OLEH:
TONGAT
NIM: 4002193016
Semester/Prodi : I/PEDI-A
Dosen Pembimbing:
Dr. AMIRUDDIN SIAHAAN, M.Pd.
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
DAFTAR ISI
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Harsono, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan (Yokyakarta: Suryajaya Press, 2007) h.
31.
1
2
BAB II
PEMBIAYAAN DAN EFISIENSI PENDIDIKAN
2
Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), h. 110.
3
Nanang Fattah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 35.
4
Sudarwan Danim, Ekonomi Sumber Daya Manusia (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h.
40.
3
4
dan denggan cara-cara yang berbeda pula. Di bidang ekonomi, utilitas sumber-
sumber dapat disebut memenuhi kriteria efisiensi juka dengan menggunakan cara
tertentu didapatkan hasil yang lebih optimal menurut kriteria yang telah
ditetapkan.
Efisiensi juga bermakna tidak diperlukannya alokasi sumber-sumber lain
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, kecuali sumber-sumber yang telah
ditetapkan dan disepakati sejak program itu dirumuskan. Dalam kaitannya dengan
kesejahteraan, efisiensi bermakna bahwa upaya untuk mencapai tujuan dan
sasaran tertentu yang berkaitan dengan barang dan jasa, dengan tidak mengurangi
persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan itu, tidak
menguras hak milik yang lain. Di sinilah terjadi apa yang disebut oleh para
ekonom sebagai kesejahteraan ekonomi. Efisensi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yakni efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisensi teknis menunjuk pada
pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau kelauaran fisik sebagai produk dari
kombinasi semua jenis dan tingkat masukan yang berbeda. Sedangkan efisiensi
ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan atau harga pada
masukan yang digunakan dan keluaran yang dicapai.5
Konsep efisiensi sangat relevan bagi ilmu ekonomi pendidikan. Sejak
munculnya pengakuan ini, sebagian besar penelitian dalam bidang ekonomi
pendidikan banyak berfokus pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber
masyarakat harus dialokasikan pada investasi pendidikan dan bentuk-bentuk lain
investasi. Efisiensi usaha ekonomi pun relatif, misalnya sangat mungkin masih
bisa menabung jika anak-anaknya disekolahkan di dalam negeri. Sebaliknya
hanya sampai pada titik impas atau mungkin defisit, ketika anak-anaknya
disekolahkan diluar negeri. Keputusan masyarakat atau keluarga untuk melakukan
investasi dalam bentuk dan jenis apa sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang
dikandung keluarga atau masayrakat. Disamping stimulan yang didapat dari
lingkungan.
Menurut Nanang Fattah efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara
pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai
5
Suryadi, Pendidikan., h. 111.
5
6
Fattah, Ekonomi., h.35
6
B. Efisiensi Internal
Dalam sistem pendidikan apabila memiliki efisiensi internal akan
menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dengan input
tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penekanan biaya pendidikan melalui berbagai jenis kebijakan, antara
lain:
1. Menurunkan biaya operasional
2. Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-komponen input
yang langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar
3. Meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, fasilitas belajar
4. Meningkatkan kualitas KBM
5. Meningkatkan motivasi kerja guru, dan
6. Memperbaiki rasio guru-murid.7
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal
adalah sebagai berikut :
1. Rata-rata lama belajar, seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat
dilakukan dengan metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Hal
tersebut dapat dihitung dengan cara jumlah waktu yang dihabiskan lulusan
dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.
2. Input-Output Ratio, adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan
murid yang masuk dengan memperhatikan waktu yang seharusnya
ditentukan untuk lulus, artinya dibandingkan antara tingkat masukan
dengan tingkat keluaran.8
Berdasarkan hal-hal di atas, maka masukan pendidikan, proses pendidikan,
hasil pendidikan dan lingkungan harus terus dikelola dan terbina secarra optimal
dengan memperoleh tingkat efisien yang tinggi. Konsep efisiensi Internal
dikaitkan dengan perbandingan antara biaya input pendidikan dan efektivitasnya
dalam mendukung hasil-hasil belajar. Aspek efisisensi internal dari suatu sekolah
7
Fattah, Ekonomi., h. 36.
8
Fattah, Ekonomi., h. 36-38.
7
C. Efisensi Eksternal
Efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit
analysis, yaitu rasio antara keuntungan finasial sebagai hasil pendidikan dengan
9
Fattah, Ekonomi., h. 42
8
10
Fattah, Ekonomi., h. 38.
9
11
Sudarwan Danim, Ekonomi Sumber Daya Manusia (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h.
44.
10
12
Fattah, Ekonomi., h. 35.
11
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Efisiensi mengambarkan hubungan antara input dan output, atau antara masukan
dan keluaran. Suatu sistem yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih
untuk sumber masukan (sources input). Maka dari pembahasan makalah ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu: efisiensi
internal dan efisiensi eksternal
2. Efisiensi internal sangat bergantung pada dua faktor utama, yaitu: Faktor
Intitusional dan Faktor Manajerial
3. Dalam menganalisis efisiensi eksternal, tentunya pendidikan dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu: keuntungan perorangan dan keuntungan
masyarakat
4. Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan perlu
diarahkan pada hal-hal pokok berikut, yaitu: pemerataan kesempatan
memasuki sekolah (equality of access, pemerataan untuk bertahan di
sekolah (equality of survival), pemerataan kesempatan untuk memperoleh
keberhasilan dalam belajar(equality of output), dan pemerataan
kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat
(equality of outcome)
B. Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan tentunya masih ada kesalahan di
sana-sini makala oleh karena itu penulis menyarankan agar para pembaca merujuk
dan mencari refrensi lain yang berkaitan dengan pembahasan makalah ini guna
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
12