Ratna Tiharita S.
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
Email: ratna_tiharita@yahoo.com
Naskah diterima : 27 April 2016, direvisi : 26 Mei 2016, disetujui : 26 Juni 2016
Abstract
There are many problems arise in learning proccess. It can be derived from human resources itself, teacher or student,
infrastructure, methods, learning techniques which are less attractive. Learning techniques have an important role because
it is able to develop the students’ potential. Critical thinking is a gift of God Almighty given to mankind for improvement
in their lives. Therefore, critical thinking should be explored. There are a variety of learning techniques, but not always
in accordance with the learning techniques of teaching materials. In the hope of critical thinking can be developed through
the collaborative work techniques. In this case, intelligence is needed to make a teacher effective learning. Utilization
engineering collaborative work on economic subjects is expected to be an alternative. This paper will discuss the urgency of
what techniques utilizing collaborative work to improve students’ critical thinking.
Keywords: technical cooperation collaborative; subjects economics; critical thinking
Abstrak
Banyak permasalahan muncul dalam pembelajaran. Hal ini dapat berasal dari sumber daya manusianya
itu sendiri, yakni guru atau siswa, sarana prasarana, metoda, atau dari teknik pembelajaran yang kurang
menarik. Teknik pembelajaran memiliki peran penting karena mampu menumbuhkembangkan potensi
siswa. Berfikir kritis merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada manusia untuk
perbaikan dalam kehidupannya. Maka dari itu, berfikir kritis harus dieksplorasi. Ada beragam teknik
pembelajaran, namun tidak selalu teknik pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Di harapkan berfikir
kritis dapat dikembangkan melalui teknik kerjasama kolaboratif. Dalam hal ini, Kecerdasan seorang
guru diperlukan guna menjadikan pembelajaran efektif. Pemanfaatan teknik kerjasama kolaboratif pada
mata pelajaran ekonomi diharapkan dapat menjadi alternatif. Makalah ini akan membahas tentang apa
urgensinya memanfaatkan teknik kerjasama kolaboratif guna meningkatkan berfikir kritis siswa.
Kata kunci: teknik kerjasama kolaboratif; mata pelajaran ekonomi; berpikir kritis
Pengutipan: S. Tiharita, R. (2016). Pemanfaatan Teknik Kerjasama Kolaboratif pada Mata Pelajaran
Ekonomi Guna Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal,
3(1), 2016, 9-16. doi:10.15408/sd.v3i1.3793.
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/sd.v3i1.3793
menghitung, menggunakan logika dan melatih belajar keterampilan sosial, sementara itu secara
ketelitian, kecermatan dan kesabaran dalam bersamaan mengembangkan sikap demokrasi
mempelajarinya karena materi ini mempelajari dan keterampilan berpikir logis.
cara pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran
dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di
suatu badan usaha dengan nominal rupiah yang a. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
besar. Hasil pembelajaran Ekonomi siswa masih Lungren menjelaskan bahwa pembelajaran
tergolong rendah. Faktor yang menyebabkannya kooperatif merupakan pembelajaran kelompok
adalah karena pembelajarannya masih yang dapat membuat siswa bekerjasama dalam
konvensional, yakni pembelajaran yang kelompok untuk memahami materi belajar,
masih berpusat pada guru. Faktor lain yang sehingga terdapat banyak manfaat yang
menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar diperoleh bila melaksanakan pembelajaran
kognitif pada pelajaran ekonomi-akuntansi kooperatif ini. Adapun manfaat pembelajaran
adalah rendahnya motivasi belajar siswa kooperatif menurut Lungren, yaitu: (1)
dalam mempelajari pelajaran umum, mereka meningkatkan pencurahan waktu pada tugas,
cenderung kurang bersemangat saat proses (2) rasa harga diri menjadi lebih tinggi, (3)
pembelajaran berlangsung. Terlepas dari faktor memperbaiki kehadiran, (4) angka putus sekolah
luar dan dalam yang meliputi kondisi siswa, maka menjadi rendah, (5) penerimaan terhadap
inilah yang mengakibatkan hasil belajar kognitif perbedaan individu menjadi lebih besar, (6)
siswa kurang maksimal. Rendahnya hasil belajar perilaku mengganggu menjadi lebih kecil,
kognitif siswa pada pelajaran Ekonomi ini bisa (7) konflik antar pribadi berkurang, (8) sikap
dibuktikan dengan melihat masih banyak siswa apatis berkurang, (9) pemahaman yang lebih
yang hasil ulangan hariannya dibawah KKM mendalam, (10) motivasi belajar meningkat, (11)
(Kriteria Kumulatif Minimum), dimana KKM hasil belajar meningkat, dan (12) meningkatkan
untuk pelajaran masih dianggap rendah. kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.5
Memaknai manfaat pembelajaran kerjasama
B. Pembahasan ternyata begitu banyak perilaku positif yang
dapat diambil hal ini menjadi sebuah keniscayaan
1. Pembelajaran Kerjasama Kolaboratif bahwa perilaku dapat dibentuk ketika guru
“Kerjasama kooperatif adalah memberikan teknik pembelajaran yang ideal
kerjasama antar siswa yang berbeda tingkat untuk memberikan maeri pelajaran. Selanjutnya
kemampuannya, siswa dengan kemampuan yang Stahl menjelaskan bahwa manfaat pembelajaran
lebih tinggi akan menularkan dan mendorong kooperatif yaitu:
siswa yang lebih rendah kemampuannya”.4 Siswa dapat meraih keberhasilan dalam
Kalimat ini dapat dimaknai bahwa pembelajaran belajar, disamping itu juga bisa melatih
kooperatif merupakan pembelajaran yang siswa untuk memiliki keterampilan, baik
dilakukan oleh sejumlah siswa sebagai anggota keterampilan berpikir (thingking skill)
kelompok kecil secara heterogen dengan tingkat maupun keterampilan sosial (social skill),
kemampuan yang berbeda. Kelompok yang seperti keterampilan untuk mengemukakan
dibentuk ini memiliki tugas masing-masing. pendapat, menerima saran dan masukan
Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya dari orang lain, bekerjasama, rasa setia
setiap anggota kelompok harus bekerjasama kawan dan mengurangi timbulnya perilaku
dan saling membantu untuk memahami yang menyimpang dalam kehidupan kelas,
materi pelajaran, serta belajar dikatakan siswa juga akan memiliki motivasi yang
belum selesai apabila salah satu teman dalam tinggi karena didorong dan didukung dari
kelompok belum menguasai bahan pelajaran. rekan sebaya.6
Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif
mencerminkan pandangan bahwa manusia Mencermati manfaat pembelajaran
belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi kooperatif tersebut penulis uraikan bahwa
aktif dalam kelompok kecil membantu siswa 5 Lihat: Majid, 2013, h. 175.
6 Lihat: Isjoni, 2010, h. 23.
4 Gintings, 2010, h. 216.
Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 11
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016
potensi yang dimiliki manusian di samping itu berbagai kelas dan sekolah.
merupakan pembelajaran yang menekankan 15) Pembelajaran kolaboratif menciptakan
pada pembangunan makna oleh siswa suasana kelas tempat para siswa
dari proses sosial pada saat pembelajaran, dapat mengembangkan keterampilan
yang didasari oleh teori interaksional yang kepemimpinannya.12
memandang belajar sebagai suatu proses Pembelajaran kolaboratif dapat disimak
membangun makna melalui interaksi sosial. dari pendapat di atas, bahwa kemampuan atau
Berdasarkan karakteristik tersebut, terdapat potensi siswa yang begitu banyak mampu
banyak manfaat dari pembelajaran kolaboratif dieksplorasi oleh guru melalui pembelajaran
jika pelaksanaannya dilakukan secara maksimal. kolaboratif. Selain kebutuhan akan individu
Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dapat ditingkatkan, juga kebutuhan social
yang melibatkan para siswa dalam kelompok, dapat dikembangkan. Bagaimana karakter-
bekerja sama secara aktif untuk mencapai karakter positif dari siswa seperti sikap
suatu tujuan yang sama, di mana, siswa yang tanggung jawab, apresiasi, empati dan simpatik
terlibat dalam kelompok tersebut saling berbagi dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.
pengetahuan dan pengalaman, sehingga kedua Selanjutnya, manfaat lainnya dari pembelajaran
pihak yang bekerjasama akan saling mengisi kolaboratif yaitu: (1) menumbuhkan rasa
dan melengkapi kekurangan satu sama lain. tanggung jawab masing-masing individu, (2)
Hasilnya, kedua pihak akan meningkatkan belajar memecahkan masalah bersama, (3)
pengetahuannya masing-masing. Adapun menumbuhkan rasa kebersamaan antar anggota
manfaat dari pembelajaran kolaboratif menurut kelompok, (4) setiap anggota merasa dirinya
Warsono dan Hariyanto, yaitu sebagai berikut: sebagai bagian dari kelompok, (5) menambah
1) Mengembangkan keterampilan berpikir keberanian untuk mengungkapkan ide atau
tingkat tinggi. pendapat, (6) menambah pengetahuan dan
2) Meningkatkan interaksi yang lebih dengan pengalaman anggota kelompok.13
murid. Belajar secara kolaboratif akan dapat
3) Meningkatkan daya ingat siswa. membangun lingkungan pembelajaran yang
4) Membangun rasa percaya diri para siswa. berpusat pada siswa, kontekstual, bersuasana
5) Meningkatkan tingkat kepuasan karena kerjasama karena melibatkan siswa sebagai
bertambahnya pengalaman. tokoh utama yaitu kolaborator dan partisipator
6) Meningkatkan sikap positif kepada materi aktif dalam proses belajar. Pembelajaran
pembelajaran. kolaboratif juga dapat menjadikan siswa
7) Menciptakan suasana pembelajaran aktif menghargai pendapat orang lain, perbedaan
yang penuh dengan keterlibatan dan individu di antara para siswa bisa diterima
eksplorasi oleh siswa. dalam pembelajaran kolaboratif. Selain itu,
8) Meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran kolaboratif dapat membantu
adanya berbagai perbedaan. siswa mengembangkan keterampilan berpikir
9) Meningkatkan tanggung jawab belajar. tingkat tinggi, menumbuhkan motivasi belajar
10) Mengembangkan tanggung jawab siswa dan rasa percaya diri siswa.
satu sama lain.
11) Mendorong guru untuk melakukan teknik
penilaian alternatif terhadap siswa. e. Unsur Pembelajaran Kolaboratif
12) Pembelajaran kolaboratif dapat Pembelajara kolaboratif memiliki
ditingkatkan dalam kelas personal yang komponen tersendiri. Komponen atau
jumlah siswanya besar. unsur dari pembelajaran kolaboratif yang
13) Peningkatan kecakapan dan kebiasaan dilaksanakan utuk mencapai tujuan yang sama,
praktik dapat dilaksanakan baik didalam dengan menekankan pada para siswa untuk
maupun luar sekolah. bekerjasama menyelesaikan masalah yang sama.
14) Pembelajaran kolaboratif meningkatkan 12 Warsono dan Hariyanto, 2013, h. 79.
hubungan sosial dan hubungan akademik 13 Lihat: :http://gurukelas.com/2011/06/27/Belajar-kolaboratif-
Collaborative-Learning.
diluar sekolah dan antar siswa dari
Copyright © 2016, SOSIO DIDAKTIKA, p-ISSN: 2356-1386, e-ISSN: 2442-9430 13
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 3 (1), 2016
Dengan demikian selama berkolaborasi siswa adanya interaksi sosial antar anggota yang
bekerjasama dalam membangun pemahaman akan membantu perkembangan individu dan
dan konsep yang sama menyelesaikan setiap meningkatkan sikap saling menghormati
bagian dari masalah atau tugas tersebut. Unsur- pendapat semua anggota dalam kelompok.
unsur pembelajaran kolaboratif menurut Ketiga, teori motivasi teraplikasi dalam struktur
Johnson adalah sebagai berikut. pembelajaran kolaboratif karena pembelajaran
Pertama, interdependensi positif, bahwa kolaboratif akan memberikan lingkungan yang
keberhasilan dari masing-masing individual kondusif untuk belajar, menambah keberanian
berkaitan dengan kberhasilan kelompok, semua anggota untuk memberikan pendapat
individual akan mencapai tingkat yang sama dan menciptakan situasi saling memerlukan
dengan tingkat keberhasilan kelompok, pada seluruh anggota dalam kelompok.
sehingga pelajar termotivasi untuk membentuk Pembelajaran kolaboratif memiliki unsur
satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok. kognitif yakni adanya transformasi ilmu
Kedua, interaksi yang mendukung, bahwa para pengetahuan yang terjadi pada setiap anggota
pelajar diharapkan untuk saling mendukung kelompok, unsur interaksi sosial yakni sikap
dan membantu satu sama lain, setiap anggota saling menghormati pendapat anggota dalam
berbagi sumberdaya adan dukungan serta kelompok, dan terciptanya lingkungan yang
mendukung usaha satu smaa lain untuk belajar. kondusif untuk belajar sehingga anggota
Ketiga, akuntabilitas individu dan kelompok, kelompok berani untuk memberikan pendapat,
bahwa kelompok memiliki rasa tanggung saling bertukar informasi serta menciptakan
jawab untuk mencapai tujuannya. Keempat, situasi saling memerlukan. Dalam pembelajaran
pengembangan keterampilan kerja tim, bahwa kolaboratif juga mengandung unsur interaksi
para pelajar dituntut untuk mempelajari materi yang mendukung, akuntabilitas individual,
akademis dan juga mempelajari interpersonal pengembangan keterampilan kerja tim, dan
dan kelompok kecil yang dibutuhkan untuk pemrosesan kelompok.
dapat berfungsi sebagai bagian dari sebuah
kelompok. Kelima, pemrosesan kelompok, di
mana para pelajar harus belajar mengevaluasi 2. Mata Pelajaran Ekonomi
produktivitas kelompok mereka.14 Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah
Dapat dimaknai bahwa pembelajaran satu mata pelajaran yang diberikan kepada
kolaboratif terdapat unsur kognitif yakni adanya siswa di lembaga pendidikan formal dari mulai
transformasi ilmu pengetahuan yang terjadi sekolah menengah pertama samapi sekolah
pada setiap anggota kelompok, unsur interaksi menengah atas. Pembelajaran Ekonomi dapat
sosial yakni sikap saling menghormati pendapat dilakukan dengan berbagai metode, dan teknik
anggota dalam kelompok, dan terciptanya pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat
lingkungan yang kondusif untuk belajar sehingga menyerap materi yang diajarkan. Diperlukan
anggota kelompok berani untuk memberikan ketelitian dalam mengajarkan pengetahuan
pendapat, saling bertukar informasi serta Ekonomi. Ekonomi sebagai aspek dasar dalam
menciptakan situasi saling memerlukan. Dalam kehidupan manusia idak dapat dianggap sepele,
pembelajaran kolaboratif juga mengandung artinya Ekonomi merupakan salah satu aspek
unsur interaksi yang mendukung, akuntabilitas yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
individual, pengembangan keterampilan kerja manusia, selain ideologi, politik, sosial, budaya,
tim, dan pemrosesan kelompok. pertahanan dan keamanan. Ekonomi menjadi
kajian utama terkait dengan pemenuhan seluruh
Pertama, teori kognitif, berkaitan kebutuhan manusia. Sandang, pangan, papan
dengan terjadinya konsep antar anggota dan menajdi ranah dari ekonomi.
kelompok pada pembelajaran kolaboratif,
sehingga transformasi ilmu pengetahuan akan Hal ini juga tak lepas dari unsur perilaku
terjadi pada setiap anggota dalam kelompok. manusia sebagai subjek atau pelaku dalam
Kedua, teori kontruktivisme sosial, terlihat ekonomi. Substansinya, ilmu ekonomi
mempelajari perilaku dan tindakan manusia
14 Yusron, 2012, h. 13.
untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya tentang berfikr kritis adalah kemampuan untuk:
dan berkembang dengan sumberdaya yang (1) menentukan kredibilitas suatu sumber, (2)
ada melalui kegiatan produksi, konsumsi, dan membedakan antara yang relevan dari yang tidak
distribusi. Ilmu ekonomi menurut Supardan relevan, (3) membedakan fakta dari penilaian,
adalah: “usaha manusia untuk memenuhi (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi
kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran yang tidak terucapkan, (5) mengidentifikasi bias
yang diharapkan, dengan memilih penggunaan yang ada, (6) mengidentifikasi sudut pandang,
sumber daya produksi yang bersifat terbatas”.15 dan (7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan
Selanjutnya Rahman menjelaskan tentang untuk mendukung pengakuan”.18 Pendapat ini
hal-hal yang dipelajari dalam ilmu ekonomi dapat dimaknai bahwa berfikir kritis merupakan
adalah sebagai berikut: (1) mempelajari kemampuan seseorang untuk melihat,
berbagai masalah ekonomi dan mencari cara melakukan, memaknai segala sesuatu dengan
penyelesaian masalah tersebut. (2) mempelajari sudut pandangnya dan kecerdasannya.
cara pemenuhan kebutuhan manusia yang Berpikir kritis juga dapat dimaknai
beraneka ragam baik untuk masa sekarang sebagai kemampuan memberi alasan secara
atau masa yang akan datang. (3) pengetahuan terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu
tentang hidup bermasyarakat yang berhubungan alasan secara sistematis.19 Kecerdasan seseorang
dengan pemenuhan kebutuhan, (4) mempelajari dapat dilihat terhadap sesuatu masalah yang
berbagai alat, sarana dan prasarana yang ada di depannya dengan mampu berfikir
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.16 kritis. Sedangkan menurut Chance, berpikir
Dikaji dari berbagai pendapat, maka dapat kritis dapat diartikan sebagai kemampuan
disimpulkan bahwa ilmu ekonomi yaitu ilmu yang untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan
mempelajari perilaku individu dan masyarakat menata gagasan, mempertahankan pendapat,
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak membuat perbandingan, menarik kesimpulan,
terbatas, sementara alat pemuas kebutuhan juga mengevaluasi argumen dan memecahkan
sangatlah terbatas. Maka dengan mempelajari masalah.20 Mertes memaknai berpikir kritis
ilmu ekonomi, diharapkan manusia dapat sebagai sebuah proses yang sadar dan sengaja
mengatur kebutuhan hidupnya sesuai dengan yang digunakan untuk menafsirkan dan
kepentingannya, dan manusia dapat berperilaku mengevaluasi informasi dan pengalaman
ekonomi secara lebih cermat dan cerdas, sehingga dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan
akan tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan. yang memandu keyakinan dan tindakan.21
Mengingat hal tersebut, ilmu ekonomi harus Sedangkan Paul berpendapat tentang berpikir
diberikan kepada para siswa untuk bekal mereka kritis ini sebagai sebuah adalah model berpikir
nanti. Pemenuhan kebutuhan dengan berbagai –mengenai hal, substansi atau masalah apa
konsekuensinya diharapkan mampu disikapi saja –di mana si pemikir meningkatkan kualitas
dengan cerdas oleh siswa. pemikirannya dengan menangani secara
terampil struktur-struktur yang melekat dalam
pemikiran dan menerapkan standar-standar
3. Berpikir Kritis intelektual padanya.22
Berpikir kritis merupakan salah satu
keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting
diajarkan kepada para siswa, di samping C. Penutup
keterampilan berpikir kreatif. Berpikir kritis Manusia merupakan makhluk yang kaya
menururt Ennis (1962) merupakan cara dengan potensi yag luar biasa. Namun penanganan
berpikir secara beralasan dan reflektif dengan secara optimal dapat menumbuhkan serta
menekankan pada pembuatan keputusan meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya.
tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan,17 sedangkan Beyer berpendapat 18 Beyer, 1985.
19 Hassoubah, 2007.
15 Supardan, 2008, h. 367 20 Chance, 1986.
16 Rahman, 2005:, h. 3. 21 Mertes, 1991.
17 Ennis, 1962. 22 Paul, 1993.