Abstract: School autonomy is a concept that offers policy management for decision-making
to the school in an effort involving the entire school in an effort to provide education that is
effective. This study aims to investigate the implementation of school autonomy in the
implementation of effective education. The method used is descriptive qualitative method.
The results showed that: Schools prepare annual work plans and work plan of four years by
developing the field of curriculum and learning, student affairs, energy, infrastructure, finance,
community and special services; While the school evaluation includes, supervision, evaluation
of learning, school self-evaluation and accreditation of schools; Supporting factors, number
and adequate teacher competence, commitment to the school community, the division of tasks
according to the teacher the ability of teachers, inadequate school facilities and infrastructure.
Abstrak: Otonomi sekolah merupakan suatu konsep pengelolaan yang menawarkan kebijakan
kepada sekolah untuk pengambilan keputusan dalam upaya melibatkan seluruh komponen
sekolah sebagai upaya penyelenggaraan pendidikan yang efektif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pelaksanaan otonomi sekolah di dalam penyelenggaraan pendidikan yang
efektif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian, kepala
sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: Sekolah menyusun rencana dan mengembangkan bidang kurikulum dan pembelajaran,
kesiswaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan, peran serta masyarakat dan pelayanan
khusus; Yang menjadi faktor pendukung, Jumlah dan kompetensi guru memadai, komitmen
warga sekolah, pembagian tugas guru sesuai dengan kemampuan guru, sarana dan prasarana
sekolah memadai. Sedangkan faktor penghambat adalah partisipasi masyarakat belum optimal,
kompetensi guru perlu ditingkatkan, dana serta sarana dan prasarana belum mencukupi, hasil
evaluasi belum ditindaklanjuti secara benar.
173
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
174
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 173-184
175
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
176
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 173-184
dan hubungan sekolah dengan masyarakat) kinerjanya yang mencakup guru, siswa, orang
yang dapat berlangsung sesuai dengan rencana tua siswa, dan masyarakat. (Chapman, J,
dan tujuan pendidikan nasional dengan adanya 1990).
peningkatan kualitas. MBS di Indonesia yang menggunakan
Adapun salah satu hal yang mendukung model MPMBS muncul karena beberapa
penyelenggaran pendidikan yang efektif di alasan, antara lain pertama, sekolah lebih
dalam konsep MBS, adalah adanya mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
pemberdayaan masyarakat. Manajemen dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah
berbasis sekolah merupakan konsep dapat mengotimalkan pemanfaatan sumber
pemberdayaan sekolah dalam rangka daya yang tersedia untuk memajukan
peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. sekolahnya. Kedua, sekolah lebih mengetahui
Dengan MBS diharapkan para kepala sekolah, kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga
guru, dan personel lain di sekolah serta sekolah dan masyarakat dalam pengambilan
masyarakat setempat dapat melaksanakan keputusan dapat menciptakan transparansi
pendidikan sesuai dengan kebutuhan, dan demokrasi yang sehat (Nurkolis, 2003:21).
perkembangan zaman, karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
lingkungan dan tuntutan global. Peningkatan dapat diartikan sebagai bentuk dari reformasi
partisipasi warga sekolah dan masyarakat pendidikan di era globalisasi, yang
dalam penyelenggaraan sekolah akan mampu menginginkan adanya perubahan dari kondisi
menciptakan keterbukaan, kerja sama, dan yang kurang baik menuju kondisi yang lebih
demokrasi pendidikan. baik dengan memberikan kewenangan kepada
sekolah untuk memberdayakan sumber daya
2. MBS sebagai Strategi Otonomi yang dimiliki. Manajemen berbasis sekolah
Sekolah atau School Based Management dapat
Istilah manajemen berbasis sekolah didefinisikan dan penyerasian sumber daya
merupakan terjemahan dari “school-based yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
management”. Istilah ini pertama kali muncul dengan melibatkan semua kelompok
di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai kepentingan yang terkait dengan sekolah
mempertanyakan relevansi pendidikan dengan secara langsung dalam proses pengembilan
tuntutan dan perkembangan masyarakat keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu
setempat. MBS merupakan paradigma baru sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu
pendidikan, yang memberikan otonomi luas sekolah dalam pendidikan nasional.
pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat)
dalam kerangka kebijakan pendidikan 3. Tujuan dan Karakteristik Manajemen
nasional. Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah (MBS) Tujuan utama MBS adalah untuk
sebagai terjemahan dari School Based meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan
Management, adalah suatu pendekatan politik pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh
yang bertujuan untuk meningkatkan me- melalui keleluasaan mengelola sumber daya
redisain pengelolaan sekolah bertujuan untuk yang ada, partisipasi masyarakat dan
memberikan kekuasaan dan meningkatkan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu
partisipasi sekolah dalam upaya perbaikan diperoleh melalui partisipasi orang tua,
177
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
178
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 173-184
cermatnya dan direfleksikan kecocokannya menjadi fungsi yang siap. Selama masih ada
dengan sistem, budaya, dan sumber daya yang persoalan, yang sama artinya dengan ada
dibutuhkan untuk penyelenggaraan ketidaksiapan fungsi, maka tujuan situasional
manajemen berbasis sekolah. yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
b) Melakukan analisis sasaran g) Mengimplementasikan rencana sekolah
Melakukan analisis situasi sekolah dan Berdasarkan langkah-langkah pemecahan
luar sekolah yang hasilnya berupa tantangan persoalan tersebut, sekolah bersama-sama
nyata yang harus dihadapi oleh sekolah dalam dengan semua unsur-unsurnya membuat
rangka mengubah manajemen berbasis pusat rencana jangka pendek, menengah, dan
menjadi manajemen berbasis sekolah. panjang, beserta program-programnya untuk
c) Merumuskan sasaran merealisasikan rencana tersebut.
Merumuskan tujuan situasional yang h) Melakukan evaluasi
akan dicapai dari pelaksanaan manajemen Pemantauan terhadap proses dan evaluasi
berbasis sekolah berdasarkan tantangan nyata terhadap hasil manajemen berbasis sekolah
yang dihadapi. Segera setelah tujuan perlu dilakukan. Hasil pantauan proses dapat
situasional ditetapkan, kriteria kesiapan setiap digunakan sebagai umpan balik bagi perbaikan
fungsi dan faktor-faktornya ditetapkan. penyelenggaraan dan hasil evaluasi dapat
Kriteria inilah yang akan digunakan sebagai digunakan untuk mengukur tingkat
standar atau kriteria untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan situasional yang telah
kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya. dirumuskan.
d) Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang c) Merumuskan sasaran baru
diperlukan untuk mencapai sasaran. Untuk Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil
mencapai tujuan situasional yang telah manajemen berbasis sekolah, maka langkah
ditetapkan, maka perlu diidentifikasi fungsi- selanjutnya merumuskan sasaran baru. Hal
fungsi mana yang perlu dilibatkan untuk ini dimaksudkan untuk melanjutkan proses
mencapai tujuan situasional dan yang masih kegiatan manajemen berbasis sekolah di dalam
perlu diteliti tingkat kesiapannya. Fungsi- penyelenggaraan pendidikan.
fungsi yang dimaksud antara lain:
pengembangan kurikulum, pengembangan METODE PENELITIAN
tenaga kependidikan dan non kependidikan, Penelitian ini menggunakan metode
pengembangan siswa, pengembangan iklim penelitian kualitatif dengan pendekatan
akademik sekolah, pengembangan hubungan deskriptif, yakni menggambarkan situasi apa
sekolah-masyarakat, pengembangan fasilitas, adanya tentang suatu gejala, atau keadaan
dan fungsi-fungsi lain. dari hasil temuan di lapangan. Menurut
e) Melakukan analisis SWOT Bogdan dan Taylor (Moleong, 1993:3), dengan
Analisis SWOT (Strength, Weaknes, pendekatan kualitatif berkaitan dengan
Opportunity, and Threat) dilakukan dengan “Prosedur penelitian yang menghasilkan data
maksud mengenali tingkat kesiapan setiap deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
untuk mencapai tujuan situasional yang telah diamati”.
ditetapkan. Teknik pengumpulan data dan informasi
f) Menyusun rencana sekolah dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik
Memilih langkah-langkah pemecahan wawancara, observasi dan studi dokumentasi
persoalan, yakni tindakan yang diperlukan terhadap sumber-sumber data yang diperlukan.
untuk mengubah fungsi yang tidak siap Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution
179
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
180
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 173-184
halaman sekolah, keuangan sekolah, dan pertimbangan, yaitu kualitas (mutu) dan
hubungan sekolah dan masyarakat. Sedangkan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi,
tugas dalam bidang supervisi antara lain serta akuntabilitas. MBS bertujuan mencapai
memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan mutu dan relevansi pendidikan yang
dan penilaian pada masalahmasalah yang setinggitingginya, dengan tolak ukur penilaian
berhubungan dengan teknis penyelenggaraan pada hasil (output dan outcome) bukan pada
dan pengembangan pendidikan pengajaran metodologi atau prosesnya. Mulyasa (2011:26)
yang berupa perbaikan program dan kegiatan menyebutkan bahwa agar sekolah dapat
pendidikan pengajaran untuk dapat mengambil manfaat yang ditawarkan MBS,
menciptakan situasi belajar mengajar. perlu dikembangkan adanya pusat
Cara kerja kepala sekolah dan cara pengembangan profesi, yang berfungsi sebagai
memandang peranannya dipengaruhi oleh penyedia jasa pelatihan bagi tenaga
kepribadiannya, persiapan dan pengalaman kependidikan untuk MBS.
profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat Selain itu, penting untuk dicatat sebaik-
oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah baiknya sekolah dan masyarakat perlu
di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dilibatkan dalam proses MBS sedini mungkin.
dalam dinas bagi administrator sekolah dapat Mereka tidak perlu hanya menunggu, tetapi
memperjelas harapan-harapan atas peranan melibatkan diri dalam diskusi-diskusi tentang
kepala sekolah. Menurut Purwanto (2006:65), MBS dan berinisiatif untuk menyelenggarakan
bahwa kepala sekolah mempunyai 11 macam tentang aspek-aspek yang terkait.
peranan, yaitu sebagai pelaksana, perencana, Pada dasarnya, mengubah pendekatan
seorang ahli, mengawasi hubungan antara manajemen berbasis pusat menjadi
anggota-anggota, menwakili kelompok, manajemen berbasis sekolah bukanlah
bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak merupakan urusan yang sangat gampang, akan
sebagai wasit, pemegang tanggungjawab, tetapi merupakan proses yang berlangsung
sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang secara terus menerus dan melibatkan semua
ayah. unsur yang bertanggungjawab dalam
Strategi Penerapan Manajemen Berbasis penyelenggaraan pendidikan persekolahan.
Sekolah di SDN Sukamaju Baru II Kendala Yang Dihadapi Kepala Sekolah
Cimanggis dalam Menerapkan Manajemen Berbasis
Hasil penulisan menunjukkan bahwa Sekolah di SDN Sukamaju Baru II
strategi penerapan manajemen berbasis Cimanggis
sekolah di SDN Sukamaju Baru II cimanggis Hasil penulisan membuktikan bahwa
mencakup aspek-aspek berikut: (a) tahapan kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam
sosialisasi, (b) perumusan visi, misi dan tujuan menerapkan manajemen berbasis sekolah di
sekolah, (c) identifikasi tantangan nyata SDN Sukamaju Baru II Cimanggis dapat
sekolah, (d) sasaran/tujuan situasional, (e) diidentifikasi melalui indikator berikut, yaitu:
fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk (a) kemandirian sekolah, (b) pengambilan
mencapai sasaran, (f) analisis SWOT, (g) keputusan partisipatif, dan (c) transparansi
alternatif langkah pemecahan masalah, (h) manajemen. Lebih lanjut dapat penulis
penyusunan rencana dan program kerja uraiakan sebagai berikut:
peningkatan mutu, (i) pelaksanaan program Kendala Pelaksanaan MBS Ditinjau dari
dan evaluasi, dan (j) merumuskan sasaran Sisi Kemandirian Sekolah
mutu baru. Sesuai dengan esensi otonomi daerah
Penyelenggaraan MBS setidaknya ada yang muaranya pada otonomi sekolah, dalam
empat aspek penting yang harus dijadikan rangka menunjukkan kemandiriannya sekolah
181
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
berusaha mencukupi kebutuhan sediri bersama (2007:230) bahwa manajemen sekolah yang
komite sekolah tanpa menggantungkan batuan baik adalah yang mampu menghasilkan
pemerintah. Dalam rangka mencukupi keputusan sekolah secara bermutu, baik
kebutuhannya, sekolah melakukan kuantitatif maupun kualitatif. tidak ada
penggalangan dana untuk mendapatkan dana manejemen sekolah yang lebih baik, kecuali
sendiri (swadana) sehingga proses pendidikan yang mampu meraih perubahan positif,
di sekolah dapat berlangsung dengan lancar. rasional, dan objektif bagi organisasi
Selanjutnya sekolah berusaha mengelola dana persekolahan.
sendiri (swakelola) secara efektif dan efisien Oleh karena itu, keterampilan kepala
serta adanya skala prioritas dalam madrasa sekolah sebagai manajer dalam
melaksanakan sasaran sekolah yang sudah kegiatan sosialisasi pengambilan keputusan
ditentukan. Dalam melaksanakan berbagai merupakan tuntutan kompetensi yang harus
kegiatan sekolah dalam rangka melaksanakan dimiliki dan tuntutan kualitas manajemen
pendidikan dan peningkatan mutu, sekolah yang mendorong untuk pengembangan
berusaha melaksanakan sendiri (swakarya) program organisasi dan manajemen. Dengan
tanpa minta petunjuk. demikian, Usman (2009:267), mengemukakan
Kendala Pelaksanaan MBS Ditinjau dari bahwa keterampilan yang dibutuhkan manajer
Sisi Pengambilan Keputusan Partisipatif dalam kegiatan pengambilan keputusan
Kepala sekolah sebagai tokoh sentral di adalah: (a) keterampilan kognitif, (b)
sekolah mempunyai peranan sangat penting keterampilan menghimpun dan mengolah
yang akan menentukan suasana di sekolah, data, (c) keterampilan komunikasi, (d)
peraturan yang akan diterapkan yang melalui keterampilan mempengaruhi, dan (e)
proses pengambilan keputusan yang tepat. keterampilan managerial.
Dalam pengambilan keputusan kepala sekolah
Dengan demikian jelaslah bahwa kepala
harus bijak sebelum keputusan tersebut
sekolah mengembangkan keunggulan sekolah
disosialisasikan pada warga sekolah. Hal ini
yang dimulai dari perencanaan sampai
karena apa yang disampaikan kepala sekolah
evaluasi agar sekolah dapat mewujudkan
senantiasa didengar dan selanjutnya akan
keunggulan sekolah sehingga dapat
diterapkan oleh warga sekolah.
beradaptasi dengan perkembangan ilmu
Peran kepala sekolah sangatlah besar
yang nantinya akan berdampak sangat besar pengetahuan, teknologi sesuai dengan
pula terhadap kehidupan di sekolah. Peran kebutuhan pengembangan mutu sumber daya
kepala sekolah antara lain sebagai manusia.
administrator, pendidik, pemimpin dan Adapun keputusan partisipatif ditandai
motivator bawahannya. Dari konteks tersebut, adanya keterlibatan semua warga sekolah
kepala sekolah mempunyai pengaruh yang (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-
sangat besar dalam kehidupan sekolah, karena guru, staf tata usaha, karyawan, siswa, orang
kepala sekolah dianggap sebagai seorang tua siswa, dan tokoh masyarakat).
pemimpin yang mampu memberikan teladan Pengambilan keputusan partisipatif,
yang baik untuk dijalankan. merupakan salah satu bentuk penciptaan
Secara keseluruhan, gaya kepemimpinan lingkungan yang terbuka dan demokratis.
kepala sekolah dalam kegiatan sosialisasi Terkait dengan hal tersebut, kepala sekolah
pengambilan keputusan sangat berguna dalam telah melakukan berbagai hal sebagai bentuk
memberikan pemikiran mengenai bagaimana partisipasi unsurunsur sekolah yang terkait
menghadapi berbagai gaya dalam dalam pengambilan keputusan untuk suatu
pengambilan keputusan. Menurut Danim kebijakan.
182
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 173-184
183
Anastasia Dewi Anggraeni, Pelaksanaan Otonomi Sekolah Di Dalam Upaya....
184