Hikmawati S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH :
NIM: E1Q022041
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Administrasi Dan Menejemen Sekolah yang berjudul “’Manajemen Peserta Didik Dan
Dampaknya Terhadap Peningktan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Aspek
Afektif,Kognitif Dan Psikomotorik” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu saya,
Ibu Hikmawati S.Pd.,M.Pd yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan
yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah perkuliahan ini. Rasa terima kasih
juga hendak saya ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
perkuliahan ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
DAFTAR ISI
COVER
KAT PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan Masalah......................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Manajemen Peserta Didik.......................................................................5
B. Dampak Manajemen Peserta Didik Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Pada Aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik..............6
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................10
A. Kesimpulan.............................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
3
BAB 1
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, peserta didik menjadi tolak ukur kesuksesan
dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu di perlukan adanya management
peserta didik. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah Knezevich 1961 (Dalam Tim UPI ,2013:205)
mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai
suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan
layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan
individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan
sampai ia matang di sekolah.
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai banyak kesamaan. Adanya
kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Kesamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak
itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem
persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan
diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan
melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang
bersifat individual.
Proses management peserta didik yang dilakukan oleh sekolah tersebut
dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang
berbeda pada sistem schooling tersebut. Maka dari itu di butuhkan management
peserta didik yang baik agar tercapainya hasil yang igin dicapai dalam proses belajar
mengajar.
menurut Bloom (dalam Supriadi 2019) terdapat teori perkembangan dari
tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomor. Kognitif merupakan perilaku yang
menekankan pada intelektualnya, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir.
Afektif lebih menekankan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap. Sedangkan
psikomotor lebih menekankan pada keterampilan motorik.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu :
1. Apa itu Manajemen Peserta Didik…?
2. Bagaimana Dampak Manajemen Peserta Didik Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Pada Aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik…?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengethui apa itu Manajemen Peserta Didik
2. Untuk mengetahui Bagaimana Dampak Manajemen Peserta Didik Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Pada Aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik…?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
terhadap pembelajaran saat ini akan cenderung mengejar belajar di masa depan.
Dengan kata lain status afektif siswa memungkinkan guru untuk melihat bagaimana
siswa cenderung berperilaku selanjutnya di masa mendatang. Berikutnya Wu, C.
H., Huang, & Hwang (2016) menyatakan, hasil belajar ranah afektif secara
signifikan dapat mempengaruhi pendidikan / pembelajaran. Memahami afektif
peserta didik dalam menjalani seluruh proses belajar sangat penting untuk
memahami motivasi mereka. Oleh karena itu sebagai hasil belajar yang diperoleh
dalam kurun waktu tertentu, terhadap ketercapaian aspek ranah afektif pada diri
peserta didik ini seharusnyalah dilakukan pengukuran dan juga penilaian secara
memadai sebagaimana aspek kognitif dan psikomotorik.
Sementara itu Saxon (et al, 2008) menyatakan bahwa kurangnya informasi
tentang penilaian karakteristik afektif siswa merupakan kelemahan yang serius
dalam proses penilaian, konsultasi, dan penempatan peserta didik. Para profesional
(guru) yang berperan mengembangkan siswa jarang mengukur karakteristik ini dan
jarang menggunakannya dalam proses pemberian saran dan melakukan
penempatan. Hal ini antara lain dikarenakan banyak instrumen berbasis kertas dan
pensil (paper and pencil based test) digunakan untuk menilai keterampilan afektif
siswa yang membutuhkan tanggapan atas ratusan pertanyaan sehingga
menghabiskan banyak waktu dan juga biaya yang cukup mahal. Akibatnya institusi
sekolah enggan meningkatkan biaya yang diperlukan dalam penilaian. Selain itu
juga, banyak instrumen penilaian afektif yang sudah tersedia tidak bersifat reliabel
dan valid sebagaimana halnya instrumen penilaian kognitif, oleh karena itu
akibatnya pembuat kebijakan mungkin enggan menggunakannya.
Kurang memadainya porsi perhatian terhadap masalah penilaian ranah
afektif juga diantaranya disebabkan oleh karena merancang pencapaian tujuan
pembelajaran afektif oleh kebanyakan guru dirasakan tidak semudah pembelajaran
kognitif. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Zuchdi berdasarkan hasil
penelitian, bahwa praktik penilaian hasil belajar di sekolah, sarat dengan penilaian
kognitif semata. Penghargaan pada siswa ditunjukkan guru melalui pemberian
ranking dan nilai ujian.7 Kodisi ini terjadi dikarenakan kurangnya kemampuan
pendidik untuk mendeskripsikan indikator capaian ranah afektif sehingga penilaian
yang dilakukan kepada peserta didik selama ini tidak menggambarkan kemampuan
peserta didik secara menyeluruh. Akibatnya pendidik tidak mampu melakukan
pembinaan aspek afektif yang meliputi kecerdasan emosional, sosial dan spiritual.
menurut Bloom (dalam Supriadi 2019) terdapat teori perkembangan dari
tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomor. Kognitif merupakan perilaku
yang menekankan pada intelektualnya, seperti pengetahuan dan keterampilan
berpikir. Afektif lebih menekankan pada aspek perasaan, seperti minat dan sikap.
Sedangkan psikomotor lebih menekankan pada keterampilan motorik.
Menurut Bloom (dalam Aunurrahman, 2019) ranah kognitif terdiri dari
enam jenis perilaku yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku yaitu penerimaan,
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis kata manajemen merupakan terjemahan dari kata
management (bahasa Inggris) yang terdiri dari kata manage atau to manage yang
berarti menyelenggarakan, membawa, atau mengarah. Kata manage juga bermakna
mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola atau menata.
Manajemen peserta didik, secara sederhana dari kedua istilah (manajemen
dan peserta didik), secara sederhana dapat diartikan adalah suatu pengaturan atau
penataan terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan peserta didik, mulai dari saat
peserta didik masuk sampai pada peserta didik keluar dari suatu lembaga pendidikan
tertentu.
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta
didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut sekolah
dapat berjalan; lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-
segi individualitasnya, segi social, aspirasi, kebutuhan, dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA