Anda di halaman 1dari 18

PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ulil Archam SE., M.Si

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Alif Fathah Fajri (214110201248)

2. Dony Kurniawan (214110201110)

3. Herlin Purnami (214110201234)

4. Rini Muhtianingsih (214110201286)

5. Rizka Aulia Saadah (214110201058)

6. Tri Melia Nurul Safitri (214110201054)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas


rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih
kepada bapak Ulil Archam SE., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewirausahaan yang senantiasa membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah yang berjudul “Peran Kewirausahaan dalam Perekonomian”


ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Kewirausahaan. Apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, izinkan
penulis mengucapkan permohonan maaf. Karena, makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah


wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah
lainnya.

Purwokerto, 27 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penulisan 6

BAB II PEMBAHASAN 7

A. Kewirausahaan-Wirausaha 7

B. Identifikasi Peran Kewirausahaan 7

C. Faktor – faktor yang Membentuk Entrepreneur 8

D. Jenis – jenis Wirausaha 11

E. Praktek Kewirausahaan 12

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Entrepreneur is not only born but also made, kalimat ini sangat
sederhana namun memberikan makna yang mendalam untuk menumbuh-
kembangkan jiwa kewirausahaan. Setiap manusia dilahirkan mempunyai
hak asasi untuk berkreativitas dan menginovasi dalam membangun diri
menjadi orang sukses, termasuk menjadi entrepreneur. Setiap
entrepreneur pastilah seorang wirausaha yang memiliki ide dan usaha
produktif pada bidang usaha yang dikembangkannya. Wirausaha yang
produktif mengelola usaha dalam konteks kewirausahaan dihipotesis
mempunyai peran dan kontribusi dalam pembangunan ekonomi.

Ada fakta menarik, ketika resesi ekonomi tahun 1998 dimana


sektor perekonomian nasional mengalami penurunan sangat drastis,
hingga minus selama 6 bulan. (Idris. 2021). Geliat perekonomian nasional
mengalami kelesuan, para pelaku usaha skala menengah dan besar tidak
dapat banyak berbuat selain menunggu pulihnya kondisi ekonomi. Tetapi
sektor usaha kecil kewirausahaan UMKM menjadi “pahlawan” dalam
memulihkan ekonomi nasional yang hampir collapse itu. Pasca krisis
ekonomi, BPS mencatat pertumbuhan sumbangan PDB UMK naik drastis
sebesar 52,24%, dari 363,2 T menjadi 552,9T. Mampu menyerap 85 juta
hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun 2012. (Gunartin. 2017).
Kesemuanya itu adalah berkat dari seorang wirausaha. Sebagaimana
dijelaskan oleh Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts 1989 p.6) bahwa
the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume
the risks of the business, yang berarti bahwa seorang wirausaha adalah
seseorang yang berupaya untuk mengatur, mengelola, serta bersedia

4
menanggung risiko dari suatu usaha.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi dan semakin beraneka


ragamnya upaya yang dilakukan oleh para wirausahawan tersebut.
Business Town 2000 dalam tulisannya tentang Profile of Entrepreneur
menjelaskan bahwa pada saat sekarang seorang wirausaha adalah
seorang inovator yang jeli dalam mengenali dan menangkap setiap
peluang dan kesempatan mengubah kesempatan dan peluang tersebut
menjadi sesuatu yang workable dan marketable. Dengan kreativitas,
inovasi, dan kemampuan yang dimilikinya, ia mampu memberikan nilai
tambah kepada sesuatu tersebut melalui waktu, karya, dan skill-nya.
Adanya sikap tersebut dikarenakan kuatnya faktor yang mendorong
wirausahawan untuk berwirausaha. Sehingga wirausahawan berani untuk
melakukan praktik kewirausahaan dengan ide-ide yang sudah mereka
rencanakan secara matang-matang.

Oleh karena itulah, maka perlu kesadaran dari semua pihak agar
tidak terlalu berharap untuk bekerja di sektor formal. Masih cukup banyak
pekerjaan di sektor yang dapat memberikan pekerjaan tersebut, yaitu
sektor informal. Sektor itulah yang diharapkan dapat mengembangkan
kompetensi kita dalam berwirausaha melalu kreativitas serta inovasi yang
turut serta dalam mencapai tujuan dalam berwirausaha.

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kewirausahaan-wirausaha ?

2. Bagaimana identifikasi peran kewirausahaan ?

3. Apa saja faktor-faktor yang membentuk entrepreneur ?

4. Apa saja jenis-jenis wirausaha?

5. Bagaimana praktek kewirausahaan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan-wirausaha.

2. Untuk mengidentifikasi peran kewirausahaan.

3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang membentuk entrepreneur.

4. Untuk mengetahui jenis wirausaha.

5. Untuk mengetahui bagaimana praktek kewirausahaan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewirausahaan-Wirausaha

Mengenali apa sesungguhnya kewirausahaan, merupakan suatu


condition sine qua non agar menjadi jelas adanya. Kewirausahaan, dari
kata wirausaha merupakan suatu kegiatan usaha atau suatu bisnis.
Wirausahawan adalah orang atau individu pelaku usaha yang menjalankan
usaha atau bisnis yang dibangunnya. Kewirausahaan menunjuk pada
aktivitas dan proses mendirikan dan/atau menjalankan usaha atau bisnis.
Ada pandangan bahwa wirausaha adalah seseorang yang melakukan
pengelolaan, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko
dalam menciptakan peluang usaha dan usaha yang baru (Burgess. 1993
dalam Jurnal Entrepreneur). Wirausaha identik dengan pengusaha yang
mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis
(efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi.
(J.B Say, 1803 dalam Jurnal Entrepreneur).

Intinya kewirausahaan merupakan suatu proses, usaha, ikhtiar yang


dilakukan oleh seseorang (di dalamnya ada tindakan) untuk mewujudkan
pikiran, atau ide suatu usaha sampai dengan mengelola usaha yang
didirikannya. Sedangkan wirausaha bisa dikatakan identik dengan orang
atau individu pelaku usaha dan/atau menunjuk pada objek kegiatan usaha
atau suatu bisnis yang didirikannya.

B. Identifikasi Peran Kewirausahaan

Mengenali peran kewirausahaan, pada hakikatnya sama dengan


mengkaji apa saja yang mungkin bisa dikontribusikan oleh pelaku
wirausaha terhadap pembangunan. Baik terhadap pembangunan Sumber
daya manusia (SDM) maupun pembangunan ekonomi, yang keduanya

7
seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Membangun
sumber daya manusia salah satu sektornya adalah memperbaiki dan
meningkatkan ekonomi pelaku wirausaha, yang notabene adalah
seseorang individu atau manusia. Membangun ekonomi pasti
membangun sumber daya manusia yang secara langsung memberikan
kesejahteraan kepada manusia. Ada beberapa bidang dapat menjadi
indikator yang diidentifikasi sebagai peran kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi, antara lain: mengatasi kemiskinan, mengurangi
pengangguran dan menciptakan lapangan usaha.

Peran Kewirausahaan makin penting akibat dari dinamika


perkembangan ekonomi. Khususnya berkaitan dengan pentingnya
pertumbuhan ekonomi dan pengembangan bisnis untuk meningkatkan
daya beli masyarakat dan kemakmuran, dan kemampuan pemerintah
untuk mencapai kepuasan memberikan layanan publik. Dalam
perkembangannya, kewirausahaan telah terbukti mampu memberikan
kontribusi yang sangat nyata dan penting untuk membangun kedua hal ini.
Menurut Yusof, Permula dan Pangil (2005) dalam Frinces (2010) ada
empat alasan mengapa pengusaha (entrepreneur) penting dalam
masyarakat. Empat alasan itu adalah:

1) Untuk mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah,


modal, teknologi, informasi dan berbagai sumber daya manusia
(SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas yang efektif (producing
effective tasks).

2) Mengidentifikasi berbagai Peluang di dalam lingkungan dengan


meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada
setiap orang (beneficial to everyone).

3) Memilih pendekatan terbaik ketika menggunakan semua faktor


produksi untuk meminimalkan pemborosan dalam berbagai
kegiatan wirausaha (meminimalkan pemborosan dalam kegiatan

8
wirausaha).

4) Untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future


generation). Pilihan untuk menjadi seorang wirausaha juga
disebabkan karena adanya keyakinan yang kuat secara individual
bahwa profesi sebagai wirausaha merupakan jalan yang baik" (road
map) untuk membuat perubahan dalam kualitas hidup, baik secara
individu maupun di masyarakat. Kualitas diri yang diinginkan lebih
makmur secara ekonomi dan selanjutnya lebih makmur. Karena
alasan ini, masyarakat melihat bahwa menjadi atau bekerja sebagai
wirausahawan memiliki keuntungan mendasar.

Dalam membuat sebuah usaha atau menjadi seorang wirausaha kamu


juga perlu mempunyai tujuan. Tujuan kewirausahaan secara luas ialah
untuk menyejahterakan rakyat serta meningkatkan ekonomi, akan tetapi
tentu ada tujuan kewirausahaan lainnya. berikut adalah tujuan
kewirausahaan :

1. Menjaring dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat


sekitar

Semakin berkembang sebuah usaha, tentunya membutuhkan semakin


banyak karyawan. Dan tentunya hal ini akan membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Menambah lapangan pekerjaan juga membantu
untuk mengurangi pengangguran yang ada. Saat ini masih banyak
masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Dengan berkembangnya
suatu usaha, maka masyarakat yang kesulitan mendapat pekerjaan
ataupun masih kekurangan secara finansial dapat terbantu.

2. Membantu menularkan semangat berwirausaha

Seorang wirausaha tentunya seseorang yang memiliki jiwa kreatif,


kompetitif dan memiliki sebuah inovasi ataupun terobosan. Tujuan
kewirausahaan satu ini bisa disalurkan kepada masyarakat yang memang
menginginkan sebuah terobosan ataupun ingin memiliki usaha sendiri.

9
Saling berbagi ide ataupun memberikan inspirasi mampu membuat
masyarakat untuk mencoba membuka sebuah usaha.

3. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas

Dengan membantu menularkan semangat untuk berwirausaha, tentunya


akan meningkatkan jumlah wirausahawan yang ada pada suatu daerah.
Tujuan kewirausahaan ini tentu saja saling berkaitan satu dengan lainnya.
Apabila karyawan yang pernah bekerja membuka usaha sendiri tentunya
akan semakin menambah peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya.

4. Menyebarkan semangat untuk berinovasi

Masyarakat saat ini memiliki pola berpikir yang berbeda dengan


masyarakat sebelumnya. Berbagai inovasi serta ide akan selalu
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penjaja makanan yang
ada di setiap kota. Makanan yang sedang menjadi sebuah tren nantinya
akan tertular pada kota lain. Dan hal ini tentunya dapat bermanfaat bagi
masyarakat untuk mengembangkan inovasi dalam berwirausaha. Sebuah
inovasi dan kreativitas tak selalu terpaku pada suatu hal. Dan jika produk
yang ditawarkan memiliki nilai lebih di mata masyarakat tentunya hal ini
akan menambah nilai jual pada produk yang tersedia.

C. Faktor – faktor Yang Membentuk Entrepreneur

Faktor-faktor yang Membentuk Entrepreneur, antara lain:

1. Pendidikan kewirausahaan

2. Self efficacy

3. Focus of control

4. Toleransi akan risiko

5. Kebebasan dalam bekerja

6. Kebutuhan akan prestasi

10
7. Kesiapan instrumentasi

8. Sosio demografi

9. Sikap (attitude)

10. Kontekstual

11. Ekspektasi pendapatan

12. Lingkungan keluarga.

Berdasarkan hasil riset terbaru, maka diperoleh 10 faktor baru yang


membentuk entrepreneur, di antaranya:

1. Faktor internal, mencakup rasa kebebasan dalam beraktivitas,


memilih menjadi wirausaha daripada pegawai, memilih menjadi
wirausaha karena tidak suka terikat dengan peraturan, memiliki
minat untuk selalu belajar dari keputusan yang saya ambil,
mengetahui konsekuensi yang bisa terjadi jika menjadi wirausaha,
memiliki tanggung jawab penuh terhadap diri sendiri atas apa yang
dilakukan, meyakini bahwa pekerjaan orang tua tidak menjadi
hambatan untuk berwirausaha, pengalaman berwirausaha,
keinginan untuk menciptakan sesuatu dari ide yang dimiliki,
memiliki keyakinan dapat mencapai kemajuan dalam karier kelak,
percaya akan sukses jika berwirausaha, dan didorong oleh
lingkungan untuk aktif mengeluarkan ide-ide;

2. Self Efficacy, meliputi rasa telah bekerja keras dan rajin dalam
mencapai kesuksesan yang diraih, yakin dengan kemampuannya
untuk menghadapi persaingan bisnis dalam berwirausaha, yakin
dengan kemampuannya untuk memasarkan produk dalam
berwirausaha, yakin mampu menghadapi serangkaian aktivitas
bisnis untuk menjalankan usaha, yakin dengan pilihan karier
berwirausaha sebagai pilihan yang tepat, mampu dalam mengontrol
diri dengan baik di berbagai keadaan, selalu memikirkan secara

11
jangka panjang setiap keputusan yang diambil, percaya pada
kemampuan diri sendiri dalam berwirausaha, mampu diterima
dengan baik oleh lingkungan, dan yakin dengan lingkungan yang
dihadapi;

3. Ekspektasi pendapatan, mencakup rasa sulit untuk memulai


usaha sendiri karena kurangnya dukungan finansial, ekspektasi
pendapatan yang tinggi merupakan motivasi menjadi wirausaha,
dengan menjadi seorang wirausaha berharap memperoleh
pendapatan di atas rata-rata, menjadi wirausaha karena
memperoleh pendapatan sendiri, pendapatan atau penghasilan
menjadi wirausaha lebih besar daripada ikut orang, dan pendapatan
yang dihasilkan lebih potensial jika menjadi wirausaha;

4. Pengaruh lingkungan keluarga, mencakup rasa keluarga


mendukung jika menjadi wirausaha, Ayah dan ibu menyuruh
menjadi wirausaha, menjadi wirausaha sudah mendarah daging
pada keluarga, orang tua mendidik sejak kecil supaya menjadi
wirausaha, kreativitas dari orang tua merupakan modal dasar untuk
ingin menjadi wirausaha;

5. Kebebasan bekerja, mencakup rasa ingin menerapkan ide baru


dalam usaha sendiri, tidak ada ketergantungan pada orang lain, dan
memperkirakan dapat memulai usaha sendiri (berwirausaha) dalam
1-3 tahun ke depan;

6. Networking, mencakup rasa bahwa untuk mendapatkan akses


modal itu mudah, telah memiliki jaringan sosial yang cukup luas,
akses informasi yang dimiliki sudah cukup bermanfaat, memiliki
jaringan pertemanan yang mendukung, dan percaya kalau gender
tidak menjadi hambatan untuk menjadi wirausaha yang sukses;

7.Pendidikan kewirausahaan, mencakup rasa bahwa pendidikan


kewirausahaan adalah modal penting untuk sukses, pendidikan

12
kewirausahaan sangat penting untuk menjadi bekal di masa
mendatang;

8. Pengetahuan kewirausahaan, mencakup rasa bahwa telah


mendapatkan pendidikan kewirausahaan yang memadai,
pengetahuan tentang kewirausahaan telah banyak, banyak
mengikuti kursus kewirausahaan, dan penguasaan bidang studi
tertentu;

9. Socio demografi, mencakup rasa percaya jika berada di


lingkungan pengusaha maka akan menimbulkan jiwa
kewirausahaan, lebih memilih menjadi wirausaha daripada menjadi
karyawan dalam suatu perusahaan / organisasi.

D. Jenis – jenis Wirausaha

Setiap orang memiliki visi yang berbeda mengenai jenis wirausaha


yang dijalankan dan akan dihadapkan dengan tantangan yang sama
namun solusinya berbeda. Setiap wirausaha melihat tantangan dengan
cara yang unik untuk mengatasinya maka ada beberapa jenis wirausaha
yang perlu diketahui. Menurut Zimmerer (Sayu Ketut Sutrisna Dewi, 2017:
9) wirausaha dibedakan atas empat hal, yaitu:

1. Part Time Entrepreneur, yaitu kelompok wirausaha yang melakukan


usaha hanya sebagian waktu saja atau sebagai hobi dan
sampingan

2. Home Base New Ventures, yaitu kelompok wirausaha yang merintis


usaha di tempat tinggal asalnya.

3. Family-Owned Business, yaitu kelompok wirausaha yang


pengelolaan usahanya dilakukan oleh beberapa anggota keluarga
secara turun temurun.

4. Copreneur, yaitu kelompok wirausaha yang kegiatan usahanya

13
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
mengembangkan usahanya.

Adapun menurut Ir. Ciputra (Sayu Ketut Sutrisna Dewi, 2017: 9-10)
secara garis besar terdapat 4 kelompok entrepreneur, yaitu:

1. Business Entrepreneur, kelompok ini terbagi menjadi dua yakni


owner entrepreneur (para pencipta dan pemilik bisnis dan
profesional entrepreneur (orang-orang yang memiliki daya
wirausaha akan tetapi mempraktikkannya pada perusahaan orang
lain. Kelompok ini berorientasi pada penciptaan laba.

2. Government Entrepreur, yaitu pemimpin pemerintahan yang mampu


mengelola dan menumbuhkan jiwa dan kecakapan wirausaha
penduduknya dengan tujuan penciptaan kemakmuran dan
peningkatan kualitas hidup masyarakatnya

3. Social Entrepreneur, yaitu para pendiri organisasi-organisasi sosial


yang berhasil menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan
tugas sosial yang mereka yakini.

4. Academic Entrepreneur, yaitu para akademisi yang mengajar dan


mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur
dengan tetap menjaga tujuan mulia pendidikan.

Dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis wirausaha diantaranya part


time entrepreneur yaitu wirausaha yang melakukan usaha hanya sebagai
hobi, home base new ventures yaitu wirausaha yang merintis usaha di
tempat asalnya, family-owned business yaitu pengelolaan usahanya
dilakukan oleh beberapa anggota keluarganya, copreneur yaitu kegiatan
usahanya dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
kemajuan usahanya, business entrepreneur yang berorientasi pada laba,
Government entrepreneur berorientasi pada kemakmuran masyarakat,
social entrepreneur berorientasi pada kegiatan sosial, dan academic
entrepreneur yaitu pengelolaan lembaga pendidikan dengan pola

14
entrepreneur dengan tetap menjaga tujuan mulia pendidikan.

E. Praktek Kewirausahaan

Eman Suherman mengatakan pembelajaran kewirausahaan harus


diusahakan terdiri dari teori, praktek, dan implementasi. Praktek
dimaksudkan untuk melakukan kegiatan berdasarkan teori yang telah
dipelajari agar dapat merasakan betul-betul bahwa teori yang sudah
dipelajarinya dipraktikkan dan akan dapat bermanfaat bagi dirinya
maupun bagi orang lain. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa
pembelajaran kewirausahaan tidak cukup dengan teori saja, melainkan
harus disertai praktik, yaitu praktik kewirausahaan.

Menurut M. Zainuddin (2005:2) menyatakan bahwa praktik adalah


strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran yang digunakan untuk
membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik
(keterampilan), kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap).

Menurut Noor Fuad dan Gofur Ahmad (2009:153), praktik adalah


praktik- praktik yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:885), praktik adalah
melaksanakan sesuatu secara nyata seperti apa yang disebutkan oleh
teori. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik adalah
pembelajaran strategi secara kegiatan nyata yang menggunakan
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan secara bersama-sama di
luar lingkungan tempat belajar.

Dari kajian teori tentang praktik dan kewirausahaan, dapat


disimpulkan bahwa praktik kewirausahaan adalah kegiatan pembelajaran
secara nyata dengan menggunakan kemampuan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan guna membentuk karakter yang dimiliki seorang wirausaha
dalam menjalankan peluang usaha dengan berani mengambil risiko,
berkemampuan manajemen, melakukan kreativitas dan inovasi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengenali peran kewirausahaan, pada hakikatnya sama dengan


mengkaji apa saja yang mungkin bisa dikontribusikan oleh pelaku
wirausaha terhadap pembangunan. Baik terhadap pembangunan Sumber
daya manusia maupun pembangunan ekonomi, yang keduanya seperti dua
sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Membangun sumber daya
manusia salah satu sektornya adalah memperbaiki dan meningkatkan
ekonomi pelaku wirausaha, yang notabene adalah seseorang individu atau
manusia. pasti membangun sumber daya manusia yang secara langsung
memberikan kesejahteraan kepada manusia.

Dalam perkembangannya, kewirausahaan telah terbukti mampu


memberikan kontribusi yang sangat nyata dan penting untuk membangun
kedua hal ini. Mengidentifikasi berbagai Peluang di dalam lingkungan
dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada
setiap orang . " Pilihan untuk menjadi seorang wirausaha juga disebabkan
karena adanya keyakinan yang kuat secara individual bahwa profesi
sebagai wirausaha merupakan jalan yang baik" untuk membuat perubahan
dalam kualitas hidup, baik secara individu maupun di masyarakat. Kualitas
diri yang diinginkan lebih makmur secara ekonomi dan selanjutnya lebih
makmur. Karena alasan ini, masyarakat melihat bahwa menjadi atau
bekerja sebagai wirausahawan memiliki keuntungan mendasar.

Setiap orang memiliki visi yang berbeda mengenai jenis wirausaha


yang dijalankan dan akan dihadapkan dengan tantangan yang sama
namun solusinya berbeda. Setiap wirausaha melihat tantangan dengan
cara yang unik untuk mengatasinya maka ada beberapa jenis wirausaha
yang perlu diketahui.

16
B. Saran

Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya. Saran


dari kami sebagai penyusun makalah kepada para pembaca untuk dapat
memahami lebih dalam lagi tentang kandungan yang ada di dalamnya.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak salah
ataupun kekurangannya. Kami ucapkan terima kasih kepada para
pembaca yang sudah membaca makalah ini dengan saksama dan teliti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Khamimah, W. ( 2021 ). Peran Kewirausahaan Dalam Memajukan


Perekonomian Indonesia. Jurnal Disrupsi Bisnis, 4( 3 ), 2017. doi:
10.32493 / drb.v4i3.9676

Dhania, R. (2018). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Praktek


Kewirausahaan dalam Menumbuhkembangkan Perilaku
Kewirausahaan Mahasiswa. Manajemen dan Kewirausahaan, 9(2),
64. doi:10.31317/jmk.9.2.64-76.2018

18

Anda mungkin juga menyukai