Anda di halaman 1dari 11

SISTEM DAN STRUKTUR SOSIAL DI SEKOLAH

Disusun guna untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah Sosiologi
Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Syahrun Adzim, S. Pd.,M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Hadi Slamet (20310063)
2. Andi Tenri Ampa (2031006)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat diberikan kesehatan dan kemampuan untuk
menyelesaiakan makalah yang berjudul “Sistem dan Struktur Sosial di Sekolah”.
Shalawat serta Salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, Sahabatnya, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kita selaku Ummatnya
yang mudah-mudahan mendapat syafaatnya nanti di Yaumul Akhir nanti.
Harapan kami semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman dalam
mempelajari Sosiologi Pendidikan Islam, apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan baik dalam segi penulisan dan materi mohon dimaafkan dan dimaklumi
karena kami masih dalam tahap pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu kami
menerima kritikan dan saran yang membangun dari pembaca, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua. Atas perhatian dan kesempatan serta
bimbingan yang telah diberikan dosen, kami ucapkan terima kasih.

Sengkang, 04 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Definisi Struktur dan Sistem Sosial di Sekolah ................................................ 2
B. Struktur Guru dan Murid di Sekolah................................................................ 3
C. Penerapan Sistem Sosial di Sekolah ................................................................ 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara
individual yang dihadapinya didalam maupun diluar sekolah.
Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial.
Maka karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis
lapangan pendidikan atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar
mengajar, melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya
dalam berbagai situasi sosial.
Dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawi dalam keluarga, di
sekolah, di luar sekolah, dalam masyarakat dan system-sistem sosialnya.
Selain memandang anak sebagai individu, guru harus pula mempelajarinya
sebagai makhluk sosial, sebagai anggota dari berbagai macam lingkungan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem dan Struktur Sosial di Sekolah?
2. Bagaimana Struktur Guru dan Murid di Sekolah?
3. Bagaimana Penerapan Sistem Sosial di Sekolah?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem dan Struktur Sosial
 Definisi Sistem
Menurut Arifin, A sistem adalah sebuah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian
yang saling bergantung dan kait berkait antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan
pengertian dari sosial adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para
anggotanya. Di dalam sistem sosial terdapat sebuah sturktur. Sebagimana yang
diungkapkan oleh Nasution bahwa struktur memungkinkan sekolah menjalankan
fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik yang masing-masing mempunyai
kedudukan tertentu di dalam menjalankan peranan seperti yang diharapkan dan
menjamin kelancaran di dalam segala usaha pendidikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sistem sosial merupakan suatu kesatuan orang-orang dalam
masyarakat yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dan
dikoordinasikan secara berkelanjutan untuk mencapai suatu tujuan.
Di dalam mencapai tujuan, sistem sosial di masyarakat memerlukan suatu
kegiatan interaksi sosial. Menurut Gerungan, W. A “Interaksi sosial adalah suatu
hubungan anatar dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang
satu dapat mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain
atau sebaliknya”. Dapat dikatakan bahwa situasi ini merupakan situasi di dalam
kelompok, dimana kelompok sosial tempat orang-orang tersebut berinteraksi
merupakan suatu keseluruhan tertentu misalnya dalam bentuk suatu kumpulan, suatu
organisasi dan anggota-anggotanya yang sudah memiliki hubungan yang mendalam
antara satu dengan yang lainnya. Dalam suatu kumpulan organisasi terdapat
hubungan yang strukturil, ialah antara orang-orang ada yang menjadi pemimpin dan
staf kelompok serta anggota-anggotanya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Gerungan, W. A bahwa hubungan interaksi sosial ini memiliki hubungan
berdasarkan pembagian tugas antara anggota-anggotanya yang menuju ke suatu
tujuan bersama.

2
 Definisi Struktur
Sekolah telah dengan sengaja diciptakan”dalam arti bahwa saat tertentu telah
diambil suatu keputusan untuk mendirikan sebuah sekolah guna memudahkan
pengajaran sejumlah mata pelajaran yang sangat beraneka ragam, mulai dari mata
pelajaran umum sampai mata pelajaran keagamaan”.
struktur sosial sekolah yaitu kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, murid laki-
laki maupun murid perempuan yang masing-masing memiliki kedudukan dan
peranan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam struktur sosial terdapat sistem kedudukan dan peranan anggota-anggota
kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang tinggi yang
memegang kekuasaan sampai pada kedudukan yang paling rendah. Struktur itulah
yang memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif
dengan baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan
peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu sehingga hal ini dapat
mencegah terjadinya berbagai konflik dan dapat menjamin kelancaran segala usaha
pendidikan.
B. Struktur Guru dan Murid di Sekolah
 Guru
Kedudukan guru lebih rendah daripada kepala sekolah dan guru juga mempunyai
kedudukan sebagai mana seorang pegawai oleh karena itu ia harus menghormatinya
dan bersedia untuk mematuhinya dalam hal-hal yang berkenaan dengan urusan
sekolah, baik segala urusan yang ditetapkan oleh atasan pemerintah ataupun yayasan,
kemudian apabila melakukan suatu pelanggaran maka sang guru tersebut dapat diberi
tindakan yang setimpal, bahkan dipecat yang bisa berupa pencabutan sumber
pendapatannya.
Kedudukan guru tidak sama antara guru SD, SMP, dan SMA. Guru yang
mengajarkan bidang studi tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang lain. Pada
umumnya bidang studi akademis seperti: matematika, fisika, kimia menduduki

3
tempat yang lebih terhormat daripada yang memegang bidang studi agama, PKK,
atau pendidikan jasmani yang tidak termasuk mata ujian dalam tes masuk Perguruan
Tinggi.
Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja, bakat usia dan
pengalamannya dalam pengajaran. Guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-
guru baru atau yang lebih muda. Akan tetapi kedudukan guru-guru dan kepala
sekolah lebih rendah daripada petugas inspeksi yang mana telah mendapat mandat
untuk mengawasi jalannya kegiatan sekolah.

 Siswa
Sekolah bagi murid-murid dapat dijadikan sebagai sistem persahabatan antar
sesama teman dan adanya suatu interaksi hubungan sosial di lingkungan tersebut.
Struktur sosial murid lebih bersifat tidak formal sedangkan pada orang dewasa seperti
guru dan lain sebagainya itu lebih bersifat formal karena adanya pengaruh kedudukan
yang berkaitan dengan jabatan yang telah ditentukan dan dirumuskan oleh suatu
bagian sistem sosial dalam sekolah tersebut.
Kedudukan murid hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Kebanyakan
kedudukan murid bersifat tidak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah
saja, akan tetapi ada juga kedudukan murid yang bersifat lebih formal seperti
kedudukan ketua OSIS yang telah mempunyai bentuk resmi menurut ketentuan yang
ada dalam sekolah itu.
Di suatu sekolah kita dapat menemukan macam-macam kedudukan murid dan
hubungan antar-murid antara lain:
1. Kedudukan dan hubungan berdasarkan usia dan tingkat kelas.
2. Kelompok persahabatan di sekolah.
3. Kelompok elite.
4. Kelompok siswa yang ikut organisasi formal, seperti OSIS dan Pramuka.
C. Sekolah sebagai Sistem Sosial

4
Sekolah merupakan sebuah sistem sosial yang unik dengan berbagai budaya
individu yang berbeda menyatu ke dalam satu sistem sekolah. Oleh karena itu,
sekolah tidak bisa lepas dari kepercayaan dan nilai-nilai dari masyarakat sekitarnya.
Persimpangan terbuka antara sebuah sekolah dan lingkungan eksternal, nilai-nilai
komunitas dan keyakinan berdampak pada bagaimana budaya sekolah berkembang.
Sistem penggabungan budaya sistem sosial sangat penting, karena mempengaruhi
berbagai reaksi, kegiatan, dan perilaku.
Sekolah terdiri dari orang-orang yang memiliki hubungan satu sama lain.
Setiap orang yang berada di sekolah memiliki peran yang harus dijalankan supaya
sistem interksi tersebut tetap terjaga. Peran yang dapat diidentifikasi di sekolah
adalah guru, siswa, kepala sekolah, staf TU, laboran, pustakawan, penjaga sekolah,
satpam sekolah.
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sistem sosial, karena ia merupakan
produk yang lahir dan tumbuh dalam masyarakat pembangunannya. Pendidikan
merupakan gambaran kemajuan dari suatu masyarakat. Pendidikan yang maju, hanya
hidup dan dimiliki oleh masyarakat yang berpikiran maju, dan hanya masyarakat
yang berpikiran maju yang menghargai pendidikan. Pendidikan dan masyarakat
merupakan satu kesatuan yang saling menetukan status.
Sebagai sistem sosial, sekolah merupakan akumulasi dari komponen –
komponen sosial integral yang saling berinteraksi dan memiliki kiprah yang
bergantung antara satu sama lain.
Sekolah mempunyai dua aspek penting yaitu aspek individu dan aspek sosial.
Di satu pihak, pendidikan sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi
yang memungkinkan perkembangan secara optimal. Sekolah sebagai pendidikan
formal dituntut untuk dapat merekam segala fenomena yang terjadi di masyarakat.
Selanjutnya sekolah memberikan informasi dan penjelasan kepada peserta didik
terhadap ontologis suatu peristiwa.
Gunawan dalam Muhyi Batubara mengatakan, manusia sebagai pribadi tidak
dapat hidup dan menghayati eksistensinya secara wajar kecuali hidup bersama

5
dengan sesamanya. Mereka satu sama lain saling membutuhkan, sebab pada
hakekatnya manusia adalah mahluk social.
Masyarakat terbangun dari individu – individu yang saling berinteraksi.
Hubungan interaksi antara individu melahirkan berbagai aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan akan pendidikan.
Selama ini dirasakan adanya kesenjangan antara pengalaman sekolah dengan
yang ada di masyarakat. Kesenjangan ini merupakan tantangan bagi sekolah sebagai
lembaga pendidikan foramal, sejauh mana sekolah merespon tantangan kesenjangan
ini, adalah merupakan standar kualitas suatu lembaga pendidikan. Ada dua cara
dalam menentukan kualitas sekolah.
1. Sejauh mana sekolah dapat memenuhi kebutuhan pasar dan tuntutan
masyarakat.
2. Standar formal berupa undang-udang, yaitu UU no 19 tahun 2003 tentang
peningkatan mutu pendidikan nasional
Menurut Ibrahim sebagaimana dikutip oleh Muhyi Batubara bahwa ukuran
keberhasilan pendidikan adalah:
a. Perlu menyadari bahwa proses pendidikan itu memerlukan tenggang
waktu (load time) yang cukup lama
b. Dalam proses pendidikan itu berlaku prinsip irrevisibility, dimana terhadap
setiap kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan yang kita lakukan tidak
dapat kita ulangi kembali.
c. Tantangan yang kita hadapi di masa depan cenderung berkembang
semakin kompleks dengan ditandai semakin cepatnya perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin terbuka.
d. Kita dituntut untuk pandai menyusun perencanaan pembangunan
pendidikan secara akurat, sehingga mempu mengantisipasi tantangan dan
permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang.

6
BAB III
KESIMPULAN
Sistem sosial merupakan suatu kesatuan orang-orang dalam masyarakat yang
disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dan dikoordinasikan secara
berkelanjutan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan struktur sosial sekolah yaitu
kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, murid laki-laki maupun murid perempuan
yang masing-masing memiliki kedudukan dan peranan yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
Kedudukan guru tidak sama antara guru SD, SMP, dan SMA. Guru yang
mengajarkan bidang studi tertentu dianggap lebih tinggi daripada yang lain. Pada
umumnya bidang studi akademis seperti: matematika, fisika, kimia menduduki
tempat yang lebih terhormat daripada yang memegang bidang studi agama, PKK,
atau pendidikan jasmani yang tidak termasuk mata ujian dalam tes masuk Perguruan
Tinggi.
Kedudukan murid hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Kebanyakan
kedudukan murid bersifat tidak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah
saja, akan tetapi ada juga kedudukan murid yang bersifat lebih formal seperti
kedudukan ketua OSIS yang telah mempunyai bentuk resmi menurut ketentuan yang
ada dalam sekolah itu.
Sekolah merupakan sebuah sistem sosial yang unik dengan berbagai budaya
individu yang berbeda menyatu ke dalam satu sistem sekolah. Oleh karena itu,
sekolah tidak bisa lepas dari kepercayaan dan nilai-nilai dari masyarakat sekitarnya

7
DAFTAR PUSTAKA
http://herlysusantiiaseekaseek.blogspot.com/2012/03/makalah-sosiologi-pendidikan-
tentang_29.html
http://struktursosialsekolah.blogspot.co.id/2011/11/struktur-sosial-sekolah.htm
http://samplingkuliah.blogspot.com/2017/06/sekolah-sebagai-sistem-
sosial.html#:~:text=Sebagai%20sistem%20sosial%2C%20sekolah%20merupa
kan,aspek%20individu%20dan%20aspek%20sosial.
http://tammimsyafii.blogspot.co.id/2013/10/struktur-sosial-sekolah.html
Prof. DR. S. Nasution, MA, 2004, Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-3, Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Robinson, Philip, 1968, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-1,
Jakarta: CV. Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai