Anda di halaman 1dari 8

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

Available online at SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal Website:


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/SOSIO-FITK
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2015, 9-16

PEMANFAATAN TEKNIK KERJASAMA KOLABORATIF PADA MATA


PELAJARAN EKONOMI GUNA MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Ratna Tiharita S.
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
Email: ratna_tiharita@yahoo.com
Naskah diterima : 27 April 2016, direvisi : 26 Mei 2016, disetujui : 26 Juni 2016

Abstract
There are many problems arise in learning proccess. It can be derived from human resources itself, teacher or student,
infrastructure, methods, learning techniques which are less attractive. Learning techniques have an important role because
it is able to develop the students’ potential. Critical thinking is a gift of God Almighty given to mankind for improvement
in their lives. Therefore, critical thinking should be explored. There are a variety of learning techniques, but not always
in accordance with the learning techniques of teaching materials. In the hope of critical thinking can be developed through
the collaborative work techniques. In this case, intelligence is needed to make a teacher effective learning. Utilization
engineering collaborative work on economic subjects is expected to be an alternative. This paper will discuss the urgency of
what techniques utilizing collaborative work to improve students’ critical thinking.
Keywords: technical cooperation collaborative; subjects economics; critical thinking

Abstrak
Banyak permasalahan muncul dalam pembelajaran. Hal ini dapat berasal dari sumber daya manusianya
itu sendiri, yakni guru atau siswa, sarana prasarana, metoda, atau dari teknik pembelajaran yang kurang
menarik. Teknik pembelajaran memiliki peran penting karena mampu menumbuhkembangkan potensi
siswa. Berfikir kritis merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk
perbaikan dalam kehidupannya. Maka dari itu, berfikir kritis harus dieksplorasi. Ada beragam teknik
pembelajaran, namun tidak selalu teknik pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Di harapkan berfikir
kritis dapat dikembangkan melalui teknik kerjasama kolaboratif. Dalam hal ini, Kecerdasan seorang
guru diperlukan guna menjadikan pembelajaran efektif. Pemanfaatan teknik kerjasama kolaboratif pada
mata pelajaran ekonomi diharapkan dapat menjadi alternatif. Makalah ini akan membahas tentang apa
urgensinya memanfaatkan teknik kerjasama kolaboratif guna meningkatkan berfikir kritis siswa.
Kata kunci: teknik kerjasama kolaboratif; mata pelajaran ekonomi; berpikir kritis

Pengutipan: S. Tiharita, R. (2016). Pemanfaatan Teknik Kerjasama Kolaboratif pada Mata Pelajaran
Ekonomi Guna Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal,
3(1), 2016, 9-16. doi:10.15408/sd.v3i1.3793.

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i1.3793

Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 9


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

A. Pendahuluan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang


Manusia sebagai salah satu sumber daya demokratis serta bertanggung jawab.”3
yang yang paling potensial di muka bumi ini. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Maka dari itu, manusia merupakan modal utama dalam menumbuh kembangkan potensi sumber
dalam pembangunan suatu bangsa. Terlebih di daya manusia melalui kegiatan pembelajaran
era global yang memang sarat dengan teknologi dalam suatu lembaga pendidikan, dimana
canggih dan kompetisi tinggi, maka eksplorasi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar
potensi manusia sebagai sumber daya yang paling dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh
potensial harus terus diupayakan, agar tetap peserta didik. Pada umumnya hasil belajar dapat
mampu bertahan di era globalisasi. Pendidikan dikelompokan menjadi tiga aspek yaitu ranah
menjadi pintu keluar untuk meningkatkan kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit
sumber daya potensial tersebut, pendidikan ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan
menjadi investasi untuk dapat mencetak sumber satu sama lain. Apapun jenis mata pelajarannya
daya manusia yang berkualitas. Seperti yang selalu mengandung tiga aspek tersebut namun
diuangkap Fadjar, “Terobosan yang paling memiliki penekanan yang berbeda. Untuk aspek
menggairahkan dari abad 21 bukan karena kognitif lebih menekankan pada teori, aspek
teknologi, melainkan karena konsep yang psikomotor menekankan pada praktik dan
luas tentang apa arti manusia”.1 Sumber daya kedua aspek tersebut selalu mengandung aspek
manusia-lah yang berperan dalam pembangunan afektif.
suatu negara, sesuai dengan konsep Naisbitt, Pendidikan merupakan investasi paling
“Tepi Asia Pasifik telah memperlihatkan, berharga dalam bentuk peningkatan kualitas
negara miskinpun bangkit, tanpa sumber daya sumber daya untuk pembangunan suatu
alam melimpah, asalkan negara melakukan bangsa. Seringkali besarnya suatu bangsa diukur
investasinya yang cukup dalam hal sumber daya dari sejauhmana masyarakatnya menempuh
manusia”.2 pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan
Sejalan dengan hal tersebut, negara yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka
tentunya harus mengakomodasi kepentingan semakin majulah bangsa tersebut. Lembaga
masyarakatnya dengan menelurkan kebijakan pendidikan formal menjadi salah satu lembaga
yang betul-betul diarahkan demi kemajuan yang dapat mengembangkan potensi sumber
pendidikan. Kualitas pendidikan bukan dilihat daya manusia melalui kegiatan pembelajarannya,
dari kemegahan fasilitas pendidikan yang di samping lembaga non formal dan informal.
dimiliki, tetapi sejauh mana output (lulusan) Lembaga formal dari tingkat Sekolah Dasar
suatu pendidikan dapat menjadi manusia sampai Perguruan Tinggi yang diselenggarakan
yang berkualitas sehingga mampu menjawab oleh Departemen Pendidikan memiliki tujuan
tantangan zaman yang selalu berubah. Manusia menyiapkan peserta didik agar mempunyai
yang berkualitas ini adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang
kecakapan, kreatifitas, ilmu, serta keimanan dan pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal Ekonomi menjadi salah satu mata pelajaran yang
tersebut seperti yang tercantum dalam Undang- diharapkan mampu memberikan pemahaman
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun mendasar terkait kehidupan manusia guna
2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan
Nasional yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi Ekonomi menjadi sangat perlu diberikan
mengembangkan kemampuan dan watak serta dengan lebih efektif dan efisien terlebih akan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam datangnya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Ekonomi merupakan salah satu mata
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta pelajaran yang fokus pada pemenuhan
didik agar menjadi manusia yang beriman kebutuhan dasar manusia. Materi di dalam
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha pembelajaran Ekonomi menuntut siswa
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, untuk memiliki kemampuan dan keterampilan
1 Fadjar, 2001.
3 Lihat: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
2 Naisbitt, 1995.
Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

10 Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

menghitung, menggunakan logika dan melatih belajar keterampilan sosial, sementara itu secara
ketelitian, kecermatan dan kesabaran dalam bersamaan mengembangkan sikap demokrasi
mempelajarinya karena materi ini mempelajari dan keterampilan berpikir logis.
cara pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran
dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di
suatu badan usaha dengan nominal rupiah yang a. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
besar. Hasil pembelajaran Ekonomi siswa masih Lungren menjelaskan bahwa pembelajaran
tergolong rendah. Faktor yang menyebabkannya kooperatif merupakan pembelajaran kelompok
adalah karena pembelajarannya masih yang dapat membuat siswa bekerjasama dalam
konvensional, yakni pembelajaran yang kelompok untuk memahami materi belajar,
masih berpusat pada guru. Faktor lain yang sehingga terdapat banyak manfaat yang
menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar diperoleh bila melaksanakan pembelajaran
kognitif pada pelajaran ekonomi-akuntansi kooperatif ini. Adapun manfaat pembelajaran
adalah rendahnya motivasi belajar siswa kooperatif menurut Lungren, yaitu: (1)
dalam mempelajari pelajaran umum, mereka meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,
cenderung kurang bersemangat saat proses (2) rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (3)
pembelajaran berlangsung. Terlepas dari faktor memperbaiki kehadiran, (4) angka putus sekolah
luar dan dalam yang meliputi kondisi siswa, maka menjadi rendah, (5) penerimaan terhadap
inilah yang mengakibatkan hasil belajar kognitif perbedaan individu menjadi lebih besar, (6)
siswa kurang maksimal. Rendahnya hasil belajar perilaku mengganggu menjadi lebih kecil,
kognitif siswa pada pelajaran Ekonomi ini bisa (7) konflik antar pribadi berkurang, (8) sikap
dibuktikan dengan melihat masih banyak siswa apatis berkurang, (9) pemahaman yang lebih
yang hasil ulangan hariannya dibawah KKM mendalam, (10) motivasi belajar meningkat, (11)
(Kriteria Kumulatif Minimum), dimana KKM hasil belajar meningkat, dan (12) meningkatkan
untuk pelajaran masih dianggap rendah. kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.5
Memaknai manfaat pembelajaran kerjasama
B. Pembahasan ternyata begitu banyak perilaku positif yang
dapat diambil hal ini menjadi sebuah keniscayaan
1. Pembelajaran Kerjasama Kolaboratif bahwa perilaku dapat dibentuk ketika guru
“Kerjasama kooperatif adalah memberikan teknik pembelajaran yang ideal
kerjasama antar siswa yang berbeda tingkat untuk memberikan maeri pelajaran. Selanjutnya
kemampuannya, siswa dengan kemampuan yang Stahl menjelaskan bahwa manfaat pembelajaran
lebih tinggi akan menularkan dan mendorong kooperatif yaitu:
siswa yang lebih rendah kemampuannya”.4 Siswa dapat meraih keberhasilan dalam
Kalimat ini dapat dimaknai bahwa pembelajaran belajar, disamping itu juga bisa melatih
kooperatif merupakan pembelajaran yang siswa untuk memiliki keterampilan, baik
dilakukan oleh sejumlah siswa sebagai anggota keterampilan berpikir (thingking skill)
kelompok kecil secara heterogen dengan tingkat maupun keterampilan sosial (social skill),
kemampuan yang berbeda. Kelompok yang seperti keterampilan untuk mengemukakan
dibentuk ini memiliki tugas masing-masing. pendapat, menerima saran dan masukan
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya dari orang lain, bekerjasama, rasa setia
setiap anggota kelompok harus bekerjasama kawan dan mengurangi timbulnya perilaku
dan saling membantu untuk memahami yang menyimpang dalam kehidupan kelas,
materi pelajaran, serta belajar dikatakan siswa juga akan memiliki motivasi yang
belum selesai apabila salah satu teman dalam tinggi karena didorong dan didukung dari
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. rekan sebaya.6
Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif
mencerminkan pandangan bahwa manusia Mencermati manfaat pembelajaran
belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi kooperatif tersebut penulis uraikan bahwa
aktif dalam kelompok kecil membantu siswa 5 Lihat: Majid, 2013, h. 175.
6 Lihat: Isjoni, 2010, h. 23.
4 Gintings, 2010, h. 216.
Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 11
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif sebenarnya sulit dipisahkan


kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena kemiripannya, terutama karena kedua
karena didorong dan didukung dari teman pembelajaran itu melibatkan siswa dalam
sebaya, menghasilkan peningkatan kemampuan diskusi kelompok. Untuk lebih memahami
akademik, mengembangkan keterampilan sosial pembelajaran kolaboratif, berikut ini terdapat
siswa, membentuk hubungan persahabatan, definisi pembelajaran kolaboratif menurut
memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar Dennen bahwa ‘Collaborative learning is a learning
mengurangi tingkah laku yang kurang baik serta method that uses social interaction as a means of
membantu siswa dalam menghargai pokok knowledge building’, sedangkan Srinivas juga
pikiran orang lain. menjelaskan:
Collaborative learning is an educational
b. Unsur Pembelajaran Kooperatif approach to teaching and learning that involves
groups of learners working together to solve
Pembelajaran kooperatif sesuai dengan a problem, complete a task, or creat product.
fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh Collaborative learning is based on the idea
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai that learning is a naturally social act in which
tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian the participans talk among themselves, it is
tugas dan rasa senasib. Hal ini sesuai dengan through the talk that learning occurs.9
unsur pembelajaran kooperatif menurut Lie
adalah ketergantungan positif yaitu keberhasilan Selanjutnya menurut Barkley dkk.
dalam penyelesaian tugas tergantung pada menjelaskan tentang kolaboratif adalah
usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut”.7 perpaduan dua atau lebih pelajar yang
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh bekerjasama dan berbagi beban kerja secara
kinerja masing-masing anggota kelompok, oleh setara, secara perlahan, mewujudkan hasil-hasil
karena itu, semua anggota dalam kelompok pembelajaran yang diinginkan’.10 Kerjasama
akan merasa saling ketergantungan. Selanjutnya kolaboratif menurut Gintings adalah kerjasama
Bannet menjelaskan bahwa unsur pembelajaran antarsiswa dengan kemampuan yang setingkat,
kooperatif adalah sebagai berikut. kedua pihak berbagi pengetahuan sehingga
kedua belah pihak yang bekerjasama akan saling
Pertama, positive interdependence, yaitu mengisi kekurangan dan saling melengkapi,
hubungan timbal balik yang didasari adanya hasilnya kedua pihak akan meningkatkan
kepentingan yang sama atau perasaan diantara pengetahuannya masing-masing.11 Berdasarkan
anggota kelompok dimana keberhasilan pendapat para ahli tersebut, dapat penulis
seseorang merupakan keberhasilan yang lain jelaskan bahwa pembelajaran kolaboratif adalah
pula. Kedua, interaction face to face, yaitu interaksi pembelajaran yang melibatkan para siswa dalam
yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya kelompok, bekerja sama secara aktif untuk
perantara. Ketiga, tanggung jawab pribadi mencapai suatu tujuan yang sama, di mana,
mengenai materi pelajaran dalam anggota siswa yang terlibat dalam kelompok tersebut
kelompok sehingga siswa termotivasi untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman,
membantu temannya, karena tujuan dalam sehingga kedua pihak yang bekerjasama akan
cooperative learning adalah menjadikan setiap saling mengisi dan melengkapi kekurangan
anggota kelompoknya menjadi lebih kuat satu sama lain. Hasilnya, kedua pihak akan
pribadinya. Keempat, membutuhkan keluwesan meningkatkan pengetahuannya masing-masing.
yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok, dan
memelihara hubungan kerja yang efektif.8 d. Manfaat Pembelajaran Kolaboratif
Manfaat yang dapat diambil dari
c. Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif sangat banyak,
selain mampu mengeksplorasi berbagai
Pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran
9 Lihat: Widodo, 201]3, h. 4.
7 Lie, 2005, h.31. 10 Yusron, 2012, h. 6.
8 Lihat: Isjoni, 2010, 41. 11 Gintings, 2010, h. 217.

12 Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

potensi yang dimiliki manusian di samping itu berbagai kelas dan sekolah.
merupakan pembelajaran yang menekankan 15) Pembelajaran kolaboratif menciptakan
pada pembangunan makna oleh siswa suasana kelas tempat para siswa
dari proses sosial pada saat pembelajaran, dapat mengembangkan keterampilan
yang didasari oleh teori interaksional yang kepemimpinannya.12
memandang belajar sebagai suatu proses Pembelajaran kolaboratif dapat disimak
membangun makna melalui interaksi sosial. dari pendapat di atas, bahwa kemampuan atau
Berdasarkan karakteristik tersebut, terdapat potensi siswa yang begitu banyak mampu
banyak manfaat dari pembelajaran kolaboratif dieksplorasi oleh guru melalui pembelajaran
jika pelaksanaannya dilakukan secara maksimal. kolaboratif. Selain kebutuhan akan individu
Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dapat ditingkatkan, juga kebutuhan social
yang melibatkan para siswa dalam kelompok, dapat dikembangkan. Bagaimana karakter-
bekerja sama secara aktif untuk mencapai karakter positif dari siswa seperti sikap
suatu tujuan yang sama, di mana, siswa yang tanggung jawab, apresiasi, empati dan simpatik
terlibat dalam kelompok tersebut saling berbagi dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.
pengetahuan dan pengalaman, sehingga kedua Selanjutnya, manfaat lainnya dari pembelajaran
pihak yang bekerjasama akan saling mengisi kolaboratif yaitu: (1) menumbuhkan rasa
dan melengkapi kekurangan satu sama lain. tanggung jawab masing-masing individu, (2)
Hasilnya, kedua pihak akan meningkatkan belajar memecahkan masalah bersama, (3)
pengetahuannya masing-masing. Adapun menumbuhkan rasa kebersamaan antar anggota
manfaat dari pembelajaran kolaboratif menurut kelompok, (4) setiap anggota merasa dirinya
Warsono dan Hariyanto, yaitu sebagai berikut: sebagai bagian dari kelompok, (5) menambah
1) Mengembangkan keterampilan berpikir keberanian untuk mengungkapkan ide atau
tingkat tinggi. pendapat, (6) menambah pengetahuan dan
2) Meningkatkan interaksi yang lebih dengan pengalaman anggota kelompok.13
murid. Belajar secara kolaboratif akan dapat
3) Meningkatkan daya ingat siswa. membangun lingkungan pembelajaran yang
4) Membangun rasa percaya diri para siswa. berpusat pada siswa, kontekstual, bersuasana
5) Meningkatkan tingkat kepuasan karena kerjasama karena melibatkan siswa sebagai
bertambahnya pengalaman. tokoh utama yaitu kolaborator dan partisipator
6) Meningkatkan sikap positif kepada materi aktif dalam proses belajar. Pembelajaran
pembelajaran. kolaboratif juga dapat menjadikan siswa
7) Menciptakan suasana pembelajaran aktif menghargai pendapat orang lain, perbedaan
yang penuh dengan keterlibatan dan individu di antara para siswa bisa diterima
eksplorasi oleh siswa. dalam pembelajaran kolaboratif. Selain itu,
8) Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran kolaboratif dapat membantu
adanya berbagai perbedaan. siswa mengembangkan keterampilan berpikir
9) Meningkatkan tanggung jawab belajar. tingkat tinggi, menumbuhkan motivasi belajar
10) Mengembangkan tanggung jawab siswa dan rasa percaya diri siswa.
satu sama lain.
11) Mendorong guru untuk melakukan teknik
penilaian alternatif terhadap siswa. e. Unsur Pembelajaran Kolaboratif
12) Pembelajaran kolaboratif dapat Pembelajara kolaboratif memiliki
ditingkatkan dalam kelas personal yang komponen tersendiri. Komponen atau
jumlah siswanya besar. unsur dari pembelajaran kolaboratif yang
13) Peningkatan kecakapan dan kebiasaan dilaksanakan utuk mencapai tujuan yang sama,
praktik dapat dilaksanakan baik didalam dengan menekankan pada para siswa untuk
maupun luar sekolah. bekerjasama menyelesaikan masalah yang sama.
14) Pembelajaran kolaboratif meningkatkan 12 Warsono dan Hariyanto, 2013, h. 79.
hubungan sosial dan hubungan akademik 13 Lihat: :http://gurukelas.com/2011/06/27/Belajar-kolaboratif-
Collaborative-Learning.
diluar sekolah dan antar siswa dari
Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 13
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

Dengan demikian selama berkolaborasi siswa adanya interaksi sosial antar anggota yang
bekerjasama dalam membangun pemahaman akan membantu perkembangan individu dan
dan konsep yang sama menyelesaikan setiap meningkatkan sikap saling menghormati
bagian dari masalah atau tugas tersebut. Unsur- pendapat semua anggota dalam kelompok.
unsur pembelajaran kolaboratif menurut Ketiga, teori motivasi teraplikasi dalam struktur
Johnson adalah sebagai berikut. pembelajaran kolaboratif karena pembelajaran
Pertama, interdependensi positif, bahwa kolaboratif akan memberikan lingkungan yang
keberhasilan dari masing-masing individual kondusif untuk belajar, menambah keberanian
berkaitan dengan kberhasilan kelompok, semua anggota untuk memberikan pendapat
individual akan mencapai tingkat yang sama dan menciptakan situasi saling memerlukan
dengan tingkat keberhasilan kelompok, pada seluruh anggota dalam kelompok.
sehingga pelajar termotivasi untuk membentuk Pembelajaran kolaboratif memiliki unsur
satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok. kognitif yakni adanya transformasi ilmu
Kedua, interaksi yang mendukung, bahwa para pengetahuan yang terjadi pada setiap anggota
pelajar diharapkan untuk saling mendukung kelompok, unsur interaksi sosial yakni sikap
dan membantu satu sama lain, setiap anggota saling menghormati pendapat anggota dalam
berbagi sumberdaya adan dukungan serta kelompok, dan terciptanya lingkungan yang
mendukung usaha satu smaa lain untuk belajar. kondusif untuk belajar sehingga anggota
Ketiga, akuntabilitas individu dan kelompok, kelompok berani untuk memberikan pendapat,
bahwa kelompok memiliki rasa tanggung saling bertukar informasi serta menciptakan
jawab untuk mencapai tujuannya. Keempat, situasi saling memerlukan. Dalam pembelajaran
pengembangan keterampilan kerja tim, bahwa kolaboratif juga mengandung unsur interaksi
para pelajar dituntut untuk mempelajari materi yang mendukung, akuntabilitas individual,
akademis dan juga mempelajari interpersonal pengembangan keterampilan kerja tim, dan
dan kelompok kecil yang dibutuhkan untuk pemrosesan kelompok.
dapat berfungsi sebagai bagian dari sebuah
kelompok. Kelima, pemrosesan kelompok, di
mana para pelajar harus belajar mengevaluasi 2. Mata Pelajaran Ekonomi
produktivitas kelompok mereka.14 Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah
Dapat dimaknai bahwa pembelajaran satu mata pelajaran yang diberikan kepada
kolaboratif terdapat unsur kognitif yakni adanya siswa di lembaga pendidikan formal dari mulai
transformasi ilmu pengetahuan yang terjadi sekolah menengah pertama samapi sekolah
pada setiap anggota kelompok, unsur interaksi menengah atas. Pembelajaran Ekonomi dapat
sosial yakni sikap saling menghormati pendapat dilakukan dengan berbagai metode, dan teknik
anggota dalam kelompok, dan terciptanya pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat
lingkungan yang kondusif untuk belajar sehingga menyerap materi yang diajarkan. Diperlukan
anggota kelompok berani untuk memberikan ketelitian dalam mengajarkan pengetahuan
pendapat, saling bertukar informasi serta Ekonomi. Ekonomi sebagai aspek dasar dalam
menciptakan situasi saling memerlukan. Dalam kehidupan manusia idak dapat dianggap sepele,
pembelajaran kolaboratif juga mengandung artinya Ekonomi merupakan salah satu aspek
unsur interaksi yang mendukung, akuntabilitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
individual, pengembangan keterampilan kerja manusia, selain ideologi, politik, sosial, budaya,
tim, dan pemrosesan kelompok. pertahanan dan keamanan. Ekonomi menjadi
kajian utama terkait dengan pemenuhan seluruh
Pertama, teori kognitif, berkaitan kebutuhan manusia. Sandang, pangan, papan
dengan terjadinya konsep antar anggota dan menajdi ranah dari ekonomi.
kelompok pada pembelajaran kolaboratif,
sehingga transformasi ilmu pengetahuan akan Hal ini juga tak lepas dari unsur perilaku
terjadi pada setiap anggota dalam kelompok. manusia sebagai subjek atau pelaku dalam
Kedua, teori kontruktivisme sosial, terlihat ekonomi. Substansinya, ilmu ekonomi
mempelajari perilaku dan tindakan manusia
14 Yusron, 2012, h. 13.

14 Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya tentang berfikr kritis adalah kemampuan untuk:
dan berkembang dengan sumberdaya yang (1) menentukan kredibilitas suatu sumber, (2)
ada melalui kegiatan produksi, konsumsi, dan membedakan antara yang relevan dari yang tidak
distribusi. Ilmu ekonomi menurut Supardan relevan, (3) membedakan fakta dari penilaian,
adalah: “usaha manusia untuk memenuhi (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi
kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang tidak terucapkan, (5) mengidentifikasi bias
yang diharapkan, dengan memilih penggunaan yang ada, (6) mengidentifikasi sudut pandang,
sumber daya produksi yang bersifat terbatas”.15 dan (7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan
Selanjutnya Rahman menjelaskan tentang untuk mendukung pengakuan”.18 Pendapat ini
hal-hal yang dipelajari dalam ilmu ekonomi dapat dimaknai bahwa berfikir kritis merupakan
adalah sebagai berikut: (1) mempelajari kemampuan seseorang untuk melihat,
berbagai masalah ekonomi dan mencari cara melakukan, memaknai segala sesuatu dengan
penyelesaian masalah tersebut. (2) mempelajari sudut pandangnya dan kecerdasannya.
cara pemenuhan kebutuhan manusia yang Berpikir kritis juga dapat dimaknai
beraneka ragam baik untuk masa sekarang sebagai kemampuan memberi alasan secara
atau masa yang akan datang. (3) pengetahuan terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu
tentang hidup bermasyarakat yang berhubungan alasan secara sistematis.19 Kecerdasan seseorang
dengan pemenuhan kebutuhan, (4) mempelajari dapat dilihat terhadap sesuatu masalah yang
berbagai alat, sarana dan prasarana yang ada di depannya dengan mampu berfikir
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.16 kritis. Sedangkan menurut Chance, berpikir
Dikaji dari berbagai pendapat, maka dapat kritis dapat diartikan sebagai kemampuan
disimpulkan bahwa ilmu ekonomi yaitu ilmu yang untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan
mempelajari perilaku individu dan masyarakat menata gagasan, mempertahankan pendapat,
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan juga mengevaluasi argumen dan memecahkan
sangatlah terbatas. Maka dengan mempelajari masalah.20 Mertes memaknai berpikir kritis
ilmu ekonomi, diharapkan manusia dapat sebagai sebuah proses yang sadar dan sengaja
mengatur kebutuhan hidupnya sesuai dengan yang digunakan untuk menafsirkan dan
kepentingannya, dan manusia dapat berperilaku mengevaluasi informasi dan pengalaman
ekonomi secara lebih cermat dan cerdas, sehingga dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan
akan tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan. yang memandu keyakinan dan tindakan.21
Mengingat hal tersebut, ilmu ekonomi harus Sedangkan Paul berpendapat tentang berpikir
diberikan kepada para siswa untuk bekal mereka kritis ini sebagai sebuah adalah model berpikir
nanti. Pemenuhan kebutuhan dengan berbagai –mengenai hal, substansi atau masalah apa
konsekuensinya diharapkan mampu disikapi saja –di mana si pemikir meningkatkan kualitas
dengan cerdas oleh siswa. pemikirannya dengan menangani secara
terampil struktur-struktur yang melekat dalam
pemikiran dan menerapkan standar-standar
3. Berpikir Kritis intelektual padanya.22
Berpikir kritis merupakan salah satu
keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting
diajarkan kepada para siswa, di samping C. Penutup
keterampilan berpikir kreatif. Berpikir kritis Manusia merupakan makhluk yang kaya
menururt Ennis (1962) merupakan cara dengan potensi yag luar biasa. Namun penanganan
berpikir secara beralasan dan reflektif dengan secara optimal dapat menumbuhkan serta
menekankan pada pembuatan keputusan meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya.
tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan,17 sedangkan Beyer berpendapat 18 Beyer, 1985.
19 Hassoubah, 2007.
15 Supardan, 2008, h. 367 20 Chance, 1986.
16 Rahman, 2005:, h. 3. 21 Mertes, 1991.
17 Ennis, 1962. 22 Paul, 1993.

Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 15


SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016

-------------, (1988). Kamus Besar Bahasa


Pembelajaran ekonomi yang sangat penting Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: Balai
guna pemenuhan kebutuhan manusia dengan Pustaka.
elebih cermat dan cerads, perlu diupayakan
dengan berbagai macam metode dan teknik Fadjar, M. (2001). Pendidikan Sebagai
serta strategi yang benar dan sesuai dengan Praksis Pendidikan Bangsa. Makalah
tingkat perkembangan usia siswa. Pembelakaran Seminar UPI Tidak diterbitkan. Bandung:
ekonomi dapat dilaksanakan dengan teknik UPI
pembelajaran kerjasama kolaboratif untuk Gintings, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis
meningkatkan keterampilan berfikir siswa agar Belajar dan Pembelajaran (Disiapkan untuk
dapat mengetahui, dan memaknai perananannya Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-
sebagai seseorang yang memiliki tanggung Dosen). Bandung: Humaniora.
jawab penuh untuk melaksanakan tugas sebaik-
Isjoni. (2010). Coopertif Learning (Efektifitas
baiknya. Kecerdasannya untuk mengatasi
Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.
berbagai permasalahan yang ada dihadapannya
sangat dibutuhkan, sehingga potensi yang Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning
dimilikinya dapat dieksplorasi semaksimal (Mempraktikan Cooperative Learning di
mungkin, sehingga mampu menumbuhkan rasa Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
empati dan simpati yang memang diperlukan Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian.
dalam kehidupan di masayarakat. Bandung: Alfabeta.
Teknik kerjasama kolaboratif dapat terus Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran.
diupayakan guna meningkatkan keterampilan Bandung: Remaja Rosdakarya.
berfikir kritis siswa. Pemanfaatan berbagai
penunjang pembelajaran dapat dimaksimalkan, Naisbitt, J. (1995). Mega Trend Asia-
namun keterampilan berfikir kritis harus terus Delapan Mega Trend Asia yang Mengubah
dikembangkan terkait potensi siswa yang Dunia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
sungguh luar biasa. Berharap ilmu ekonomi Supardan, Dadang. (2008). Pengantar Ilmu
dapat diajarkan secara maksimal dan pemenuhan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.
kebutuhan siswa akan pendidikan dalam hal ini
Rahman, Ading. dkk. (2005). Ekonomi Untuk
adalah mencerdaskan seluruh bangsa Indonesia
SMP Kelas VII. Bandung: CV Regina.
dapat terpenuhi sesuai amanat Pembukaan
UUD 1945 alinea keempat yakni mencerdaskan Yusron, Narulita. (2005). Cooperative Learning
kehidupan anak bangsa, di antaranya adalah (Teori, Riset, dan praktik). Bandung: Nusa
mampi meningkatkan pencurahan waktu Media.
pada tugas, rasa harga diri menjadi lebih --------------------, (2012) Teknik-teknik
tinggi, memperbaiki kehadiran, angka putus Pembelajaran Kolaboratif. Bandung:
sekolah menjadi rendah, penerimaan terhadap Nusamedia.
perbedaan individu menjadi lebih besar, perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antar http://www.gurukelas.com/2011/06/belajar-
pribadi berkurang, sikap apatis berkurang, kolaboratif-collaborative-earning.
pemahaman yang lebih mendalam, motivasi http://bakulilmu.blogspot.com/2012/07/
belajar meningkat, hasil belajar meningkat. cooperative-and-colaborative learning.
html. 18.38.
D. Daftar Pustaka http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/
dokumen/Sisdiknas UU No.20 Tahun
Depdiknas. (2003). Undang- undang RI 2003. pdf.03.26
No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta. http://penelitiantindakankelas.blogspot.
co.id/2012/12/10-definisi-berpikir-kritis.
html

16 Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430

Anda mungkin juga menyukai