Anda di halaman 1dari 12

ARTI DAN TUJUAN EKONOMI PENDIDIKAN

A. Konsep Ekonomi
Ekonomi didefenisikan oleh Samuelson (1961) sebagai suatu kegiatan tentang
bagaimana manusia memanfaatkan sumber daya produksi yang langka dalam
menghasilkan barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi,
sekarang dan dimasa yang akan datang, oleh sekelompok orang atau masyarakat.
Dua kata kunci dalam memahami konsep ekonomi, yaitu !1) kebutuhan (need) dan (2)
kelangkaan (scarcity) yang harus dipenuhi. Kebutuhan merupakan tuntutan yang
harus berkembang dan setiap saat muncul, tidak pernah berhenti. Terpenuhi sebuah
kebutuhan, kemudian muncul kebutuhan baru yang lebih tinggi, sehingga masalah
kebutuhan selamanya tidak dapat terselesaikan. Kelangkaan merupakan proses
kegiatan menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Kemampuan
dalam segala hal yang terbatas menyebabkan tidak semua sektor kebutuhan yang
diminta bisa terpenuhi.
Ekonomi merupakan kegiatan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan manusia yang
terus berkembang, berhubungan dengan supply and demand, berhubungan dengan
persediaan barang maupun jasa menghadapi permintaan. Semakin banyak permintaan
yang harus dipenuhi dan semakin langka persediaan, harga semakin mahal.
Sebaliknya semakin sedikit permintaan dan semakin banyak persediaan, harga
menjadi murah.
Konsep pendidikan yang sempit merupakan usaha dalam mempersiapkan seseorang
menghadapi dunia kerja, supaya seseorang dapat menyikapi pekerjaannya agar bisa
bertahan hidup selama mungkin. Pendidikan yang diberikan hanya berupa pengajaran
dalam bentuk pelatihan keterampilan untuk melaksanakan pekerjaan. Konsep
pendidikan dalam undang-undang Sisdiknas jauh lebih luas dari sekedar pelatihan
menghadapi dunia kerja, yaitu sebagai keseluruhan pengalaman belajar dalam
membangun potensi diri supaya menjadi manusia yang berdaya. Diselenggrakan
sepanjang hayat, dalam pendidikan formal di persekolahan dan juga berlangsung di
lembaga-lembaga lain seperti pesantren, madrasah, gereja, perusahaan dan di
masyarakat.
Perspektif ekonomi terhadap pendidikan mempertanyakan tiga pertanyaan mendasar,
yaitu pendidikan seperti apa yang diperlukan, bagaimana menyelnggarakannya, dan
untuk siapa diselenggarakan. Pertanyaan pertama berhubungan tuntutan kebutuhan
yang harus dipenuhi, pertanyaan yang kedua berhubungan dengan bagaimana
memproduksinya, dan pertanyaan yang ketiga berhubungan dengan distribusi, siapa
pemakai jasa atau konsumennya.
Ekonomi pendidikan berkaitan dengan penyediaan anggaran belanja pemerintah yang
disediakan untuk pendidikan, baik untuk kegiatan rutin maupun untuk
pembangunannya, dari mana sumbernya dan bagaimana alokasi penggunannya.

B. Pengertian Ekonomi Pendidikan


Istilah ekonomi dan pendidikan masing-masing memiliki pengertian yang berbeda
cukup tajam, keduanya merupakan disiplin ilmu pengetahuan. Ekonomi merupakan
usaha memanfaatkan segala sumber daya untuk memproduksi komoditas tertentu,
sedangkan pendidikan sebagai upaya untuk mencerdaskan manusia melalui
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan supaya berdaya.
Alasan kebutuhan dalam memahami ekonomi pendidikan dikarenakan, bahwa proses
pengembangan sumber daya manusia memerlukan alokasi biaya yang sangat besar
yang harus dikelola secara rasional atas pemakaiannya. Kemudian
dipertanggungjawabkan. Menurut Elchanan Cohan (Nanang Fattah, 2000:18),
ekonomi pendidikan didefenisikan
....suatu studi tentang bagaimana manusia baik secara perorangan maupun secara
kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam mendayagunakan sumber-
sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan
latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat sikap dan nilai-
nilai, khususnya melalui pendidikan formal serta bagaimana mendiskusikannya secara
merata (equal) dan adil (equality) diantara berbagai kelompok masyarakat.
Ekonomi pendidikan adalah aktivitas pemenuhan tuntutan permintaan kebutuhan
manusia terdidik melalui belajar yang harus dibiayai. Penyelenggaraannya dilakukan
oleh pemerintah, kelompok masyarakat maupun perorangan. Pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah disebut pendidikan negeri, yang diselenggarakan
masyarakat dinamakan swasta.
Pendidikan harus memberikan hasil terbaik tetapi biaya yang dikeluarkannya harus
seirit mungkin. Biaya yang dikeluarkannya harus serrendah mungkin namun
produktivitas sumber daya manusia lulusan yang dihasilkan harus memberi nilai
tambah pada pola perbaikan hidup dirinya, keluarganya, masyarakatnya maupun
kesejahteraan bangsanya.
Sumber daya manusia dikatakan bernilai jika kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan
yang memberikan keuntungan, baik kepada individu yang bersangkutan maupun
kepada masyarakatnya.
Pendidikan memproses manusia hingga menjadi manusia produktif yang memiliki
kemampuan membangun, pembangunan itu sendiri dilakukan oleh manusia yang
dibangun oleh pendidikan. Modal yang ditanam untuk pendidikan berperan
sebagaimana modal yang ditanam untuk memproduksi barangdalam industri yang
menguntungkan. Bedanya produk yang diharapkan menjadi output pendidikan bukan
merupakan komoditi tetapi berupa manusia terampil yang berkemampuan
membangun. Karena itulah konsep investasi pendidikan disebut “investment in human
capital” atau investasi sumber daya manusia. Manusia dianggap sebagai modal utama
dalam menggerakkan kehidupan ekonomi. Keuntungan dari produk pendidikan
berupa manusia cerdas terampil akan sanggup menggerakkan sumber-sumber
ekonomi, sehingga ekonomi bergerak, masyarakat menjadi aktif dan segala kebutuhan
hidup disediakan.
Konsep lama terhadap manusia sangat ketinggalan, sebab manusia dianggap sama
sederajat dengan mesin dan perlengkapan industri lainnya. Teori lama menganggap
yang disebut modal itu terdiri dari uang, mesin, tanah atau lahan. Kedudukan manusia
tak ubahnya seperti mesin, asal diberi bensin maka mesin bergerak. Begitu juga
dengan manusia, asal dibayar ia akan berkeja.
Teori manusia sebagai modal atau teori Human Capital lebih populer setelah Teodore
Schultz, memperoleh nobel ekonomi di tahun 1979. Awalnya teori ini dikembangkan
oleh Adam Smith. Di Harvard University teori ini dikembangkan oleh Talcot Parson
(Ace Suryadi, 1991). Menurut Talcot Parson pendidkan yang mengangkat derajat
manusia, sebab berfungsi sebagai social hange, yang dapat mengangkat manusia
kepada derajat perubahan hidup yang lebih baik. Pendidikan berfungsi dinamis, yang
memungkinkan manusia melakukan akulturasi budaya sehingga bisa selektif
menerima budaya baru yang lebih baik.
Usaha mengangkat masyarakat miskin menjadi sejahtera menurut teori Human
Capital tidak tergantung pada uang, lahan, teknologi ataupun kelengkapan industri,
melainkan pada penegtahuan yang dimilikunya sebagai modal utama. Manusia
menjadi aset utama dalam kegiatan ekonomi, melebihi yang lainnya. Schultz
menyebutnya sebagai aspek ekonomi kjalitatif. Kecerdasan dan keterampilan hasil
pendidikan inilah yang kemudian disumbangkan menjadi karya nyata yang
memajukan perekonomian. Teori ini berkonsentrasi pada manusia sebagai faktor
produksi yang dominan dalam mengaktifkan peralatan, barang, sumber daya maupun
teknologi sebab semuanya pasif bila tidak digerakkan manusia.
Ketersediaan dana pendidikan sejak dahulu sampai sekarang masih menjadi masalah,
baik biaya rutin maupun dalam usaha meningkatkan kualitasnya. Di negara
berkembang termasuk Indonesia, sumber dana untuk membiayai pendidikan berasal
dari APBN dan APBD, besarnya tergantung pada kemampuan negara dan
komitmennya terhadap pendidikan. Tuntutan masyarakat sekarang bukan hanya
sekedar terpenuhinya kewajiban belajar, melainkan dituntut pendidikan yang murah
dan berkualitas, oleh karena itulah pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk
menyediakan dana pendidikan yang besar, sebab pendidikan merupakan usaha raksasa
dalam mencerdaskan bangsa.
M. Idochi Anwar (1991) mengulas tentang biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
dalam investasi dibidang SDM, menurutnya ada dua komponen penting yang harus
dibiayai dalam ekonomi pendidikan, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biayai
tidak langsung (indirect cost).
Biaya langsung adalah biaya yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh peserta
didik. Biaya ini merupakan biaya bagi terlaksananya pendidikan. Kriteria biaya
langsung harus memenuhi persyaratan; inheren pada hasil, kuantitaif dapat dihitung,
pengeluarannya tak dapat dihindarkan, dan dapat diperhitungkan sebelumnya. Biaya
yang harus dikeluarkan antara lain untuk gaji guru dan pegawai lainnya, pembelian
buku, perlengkapan belajar, biaya evaluasi belajar. Biaya langsung ini terwujud dalam
pengeluaran uang yang secara langsung membiayai keperluan pendidikan, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat yang berpengaruh pada kualitas output.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh murid, keluarga dan
masyarakat yang menanggung biaya seperti biaya makan, perumahan, buku, pakaian,
transportasi, kesehatan. Kategori biaya ini disebut private cost. Biaya perngorbanan
yang dikeluarkan masyarakat, baik berupa tenaga, pikiran, waktu maupun benda yang
dapat dituangkan termasuk ke dalam kategori biaya publik disebut social cost.
Biaya lain yang perlu diperhitungkan dalam pengertian biaya tidak langsung adalah
biaya pengorbanan anak, berupa hilangnya pendapatan peserta didik karena belajar,
disebut earning for gone by student, (J. Alan Thomas, 1971:31), yaitu keuntungan
yang hilang pada waktu mengikuti pendidikan, berupa kesempatan yang dikorbankan
karena tidak bekerja atau keuntungan yang tidak diperoleh selama menenpuh
pendidikan.
Kedua biaya ini dihitung sebagai semua pengeluaran, investasi, disebut “total cost”
dihitung menurut jumlah murid dalam satuan perkapita dalam periode satu tahun.
Biaya pendidikan permurid adalah keseluruhan biaya yang diperlukan oleh murid
untuk memperoleh pendidikan. Defenisi ini mengandung arti modal dan belanja
kebutuuhan dengan segala unsurnya dan juga seluruh biaya hidup murid selama ia
menempuh pendidikan seperti biaya makan, buku, pakaian, transport dan lain
sebagainya. Namun untuk kepentingan perhitungan praktis biasanya komponen biaya
hidup dan biaya earning for gone karena tidak bekerja, tidak dimasukkan ke dalam
total cost.
C. Pendidikan sebagai Sebuah Industri Raksasa
Pendidikan merupakan salah satu industri raksasa yang melibatkan jutaan tenaga
pengajar yang disebut guru atau pendidik, dan jutaan siswa di sekolah yang menyedot
anggaran biaya lebih dari 20% GNP. Melibatkan banyak komponen masyarakat dan
kerjasama dengan berbagai pihak yang sangat luas.
Sebagai sebuah industri raksasa, pendidikan berlangsung lama, berjenjang dan
berkelanjutan. Dimulai dengan proses pendaftaran masuk, kemudian dilanjutkan
dengan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan pokok pendidikan,
berbentuk rekayasa di bidang akademik sampai menjadi lulusan, semua kegiatan
menyedot biaya yang sangat besar.
Pendidikan. Pendidikan merupakan usaha raksasa yang melibatkan banyak biaya,
tenaga, fasilitas maupun sumber daya dalam kurun waktu lama. Pendidikan
berorientasi ke masa depan. Pendidikan merupakan usaha raksasa untuk
mempersiapkan dan memberdayakan manusia menyongsong masa depan yang lebih
baik. Pendidikan merupakan usaha raksasa pemerintah dalam mengembangkan
potensi diri peserta didik supaya menjadi berdaya dalam situasi pembelajaran.
Pendidikan berjangka waktu lama, berjenjang, berstruktur, bersifat horizontal maupun
vertikal. Penyelenggaraan dan pengaturan pendidikan tertuang dalam sistem
pendidikan nasional. Pendidikan terlaksana karena usaha pemerintah yang
seriusdalam mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, dilakukan secara terencanasupaya
terwujud aktivitas belajar yang kondusif, dan proses pembelajaran yang produktif.
Pembelajaran merupakan core-business-nya pendidikan. Pembelajaran menjadi
kegiatan inti pendidikan. Supaya jantung kegiatan pendidikan terus berdetak ia tidak
boleh terbengkalai dan harus dibiayai sepenuhnya. Semakin lama proses belajar
berlangsung dan semakin tinggi tuntutan kualitas, begitu juga semakin banyak peserta
didik yang dilayaninya dan beraneka ragam kegiatan pembelajarannya, semakin
mahal biayanya.
Tujuan pendidikan. Biaya pendidikan diperuntukkan bagi terselenggaranya aktivitas
pembelajaran dalam mencapai etos bangsa yang luhur yang tercantum dalam tujuan
pendidikan. Tujuan ini bersifat filosofis, luas, menyeluruh dan mendasar dalam
mewujudkan cita-cita luhur bangsa. Segenap kemampuan pemerintah dan masyarakat
dicurahkan untuk terwujudnya pelaksanaan pendidikan. Segala daya dan upaya
pemerintah dipusatkan untuk menyediakan kesempatan belajar bagi seluruh
warganya. Keseriusan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tampak jelas
dalam undang-undang dasar yang memprioritaskan biaya pendidikan sebesar 20%
dari anggaran belanja negara, jauh melampaui biaya penyelenggaraan pertahanan
maupun kesehatan dan departemen lainnya. Pemerintah menyadari bahwa pendidikan
merupakan usaha strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan
diselenggarakan dengan serius dan disadari sebagai amanah undang-undang dasar
yang harus direalisasikan untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik, yang
mampu berkompetisi dalam kerja sama Internasional, karena bangsa Indonesia
memiliki kemampuan dan kecerdasan serta keunggulan yang sama dengan bangsa-
bangsa lain di dunia. Itulah sebabnya pemerintah menyediakan anggaran biaya yang
paling besar untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Secara eksplisit tujuan pendidikan
berupa “usaha mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, jujur, sehat,
berilmu pengetahuan, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-Indang Sisdiknas 2003).
Pendaftaran masuk. Pendaftaran masuk pendidikan terutama pendidikan formal
mengalami peningkatan pada setiap tahun ajaran. Pendaftaran masuk pendidikan terus
meningkat, terutamadi sekolah negeri dan memuncak pada dekade sekarang ini.
Pendaftaran masuk merupakan kegiatan penerimaan siswa baru dalam setiap kegiatan
pembelajaran, biasanya berlangsung dalam tahun ajaran baru sesuai dengan kalender
akademik. Pendaftaran masuk menjadi kegiatan rutin untuk terlaksananya proses
pembelajaran dalam meproduksi tenaga cakap yang dibutuhkan masyarakat. Anggota
masyarakat yang diterima melalui pendaftaran masuk disebut peserta didik atau
enrolment.
Tenaga Kerja. Industri pendidikan mempekerjakan banyak sekali tenaga-tenaga kerja
yang cakap yang meiliki berbagai keahlian. Mereka bekerja menghadapi berbagai
kelompok belajar yang berbeda-beda kebutuhan dan tingkatan pengetahuannya.
Industri pendidikan mempekerjakan tenaga terampil yang cakap dalam berbagai
disiplin ilmu supaya dapat memberi layanan jasa yang memuaskan kebutuhan
konsumen yang dilayaninya. Pekerjaan mereka terbagi ke dalam kelompok belajar,
yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, disamping
pendidikan kejuruan. Industri pendidikan menyedot tenaga cakap dan tenaga ahli
profesional yang banyak yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan pendidikan.
Pendidikan merupakan tenaga kerja yang profesional berkualifikasi sebagai guru,
dosen, administrator pendidikan, konselor, pamong belajar, tutor, widyaiswara,
instruktur maupun fasilitator. Tenaga kerja pada institusi pendidikan memiliki
karakteristik:
- Sangat mudah mengakomodasi perubahan-perubahan
- Memiliki bakat yang beragam
- Memiliki kemampuan mengembangkan diri dan memelihara lembaga dalam
perspektif yang lebih luas.
- Memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim
- Tidak pernah puas dengan status quo, selalui ingin perbaikan.
- Memiliki kemampuan untuk menghargai dan bekerja dengan pemerintah.

Sumber-daya Pendidikan. Biaya total pendidikan belum menggambarkan keseluruhan


investasi dalam dunia pendidikan sebab biaya-biaya pendidikan melibatkan
penggunaan berbagai sumber daya, baik berupa natural, material, maupun personal.
Ada yang berbentuk barang, ada yang berbentuk jasa, ada juga beberapa sumber daya
yang terdapat di lingkungan kehidupan masyarakat. Sumber daya merupakan segala
sesuatu yang dapat di uangkan atau dinilai dengan uang. Sumber daya merupakan
segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyelenggarakan pendidikan, yang berupa
dana, tenaga kependidikan, masyarakat, sarana dan fasilitas maupun prasarana barang
tetap. Kegiatan pendidikan sukar berlangsung tanpa melibatkan pemakaian sumber
daya.
Capital. Modal atau capital merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk
membiayai seluruh pengeluaran belanja negara, selain berupa uang juga barang,
benda dan teknologi. Bila dikelompokkan ada yang berasal dari sumber daya alam ,
sumber daya material dan uang. Capital dalam pendidikan adalah segenap dana yang
disediakan pemerintah untuk membiayai belanja sektor pendidikan. Dalam konsep
ekonomi, manusia dan pendidikan itu sendiri merupakan capital, sebab manusia
terdidik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang akan digunakan untuk
meningkatkan dan menumbuhkan produksi. Produksi akan tumbuh dan berkembang
atas hasil kreativitas manusia terdidik.

Revenue. Sumber biaya pendidikan disebut revenue. Revenue merupakan sumber


dana untuk membiayai seluruh penyelenggaraan pendidikan dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Di berbagai negara sumber dana berasal dari macam-macam, pada
umumnya tidak sama. Biaya pendidikan di Indonesia di danai dari berbagai sumber
seperti dari : pajak, APBN, APBD, Bantuan dan Kerjasama Luar Negeri, UNDP,
UNESCO, UNICEF dan Hibah Pendidkan.

D. Pendidikan merupakan Industri Non Profit


Ada hal lain yang sebenarnya harus diperhatikan pada tatanan filosofis, yaitu bahwa
pendidikan merupakan aktivitas kelembagaan yang melakukan usaha non profit,
lembaga yang berusaha semata-mata tidak mencari keuntungan komersial dalam
bentuk laba uang. Kegiatan ekonomi yang bersifat eksploitatif dengan menempatkan
kegiatan pendidikan sebagai lahan usaha yang menghasilkan nilai keuntungan dalam
bentuk uang, merupakan kegiatan usaha yang salah dan sangat disayangkan.
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan sumber daya
manusia, pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi bangsa.
Pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas, juga berpengaruh terhadap fertilitas
masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan
siap dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam kehidupan. Pada umumnya
pendidikan diakui sebagai investasi sumber daya manusia, sebab memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan kehidupan sosial ekonomi melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap serta produktivitas dari
manusianya. Oleh karena itu kegiatan pendidikan sukar jika harus diukur oleh
keuntungan linier mencari keuntungan dalam bentuk laba uang seperti pada dunia
usaha lainnya. Keuntungan pendidikan tidak selalu bersifat ekonomi malinkan juga
yang bersifat pribadi, sosial, maupun kultural.

E. Modal Manusia
Modal terdiri dari segala kemampuan manusia baik berupa kecakapan, barang, uang
atau tenaga yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah. Tak ada keraguan
terhadap pertanyaan; apakah manusia termasuk kedalam modal barang dan jasa yang
dapat membentuk sebagian dari kekayaan bangsa. Bangsa yang berpendidikan lebih
tinggi bisa menciptakan pendapatan yang lebih besar dibandingkan bangsa yang
pendidikannya kurang. Pendidikan yang lebih tinggi membutuhkan konsumsi yang
lebih besar, bangsa yang berpendidikan lebih tinggi juga memiliki modal yang lebih
besar. Bangsa yang berpendidikan tinggi memperoleh kekayaan dari keuntungan hasil
kerja yang diperolehnya lebih banyak dari buruh yang ada yang berpendidikan kurang
atau rendah. Kekayaan yang diperoleh dari tenaga kerja cerdas, karena
kemampuannya memanfaatkan kecakapan, dan keterampilan untuk meproduksi
barang dan jasa, ia mampu menciptakan usaha-usaha baru yang non tradisional dan
konvensional. Kekayaan diperoleh dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak statis.
Manfaat lain dari pendidikan berupa dampaknya dalam membatasi pertumbuhan
penduduk dan mempertinggi martabatnya. Penduduk yang berjumlah banyak tidak
selalu menjadi aset bangsa sebab menjadi beban ekonomi, apalagi bila kemampuan
produktivitasnya rendah. Oleh karena itu, pendidikan membentuk manusia penguasa
atas kehidupan yang dikehendakinya sesuai dengan keyakinan agamanya. Masalah
ledakan penduduk yang bila tidak ditangani, akan menyebabkan manusia terjebak
dalam tahap substitution, yaitu penggantian generasi yang berkemampuan rendah.
Pendidikan sebagai investasi, baru bermanfaat bila dapat menanamkan kebiasaan
yang konstruktif produktif, termasuk mengarah ke pembatasan kelahiran. Juga
pendidikan dibutuhkan untuk menjamin ketertiban sebagai upaya menciptakan
kebiasaan-kebiasaan yang demokratis dalam hidup bermasyarakat.
Studi menunjukkan bahwa orang-orang berpendidikan tinggi menempati ranking
tertinggi pada keuntungan baik pribadi maupun keuntungan sosial. Keuntungan
pribadi adalah keuntungan yang dinikmatinya, didapat setelah ia memperoleh
pendidikan. Keuntungan soaial adalah keuntungan yang datang dari individu yang
telah terdidik yang tidak selalu berupa materi, yaitu keuntungan yang diperoleh
karena pendidikannya. Keuntungan itu berupa :
- Kesempatan melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi
- Berpeluang memasuki dunia kerja
- Kesadaran nasionalisme yang tinggi
- Kehidupan sosial yang saling menghormati
- Lebih mampu dan rasional dalam memberi bantuan terhadap lingkungan yang
membutuhkannya

F. Manusia sebagai Modal Dasar


Manusia sebagai salah satu aset produksi, peranannya sangat besarterhadap
keberhasilan pencapaian tingkat produksi yang tinggi. Terdapat dua arus pengertian
tentang manusia, pertama manusia memiliki nilai yang sama dengan sumbe-sumber
daya yang lain dalam proses produksi, artinya manusia bernilai seharga faktor-faktor
produksi yang digunakan seperti mesin misalnya. Pendapat kedua mengatakan bahwa
manusia memiliki nilai yang lebih tinggi yang sulit dihitung, sebab dilihat dari nilai
potensial kemampuan yang bisa belajar dan berkembang untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja melalui berbagai pelatihan dan pengembangan diri.
Kedua pandangan tersebut bila disimak, memperlihatkan bahwa manusia memiliki
nilai potensial sebagai modal dasar yang berharga, dan nilai dampak yang besar
terhadap keberlangsungan produksi. Oleh karena itu manusia dipandang sebagai
faktor modal utama dalam produksi yang memiliki nilai investasi yang paling bernilai
lebih besar dari faktor produksi lainnya, karena manusia menggerakkan sumber-
sumber produksi dalam kegiatan ekonomi.
Pentingnya pendidikan sudak dipercayai sejak zaman dulu sampai sekarang,
pendidikan dijadikan sebagai satu-satunya determinan paling penting bagi kesuksesan
sosial dan ekonomi seseorang. Suatu kajian telah menempatkan orang-orang
berpendidikan tinggi (sarjana, doktor dan profesor) pada ranking prestise tertinggi
dalam kegiatan dan kehidupan sosial ekonomi. Pendidikan dapat didekati dari
berbagai sudut pandang antara lain pendekatan dari sisi modal manusia dan
pendidikan dari sisi manfaat.
Pendekatan modal manusia ini berkenan dengan investasi dalam bentuk latihan kerja
(on the job training) dan dengan kriteria mengenai siapa yang membiayai latihan dan
siapa yang akan mendapatkan manfaatnya.
Berdasarkan pandangan G.S.Becker (1962,1964) kita akan membedakan arti “latihan
umum” dan “latihan khusus”. “Latihan umum” adalah latihan yang menyangkut
pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pekerja baik dalam masa
kerjanya sekarang maupun pekerjaan lain, sedangkan “latiham khusus” hanya
bermanfaat bagi pekerja dalam lingkup kerja yang sedang dijalani dan sama sekali
tidak berkaitan dengan pekerjaan di perusahaan lain. Pendidikan memang berkaitan
dengan pendapatan, tetapi bukan karena pengaruhnya meningkatkan produktivitas
kerja tetapi karena pengusaha memanfaatkan diploma pendidikan sebagai alat seleksi.
Seorang anak yang dipaksa keluarganya untuk bersekolah pun merasakan manfaat
pendidikan. Mesti dia bisa saja merasakan “benci” kepada sekolah, dibandingkan
dengan alternatif lain, bersekolah tetap lebih baik. Bowles (1972) menyatakan bahwa
pengaruh “kelas sosial” dalam pendidikan terhadap pendapatan sangat kecil. “kelas
sosial” tidak cukup akurat untuk mendukung interpretasi mengenai ketidakmerataan
pendapatan setelah mengikuti pendidikan.
Pendekatan manfaat pendidikan, meliputi manfaat dari riset pendidikan,
ditemukannya berbagai inovasi dan cara kerja baru yang lebih produktif,
ditemukannya orang-orang yang berbakat, meningkatnya kemampuan orang untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan zaman, penyediaan pendidikan guru
dan tersedianya tenaga kerja untuk pertumbuhan ekonomi yang terus menerus. Selain
itu pendidikan juga membentuk warga negara yang baik, kemampuan untuk
mengapresiasi dan mengenali berbagai budaya, berkurangnya ketergantungan pada
pasar dalam hal seperti penerimaan pajak pendapatan, dan kesempatan bagi generasi
yang akan datang suatu kesempatan pendidikan yang lebih baik dan masa depan yang
lebih baik juga.
Manfaat pendidikan bagi perorangan digolongkan menjadi “konsumsi dan investasi”.
Yang termasuk konsumsi adalah produk atau jasa yang bisa memberikan kepuasan
segera dalam satu waktu, dan yang termasuk investasi adalah yang kepuasannya untuk
masa yang akan datang. Di antara kedua waktu itu kita juga menikmati barang atau
jasa yang bisa merupakan konsumsi dan investasi sekaligus. Maka pendidikan
merupakan produk yang paling tepat dikategorikan sebagai sesuatu diantara kedua
waktu itu. Pendidikan memberikan kepuasan kepada siswa saat dijalaninya
pendidikan itu dan sekaligus memberikan peningkatan manfaat sejalan dengan waktu
berupa produktivitas yang lebih tinggi, meningkatnya kemampuan untuk menikmati
sesuatu, dan lain-lain.
Meningkatnya kemampuan untuk memperoleh pendapatan merupakan manfaat
pendidikan yang sangat nyata. Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan
produktivitas seseorang dan meningkatkan peluangnya untuk memperoleh gaji yang
lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kontribusinya terhadap produk-produk sosial.
Orang yang menjalani lebih banyak pendidikan, terutama pendidikan umum, akan
lebih fleksibel menyesuaikan diri dengan peluang kerja yang baru, sehingga
menjauhkannya dari pengangguran, ada juga bentuk lain investasi, yaitu tendensi
konsumsi dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai