Nim : 2030201163
Kelas : PGMI 4
Mk : Sosiologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Aquami, M.Pd.I
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Guru berperan dalam
melakukan transfer ilmu dan nilai sehingga tujuan pendidikan mewujudkan manusia
Indonesia seutuhnya dapat tercapai.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus bersifat pemandu atau pembimbing
bagi siswa-siswanya. Ketika proses membimbing, guru harus bersabar dalam menghadapi
segala bentuk tingkah laku siswanya. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa
sendiri agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya,
mengenal dirinya sendiri, serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan hanya berkewajiban
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa, tetapi juga berkewajiban
mengembangkan pengetahuan itu dan terus memupuk pengetahuan yang dimilikinya.
Sebagai pribadi, guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi siswanya, orang tua dan
masyarakat. Sifat-sifat tersebut sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pembelajaran
yang efektif.
Sekolah berdiri diantara dua lapangan, yakni di satu pihak mengemban tugas menyampaikan
dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus menerus berkembang dengan
lajunya. Di lain pihak, guru bertugas menampung aspirasi, masalah kebutuhan, minat dan
tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang perannya sebagai
penghubung dimana guru berfungsi sebagai pelaksana
Sertifikasi guru, adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang secara umum
bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru sehingga akan berdampak positif bagi kemajuan
pendidikan. Konsekwensinya bagi guru yang lolos sertifikasi adalah mendapatkan tunjangan
yang besar. Sehingga seorang guru berharap atau ingin bisa lolos dalam sertifikasi. Tapi
sertifikasi guru ini tidak begitu besar dampaknya dalam meningkatkan kemajuan pendidikan.
Memang pemerintah selain terus menambah jumlah guru juga harus meningkatkan
kualitasnya. Tapitentunya ada skala prioritas, dan rasanya sertifikasi tidak memberikan
dampak maksimal.
Proses sertifikasi guru. Untuk bisa dikatakan profesional tentunya harus ada evaluasi,
indikator yang harus nampak pada guru profesional. Fakta yang ada di lapangan, guru itu
banyak yang membuatkan atau secara instan menyusun portofolio. Dan jika pun lewat
DIKLAT yang dilakukan beberapa minggu tidak bisa memberikan perubahan yang begitu
terlihat. Setelah guru dinyatakan lolos sertifikasi, apakah dia mau mengembangkan terus
kemampuannya dalam mengajar atau mendidik? Hanya sedikit yang mau, misal dengan
mengikuti seminar, workshop atau melanjutkan pendidikan formalnya. Yang ada mereka
berpikir, apa yang diinginkan sudah didapat ya sudah. Selain itu tentunya proses sertifikasi
ini harus berkelanjutan, guru dikatakan profesional harus ada tenggang waktunya, misalnya
dengan 3 tahun sekali diadakan evaluasi guru kembali. Kenyataannya tidak, hanya sekali dan
berlaku untuk waktu sampai kapan tidak jelas.
Produknya tak jelas, dengan tunjangan sertifikasi yang besar seharusnya menghasilkan
sesuatu yang jelas. Misalnya saja bagi guru yang sudah sertifikasi haruslah mengantarkan
anak didiknya mencapai tujuan apa yang dipelajarinya dengan baik, misalnya dengan patokan
nilai. Atau bagi guru yang sudah sertifikasi harus secara berkala membuat karya tulis ilmiah
yang dipublikasikan. Kenyataanya target dan beban tugasny sama saja dengan guru yang
belum sertifikasi.
Semangat kerja dan dedikasi yang kurang. Faktanya guru yang sudah sertifikasi tidak lebih
berdedikasi dari guru sukarelawan (guru sukwan). Banyak beban mengajar atau diluar
mengajar yang masih ada hubungannya dengan sekolah malah diberikan kepada guru
sukarelawan. Dengan uang yang sudah banyak dimilikinya dengan mudah ia memberikan
sebagaian uangnya untuk guru sukarelawan tapi dengan beban pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
Sudah banyak dibahas kenaikan gaji itu juga akan dibarengi dengan kenaikan harga barang,
jadi berapa besar tambahan gajinya nilainya menjadi sama. Dan tentunya jika ini tidak
dilaksanakan secara jujur dan adil akan menciptakan kecemburuan sosial.
Niatnya sudah baik, yaitu dengan sertifikasi guru akan meningkatkan kualitas guru dan
selanjutnya memperbaiki kualitas pendidikan. Prosesnya yang harus dilakukan dengan juga
profesioanl yang nantinya juga bisa menghasilkan guru yang profesional. Karena didalam
proses itulah tahapan yang paling penting. Dan tentunya apa yang sudah diberikan haknya
terlebih dahulu berupa tunjangan profesi haruslah diimbangi dengan melaksanakan kewajiban
yang semestinya dilakukan. Sehingga semua tidak menjadi percuma. Karena masih ada
banyak komponen dan sektor pendidikan yang juga harus diperbaiki untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Mengutip laman Direktorat Sekolah Dasar, dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan
atau biasa disebut dana BOS adalah dana alokasi khusus non fisik untuk mendukung biaya
operasional non personalia bagi satuan pendidikan.
Dana BOS diberikan kepada sekolah-sekolah baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
swasta. Dana ini digunakan untuk biaya operasional sekolah seperti gaji guru dan karyawan,
kebutuhan belajar mengajar seperti buku dan alat tulis, serta keperluan lainnya seperti biaya
listrik, air, dan perawatan gedung sekolah.
Setiap sekolah di Indonesia berhak menerima dana BOS sesuai dengan jumlah siswa yang
terdaftar di sekolah tersebut. Besaran dana yang diterima oleh setiap sekolah juga bervariasi
tergantung dari tingkatan sekolah, yakni SD, SMP, atau SMA.
Besaran penyaluran dana BOS jika mengacu pada pada tahun 2022 adalah senilai Rp 51,6
triliun untuk 217.620 sekolah yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
Pelaksanaan dana BOS pada tahun sebelumnya (2022) berdasarkan atas Permendikbudristek
Nomor 2 Tahun 2022 mengenai Petunjuk Teknis Pengelola Dana Bantuan Operasional
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah, dan Bantuan
Operasional Penyelenggara Pendidikan Kesetaraan.
SD/SDLB
SMP/SMPLB
SMA/SMALB
SLB
SMK
Jenis Dana BOS
1. Dana BOS Reguler
Syarat penerima dana BOS reguler ini antara lain:
2. Termasuk 15% satuan pendidikan pelaksana Asesmen Nasional terbaik di wilayah provinsi
atau kabupaten/kota berdasarkan:
- Hasil atau peningkatan rapor pendidikan pada indikator kualitas pembelajaran dan hasil
belajar dari profil pendidikan
3. Bila ditempatkan di sekolah Indonesia yang ada di luar negeri, kepala sekolah memiliki
tugas melakukan promosi kebudayaan Indonesia.
4. Bila ada kekurangan guru, kepala sekolah juga bertugas mengajar di kelas.
Selain itu, kepala sekolah juga memiliki fungsi-fungsi tersendiri, yaitu :
1. Fungsi manajerial
Fungsi manajerial adalah fungsi utama bagi seorang kepala sekolah. Fungsi ini menuntut
kepala sekolah untuk bisa mengatur setiap kegiatan dan semua perangkat yang ada di dalam
sekolah. Kepala sekolah mengatur hal-hal terkait proses pembelajaran di kelas, mulai dari
kurikulum yang digunakan hingga monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah
2. Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan yang diembang oleh kepala sekolah dilakukan dengan cara membuat
rencana tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, ekstrakurikuler, pelatihan guru dan staf,
keuangan sekolah hingga anggaran belanja sekolah.
3. Fungsi pengawasan
Kepala sekolah memiliki fungsi pengawasan terhadap setiap kegiatan yang ada di
sekolahnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, seorang kepala sekolah harus bersikap objektif.
Artinya, kepala sekolah bisa mengawasi secara adil penerapan tata tertib sekolah. Adil dalam
pemberian sanksi, hukuman maupun reward bagi setiap pihak yang ada di sekolah.
Fungsi dukungan sosial kepala sekolah ini dilakukan dengan cara memberikan dukungan
kepada setiap perangkat yang ada di sekolah. Kepala sekolah akan mendukung secara adil
pada setiap perangkatnya. Memberikan bantuan dan melakukan tolong menolong dengan
perangkat sekolah.
Peningkatan kualitas guru di sekolah juga membutuhkan dukungan penuh dari kepala
sekolah. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas guru di
sekolahnya. Berikut adalah peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru di
sekolahnya :
Berikan motivasi pada guru-guru yang ada di sekolah untuk menampilkan kemampuan
terbaiknya saat proses pembelajaran.
Motivasi guru untuk selalu mengajar dengan baik. Sampaikan bahwa guru adalah garda
terdepan dalam meningkatkan kualitas siswa-siswanya. Agar menghasilkan siswa yang
berkualitas, maka gurunya juga harus berkualitas.
Berikan juga motivasi kepada guru untuk meningkatkan kualitasnya. Menambah pengetahuan
tentang mata pelajaran yang diampu ataupun mengasah keterampilan yang berhubungan
dengan proses pembelajaran.
Dengan motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah ini, niscaya guru akan semangat untuk
mengajar dengan baik. Guru juga akan termotivasi untuk meningkatkan kompetensinya.
Secara internal, pemberdayaan guru yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan
menciptakan kerjasama yang baik antar guru-guru yang ada di sekolahnya. Guru-guru bisa
diminta rutin berdiskusi dan sharing ilmu masing-masing. Diskusi ini bisa menambah
pengetahuan guru, yang nantinya pun bisa meningkatkan kualitas guru itu sendiri.
Sedangkan secara eksternal, kepala sekolah bisa menjalani kerjasama dengan pihak-pihak di
luar sekolah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Misalnya, memberikan pelatihan
kepada guru-guru di sekolahnya melalui kerjasama dengan pihak luar.
Atau bisa dengan mengadakan pertemuan guru antar sekolah untuk saling berdiskusi. Bisa
juga dengan melakukan studi banding ke pihak-pihak yang berkompeten di bidang
pendidikan.
Sekolah juga membantu memberikan biaya pendidikan dan pelatihan bagi para guru-gurunya.
Dengan ini, guru bisa meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi guru yang berkualitas.