Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu masalah yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan
adalah efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan
dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran
dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya
pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan
sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik
jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan
proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan
di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat
meraih standar hasil yang telah disepakati. Pendidikan bukan merupakan kegiatan
yang murah, sekalipun pemerintah menyelenggarakan kegiatan pendidikan tidak
usah membayar bagi masyarakat umum. Masyarakat bahkan menilai biaya
pendidikan sudah menggila, karena biaya pendidikan yang dia lihat jauh diatas
kemampuan membayar dan pendapatan riil yang dia terima tiap bulan[1]
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan
sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan
produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan
pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya
yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran
di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka
peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan
sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.

1
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan
kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai
upaya. Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk
menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan
lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak
diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan
peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan
tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk
mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan
dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Efisiensi Pendidikan
2. Efisiensi Internal
3. Efisensi Eksternal
4. Analisis Keefektifan Biaya
5. Efisiensi Dalam Prosfektif Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Efisiensi Pendidikan


Efisensi menjadi salah satu fokus penelahaan ilmu ekonomi pendidikan.
Dibidang ekonomi, kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai efisiensi.
Misalnya, fase istilah tidak ekonomis merupakan frasa pengganti tidak ekonomis.
Diluar kerangka uang atau material, efisiensi juga dapat digantikan dengan
dimensi waktu dan tenaga. Kata efisiensi juga bermakna penghematan, yaitu
penghematan tenaga, hemat waktu dan hemat gerakan.
Menurut Windham, dalam Ace Suryadi ( 1999:110) bahwa efiesiensi
adalah sebagai suatu keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara
optimal dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan yang minimal
atau memelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang
tidak berubah atau yang lebih rendah.[2]
Sedangkan menurut Nanang Fattah (2009: 35) efisiensi adalah
menggambarkan hubungan antara input dan output. Suatu sistem yang efisien
ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan .[3]
Efisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu
melahirkan suasana : kondusif, menyenangkan, merangsang kreativitas,
mendorong prestasi dan iklim yang sehat ( Sudarwan Danim, 2004:40)[4]
Kemampuan subyek atau kelompok subyek untuk menciptakan kondisi
seperti mereka dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok, fungsi, prosedur, kriteria
hasil. Efisiensi umumnya merujuk pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber
yang ada harus dialokasikan untuk menghasilkan barang dan jasa yang berbeda
bentuk dan nilainya. Untuk mengubah satu atau beberapa jenis barang menjadi
bentuk lain diperlukan energi, waktu, upah, tenaga manusia, peralatan dan lain-
lain. Setelah menjadi barang atau jasa yang berwujud lain, terjadilah nilai tambah.
Selain itu efisiensi dapat diberi makna dengan menggunakan beberapa persfektif
dan denggan cara-cara yang berbeda pula. Di bidang ekonomi, utilitas sumber-
sumber dapat disebut memenuhi kriteria efisiensi juka dengan menggunakan cara

3
tertentu didapatkan hasil yang lebih optimal menurut kriteria yang telah
ditetapkan.
Pernyataan di atas sesuai dengan konsep Islam yang menyatakan bahwa
kita harus menggunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil
yang optimal, sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al Ashr ayat 1-3), yang
berbunyi :
Artinya : “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi
kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, saling wasiat-
mewasiati dengan kebenaran dan saling wasiat-mewasiati dengan
kesabaran." (Al Ashr ayat 1-3).
Efisiensi juga bermakna tidak diperlukannya alokasi sumber-sumber lain
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, kecuali sumber-sumber yang telah
ditetapkan dan disepakati sejak program itu dirumuskan.
Dalam kaitannya dengan kesejahteraan, efisiensi bermakna bahwa upaya
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang berkaitan dengan barang dan
jasa, dengan tidak mengurangi persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk
mencapai kesejahteraan itu, tidak menguras hak milik yang lain. Di sinilah terjadi
apa yang disebut oleh para ekonom sebagai kesejahteraan ekonomi.
Konsep efisiensi sangat relevan bagi ilmu ekonomi pendidikan. Sejak
munculnya pengakuan ini, sebagian besar penelitian dalam bidang ekonomi
pendidikan banyak berfokus pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber
masyarakat harus dialokasikan pada investasi pendidikan dan bentuk-bentuk lain
investasi. Efisiensi usaha ekonomi pun relatif, misalnya sangat mungkin masih
bisa menabung jika anak-anaknya disekolahkan di dalam negeri. Sebaliknya
hanya sampai pada titik impas atau mungkin defisit, ketika anak-anaknya
disekolahkan diluar negeri. Keputusan masyarakat atau keluarga untuk melakukan
investasi dalam bentuk dan jenis apa sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang
dikandung keluarga atau masayrakat. Disamping stimulan yang didapat dari
lingkungan.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35) efisiensi pendidikan memiliki kaitan
antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga
mencapai optimalisasi yang tinggi.[5]

4
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya
pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan
banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di
Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia
Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia
umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah
jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost
education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di Indonesia cukup
mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan rakyat Indonesia
cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidikan.
Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara
tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau
informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung
seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat
sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang
benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik
tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis,
seragam dan lain sebagainya.
Untuk mengukur efisiensi sebuah sekolah suatu negara ternyata tidak
mudah karena sulit didefinisikan dan diukur luarannya. Disamping analisis
terhadap nilai yang didapat dari hasil transformasi atas masukan pendidikan
tidaklah mudah karena sifatnya terlalu lunak, berbeda dengan tranformasi bahan
mentah menjadi barang jasi pada sebuah proses produksi.
Suatu program pendidikan yang efisien ialah yang mampu menciptakan
keseimbangan antara sumber-sumber yang di butuhkan dan yang ada atau tersedia
guna mengurangi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, mutu pendidikan dapat dipahami sebagai kemampuan dari suatu sistem
pendidikan untuk mengalokasikan sumber-sumber pendidikan secara adil
sehingga setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang
optimal.

5
B. Efisiensi Internal
Dalam sistem pendidikan apabila memiliki efisiensi internal akan
menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum (Nanang Fattah,
2009:35). Dengan input tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal adalah
sebagai berikut :
 Rata-rata lama belajar, seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat
dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Hal
tersebut dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan lulusan
dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.
 Input-Output Ratio, adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan
murid yang masuk dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan
untuk lulus, artinya dibandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat
keluaran.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka masukan pendidikan, proses pendidikan,
hasil pendidikan dan lingkungan harus terus dikelola dan terbina secarra optimal
dengan memperoleh tingkat efisien yang tinggi. Konsep efisiensi Internal
dikaitkan dengan perbandingan antara biaya input pendidikan dan efektivitasnya
dalam mendukung hasil-hasil belajar. Aspek efisisensi internal dari suatu sekolah
bukan hanya bergantung pada karakteristik administratif, melainkan pemberian
rangsangan yang dapat memotivasi perilaku siswa, guru dan kepala sekolah.

C. Efisensi Eksternal
Efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit
analysis, yaitu rasio antara keuntungan finasial sebagai hasil pendidikan dengan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan ( Nanang Fattah, 2009:38).
Analisis efisiensi ekternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam
pengalokasian biaya pendidikan, juga merupakan pengakuan sosial terhadap
lulusan atau hasil pendidikan.
Secara konseptual efisiensi eksternal dikaitkan dengan analisis keuntungan
atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan.
Dalam memeprhitungkan investasi tersebut ada dua hal yang penting, yaitu :

6
menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomu dan nilai guna dari
kemampuan.

D. Analisis Keefektifan Biaya


Teknik analisis ekonomi digunakan untuk menganalisis hubungan antara
masukan dan luaran dalam pendidikan. Diantaranya adalah analisis kefektifan
biaya yang dimaksudkan untuk membandingkan efisiensi beberapa alternatif
usaha pendidikan untuk mencapai tujuan yang sama .
Beberapa contoh mengenai analisis keefektifan biaya (Sudarwan Danim,
2004:44) adalah sebagai berikut :[8]
1. Penelitian untuk mengetahui apakah lebih efektif secara pembiayaan jika
sebuah balai penataran atau pelatihan merekrut dan mengangkat sendiri
widyaiswara dibandingkan dengan menggunakan strategi outsourcing atau
menggunakan tenaga ahli dari luar dengan pola kontrak dan sejenisnya.
2. Penelitian untuk mengetahui apakah secara pembiayaan dan hasil yang
dicapai, penggunaan metode mengajar untuk mata pelajaran tertentu dengan
media pembelajaran yang tertentu pula lebih efektif dibandingkan dengan
cara lain.
3. Penelitian untuk mengetahui apakah secara ekonomis lebih efektif jika
sekolah kejuruan memiliki bengkel yang lengkap untuk keperluan praktik
anak didik sekaligus sebagai fungsi usaha dibandingkan dengan
menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda.
Penelitian yang disebutkan diatas dilakukan untuk membuktikan pilihan
macam apa yang dapat melahirkan suatu lulusan secara efektif dengan
pembiayaan dan pengorbanan sumber-sumber terendah. Luarannya dapat berupa
skor ujian akhir, kemampuan mendemonstrasikan keterampilan dan waktu yang
diperlukan untuk memecahkan masalah.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35 ) efisiensi biaya pendidikan hanya akan
ditentukan oleh ketepatan didalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan
memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu
pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan demikian untuk mengetahui efisiensi
biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keefektifan biaya yang

7
memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap
efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.[9]
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan
sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan
produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan
pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya
yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran
di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka
peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang
dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan
sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas
SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.
Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk
menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap.
Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan
lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak
diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan
peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan
tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk
mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan
dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan
dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan
pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik
juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan
kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan
waktu dan tenaga.

8
BAB III
KESIMPULAN

Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan


sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan
produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan
pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya
yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran
di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka
peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan
peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan
tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk
mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan
dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan
dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan
pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik
juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan
kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan
waktu dan tenaga.

9
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-qur’an dan terjemahan. Jakarta : Departemen Agama,


2008
Danim, Sudarwan. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia. Bandung.
2004.
Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2009.
Harsono. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Suryajaya Press. Yokyakarta.
2007.
Suryadi, Ace. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Balai Pustaka.
Jakarta . 1999.
[1] Harsono. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Suryajaya Press. Yokyakarta.
2007. Hlm. 31
[2] Suryadi, Ace. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Balai Pustaka.
Jakarta . 1999. Hlm. 110
[3] Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2009. Hlm. 35
[4] Danim, Sudarwan. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia. Bandung.
2004. Hlm. 40
[5] Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan…. Hlm. 35
[6] Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan…. Hlm. 35
[7] Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan…. Hlm. 38
[8] Danim, Sudarwan. Ekonomi Sumber Daya Manusia… Hlm. 44
[9] Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan…. Hlm. 35

10

Anda mungkin juga menyukai