A. Judul
“Dampak Reward dan Punisment dalam Membentuk Disiplin Anak Usia 5-6
Pendidikan Nasional disebutka bahwa “Anak Usia Dini adalah anak yang
berada pada usia 0-6 tahun.”1 Kisaran usia ini juga disebut dengan istilah
Golden Age yaitu usia emas, karena merupakan usia yang sangat penting
dalam proses tumbuh kembang anak, hal ini dikarenakan pada usia tersebut
proses pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat pada semua aspek
perkembangannya.
anak usia dini memerlukan pembinaan secara lebih khusus untuk menunjang
merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter anak. Salah
satu bentuk pengembangan nilai pendidikan karakter pada anak yang dapat
dengan “disciple”, yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela
1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28, Ayat (1)
2
Elizabeth B. Hurlock, perkembangan anak, terj. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta: Erlangga,
1978, cet. Ke -6, hlm. 82
2
suatu kelompok yang ditempati. Maka perlunya penanaman disiplin pada anak
unik dan berbeda dengan siapa pun, termasuk dengan orang tuanya.”5 Dalam
3
Ibid, hlm. 82
4
Ibid, hlm. 83
5
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. 4
3
hal ini anak belum mengenal tata krama, adab, norma, aturan, serta etika
dengan baik, anak masih cenderung mengikuti kemauan serta ego mereka.
Penerapan disiplin pada anak diharapkan agar anak dapat belajar memahami
bahwa disiplin sangat diperlukan untuk dapat hidup serasi dengan lingkungan
sekitar.
khusus dalam memberikan pendidikan yang baik agar anak tumbuh menjadi
pribadi yang disiplin dalam semua bidang sebagai bekal anak dalam
6
Ibid., hlm. 5
7
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, Ayat (1)
4
diajarkan kepada anak usia dini, dimana Allah sudah memerintahkan kita
untuk taat kepada-Nya dan Rasul serta kepada Ulul Amri di mana Ulul Amri
mengatakan bahwa “orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak
TK Putra 1 Mataram. Menurut keterangan dari guru, banyak siswa yang masih
siswa dengan disiplin adalah pada saat berbaris, berdo’a bersama, dan saat
dan benar, dalam hal ini tentu guru perlu menggunakan metode tertentu yang
dapat mencegah anak untuk mengulangi prilaku tidak disiplin dan mendorong
anak untuk melakukan hal-hal yang baik dan mencerminkan sikap disiplin.
Oleh sebab itu guru dapat menggunakan metode reward (hadiah) dan
tidak disiplin dan mendorong anak agar melakukan hal-hal baik yang
metode reward dan punishment merupakan stimulus atau sesuatu yang dapat
mengggunakan metode Time out. Metode Time out itu sendiri merupakan
Akan tetapi dalam metode ini terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang bagaimana metode time out bisa berbahaya bagi otak
anak yang sedang berkembang. Pertama, metode time out bisa membuat anak
merasa terisolasi, karena ketika anak diminta untuk masuk ke kamar, hal itu
bisa membuat anak berpikir bahwa orangtuanya marah padanya dan bukan
pada perilakunya. Kedua, metode time out dapat membuat anak merasa
reward dan punishment karena dirasa cukup efektif untuk medisiplinkan anak
Saat anak merasa bahagia setelah mendapatkan reward, maka anak akan
merasa jera untuk mendapatkan punishment, maka anak akan beerusaha untuk
bagi orang beriman dan beramal sholeh dengan mendapatkan ganjaran pahala
dan jaminan surga. Sedangkan punishment atau Iqob ditujukan bagi orang
yang berbuat maksiat dan tidak mematuhi perintah dan tidak menjauhi
7
mendapat dosa. Dalam al-Qur’an telah dijelaskan terkait tsawab (reward) dan
tahun, karena anak pada usia tersebut sangat penting untuk dilatih disiplin.
Yang dimana anak pada usia 5-6 tahun dilatih untuk disiplin agar anak
tempuh selanjutnya.
“Dampak Reward dan Punisment dalam Membentuk Disiplin Anak Usia 5-6
C. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Dari paparan di atas dapat kita ketahui tujuan dari penelitian ini
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
mendalam.
b. Manfaat Praktis
1. Ruang Lingkup
penelitian ini lebih spesifik dan terarah secara terperinci agar sesuai
1) Dampak dari reward dalam membentuk disiplin anak usia 5-6 tahun.
14
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram Tahun 2019, hlm. 22
10
tahun.
2. Setting Penelitian
siswa dan guru. Kemudian yang menjadi obyeknya adalah dampak reward
Putra 1 Mataram.
F. Telaah Pustaka
buku dan jurnal yang terkait dengan pemberian reward dan punishment
yang membahas permasalahan yang sama. Dalam hal ini peneliti akan
berikut:
belajar siswa kelas VIII MTs. Hiayatul Muhsinin Desa Labulia Kecamatan
11
oraang tua (X) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar
siswa (Y), hal ii dibuktikkan dengan hasil analisis yang dilakukan peneliti
pada siswa.
kasih sayang terhadap semua orang, baik orang dewasa maupun anak
G. Kerangka Teori
1. Reward
a. Pegertian Reward
perbuatan baik respon positif dari guru dan orangtua sangatlah penting
karena jika ketika anak berusaha melakukan hal baik namun guru
bersikap acuh terhadap anak maka anak tentu anak akan merasa patah
bahwa
21
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan...,hlm. 90
22
Muh. Rodhi Zamzami, “Penerapan Reward dan Punishment ...”, hlm. 9
23
Ibid., hlm 3-4
15
24
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan...,hlm.90
16
untuk mendorong anak agar selalu melakukan hal yang baik secara
25
Rusdiana Hamid, “Reward dan Punishment dalam perspektif pendidikan islam”, Ittihad
Jurnal Kopertis Wilayah XI KalimantanII, Vol. 4, Nomor. 5, April 2006, hlm. 69
17
c. Macam-macam Reward
1) Pujian
sebagainya.
2) Penghormatan
agak sulit, anak disuruh untuk maju kedepan dan mengerjakan atau
3) Hadiah
dan sebagainya.
4) Tanda penghargaan
dari kesan serta nilai sebuah pencapaian. Oleh karena itu reward
sebagainya.
pembelajaran.
sebagai berikut:
2) Dapat menjadi motivasi bagi anak lainnya agar mau berusah untuk
membutuhkan biaya.
27
Sarah Ockwell-Smith, Gentle Discipline, terj. Ade Kumalasari, (Yogyakarta: Bentang
Pustaka, 2019), cet ke-1, hlm. 76.
20
1) Obyeknya spesifik
mendapatkan reward.
mencapai prestasinya.28
2. Punishment
a. Pengertian Punishment
pembalasan.”30
sholat diwaktu usia mereka tujuh tahun dan pukullah (kalau ia tidak
mau sholat) diwaktu mereka berumur sepuluh tahun (HR. Abu Daud).
telah dilakukannya.” 31
selanjutnya.32
31
Yanuar A., Jenis-jenis Hukuman..., hlm.18
32
Mansur, Pendidikan..., (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, , 2005), hlm. 369
23
laku yang salah, sedangkan tujuan jangka panjangnya tak lain adalah
sebagai berikut:
33
Yanuar A, Jenis-jenis Hukuman...,hlm.59
34
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan..., hlm.87
24
Hukuman yang didasarkan pada teori ini akan sangat baik dan
seperti depresi.
memponis anak dengan sebutan yang tidak baik seperti “anak nakal”
atau “anak bandel”. Sebab metode seperti itu justru akan berdampak
hal tersebut merupakan hal yang benar dan boleh ditiru. Pendidik
36
Yanuar A., Jenis-jenis Hukuman...,hlm.20
37
Ibid., hlm.25-28
27
d. Macam-macam Punishment
a) Hukuman Preventif
b) Hukuman Represif
a) Hukuman Asosiatif
38
Ibid, hlm 32-33
39
Ibid, hlm. 34-35
28
dilakukan.
b) Hukuman logis
tidak baik.
c) Hukuman normatif
siswa
40
Ibid, hlm. 36-37
29
a. Pengertian disiplin
merupakan turunan dari kata latin disiplina yang berkaitan dengan dua
41
Sarah Ockwell-Smith, Gentle Discipline...,hllm. 69
42
http://www.sekolahpendidikan.com, diakses pada tanggal 18 Desember 2019, pukul 11.19
30
b. Macam-macam disiplin
berikut:
1) Disiplin otoriter
3) Disiplin demokratis
tidak adil.
oleh Oteng Sutisna dalam Fatkhur Rohman dibagi menjadi dua yaitu
1) Disiplin negatif
hukuman.44
2) Disiplin positif
43
Fatkhur Rohman, “Peran Pendidik dalam Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah/Madrasah”,
UIN-SU Medan, 2018, hlm. 80
44
Ibid, hlm 81
45
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan..., hlm.82
46
Ibid, hlm.82
32
47
Joan E. Durrant, Positive Discipline, (Thailand: Keen Media, 2011), hlm. 2
48
Ibid, hlm. 6
33
c. Tujuan disiplin
standar.51
49
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan..., hlm.82-83
50
Mila Sabartiningsih, dkk, “Implementasi Peberian Reward...”, hlm. 62
51
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan..., hlm.83
34
disiplin anak dapat belajar mengenal prilaku baik dan buruk serta
yang terdiri atas aspek sosial yang berisikan sistem nilai dan moral
sesuatu.53
52
Yurdik Jahja, Psikologi Perkembangan, Cet ke-3, (Jakarta, Kencana, 2013), hlm. 197
53
Ibid, hlm.198
35
moral anak-anak. Bila anak diberi hadiah atas prilaku yang sesuai
terjadi pada anak usia 6-9 tahun, anak-anak pada masa ini yakin
atonoum morality terjadi pada usia 9-12 tahun. Pada masa ini anak
54
Ibid. hlm. 199
55
Ibid.
36
menghindari hukuman.56
atas: tahap bayi usia 0-1 tahun yang ditandai oleh kepercayaaan-
shamey); selanjutnya yaitu tahap prasekolah pada usia 3-6 tahun yan
ditandai oleh inisiatif dan rasa bersalah (initiative – guilt); tahap anak
terakhir tahap remaja pada usia 12-18 tahun yang ditandai oleh
56
Ibid, hlm. 200
57
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya 2004), hlm.118
37
5-6 tahun termasuk ke dalam tahap usia prasekolah yang ditandai oleh
5-6 tahun. Anak tahu akan haknya, mentaati aturan kelas (kegiatan,
untuk kebaikan diri sendiri, mengenal tata krama dan sopan santun
Anak usia 5-6 tahun masih memerlukan aturan yang jelas dan
58
Mila Sabartiningsih, dkk, “Implementasi...”, hlm. 63
59
Permendikbud no. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini,
hlm.28
38
mendisiplinkan anak.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
60
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2016),
hlm. 2.
39
keabsahannya.
2. Kehadiran Peneliti
61
Amirul Hadi, Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998),
hlm.10
40
yang menjadi bahan yang diteliti. Serta kehadiran peneliti juga berperan
3. Lokasi Penelitian
dengan subyek penelitian yaitu anak usia 5-6 tahun atau TK B. Kemudian
4. Suber Data
dan disajikan leh peneliti dari sumber utama, yang dapat berupa kata-
kata atau tindakan. Dalam hal ini yang akan menjadi sumber data
62
Ibid., hlm.122
41
peserta didik.
a. Metode observasi
dan kulit.63
63
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 118
64
Juliansah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 140
42
akan terlibat dalam keseharian obyek yang akan diteliti atau yang akan
data yang akan diperoleh oleh peneliti akan lebih lengkap, tajam, dan
anak.
b. Metode Wawancara
65
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), hlm. 40
43
Milles dan Huberman yaitu (1) reduksi data, (2) penyajan data, dan (3)
verifikasi data.68
66
Ibid, hlm. 42-44
67
Juliansyah Noor, Metodologi..., hlm. 163
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta, 2016),
hlm. 246
44
Data yang akan direduksi dalam penelitian ini berupa data hasil
reward dan punishment. Dalam hal ini peneliti akan mengambil data-
data yang penting dan relevan dan akan membuang data-data yang
I. Sistematika Pembahasan
1. Bab I
bagian yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
dan manfaat, (4) ruang lingkup dan setting penelitian, (5) telaah pustaka,
(6) kerangka teori, (7) metode penelitian, dan (8) sistematika pembahasan.
2. Bab II
Bab dua ini merupakan penjelasan terkait paparan data dan temuan
selama penelitian, sehingga dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil
ngada.
46
3. Bab III
dilakukan.
4. Bab IV
dan saran. Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari hasil
berbagai pihak agar menjadi bahan perbaikan dari hasil penelitian yang
sudah dilakukan.
47
J. Daftar Pustaka
Jhon M. Echol & Hasan Shadly, Kamus Bahasa Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia, 1996
Sutini, “Pengaruh Pemberian Motivasi oleh orang tua terhadap prestasi belajar
siswa kelas VIII MTs. Hiayatul Muhsinin Desa Labulia Kecamatan
Jonggat Tahun pelajaran 2015/2016”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Mataram, 2016.
Yanuar A., Jenis-jenis Hukuman Edukatif untun Anak SD. Cet.I. Jogjakarta:
DIVA Press, 2012
49