MANAJEMEN
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
1. Dr. Makhdalena,SE.Ak, M.Si
2. Dr. Gimin, M.Pd
OLEH :
ELVINA
NIM. 1410246181
Telah banyak sumber dan pakar ekonomi pendidikan mengatakan bahwa pendidikan
memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Berbagai kajian akadernis dan kajian
empiris telah membuktikan hal ini. Pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya
manusia (SDM) berkualitas (merniliki pengetahuan dan keterampilan serta· menguasai
teknologi) tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi. Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajarn agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yg diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (UU RI No.20 th. 2003). Secara umum pendidikan merupakan kegiatan merubah
perilaku manusia yang merupakan sarana untuk pengembangan SDM.
Human capital adalah manusia (manajer, karyawan, kepala sekolah, guru, dll) yang
mempunyai nilai dan diperhitungkan sebagai suatu modal (investasi) dalam suatu lembaga. Jika
dikaitkan dengan human capital, maka pendidikan sangat berperan penting. Peran
pendidikan adalah mengelola manusia untuk dikembangkan keterampilan, pengetahuan, dan
perilakunya sehingga mewujudkan perekonomian yang kokoh. Dengan begitu, pendidikan
merupakan investasi manusiawi, dengan memberikan kepada warga didik pengetahuan
keterampilan dan pengalaman, agar mereka sanggup memasuki dunia kerja dan dunia usaha.
Menurut Gary Becker (1993) Peningkatan Human Capital dapat diperoleh melalui
investasi, pendidikan dan training. Jadi hubungan antara pendidikan dan Human Capital
adalah memiliki hubungan yang positif. Apabila pendidikan ditingkatkan, maka Human
Capital juga akan meningkat.
Historis Human Capital secara garis besar antara lain sebagai berikut :
1. Dublin dan Lotka (1496) à Belum ada ide namun setuju tentang harga SDM (SDM
sebagai modal/investasi).
Jadi perlu kita sadari bahwa pentingnya peranan pendidikan sebagai Human Capital karena
modal manusia untuk tetap hidup bukan hanya ditentukan oleh modal yang berupa materi
saja akan tetapi pendidikan dibutuhkan untuk jembatan menuju manusia yang berwawasan
luas.berdedikasi tinggi dan mempunyai skill yang mumpuni untuk menghadapi tantangan
global saat ini.
Dunia usaha pada masa sekarang ini telah banyak menuntut manusia yang mempunyai skill
yang spesifik untuk turut andil pada peningkatan produksi,oleh karena itu pendidikan dituntut
untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing serta
menpunyai keahlian dan ketrampilan.
BAB II
MANFAAT PENDIDIKAN
Pada penelitian Weisbrod (1962, 1964) mengklasifikasi manfaat pendidikan sebagai pilihan
secara finansial yang semakin terbuka bagi siswa. Manfaat ini dapat dirasakan karena dengan
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, seseorang akan memiliki kesempatan terbuka untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yang berarti ia memiliki kesempatan
menambah jumlah pengalaman training yang lebih baik.
Kesimpulannya disini adalah bahwa bagi sebagian besar individu dan bagi masyarakat secara
keseluruhan, pendidikan sekolah merupakan investasi yang bagus, namun demikian tidak
seorangpun akan begitu ceroboh untuk mengatakan bahwa pendidikan patut didukung, tetapi
kita tidak dapat berharap terlalu banyak darinya.
BAB III
SISTEM DAN BIAYA PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan
unsur hasil usaha. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik,
pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini
saling mempengaruhi.
Toffler (1970) menganalogikan sekolah dengan sebuah pabrik. Memang sebenarnya usaha
pendidikan itu tidak dapat disamakan dengan pabrik. Tetapi jika dilihat dari segi proses
mekanismenya, ada persamaan antara keduanya.
Biaya merupakan sub sistem pendidikan. Menurut Coombs, P.H. & Hallak, J, system
analysis approach memiliki keterkaitan yang erat dengan educational cost analysis, karena:
- Kegiatan dari sistem kependidikan sifatnya dynamic (dinamis) dan organic whole composed of
many independent part (subsystems).
- Problema yang signifikan pada salah satu sub sistem seringkali memiliki pengaruh terhadap sub
sistem lainnya serta biaya dan efisiensi di masa depan.
- Jika ada komponen penting dalam sistem yang malfunctioning atau missing, maka kinerja sistem
secara keseluruhan akan mengalami penurunan bahkan gagal
Opportunity cost (or sacrifice cost). Biaya kesempatan (opportunity cost) atau biaya peluang
(sacrifice cost) adalah biaya kependidikan yang diukur dari nilai kesempatan/peluang yang
hilang selama mengikuti proses pendidikan.
Resource cost, Resource cost adalah biaya yang diukur dalam unit pisik, seperti: jam guru,
jumlah buku, luas lantai, dll.
Financial cost. Money cost atau financial cost adalah harga yang dibayar untuk siswa melalui
sistem kependidikan.
BAB IV
BIAYA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Biaya pendidikan adalah nilai besar dana yang diperkirakan yang perlu disediakan
untuk mendanai berbagai kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, biaya pendidikan
mencakup semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan,
baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).
Misalnya, iuran siswa adalah biaya, demikian juga sarana fisik, buku-buku pelajaran juga
merupakan biaya. Di Indonesia Pemerintah Pusat dan Daerah bertanggung jawab atas
anggaran pendidikan dengan dasar hukum UUD 1945, UU No 22 Tahun 2004 tentang
Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005. Biaya Pendidikan terdiri dari :
1. Biaya Investasi yaitu suatu biaya investasi yang dikeluarkan sekolah untuk membayar
biaya sarana prasarana, biaya pengembangan SDM, dan biaya modal kerja.
a. Biaya Sarana Prasarana adalah biaya yang dikeluarkan sekolah untuk membeli
berbagai macam sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan pembelajaran
siswa di sekolah. Biaya Sarana Prasarana misalnya biaya untuk membeli kursi, meja,
Infokus, Ac, dan buku.
b. Biaya Pengembangan SDM adalah suatu biaya yang dikeluarkan oleh sekolah untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) khususnya guru kualitas guru. Misalnya
dengan Diklat, MGMP, K3S, Seminar, dan Workshop.
c. Biaya modal kerja adalah suatu biaya yang dikeluarkan sekolah untuk membayar
gaji guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah, misalnya pembayaran gaji guru dan
gaji pegawai tata usaha.
2. Biaya Operasional
a. Biaya Personalia, misalnya gaji guru, penjaga sekolah, biaya jajan anak, biaya
transportasi.
b. Biaya Non Personalia, misalnya biaya barang habis pakai misalnya pembelian alat
tulis Kantor seperti, pembelian spidol, tinta, dan pena.
6. Biaya Tetap (Fixed Cost atau FC) adalah Biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya
tetap tidak tergantung jumlah produksi. Biaya variabel (Variable Cost atau VC) adalah
Biaya produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
VC jika perunitnya tetap tetapi secara total jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah
produksi. Biaya total (Total Cost atau TC) adalah Seluruh biaya yang dikorbankan
yang merupakan total biaya tetap ditambah total biaya variable.
BAB V
SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA PENDIDIKAN
Sisdiknas No. 20 Pasal 46 Ayat 1: ada tiga sumber anggaran pendidikan yaitu
b. Pemerintah Daerah, yang berupa Dana BOP dan Sekolah Bebas Biaya.
BOP : sebutan ini di pergunakan untuk wilayah DKI Jakarta
SBB : sebutan ini di pergunakan untuk di luar wilayah DKI Jakarta.
Kedua dana ini diperoleh dari APBD dari PAD, DAU (Dana Alokasi Umum dari pusat)
dan lain-lain. Pemberian dana ini variatif jumlahnya di setiap daerah dan disesuaikan
pula dengan jumlah siswa di setiap daerah.
c. Masyarakat, yang berupa SPP (pihak sekolah swasta) dan Biaya peserta didik yakni
seragam, buku, ATK, transportasi dll (pihak sekolah negeri).
Dana yang bersumber dari masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu dana
yang berasal dari swasta yang dalam prakteknya membutuhkan bantuan dari orang tua murid
dan negeri yang biasanya digunakan untuk pembiayaan seragam dll, ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan,
tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Penggunaan dana Pendidikan memiliki dasar hukum standar pembiayaan pada Pasal 62 PP
Nomor 9 Tahun 2005 yang berbunyi:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai.
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan
usulan BSNP.
BAB VI
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA SEKOLAH (RAPBS)
Pengertian RAPBS
RAPBS adalah rencana biaya dan pendanaan rinci untuk tahun pertama RPS & RPM.
RAPBS & RAPBM merupakan dokumen anggaran sekolah & madrasah resmi yang harus
ditandatangani oleh Komite Sekolah & Madrasah dan Kepala Sekolah & Madrasah serta
penanggungjawab perumusan RAPBS & RAPBM, untuk menjadi anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah & madrasah (APBS & APBM).
RAPBS & RAPBM dibuat hanya untuk satu tahun anggran pelajaran mendatang, dan
terdiri dari 2 bagian: Pendapatan dan Pengeluaran. RAPBS & RAPBM mencakup semua
biaya dan pendapatan yang ada pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan,
khususnya untuk tahun anggaran mendatang.
Pendapatan yang dicantumkan di RAPBS & RAPBM hanya mencakup dana dalam
bentuk uang, baik yang akan diterima dan dikelola langsung oleh sekolah & madrasah.
Pendapatan yang dicantumkan di RAPBS & RAPBM hanya mencakup dana dalam bentuk
uang yang akan diterima dan dikelola langsung oleh sekolah dan madrasah
Tujuan RAPBS
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) adalah
sebagai acuan bagi sekolah, komite sekolah, dan orang tua/wali peserta didik serta pemangku
kepentingan sekolah (Dinas, Dewan Pendidikan, Alumni, Dunia Usaha dan Industri) dalam
penyususna RAPBS untuk memenuhi seluruh pembiyaan kebutuhan atau kegiatan sekolah
yang pembahasannnya melalui mekanisme musyawarah untuk ditetapkan menjadi APBS.
Menurut Hasibuan (1999:133) “gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik
kepada guru yang tetap serta mempunyai jaminan yang pasti”. Simamora (2004:445) dalam
bukunya menjelaskan bahwa: “Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji per-jam
(semakin lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya). Sedangkan gaji (salary) umumnya
berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, dan tahunan (terlepas dari lamanya jam
kerja).
Persoalan mendasar dari mutu pendidikan adalah kesejahteraan guru, baik itu material
(gaji) maupun non-material (lingkungan/budaya). Gaji (kompensasi), ini sangat
mempengaruhi mutu pendidikan. Dimana kompensasi akan mempengaruhi keseriusan,
komitmen, produktivitas dan kedisiplinan. Dan lingkungan/ budaya seperti etos kerja, ini juga
mempengaruhi mutu pendidikan.
Dasar Hukum Pemberian Gaji kepada Guru yaitu Undang-undang no. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, banyak faktor
yang mempengaruhinya, salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan guru. Apalagi
Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengamanatkan guru berhak
memperoleh penghasilan diatas kebutuhan minimum dan jaminan kesejahteraan social,
sebagaimana yang tercantum pada bab I dalam ketentuan umum.
2. Sistem Skala Ganda Adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gaji bukan
saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang
dilakukan, prestasi kerja yang dicapai dan beratnya tanggung jawab pekerjaannya.
3. Sistem Skala Gabungan yaitu merupakan perpaduan antara sistem skala tunggal dan
sistem skala ganda. Dalam sistem skala gabungan, gaji pokok ditentukan sama bagi
pegawai yang berpangkat sama, di samping itu diberikan tunjangan kepada Pegawai
yang memikul tanggung jawab yang lebih berat, prestasi yang tinggi atau melakukan
pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan pengerahan
tenaga secara terus-menerus.
1. Kompensasi langsung, merupakan penghargaan yang diterima karyawan dalam bentuk uang.
Kompensasi langsung dapat berupa upah, gaji, insentif, dan tunjangan-tunjangan lain. Dessler
(1997:85) menjelaskan bahwa: “Kompensasi langsung adalah pembayaran keuangan langsung
dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus”.
2. Kompensasi tidak langsung, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup
dalam kompensasi langsung. Kompensasi tidak langsung menurut Nawawi (2001:316)
adalah “Program pemberian penghargaan atau ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai
bagian keuntungan organisasi atau perusahaan”.
Strategi pembayaran gaji/kesejahteraan ini sesuai dengan status guru tersebut yang meliputi
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Guru Bantu, Guru Tidak Tetap (GTT) dan Guru honor komite.
BAB VIII
PRODUKSI DAN FUNGSI BIAYA DALAM PENDIDIKAN
Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi
(output)/jasa dan waktu pengeluarannya, biasanya lebih dari satu tahun. Biaya ini harus tetap
dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Biaya tetap (Fixed Cost/FC) tidak terpengaruh
besaran output. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, ataupun nilai tanah.
Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik
ketika pelayanannya meningkat maupun menurun. Biaya tetap dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu
biaya tetap total ( total fixed cost ) dan biaya tetap rata – rata ( average fixed cost ).
2. Variabel Cost
Biaya variabel atau sering disebut biaya variabel total (total variable cost, TVC)
adalah jumlah biaya produksi yang berubah menurut tinggi rendahnya jumlah output yang
akan dihasilkan atau biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya variabel juga dapat disebut sebagai biaya produksi per unit produk.
Semakin besar output atau barang yang akan dihasilkan, maka akan semakin besar pula biaya
variabel yang akan dikeluarkan. Contoh dari biaya variabel yaitu penyediaan bahan baku
untuk produksi seperti biaya buku, biaya fotocopy soal ujian, biaya alat tulis kantor, biaya
pemeliharaan, dll. Biaya variabel (variable cost) atau TVC adalah biaya yang tergantung
pada tingkat produksi. Biaya variabel dibagi menjadi 2 (dua) yaitu biaya variabel total (total
variable cost) dan biaya variabel rata – rata (average variable cost) atau AVC.
3. Total Cost
Total Cost (Biaya total) adalah penjumlahan atau jumlah keseluruhan antara biaya
total tetap dengan biaya total variabel atau dengan persamaan matematis sebagai berikut:
TC = Total FC + Total VC
Dimana:
TC adalah biaya total, FC adalah biaya tetap dan VC adalah biaya variable.
Average fixed cost (Biaya tetap rata-rata ) adalah biaya tetap yang dibebankan
kepada setiap unit output atau biaya rata – rata dari semua biaya tetap total. Untuk
mengetahui biaya tetap rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya tetap dengan jumlah
produk yang dibuat, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Semakin banyak barang X yang dihasilkan, maka biaya tetap rata-rata akan semakin kecil,
dan bersifat asimtotik. Pada jumlah produksi yang kecil biaya rata-rata ini tampak tinggi dan
pada jumlah produksi yang tinggi, biaya tetap rata-rata itu rendah.
Average Variable Cost adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output
atau biaya rata – rata jumlah semua biaya sesuai output. Biaya variabel rata-rata diperoleh dengan
jalan membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan. Untuk mengetahui biaya
variabel rata-rata tiap produk, kita bisa membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dibuat
atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Average cost yaitu biaya yang menunjukkan jumlah biaya per unit barang yang dihasilkan
yakni merupakan hasil bagi antara biaya keseluruhan dengan jumlah barang yang dihasilkan. Secara
matematis dapat ditulis:
7. Marginal Cost
Biaya marginal adalah perubahan biaya total akibat penambahan satu unit output (Q) atau
kenaikan biaya yang harus dikeluarkan karena adanya tambahan barang yang diproduksi. Biaya
marginal timbul akibat pertambahan satu unit output sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB IX
PERANAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN
BAB X
NILAI PENDIDIKAN
Dari tiga definisi di atas, dapat dimaknai bahwa Pendidikan Nilai adalah proses
bimbingan melalui suri tauladan pendidikan yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai
kehidupan yang di dalamnya mencakup nilai agama, budaya, etika, dan estetika menuju
pembentukan pribadi peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, dan negara.
Nilai-nilai pendidikan sendiri adalah suatu makna dan ukuran yang tepat dan akurat
yang mempengaruhi adanya pendidikan itu sendiri. Diantara nilai-nilai dalam pendidikan
karakter bangsa ada 18 unsur dan nilai yang mana diantaranya adalah: 1) Religius; 2) Jujur;
3) Toleransi; 4) Disiplin; 5) Kerja Keras; 6) Kreatif; 7) Mandiri; 8) Demokratis; 9) Rasa Ingin
Tahu; 10) Semangat Kebangsaan; 11) Cinta Tanah Air; 12) Menghargai Prestasi;
13) Bersahabat/Komuniktif; 14) Cinta Damai; 15) Gemar Membaca; 16) Peduli Lingkungan;
17) Peduli Sosial, dan 18) Tanggung-jawab. Dari 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa itu
Religius berapa pada posisi yang paling inti dan pertama diantara nilai-nilai lainnya. Religius adalah
proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Sumaatmadja menjelaskan bahwa pada prinsipnya anak sebagai individu dan calon
anggota masyarakat merupakan potensi yang berkembang dan dapat dikembangkan. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa setiap individu memiliki empat dasar mental yaitu meliputi dorongan
ingin tahu (sense of curiosity), minat (sense of interest), dorongan ingin melihat (sense of
reality), dorongan menemukan sendiri hal-hal dan gejala-gejala dalam kehidupan (sense of
discovery). Dasar mental tadi merupakan modal yang sangat berharga bagi pelaksanaan dan
penyelenggaran pendidikan. Oleh karena itu, harus dipupuk dan dikembangkan secara positif
bagi kepentingan anak sendiri.
Teori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah Etika dan Estetika. Etika
membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika membahas
mengenai keindahan.
Strategi Pengelolaan Nilai Pendidikan Sebagai Social Investment yang dapat
digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembiayaan agar berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan adalah sebagai berikut : a) Skala prioritas; b) Renumerasi;
c) Penerapan standar mutu pembiayaan pendidikan; d) Subsisi dan pembiayaan pendidikan
yang berkeadilan; e) Pengawasan.
BAB XI
PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Hakikat Pendidikan
1) Tujuan pendidikan,
2) Peserta didik,
3) Pendidik,
4) Interaksi sfektif antara peserta didik dengan pendidik,
5) Isi pendidikan,
Hakikat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan
ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat
per kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya.
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
4. Faktor Budaya,
Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Analisis break even sering
digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis
laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan rugi.
Break Even Point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut
dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan
hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan
pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan
dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :
2. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara terpisah-
pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan.
Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh
karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam break even point,
sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.
Apabila perusahaan mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah
break even point dalam perusahaan tersebut. Masalah break even point baru akan muncul
apabila suatu perusahaan disamping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi
perusahaan, sedangkan besarnya biaya tetap sacara totalitas tidak mengalami perubahan
meskipun ada perubahan volume produksi.
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhui. Asumsi-
asumsi tersebut adalah :
2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.
3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah
karena adanya perubahan volume kegiatan.
4. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang
diproduksi.
5. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
6. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis
komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap).
Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak
dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari
analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan
penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. (Soehardi,2004).
Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variabel cost).
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi
penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan
tunjangan, biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung,
bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan lain-lain.
2. Biaya tidak tetap (variabel cost), yaitu: biaya yang besarnya berubah sesuai dengan
penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: bahan
baku, bahan penolong, pengepakan, dan bahan untuk laboratorium, bahan bakar dan
pelumas, pajak penjualan, sales promotion, biaya lembur, dan lain-lain.
BAB XIII
AKUTANSI PENDIDIKAN
Istilah akuntansi mulai dikenal pada awal tahun 60-an, ketika ilmu akuntansi
Amerika Serikat mulai masuk ke Indonesia. Kata akuntansi berasal dari kata to account yang
berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat kaitannya
dengan informasi keuangan. Akuntansi pendidikan berhubungan dengan pengajaran,
penyuluhan, penelitian, dan konsultasi di bidang pengembangan akuntansi.
Setiap sistem utama akuntansi akan melaksanakan lima fungsi utamanya yaitu:
a. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan
d. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau
perusahaan terjaga.
Banyaknya langkah yang harus ditempuh pada akhir periode secara tidak langsung
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Siklus akuntansi
dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu :
a. Tahap pencatatan
b. Tahap pengikhtisaran
Kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut; penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian, penyusunan
kertas kerja, pembuatan ayat jurnal penutup, pembuatan neraca saldo setelah
penutupan, dan membuat ayat jurnal pembalik.
c. Tahap pelaporan
Dalam tahap ini, dilakukan penyusunan Laporan Surplus Defisit, Laporan Arus Kas,
Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
BAB XIV
ANALISI BIAYA PENDIDIKAN
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu dikaji
atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per
siswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah merupakan aggregate biaya pendidikan
tingkat sekolah baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang
dikerluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan
per murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan
sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan. Oleh karena
biaya satuan ini diperoleh dengan memperhitungkan jumlah murid pada masing-masing
sekolah, maka ukuran biaya satuan dianggap standard an dapat dibandingkan antara sekolah
yang satu dengan yang lainnya.
1. Pendekatan makro
Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran
pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudia dibagi jumlah
murid.Pendekatan MakroFaktor utama yang menentukan perhitungan biaya satuan dalam
sistem pendidikan adalah kebijakan dalam pengalokasian anggaran pendidikan disetiap
negara.
2. Pendekatan mikro
Pendekatan ini menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total (total
cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikan. Biaya total
merupakan gabungan-gabungan biaya per komponen input pendidikan di tiap sekolah.
Biaya tidak langsung adalah pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang
prosespendidikan tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah,
misalnya biaya hidup siswa, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan
(opportunity cost).
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji
pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas
dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan,
misalnya, biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau
rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain unutk barang-barang
yang tidak habis pakai.
Biaya rutin (recurring cost) pada intinya mencakup keseluruhan biaya operasional
penyelenggaraaan pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas, pengawasan,
gaji, biaya untuk kesejahteraan, dan lain-lain.
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
d. Biaya Sarana Prasarana adalah biaya yang dikeluarkan sekolah untuk membeli berbagai
macam sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan pembelajaran siswa di
sekolah. Biaya Sarana Prasarana misalnya biaya untuk membeli kursi, meja, Infokus, Ac,
dan buku.
e. Biaya Pengembangan SDM adalah suatu biaya yang dikeluarkan oleh sekolah untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) khususnya guru kualitas guru. Misalnya
dengan Diklat, MGMP, K3S, Seminar, dan Workshop.
f. Biaya modal kerja adalah suatu biaya yang dikeluarkan sekolah untuk membayar gaji
guru-guru dan pegawai-pegawai sekolah, misalnya pembayaran gaji guru dan gaji pegawai
tata usaha.
2. Biaya operasional
c. Biaya Personalia, misalnya gaji guru, penjaga sekolah, biaya jajan anak, biaya transportasi
d. Biaya Non Personalia, misalnya biaya barang habis pakai misalnya pembelian alat tulis
Kantor seperti, pembelian spidol, tinta, dan pena.
3. Biaya personal
Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan