikat.
C. PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan merupakan upaya untuk menciptakan individu yang memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
Pendidikan mencakup pengembangan potensi diri dalam berbagai aspek, seperti
kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang bermanfaat bagi individu, masyarakat, bangsa, dan
negara.Pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan suatu bangsa dan
meningkatkan kemampuan bangsa dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Pendidikan dipandang sebagai faktor penentu kualitas hidup dan standar hidup suatu
bangsa. Awalnya, ahli ekonomi kurang memperhatikan pendidikan karena dianggap
memiliki peran kecil dalam ekonomi nasional. Namun, seiring waktu, ahli ekonomi
mulai menyadari pentingnya pendidikan dan mempertanyakan hubungannya dengan
ekonomi. Beberapa berpendapat bahwa pendidikan memiliki pengaruh tidak langsung
dan hanya dapat dirasakan dalam jangka panjang.
Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang mendukung
efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Biaya pendidikan
terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung meliputi pengeluaran
untuk kegiatan belajar-mengajar, seperti alat pembelajaran, sarana belajar, transportasi,
dan gaji guru. Biaya tidak langsung mencakup biaya kesempatan yang hilang, seperti
kehilangan kesempatan untuk bekerja. Pembiayaan pendidikan dasar melibatkan
konsep penganggaran, akuntansi, dan pemeriksaan keuangan. Pengeluaran pendidikan
terbagi menjadi sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan melibatkan
pendapatan yang diterima oleh sekolah dari berbagai sumber secara teratur. Sisi
pengeluaran meliputi uang yang dikeluarkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah.
Komponen-komponen pengeluaran ini dapat berbeda antara sekolah dan daerah yang
berbeda.

Saran
Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa
membaca buku atau artikel yang memuat tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan.
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
tugas ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya pengetahuan,
kurangnya rujukan dan referensi yang saya peroleh hubungannya dengan tugas ini.
Semoga tugas ini berguna bagi saya sebagai penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Referensi

Anwar, M. Y. (2022). Manajemen Keuangan dan Pembiayaan di Madrasah. Jurnal Ilmiah


Islamic Resources, 19(1), 49-60.

Aulia, Y. (2019). Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Sekolah.

Habibi, A., Putera, L., & Riswanda, N. (2022). Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Di Sekolah. Tugas Mata Kuliah Mahasiswa, 12-20.

Imron, M. J. (2016). Manajemen pembiayaan sekolah. AL-IBRAH, 1(1), 69-93.

Mayaa: Rahayu, F., Alfiah, S., & Murtafiah, N. H. (2022). MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH. UNISAN JURNAL, 1(3), 334-346.

Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2017). Manajemen Sekolah Berbasis ICT.

Pancarini, S., Soepini, D., & Yanto, R. (2022). MANAJEMEN PEMBIAYAAN SEKOLAH.
UNISAN JURNAL, 1(3), 354-361.

Rahmanto, S. (2019). Manajemen Pembiayaan Sekolah. Gre Publishing.

Safriadi, S. (2018). MANAJEMEN PEMBIAYAAN BERBASIS SEKOLAH. Intelektualita,


4(2).

Zohriah, A. (2018). Manajemen perpustakaan sekolah/madrasah. Tarbawi: Jurnal Keilmuan


Manajemen Pendidikan, 4(02), 159-170.

Anda mungkin juga menyukai