PENGUKURAN EVAPORASI
Disusun oleh :
NOVEMBER 2019
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI PENGUKURAN EVAPORASI
A. Tujuan
B. Dasar Teori
D. Langkah Kerja
3 Parkiran 24 26 3 497 3 0
mobil
rektorat
4 Depan 11 20 3 41 2 2
asrama
putri
5 Sebelah 14 22 3 251 2 10
barat
mushola
fis
6 Depan 14 16 3 689 3 10
pasca
sarjana
depan
rektorat
7 Depan 22 42 3 140 3 3
bengkel
FIP
8 Jl 16 14 3 105 3 8
Soekarno
-Hatta
Indah II
no.49
9 Depan 18 20 2 172 2 2
FIS
10 Jl. 16 14 3 50 2 7
Galungg
ung
no.54k
11 Taman 10 20 1 5430 3 38
depan
perpusta
kaan
12 Jl. 38 54 3 20 2 0
Terusan
Ambara
wa 13C
13 Lap A2 50 28 3 164 3 2
dekat
Rektorat
14 Jl. Tirto 16 20 3 15 2 0
Tomo
Landung
sari
15 Halaman 14 5,6 2 90 3 0
rumah
Badiatus
16 Depan 26 30 3 877 2 8
rektorat
(Karangp
loso)
17 Taman 20 16 3 373 2 5
P.IPS
20 Dekat 30 32 3 928 3 5
lap futsal
A2
Nilai 4 5430 3 38
50 54
Maksimal
Nilai Minimal 10 5.6 1 15 2 0
Rata - rata 22.97 25.57
Rata – rata evaporasi yang didapat dari hasil praktikum adalah sebagai
berikut :
• Air bersih = 22,97 mm
• Air tercemar = 25,57 mm
Air Tercemar
No Tempat Waktu Air Bersih (mm)
(mm)
06.00 0 0
08.00 2 2
Perum Pondok 10.00 2 1
1 Alam Sigura 12.00 4 4
Gura 14.00 3 2
16.00 0 0
18.00 1 0
06.00 0 0
08.00 3 2
10.00 2 2
2 Taman PIPS 12.00 2 2
14.00 1 1
16.00 2 1
18.00 0 0
06.00 0 0
08.00 3 6
10.00 2 4
3 Bengkel FIP 12.00 2 3
14.00 1 2
16.00 2 4
18.00 1 2
06.00 0 0
08.00 1 1
10.00 0 1
Sebelah barat
4 12.00 2 3
musholla FIS
14.00 2 2
16.00 1 3
18.00 1 1
06.00 0 0
08.00 3 5
Lapangan A2 10.00 4 1
5 sebelah lap 12.00 4 2
volly 14.00 2 2
16.00 1 2
18.00 1 1
06.00 0 0
Taman depan
6 08.00 0 0
perpus
10.00 0 1
12.00 0 4
14.00 3 4
16.00 3 8
18.00 5 10
06.00 0 0
08.00 0 0
Halaman 10.00 1 0,5
7 rumah karang 12.00 1 1
ploso 14.00 3 0,8
16.00 2 0,5
18.00 0 0
06.00 0 0
08.00 2 1
10.00 2 2
Jl. Tirto utomo
8 12.00 2 1
Landung Sari
14.00 2 3
16.00 0 2
18.00 0 1
06.00 0 0
08.00 1 3
10.00 2 2
Asrama putri
9 12.00 1 2
UM
14.00 1 1
16.00 0 0
18.00 0 0
06.00 0 0
08.00 1 0
Jl. Soekarno 10.00 1 1
10 Hatta Indah 12.00 2 1
II/49 14.00 1 4
16.00 3 0
18.00 0 2
06.00 0 0
08.00 3 3
10.00 1 2
Depan pasca
11 12.00 2 1
sarjana
14.00 2 3
16.00 2 0
18.00 1 2
06.00 0 0
Lapangan A2 08.00 6 6
12 sebelah lap
10.00 3 0
basket
12.00 9 8
14.00 3 1
16.00 2 1
18.00 0 4
06.00 0 0
08.00 7 10
Jl. Terusan 10.00 0 0
ambarawa no
13 12.00 6 8
13C , Sumber
Sari 14.00 4 6
16.00 2 3
18.00 0 0
06.00 0 0
08.00 1 3
Depan 10.00 2 3
14 Gedung 12.00 5 5
Rektorat 14.00 3 2
16.00 1 1
18.00 1 1
06.00 0 0
08.00 1 1
Jl. 10.00 2 2
15 Galunggung 12.00 2 1
no 58k 14.00 1 1
16.00 1 1
18.00 1 1
06.00 0 0
08.00 1 1
10.00 2 2
Dekat lap
16 12.00 1 1
futsal A2
14.00 1 1
16.00 1 1
18.00 1 1
06.00 0 0
08.00 0 1
10.00 1 1
17 Depan FIS 12.00 4 4
14.00 2 2
16.00 2 2
18.00 0 0
06.00 0 0
08.00 2,5 3
Jemura
18 10.00 7 8
pondok
12.00 4 6
14.00 2 3
16.00 0 1
18.00 1 1
06.00 0 0
08.00 2 2
10.00 4 5
Parkiran mobil
19 12.00 1 1
rektorat
14.00 2 0
16.00 1 0
18.00 2 3
06.00 0 0
08.00 4 3
Parkiran 10.00 3 3
20 sepeda 12.00 2 2
rektorat 14.00 2 2
16.00 5 5
18.00 2 2
Pukul 06.00 :
Pukul 08.00 :
Pukul 10.00 :
Pukul 12.00 :
Pukul 14.00 :
• Rata-rata evaporasi air bersih 2 mm
• Rata-rata evaporasi air tercemar 1,94 mm
Pukul 16.00 :
Pukul 18.00 :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada pukul 06.00 belum
terjadi penguapan air, baik pada air bersih maupun air tercemar. Mulai pukul
08.00 sudah mulai ada penguapan tetapi masih sedikit. Dari hal tersebut dapat
diketahui bahwa evaporasi sudah mulai berlangsung karena matahari mulai
menyinari wilayah tersebut. Evaporasi paling besar terjadi pada pukul 12.00
siang menuju 14.00 yaitu dengan rata-rata evaporasi air bersih 2,95 mm dan
evaporasi air tercemar 3 mm. Hal ini terjadi dikarenakan sinar matahari
menyinari bumi secara maksimal sehingga suhunya pun tinggi dan
menyebabkan evaporasi yang tinggi pula. Sedangkan pada pukul 15.00 sampai
pukul 18.00 mulai terjadi penurunan proses evaporasi karena sinar matahari
sudah mulai terbenam dan suhunya pun sudah mulai turun. Akibatnya pada
waktu inilah proses evaporasi mengalami penurunan.
Dari data diatas dapat diartikan bahwa jumlah pohon yang paling
berpengaruh terletak pada rentang 0 – 13 dengan tingkat evaporasi pada air
tercemar 5 – 21 mm sebanyak 9 sampel. Sedangkan jumlah pohon yang tidak
terlalu berpengaruh terletak pada rentang 28 – 38 dengan tingkat evaporasi 5 -
21 mm sebanyak 1 sampel saja. Pada air tercemar ini dapat didimpulkan bahwa
semakin sedikit pohon maka evaporasinya semakin besar. Hal ini terjadi karena
sinar matahari tidak terhalang oleh pohon.
Dari data diatas dapat diartikan bahwa yang paling berpengaruh pada
penelitian evaporasi pada air tercemar terletak pada rentang 15 – 1810 m2
dengan tingkat evaporasi pada air tercemar 5 – 21 mm yaitu 9 sampel.
Sedangkan jumlah luas yang tidak terlalu berpengaruh terletak pada rentang
3626 – 5430 m2 dengan tingkat evaporasi 5 - 21 mm yaitu 1 sampel saja.
Tabel 5.a. Hubungan antara jenis lantai dengan evaporasi air bersih
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jenis lantai 3 dengan tingkat
evaporasi 10-23 mm merupakan jumlah evaporasi terbanyak. Paving
merupakan jenis lantai yang menghasilkan evaporasi paling besar. Hal ini
disebabkan karena paving terbuat dari semen yang memiliki sifat mudah
menyerap dan melepaskan panas. Berbeda dengan tanah dan rumput yang
lambat dalam menyerap dan melepaskan panas. Sedangkan evaporasi air
bersihnya rata-rata berada di tingkat 10-23 mm atau tergolong rendah tetapi
dalam jumlah terbanyak yaitu 8 sampel. Hal ini disebabkan karena di dalam air
bersih tidak ada mikroorganisme yang menyerap oksigen disekitarnya.
Akibatnya, penguapannya rendah.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa evaporasi air tercemar paling
banyak terdapat pada lantai 3 (paving) dengan rentang evaporasi 22-38 mm
atau tergolong sedang. Ini artinya tingkat evaporasi air tercemar lebih tinggi
jika dibandingkan dengan evaporasi air bersih. Hal ini disebabkan karena
dalam air tercemar terdapat ion-ion yang bermuatan di mana ketika terkena
panas matahari, ion tersebut bergerak cepat dan menyebabkan suhunya tinggi.
Akibatnya tingkat evaporasinya lebih tinggi. Selain itu, jenis lantai 3 yaitu
paving juga mempengaruhi di mana paving tersebut terbuat dari semen yang
memiliki sifat mudah menyerap dan melepaskan panas. Berbeda dengan tanah
dan rumput yang lambat dalam menyerap dan melepaskan panas yang
mempengaruhi tingkat evaporasi.
Tabel 6.a. Hubungan antara keterbukaan dengan evaporasi air bersih
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin terbuka suatu tempat
dan semakin tercemarnya air maka tingkat evaporasinya tinggi. Di mana dalam
data di atas rata-rata evaporasinya tergolong lebih tinggi dari evaporasi air
bersih. Hal ini dikarenakan jika suatu tempat itu terbuka maka sinar matahari
akan sampai ke bumi secara maksimal. Selain itu, sinar matahari tersebut
menyebabkan ion-ion dalam air tercemar menyebabkan pergerakan yang cepat,
sehingga suhunya menjadi tinggi dan cepat terjadi evaporasi.
Praktikum pengukuran evaporasi atau penguapan pada acara II ini
dilakukan di wilayah sekitar Universitas Negeri Malang yang dibagi dalam 20
titik. Pada praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisis waktu
yang paling besar terjadi evaporasi, menganalisis perbedaan evaporasi air
bersih dengan air tercemar dan menganalisis hubungan kondisi lingkungan
dengan evaporasi.
Hasil dari pengujian sampel didapatkan hasil bahwa air yang menguap
pada sampel air bersih sebanyak 0,7 cm dari 10 cm, sedangkan pada sampel
air tercemar sebanyak 0,12 cm dari 10 cm. Dapat disimpulkan dari hasil
praktikum bahwa sampel air tercemar lebih cepat menguap dari pada sampel
air bersih.
1. Luas wilayah pada saat pengujian tingkat evaporasi air bersih tersebut
dapat dikatakan berbanding lurus, sedangkan pada tingkat evaporasi air
tercemar dapat dikatakan hanya sedikit ada pengaruh yang dialami.
2. Pada tabel hubungan antara kondisi lantai terhadap tingkat evaporasi,
dapat dilihat bahwasannya teori pemantulan cahaya oleh lantai tidak
begitu berpengaruh terhadap tingkat evaporasi. Karena lantai
aspal/semen yang seharusnya dapat memantulkan cahaya secara penuh
tidak berpengaruh terhadap tingkat evaporasi. Sedangkan lantai paving
memiliki pengaruh yang lebih besar dalam pemantulan cahaya karena
lantai paving dapat menyerap serta memantulkan cahaya. Pada tabel
selanjutnya menjelaskan bahwa jumlah pohon yang ada disekitar
tempat terjadinya evaporasi air bersih berbanding lurus dengan besar
kecilnya tingkat evaporasi. Sedangkan jumlah pohon yang ada disekitar
tempat terjadinya evaporasi air tercemar hanya mempengaruhi tingkat
evaporasi secara tidak penuh.
3. Kondisi keterbukaan lingkungan dinilai tidak berpengaruh secara
maksimal terhadap tingkat evaporasi air bersih. Sebaliknya, pada
tingkat evaporasi air tercemar kondisi keterbukaan lingkungan
berpengaruh secara maksimal.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa luas wilayah, kondisi lantai, jumlah
pohon, serta keterbukaan lingkungan tidak berpengaruh secara penuh terhadap
tingkat evaporasi dua sampel air yang ada. Kami berpendapat bahwa mungkin
terdapat faktor – faktor lain yang mempengaruhi tingkat evaporasi sampel air
tersebut seperti arah datangnya cahaya, kecepatan angin, kelembapan udara,
itensitas penyinaran matahari, serta tinggi rendahnya tekanan udara
dilingkungan terjadinya evaporasi.
F. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa air tercemar lebih besar dan lebih cepat proses
evaporasinya dibandingkan air bersih. Hal ini dikarenakan air tercemar lebih
banyak mengandug ion – ion bermuatan yang apabila terpapar sinar matahari
menyebabkan ion tersebut akan bergerak lebih cepat dan suhu pada air lebih
panas dan sehingga memperbesar terjadinya evaporasi. Tetapi ada beberapa
faktor lain yang ikut mempengaruhi terjadinya perbedaan besarnya evaporasi
yaitu keadaan lingkungan sekitar mulai dari banyaknya vegetasi di wilayah
praktikum, luas daerah yang mempengaruhi evaporasi yang dilihat dari
semakin luas suatu wilayah maka akan memperkecil laju evaporasi dan itu juga
terjadi sebaliknya. Selain itu, suhu atau temperature ikut juga mempengaruhi
evaporasi di mana semakin panas suhu akan memperbesar terjadinya evaporasi
dan juga sebaliknya. Sinar matahari menjadi faktor utama penentu besar atau
tidaknya evaporasi karena merupakan salah satu komponen untuk mengubah
air menjadi uap air yang terangkat ke atmosfer.
G. Daftar Pustaka
Lampiran