Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN ANTARA EKONOMI ORANG TUA DENGAN GAYA

BELAJAR MAHASISWA

Proposal Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampuh: Dra. Resmiyati Yunus., M.Pd

Oleh :

Sarini N. Laindjong
Nur Indawati Udin
Lulun Moha

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidup kita tidak akan terlepas dari aktivitas ekonomi sebab ekonomi
menjadi salah satu sumber masalah dalam kehidupan manusia. Secara umum
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam kebutuhan hidup tersebut
untuk dapat memenuhi kesejahteraan hidup. Ekonomi atau Perekonomian
adalah salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan serta sumber daya
manusia yang dimana ekonomi saling berkaitan dengan kegiatan setiap
individu.
Kegiatan ekonomi adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dunia ini tidak ada manusia yang
bisa melakukan segala hal seorang diri karena manusia membutuhkan bantuan
orang lain untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Contoh kegiatan ekonomi
yakni bertani, menjual pakaian, berdagang, dsb. Tujuan dari kegiatan ekonomi
tentunya untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia, meningkatkan kualitas
hidup masyarakat dan mempertahankan keseimbangan lingkungan.
Ekonomi juga menjadi sumber masalah dalam kehidupan manusia sama
seperti judul proposal kami yang sangat menarik untuk dibahas yaitu
“Hubungan Ekonomi Orang Tua Dengan Gaya Belajar Mahasiswa”. Gaya
belajar mahasiswa tentunya tidak bisa terlepas dari hubungan ekonomi yang
dimana kebanyakan kita jumpai pada kehidupan kampus mahasiswa dengan
berbagai gaya mulai dari penampilannya yang stylesh dan selalu mengikuti
trend terkini. Dari pengertian ekonomi diatas bahwa kita sebagai makhluk
sosial tidak bisa terlepas dari aktivitas ekonomi tentunya juga berhubungan
dengan masalah perekonomian mahasiswa yang dimana setiap orang tua
pastinya memiliki profesi serta pendapatan yang berbeda-beda.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masalah perekonomian orang tua
2. Gaya mahasiswa yang selalu mengikuti perkembangan zaman atau trend
terkini seperti outfit kampus yang hedon
3. Salah satu factor yang menjadi penyebab mahasiswa tidak mau
ketinggalan gaya yakni dipengaruhi oleh media social dengan dibukanya
belanja online melalui aplikasi seperti Shopee, Lazada, TikTokshop, dan
live para penjual online yang setiap saat mempromosikan dagangannya
dengan harga terjangkau sehingga disukai banyak orang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan antara perekonomian dengan gaya belajar
mahasiswa?
2. Apakah faktor ekonomi keluarga dapat mempengaruhi proses belajar
mahasiswa?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat mengetahui hubungan ekonomi orang tua dengan gaya
mahasiswa
2. Untuk dapat mengetahui faktor ekonomi keluarga dengan proses belajar
mahasiswa
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan kesadaran kepada mahasiswa mengenai perekonomian
orang tua dengan gaya mahasiswa
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai factor ekonomi dengan proses
belajar mahasiswa
3. Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam mutu pendidikan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ekonomi
Ekomomi berperan sebagai upaya dalam membebaskan manusia dari
cengkrama kemelaratan dengan, ekonomi yang cukup atau bahkan tinggi
seorang akan dapat hidup sejahtera dan tenang, sehingga orang yang
jiwanya tenang akan berpeluang secara baik supaya meraih kehidupan
yang lebih baik pula. Ekonomi keluarga adalah suatu kajian tentang
upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggungjawab
atas kebutuhan dan kebahagiaan bagi kehidupannya. (Megi, 2020 : 82)
Status sosial ekonomi seseorang tentu mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak-anaknya. Keluarga yang mempunyai status sosial
ekonomi yang baik, tentu akan memberi perhatian yang baik pula
terhadap pemenuhan sehari-hari dan akan memikirkan masa depan anak-
anaknya. Menurut Lilis, dkk, dalam Sugihartono, dkk (2015:3)
menyatakan bahwa status sosial ekonomi orang tua, meliputi tingkat
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan orang tua.
Keluarga yang memiliki status sosial ekonomi kurang mampu akan
cenderung untuk memikirkan bagaimana pemenuhan kebutuhan pokok
sehingga perhatian untuk meningkatkan pendidikan anak juga kurang.
Peranan ekonomi orang tua secara umum dapat dikatakan mempunyai
pengaruh terhadap gaya belajar mahasiswa. Hal ini disebabkan proses
belajar mengajar tentunya membutuhkan alat-alat atau seperangkat
pengajaran atau pembelajaran, contohnya seperti mempunyai alat tulis
menulis, buku bacaan dan lainnya yang bisa membantu dalam proses
pembelajaran. Menurut Gerungan (2004:196), bahwa keadaan social
ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan anak,
apabila kita perhatikan bahwa dengan adanya ekonomi yang cukup maka
lingkungan material yang dihadapi oleh anak dalam keluarga itu lebih
luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila
tidak ada prasananya. Pembelajaran membutuhkan biaya yang tidak
sedikit seperti alat-alat belajar mengajar contohnya yakni buku-buku
pelajaran, alat tulis menulis, laptop serta fasilitas lainnya. (Lilis Nur
Chotimah, dkk, 2016:76).
2.2 Pengertian Gaya Belajar
Para ahli memberikan beberapa pengertian gaya belajar. Pada dasarnya
kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
pasti berbeda tingkatannya, ada yang cepat, sedang, da nada pula yang
sangat lambat. Oleh karena itu, mahasiswa seringkali harus menempuh
cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi mahasiswa
(Menurut Winkel, 2009, dalam Wawan, 2016:108).
Gaya belajar adalah seperangkat karakteristik pribadi yang menjadikan
efektif pengajaran bagi beberapa mahasiswa dan tidak efektif bagi yang
lain. Ada tiga gaya belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestik.
Mengetahui gaya belajar mahasiswa sangat besar manfaatnya,
diantaranya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
mahasiswa, menimbulkan motivasi belajar, dan mengurangi konflik yang
timbul sebagai akibat dari belajar. Mahasiswa merupakan salah satu
komponen yang penting dalam sistem pendidikan. Mahasiswa adalah
orang yang mempunyai kemampuan dasar, baik secara fisik maupun
psikis yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik itu pendidikan
di keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang
menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya
belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat,
mendengar, menulis, dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi
sekunsial, analitik, global atau otak kiri-otak kanan, aspek lain adalah
ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar. Dari pengertian belajar
diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung
dipilih mahasiswa dalam menyerap dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi pada proses belajar. (Menurut Wawan Wahyudin,
2016:108 dalam Doperter dan Hemacki, 2011).
2.3 Macam-Macam Gaya Belajar
1. Visual (Visual Learners)
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat,
mengamati, memandang, dan sejenisnya yang terletak pada indera
penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat
yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus
(rangsangan) belajar. Orang dengan gaya belajar visual senang
mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagai. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media belajar yang
dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata). Gaya belajar visual
adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata sangat
memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan
seseorang untuk memperoleh informasi seperti melihat gambar, peta,
poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks
seperti tulisan dan huruf. Seorang yang bertipe visual, akan cepat
mempelajari bahan-bahan yang disajikam secara tertulis, bagan,
grafik, gambar. (Ni Putu Krisna Maheni, 2019:86).
Ciri-Ciri Gaya Belajar Visual
 Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir dosen yang
sedang mengajar
 Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
 Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara
lisan
 Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
2. Auditori (Auditory Learners)
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar dengan cara
mendengar. Gaya belajar ini lebih dominan menggunakan indera
pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia
mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila
melalui alat indera pendengaran (teliga). Orang dengan gaya belajar
auditorial memiliki kekuataan pada kemampuannya untuk mendengar.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan teliganya untuk
mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti
ceramah, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga
mendengarkan melalui nada nyanyian atau lagu. Orang yang bertipe
auditorial mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan dalam
bentuk suara (ceramah), mudah menangkap bahan pelajaran yang
diterangkan oleh guru, teman, atau radio. (Ni Putu Krisna Maheni,
2019:87).
Ciri-Ciri Gaya Belajar Auditor
 Mampu mengingat dengan baik penjelasan dosen di depan
kelas atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/kelas
 Cenderung banyak omong
 Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca
yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa
yang baru saja dibacanya
 Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
3. Kinestik (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar kinestik adalah gaya belajar dengan cara
bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan
mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang
dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila
bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Misalnya, memahami
makna halus apabila indera perasanya telah merasakan benda yang
halus. Orang yang bertipe kinestik, mereka mudah mempelajari bahan
yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari
bahan yang berupa suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara
kinestik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara
langsung. Menurut Ni Putu Krisna (2019:87) dalam De Porter & Mike
(2005), gaya belajar kinestik terdiri dari yang pertama belajar dengan
aktifikat fisik, kedua peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, ketiga
berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, keempat suka coba-coba
dan kurang rapi, yang kelima lemah dalam aktivitas verbal.
Karakteristik gaya belajar ini memiliki pengaruh terhadap pencapaian
hasil belajarnya. Dengan gaya belajar mahasiswa yang dominan,
ternyata mampu mencapai nilai tes yang jauh lebih tinggi
dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan
dengan gaya belajarnya.
Ciri-Ciri Gaya Belajar Kinestik
 Menyetuh segala sesuatu yang dijumpainya termasuk saat belajar
 Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
 Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
BAB III
METODOLOGI
3.1 Strategi Penelitian
Strategi penelitian adalah hal penting dalam penelitian
karena untuk memudahkan peneliti dalam meningkatkan
kualitas dari penelitian yang dilakukan. Strategi penelitian ini
menggunakan asosiatif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu studi empiris mengenai sharia compliance,
GCG dan kompetensi amil pada pengelolaan dana zakat.
Menurut Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan positivistic (data
konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan
dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu
kesimpulan. Filsafat positivistic digunakan pada populasi atau
sampel tertentu.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2018: 117) Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh amil zakat dari BZNAS (Bazis) Provinsi DKI
Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh amil zakat yang bekerja di
BAZNAS (Bazis) Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah 70
amil zakat.
3.2.2 Sampel
Sampel Menurut Sugiyono (2018: 118) sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sedangkan ukuran sampel merupakan suatu
langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil
dalam melaksanakan suatu penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik Random Sampling. Menurut
Sugiyono (2018:120) Random sampling dikatakan simple
(sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen.
3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Data
Data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
data primer, yakni data yang diolah berupa angka yang didapat
dari skala kuisioner yang peneliti sebarkan pada responden
yang selanjutnya diolah dengan menggunakan software SPSS
25. Kuisioner yang peneliti bagikan pada responden ialah
kuisioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Sumber data
dari penelitian ini adalah amil zakat yang berada di BAZNAS
(Bazis) Provinsi DKI Jakarta.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini agar dapat memperoleh data,
penulis melakukan metode pengumpulan data yang digunakan
antara lain :
1) Kuesioner
Data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh
dengan menyebarkan kuisoner, yakni peneliti terjun
langsung untuk mendapatkan data dari pihak yang
bersangkutan secara langsung atau disebut juga data
primer. Menurut Sugiyono (2018:193) data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data
langsung pada obyek penelitian dengan cara menyebarkan
kuesioner. Kuesioner diberikan secara langsung kepada
para responden yang sudah dijadikan sampel, kueosiner
yang diberikan kepada para responden berisi beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang
bertujuan untuk mengukur pengaruh sharia compliance,
GCG dan kompetensi amil terhadap pengelolaan dana
zakat studi kasus BAZNAS (Bazis) Provinsi DKI Jakarta.
2) Studi Pustaka
Tekhnik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Data
yang diambil penulis dalam metode kepustakaan ini
berasal dari jurnal-jurnal yang berkaitan dengan judul
yang diteliti oleh penulis, buku-buku literatur, dan
penelitian sejenisnya
3.3.3. Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan penjelasan dari
pengertian teoritis variabel sehingga peneliti dapat
mengamati dan meneliti variabel-variabel tersebut yang
kemudian penelitian ini akan menjadi penelitian ilmiah.
Menurut Sugiyono (2018:60) variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Sesuai dengan judul penelitian yang
dipilih peneliti yaitu Pengaruh Sharia Compliance,
Good Corporate Governance dan Kompetensi Amil
Dalam Pengelolaan dana Zakat maka peneliti
mengelompokan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan
variabel dependen (Y). Adapun penjelasannya sebagai
variabel independen dalam penelitian ini adalah sharia
compliance, GCG, kompetensi amil, sedangkan
variable dependen dalam penelitian ini adalah
pengelolaan dana zakat. Definisi dari masing-masing
variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
3.4.1. Variabel Bebas/ Independen (X)
Variable bebas (X) variable ini sering disebut
sebagai variable stimulus, predictor, abtecedent. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut variable bebas.
Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2018 :61).
3.4.2. Variabel Terikat/ Dependen (Y)
Variabel terikat adalah variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variable bebas (Sugiyono, 2018 : 61). Variabel terikat
yang digunakan pada penelitian ini adalah Pengelolaan
dana zakat (Y).Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sharia compliance (X1), GCG
(X2) dan kompetensi amil (X3).
3.4.3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis
data pada penelitian ini adalah program pengolahan
data atau software data yaitu SPSS versi 25 dalam
penelitian ini. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis
dengan uji t sebagai alat untuk mengetahui apakah
variabel independen berpengaruh atau tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.1. Uji Deskriptif
Uji deskriptif dalam penelitian ini digunakan
untuk memberikan informasi tentang ciri atau
karakteristik variabel-variabel penelitian yang utama.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2018:208). Statistik deskriptif dalam
penelitian ini digambarkan oleh demografi responden.
3.5.2. Uji Kualitas Data
Melakukan uji kualitas data atas data yang
dimiliki, peneliti menggunakan uji validitas dan
reliabilitas sebagai berikut.
3.5.2.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2018:51) Uji validitas
digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu
kuesioner penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan yang ada pada kuesioner tersebut
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kesioner tersebut. Uji validitas dilakukan
dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai
r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal
ini n adalah jumlah sampel. Dengan kriteria pengujian
uji validitas adalah sebagai berikut :
1) Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau item-item
pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid)
2) Jika rhitung < r tabel maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor
total (dinyatakan tidak valid).
3.5.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner penelitan yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas juga
digunakan untuk menguji konsistensi data yang dimiliki
dalam jangka waktu tertentu, yakni untuk mengetahui
sejauh apa pengukuran yang digunakan dapat
diandalkan atau dipercaya. Pengukuran reliabilitas
dilakukan dengan cara One Shot (pengukuran sekali
saja) yaitu pengukurannya dilakukan hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan (Ghozali, 2018:45). Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Cornbach Alpha (α) yaitu
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cornbach Alpha > 0,70, sedangkan
untuk memudahkan perhitungan dalam uji reliabilitas
ini di gunakan alat bantu komputer dengan program
SPSS (Statistical Package for Social Science) (Ghozali,
2018:45)
Daftar Pustaka
Megi Tindangen, dkk. 2020. Peran Perempuan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Keluarga (Studi Kasus : Perempuan Pekerja Sawah
Di Desa Lemoh Barat Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten
Minahasa), dalam Jurnal berkala ilmiah efisiensi Vol. 20. No.
03. hlm 79-87
Lilis Nur Chotimah, dkk. 2016. “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang
Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, dalam Jurnal
Pendidikan Ekonomi. Vol. 11, No. 1. hlm 75-80
Wawan Wahyuddin. 2016. “Gaya Belajar Mahasiswa”, dalam Jurnal Al-
Qalam. Vol. 33, No. 1. hlm 105-120
Ni Putu Krisna Maheni. 2019. “Pengaruh Gaya Belajar dan Lingkungan
Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa di Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha”, dalam
Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. Vol. 11, No. 1. hlm 85-
94.

Anda mungkin juga menyukai